Peraturan Dari Alloh Bagi Ummahatul Mu’minin Di Rumah Mereka

Albait Dalam Alquran (25)
Istri-istri nabi shollallohu alaihi wasallam adalah ummahatul mu’minin (ibu kaum beriman) yang menjadi contoh suri tauladan bagi kaum wanita. Rumah adalah tempat tarbiyyah bagi mereka. Untuk itu Alloh memerintahkan kepada mereka dengan beberapa aturan, :
1.       Lebih mementingkan kehidupan akhirat daripada dunia
2.       Condong kepada ketaatan dan menjauhi maksiat
3.       Bersuara wajar
4.       Tetap berada di rumah dan tidak keluar darinya kecuali untuk suatu keperluan
5.       Menjauhi tabarruj jahiliyyah
6.       Mendirikan sholat dan menunaikan zakat
7.       Menghiasi rumah-rumah mereka dengan tilwatul quran dan mendalami sunnah
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ إِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلًا وَإِنْ كُنْتُنَّ تُرِدْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ الْآَخِرَةَ فَإِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنْكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًا  يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ مَنْ يَأْتِ مِنْكُنَّ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ يُضَاعَفْ لَهَا الْعَذَابُ ضِعْفَيْنِ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا وَمَنْ يَقْنُتْ مِنْكُنَّ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ وَتَعْمَلْ صَالِحًا نُؤْتِهَا أَجْرَهَا مَرَّتَيْنِ وَأَعْتَدْنَا لَهَا رِزْقًا كَرِيمًا يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآَتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آَيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا
28. Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu : Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, Maka Marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.
29. dan jika kamu sekalian menghendaki (keredhaan) Allah dan Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, Maka Sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar.
30. Hai isteri-isteri Nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan di lipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah.
31. dan barang siapa diantara kamu sekalian (isteri-isteri Nabi) tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscata Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan Kami sediakan baginya rezki yang mulia.
32. Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah Perkataan yang baik,
33. dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
34. dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan Hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha lembut lagi Maha mengetahui  [al ahzab : 28-34]


Bacaan Apa Yang Ada Di Rumah Nabi Shollallohu Alaihi Wasallam ?

Albait Dalam Alquran (24)
Secara umum, rumah-rumah umat islam berisi hiburan televisi, kaset musik, majalah yang kurang islam dan konsumsi lainnya yang tidak mendatangkan manfaat. Itu tidak terjadi pada diri rumah rosululloh shollallohu alaihi wasallam yang mulia. Keagungan rumah beliau menyebabkan Alloh memerintahkan kepada para istrinya untuk menjadikan quran dan sunnah sebagai bacaan yang menghiasi tempat tinggal mereka. Alloh berfirman :
وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آَيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا
Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan Al Hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha lembut lagi Maha mengetahui  [al ahzab : 34]
Maksud ayat di atas adalah memerintahkan kepada para istri nabi shollallohu alaihi wasallam untuk membaca keduanya, mentadaburi maknanya, berusaha menyingkap hukum-hukum dan hikmah yang ada di dalamnya. Demikianlah yang dituturkan oleh Abdurrohman Nashir Assa’di dalam tafsirnya
Maroji’ :
Tafsir kalim Arrohman Fi Tafsir Kalaamil Mannan (maktabah syamilah)



Status Rumah Rosululloh shollallohu Alaihi Wasallam

Albait Dalam Alquran (23)
Salah satu kekhususan para nabi dan rosul adalah tidak meninggalkan warisan. Artinya : Setelah mereka wafat maka seluruh harta akan dikembalikan kepada kepentingan umat sehingga anak dan istri yang ditinggalkan tidak memperoleh sedikitpun dari harta suaminya karena statusnya sebagai nabi. Hal ini berdasarkan sabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ  ……وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Dari Abu  Darda : Aku mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : …. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak [HR Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah]
Lalu bagaimana kondisi istri-istri nabi shollallohu alaihi wasallam setelah wafat ? Mereka menempati hujurot (kamar-kamar) yang membentang di samping masjid sepanjang rosululloh shollallohu alaihi wasallam hidup. Apakah mereka harus keluar dari rumah, karena itu adalah harta beliau yang tidak bisa diwariskan ? Ataukah beliau menghibahkannya kepada mereka saat beliau hidup, sehingga sudah bukan warisan nabi lalu mereka memilikinya ?
Jawabannya adalah hujurot itu milik beliau dan sama sekali tidak diwariskan kepada para istrinya. Sesudah beliau wafat, mereka berhak menempatinya selama mereka hidup. Ketika akhirnya mereka meninggal dunia maka semuanya kembali kepada pokok asal harta peninggalan nabi, yaitu dikembalikan bagi kepentingan umat islam

Maroji’ :
Albuyut Fil Quranil Kariim, Sa’dun Jum’ah Hamadi Alhalbusi hal 202




Status Rumah Nabi Shollallohu Alaihi Wasallam Dan Para Sahabat Sesudah Hijroh

Albait Dalam Alquran (22)
عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُنِي عَامَ حَجَّةِ الْوَدَاعِ مِنْ وَجَعٍ اشْتَدَّ بِي فَقُلْتُ إِنِّي قَدْ بَلَغَ بِي مِنْ الْوَجَعِ وَأَنَا ذُو مَالٍ وَلَا يَرِثُنِي إِلَّا ابْنَةٌ أَفَأَتَصَدَّقُ بِثُلُثَيْ مَالِي قَالَ لَا فَقُلْتُ بِالشَّطْرِ فَقَالَ لَا ثُمَّ قَالَ الثُّلُثُ وَالثُّلُثُ كَبِيرٌ أَوْ كَثِيرٌ إِنَّكَ أَنْ تَذَرَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَذَرَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُونَ النَّاسَ وَإِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا أُجِرْتَ بِهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فِي امْرَأَتِكَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أُخَلَّفُ بَعْدَ أَصْحَابِي قَالَ إِنَّكَ لَنْ تُخَلَّفَ فَتَعْمَلَ عَمَلًا صَالِحًا إِلَّا ازْدَدْتَ بِهِ دَرَجَةً وَرِفْعَةً ثُمَّ لَعَلَّكَ أَنْ تُخَلَّفَ حَتَّى يَنْتَفِعَ بِكَ أَقْوَامٌ وَيُضَرَّ بِكَ آخَرُونَ اللَّهُمَّ أَمْضِ لِأَصْحَابِي هِجْرَتَهُمْ وَلَا تَرُدَّهُمْ عَلَى أَعْقَابِهِمْ لَكِنْ الْبَائِسُ سَعْدُ بْنُ خَوْلَةَ يَرْثِي لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ مَاتَ بِمَكَّةَ
Dari 'Amir bin Sa'ad bin Abu Waqash dari bapaknya radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pernah mengunjungiku pada hari Haji Wada' (perpisahan) saat sakitku sudah sangat parah, lalu aku berkata : Sakitku sudah sangat parah (menjelang kematianku) dan aku banyak memiliki harta sedangkan tidak ada yang akan mewarisinya kecuali anak perempuanku. Bolehkah aku menyedekahkan sepertiga dari hartaku ini ?. Beliau menjawab: Tidak boleh. Aku katakan lagi : Bagaimana kalau setengahnya ?. Beliau menjawab : Tidak boleh. Kemudian Beliau melanjutkan : Sepertiga dan sepertiga itu sudah besar atau banyak. Sesungguhnya kamu bila meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan (kaya) itu lebih baik dari pada kamu meninggalkan mereka serba kekurangan sehingga nantinya mereka meminta-minta kepada manusia. Dan kamu tidaklah menginfaqkan suatu nafaqah yang hanya kamu hanya niatkan mencari ridha Allah kecuali kamu pasti diberi balasan pahala atasnya bahkan sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk mulut isterimu. Lalu aku bertanya : Wahai Rasulullah, apakah aku diberi umur panjang setelah sahabat-sahabatku ?. Beliau berkata, : Tidaklah sekali-kali engkau diberi umur panjang lalu kamu beramal shalih melainkan akan bertambah derajat dan kemuliaanmu. Dan semoga kamu diberi umur panjang sehingga orang-orang dapat mengambil manfaat dari dirimu dan juga mungkin dapat mendatangkan madharat bagi kaum yang lain. Ya Allah sempurnakanlah pahala hijrah sahabat-sahabatku dan janganlah Engkau kembalikan mereka ke belakang. Namun Sa'ad bin Khaulah membuat Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersedih karena dia akhirnya meningal dunia di Makkah  [HR Bukhori Muslim]
Hadits di atas mengisahkan sakitnya Saad bin Abi Waqosh. Dirinya khawatir bila meninggal di Mekah karena para muhajirin tidak diperkenankan kembali tinggal di kota Mekah setelah mereka berhasil menaklukannya. Tidak disangka ternyata Saad bin Abi Waqosh akhirnya sehat dan berumur panjang bahkan mampu menaklukkan negeri-negeri kafir, sementara Saad bin Khoulah yang sehat justru akhirnya wafat di kota Mekah dan dimakamkan di sana. Maka Imam Albukhori menempatkan hadits di atas pada bab Rotsaaun nabiyyi shollallohu alaihi wasallam Saad bin Khoulah (kesedihan nabi shollallohu alaihi wasallam pada Saad bin Khoulah)
Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin berkata : tidak diperbolehkan seorangpun dari sahabat untuk kembali tinggal di kota Mekah setelah mereka sebelumnya keluar untuk berhijrah karena Alloh dan rosulNya. Karena bila keluar untuk berhijrah menuju Alloh dan rosulNya maka ia ibarat harta yang telah disedekahkan sehingga tidak mungkin untuk diambil kembali. Demikianlah segala sesuatu yang ditinggalkan oleh manusia karena Alloh maka tidak boleh kembali kepadanya
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam tidak memperkenankan orang-orang muhajirin tinggal di kota Mekah kecuali tiga hari sesudah penyembelihan binatang korban pada hari raya idul adha. Beliau juga melarang mereka kembali ke rumah-rumah mereka dan memberi pengarahan supaya tak seorangpun mengambil rumahnya kembali. Ketika para sahabat bertanya kepada beliau : apakah kita akan singgah di rumahmu, ya rosulalloh ? yaitu pada hari mereka msuk kota Mekah. Beliau menjawab : apakah Aqil bin Abu Tholib meninggalkan rumah untuk kita ? (adalah Aqil telah menjual rumah rosululloh shollallohu alaihi wasallam)
Hadits inilah yang menjadi pegangan para pengikut madzhab Hanafi dalam fiqih mereka, bahwa hijroh dari suatu negeri itu menghapuskan kepemilikan harta. Dan kedudukan orang-orang kafir terhadap suatu negeri itu menjadi milik mereka di bawah kekuasannya. Jadi jika mujahidin kembali dan dapat membebaskan negeri mereka maka tanah-tanah tersebut dibagikan kepada para mujahidin dan tidak kembali kepada pemilik asalnya.
Maroji’ :
Syarh Riyadlush Sholihin. Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/24
Hijroh Dan I’dad, Syaikh Abdulloh Azzam hal 22



Keluarnya Nabi Shollallohu Alalihi Wasallam Dari Rumahnya Untuk Berjihad

Albait Dalam Alquran (21)
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengajak para sahabat keluar dari rumahnya untuk mencegat kafilah dagang kafir Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan. Di tengah perjalanan mereka mendapat berita bahwa kafilah telah berlalu sementara dari Mekah datang pasukan besar yang berjumlah kurang lebih seribu orang. Mereka terkejut, karena bayangan tidak sesuai dengan kenyataan.
Mencegat kafilah dagang adalah pekerjaan yang sangat mudah. Mereka berangkat tidak akan membawa persenjataan perang. Pedagang tidak memiliki skil bertarung. Di sisi lain bila berhasil menaklukkan, tentu keuntungan yang diraih tidak sedikit.
Setelah mereka mengetahui bahwa pasukan besar yang akan mereka hadapi, kondisi umat islam diliputi oleh kebingungan. Jumlah pasukan kafir lebih besar, persenjataan musuh lebih lengkap. Di sisi lain mereka tidak memiliki persiapan khusus dari kota Madinah. Bayangan indahpun berubah menjadi beban berat. Kegundahan mereka diabadikan oleh Alloh :
Sebagaimana Robmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran, Padahal Sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya  [al anfal : 5]
Kendati demikian para sahabat bukanlah kaum yahudi yang menolak ajakan berperang dengan berkata :
يَا مُوسَى إِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا أَبَدًا مَا دَامُوا فِيهَا فَاذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ  
Hai Musa, Kami sekali sekali tidak akan memasuki nya selama-lamanya, selagi mereka ada didalamnya, karena itu Pergilah kamu bersama Robmu, dan berperanglah kamu berdua, Sesungguhnya Kami hanya duduk menanti disini saja  [almaidah : 4]
Mereka akhirnya berangkat dengan penuh ketaatan dengan diiringi seribu malaikat. Kemenangan Alloh berikan perolehan ghonimah yang tiada tara.
Maroji’ :
Albuyut Fil Quranil Kariim, Sa’dun Jum’ah Hamadi Alhalbusi hal 167



Keluarnya Rosululloh shollallohu alaihi wasallam Dari Rumahnya Untuk Hijroh

Albait Dalam Alquran (20)
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam beserta para sahabat keluar meninggalkan rumahnya dari Mekah dengan tujuan hijroh ke Madinah. Tempat tinggal yang mereka cintai, dengan penuh keikhlasan mereka tinggalkan demi meraih ridlo Alloh. Ketulusan mereka mendapat imbalan dari Allloh sebagaimana firmannya :
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang  [annisa’ : 100]
Ayat ini membagi para muhajir ke dalam dua kelompok, yaitu : yang berhasil tiba di kota Madinah dan yang meninggal dalam perjalanan sehingga tidak bisa bergabung dengan para muhajir yang selamat sampai di Madinah. Kepada kelompok pertama, Alloh memberikan dua balasan, yaitu : muroghoman (tempat tinggal yang luas) dan sa’atan. Penulis zadul masir menafsirkan sa’atan dengan menyebut rezki yang luas dan kemampuan untuk menampakkan din di kota Madinah.
Adapun kepada kelompok kedua, Alloh sudah menetapkan pahalanya secara sempurna sebagaimana kwan-kawannya yang berhasil tiba di Madinah. Penulis tafsir Addar Almantsur menyebutkan bahwa Dlomroh dari Bani Bakr yang sakit meminta kepada keluarganya agar dibawa pergi menuju Madinah karena ingin mentaati perintah hijroh. Di tengah perjalanan, ia meninggal hingga turunlah ayat di atas.
Maroji’ :
Zadul Masir (maktabah syamilah)
Addar Mantsur (maktabah syamilah)



Ahlul Bait Dipesankan Oleh Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam

Albait Dalam Alquran (19)
Ketika rosululloh shollallohu alaihi wasallam beserta para sahabat tiba di Ghodir Khum (daerah antara Mekah dan Madinah) beliau menyampaikan wasiat :
أيها الناس فإنما أنا بشر يوشك أن يأتي رسول ربي فأجيب، وأنا تارك فيكم ثقلين أولهما كتاب اللَّه، فيه الهدى والنور، فخذوا بكتاب اللَّه واستمسكوا به فحث على كتاب اللَّه ورغب فيه. ثم قال وأهل بيتي، أذكركم اللَّه في أهل بيتي، أذكركم اللَّه في أهل بيتي   
Wahai manusia, aku adalah manusia. Tidak lama lagi akan datang utusan robku (malakul maut) lalu aku akan menyambutnya. Aku tinggalkan buat kalian dua pusaka yang berat. Yang pertama adalah kitabulloh. Di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Ambillah kitabulloh dan berpegang teguhlah kalian dengannya. Beliaupun memotifasi dan menanamkan kecintaan padanya. Lalu beliau bersabda lagi : Lalu yang kedua adalah ahli baitku. Aku ingatkan kalian tentang ahli baitku ….  [HR Muslim]
Tentang pentingnya memperhatikan ahlul bait juga dipesankan oleh Abu Bakar sh Shiddiq :
ارقبوا محمداً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم في أهل بيته
Muliakanlah Muhammad shollallohu alaihi wasallam dengan memuliakan ahli baitnya  [HR Bukhori]
Sekarang, siapa yang berhak disebut ahlu bait ? Jawabannya adalah istri-istri nabi shollallohu alaihi wasallam sebagaimana yang disebut pada surat al ahzab ayat 33 serta empat keluarga lainnya yang dituturkan oleh Hushain bin Sabroh :
هم آل علي، وآل عقيل، وآل جعفر وآل عباس
Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Uqail, keluarga Ja’far dan keluarga Abbas  [HR Muslim]

Siapa Ahlu Bait Dalam Alquran

Albait Dalam Alquran (18)
Dalam alquran, kata ahlu bait ditampilkan tiga kali. Dua kali menggunakan bentuk ma’rifah (diawali dengan huruf alif dan lam) dan sekali ditampilkan dengan bentuk nakiroh (menggunakan tanwin di akhir kata)
قَالُوا أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ رَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Para Malaikat itu berkata : Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, Hai ahlulbait ! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah  [hud : 73]
Yang dimaksud ahlul bait pada ayat di atas adalah keluarga Ibrohim beserta istrinya, Sarah.
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآَتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya  [al ahzab : 33]
Ahlul bait yang dimaksud pada ayat ini adalah istri-istri rosululloh shollallohu alaihi wasallam.
وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ مِنْ قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُ لَكُمْ وَهُمْ لَهُ نَاصِحُونَ
Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu ; Maka berkatalah saudara Musa : Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat Berlaku baik kepadanya ? [alqoshosh : 12]
Ahlu bait yang dimaksud pada ayat tersebut adalah wanita-wanita yang siap menyusui Musa.
Satu kata beragam makna, itulah firman Alloh yang menakjubkan.
Maroji’ :
Albuyut Fil Quranil Kariim, Sa’dun Jum’ah Hamadi Alhalbusi hal 191





Baitulloh Dan Baitul Ma’mur

Albait Dalam Alquran (17)
Syaikh Umar Sulaiman Abdulloh Al Asyqor berkata : para malaikat memiliki ka’bah di langit ke tujuh dimana mereka menunaikan haji di dalamnya. Alloh menamakannya dengan baitul ma’mur yang Alloh bersumpah dengannya dalam alquran :
والْبَيْتِ الْمَعْمُوْرِ
“ Demi Baitul Ma’mur “
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam menceritakan pengalamannya saat isro mi’roj ketika berada di langit ke tujuh beliau berkata :
ثُمَّ رُفِعَ بِي إلَى الْبَيْتِ الْمَعْمُوْرِ وَإذَا هُوَ يَدْخُلُهُ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُوْنَ ألْفًا لاَ يَعُوْدُوْنَ إلَيْهِ أخِرُ مَا عَلَيْهِمْ
Lalu aku dinaikkan ke baitul ma’mur. Ternyata di dalamnya setiap hari masuk 70.000 malaikat lalu mereka tidak akan kembali lagi  [HR Bukhori Muslim]
Mereka beribadah dan melakukan thowaf sebagaimana yang dilakukan penduduk bumi di baitulloh. Baitul ma’mur adalah ka’bahnya penduduk langit. Oleh karena itu nabi shollallohu alaihi wasallam mendapati Ibrohim alkholil alaihish sholaatu wassalam menyandarkan punggungnya di baitul ma’mur sebagai balasan yang sepadan karena dialah yang membangun ka’bah di bumi.
Ibnu Katsir menyebutkan bahwa baitul ma’mur tepat berada di atas ka’bah sehingga bila diturunkan akan tepat berada di atad ka’bah.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Ali pernah ditanya seseorang tentang baitul ma’mur, ia menjawab : tempat di langit yang berada di atas ka’bah. Kehormatannya di langit sebagaimana kehormatan ka’bah di bumi. Setiap hari masuk 70.000 malaikat dan mereka tidak akan kembali lagi.
Kesimpulan yang bisa kita ambil :
·         Ka’bah di dunia adalah baitulloh sedang ka’bah di langit adalah baitul ma’mur
·         Pengunjung baitulloh tidak tentu, sementara yang memasuki baitul ma’mur hanya terbatas 70.000 setiap harinya
·         Seseorang yang mengunjungi baitulloh bisa melakukannya berkali-kali, sedang malaikat hanya terbatas sekali dalam hidupnya
·         Keduanya adalah tempat suci
·         Baitul ma’mur hanya dikunjungi oleh malaikat. Ibrohim hanya bersandar padanya, sedang rosululloh shollallohu alaihi wasallam hanya meliaht dan tidak sempat memasukinya. Adapun baitulloh dikunjungi manusia dan malaikat sebagaimana banyak riwayat menyebutkan bahwa para malaikatpun hadir di masjid
Maroji’ :
Alamul Malaikatil Abror, Syaikh Umar Sulaiman Abdulloh Al Asyqor hal 38-39

Penyerangan Baitulloh

Albait Dalam Alquran (16)
Kisah burung ababil begitu dikenal dengan baik oleh umat islam. Penyerangan terhadap ka’bah yang dipimpin oleh raja Abrahah yang berkendaraan gajah dari Yaman digagalkan oleh Alloh lewat burung ababil yang membawa batu.
Imam Baghowi menerangkan bahwa niat penghancuran ka’bah didasari akan keinginannya agar gereja megah yang ia bangun menarik perhatian bangsa Arab sehingga mereka berpaling dari baitulloh. Rupanya ambisi itu didengar oleh seseorang dari bani Malik bin Kinanah lalu dengan sembunyi-sembunyi ia memasuki gereja itu dan buang air besar di dalamnya.
Peristiwa ini membuat murka Abruhah sehingga membuat dia semakin mantap untuk memberangkatkan pasukan ke Mekah untuk menghancurkan ka’bah. Mereka memiliki makar dan Alloh Maha Kuasa untuk mengalahkan makar mereka hingga batu-batu yang dilempar burung ababil menyudahi ambisi mereka.
Rupanya ka’bah akan menghadapi penyerangan untuk kedua kalinya menjelang hari kiamat. Hal ini diingatkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
عَنْ عائشة رَضيَ اللَّه عَنْها قَالَت قَالَ رَسُول اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّم يغزو جيش الكعبة فإذا كانوا ببيداء مِنْ الأرض يخسف بأولهم وآخرهم قَالَت قلت يا رَسُول اللّهِ كيف يخسف بأولهم وآخرهم وفيهم أسواقهم ومن ليس مِنْهم؟ قَالَ يخسف بأولهم وآخرهم ثم يبعثون عَلَى نياتهم
Dari Aisyah rodliyallohu anha : Bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : Akan ada pasukan yang menyerang ka’bah. Hingga mereka sampai di Baida’ (tanah luas yang tidak ada tumbuhan antara Mekah Madinah) mereka akan ditenggelamkan oleh Alloh dari barisan pertama hingga barisan akhir. Aisyah berkata : Ya rosulalloh bagaimana  mungkin ditenggelamkan semuanya dari barisan awal hingga akhir, bukankah di antara mereka ada bertujuan berdagang dan sebagian yang lain bukan bagian dari pasukan yang hendak menyerang ka’bah ? Beliau menjawab : Benar, semuanya ditenggelamkan lalu nanti akan dibangkitkan pada hari kiamat sesuai dengan niat mereka  [muttafaq alaih]
Syaikh Muhammad holih Utsaimin menerangkan bahwa peristiwa ini terjadi di akhir zaman. Wallohu a’lamu bish showab, akankah kita termasuk orang yang menyaksikan peristiwa itu ?
Maroji’ :
Tafsir Albaghowi (maktabah syamilah)
Syarh Riyadlush Sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/16

Bagaimana Cara Mengagungkan Baitulloh ?

Albait Dalam Alquran (15)
1.       Menjaga kebersihan dan kenyamanan masjid
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ  أَمَرَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِبِنَاءِ اَلْمَسَاجِدِ فِي اَلدُّورِ  وَأَنْ تُنَظَّفَ  وَتُطَيَّبَ
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata : Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan untuk membangun masjid di kampung-kampung dan hendaknya dibersihkan dan diharumkan [HR Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi]
2.       Memasukinya dengan sholat tahiyatul masjid
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ رضي الله عنه قَالَ  قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم  إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ اَلْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ  
Dari Abu Qotadah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Jika seseorang di antara kamu memasuki masjid maka janganlah ia duduk kecuali setelah sembahyang dua rakaat [Muttafaq Alaihi]
3.       Tidak memasukkan kuburan orang sholih ke dalam masjid
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَاتَلَ اَللَّهُ اَلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى  اِتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ 
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Allah memusuhi orang-orang Yahudi dan Nasarani yang menjadikan kuburan Nabi-nabi mereka sebagai masjid   [Muttafaq Alaih]
4.       Tidak mengumumkan berita kehilangan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم  مَنْ سَمِعَ رَجُلاً يَنْشُدُ ضَالَّةً فِي اَلْمَسْجِدِ فَلْيَقُلْ  لَا رَدَّهَا اَللَّهُ عَلَيْكَ  فَإِنَّ اَلْمَسَاجِدَ لَمْ تُبْنَ لِهَذَا
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Barangsiapa yang mendengar ada seseorang yang mencari barang hilang di masjid hendaknya mengatakan : Allah tidak mengembalikannya kepadamu karena sesungguhnya masjid itu tidak dibangun untuk hal demikian [HR Muslim]
5.       Tidak mengadakan transaksi jual beli di masjid
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ  إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيعُ  أَوْ يَبْتَاعُ فِي اَلْمَسْجِدِ  فَقُولُو لَا أَرْبَحَ اَللَّهُ تِجَارَتَكَ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Jika engkau melihat seseorang berjual beli di dalam masjid maka katakanlah padanya : (Semoga Allah tidak menguntungkan perdaganganmu  [HR Nasa'i dan Tirmidzi]
6.       Tidak melakukan menegakkan hokum hudud
عَنْ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ قَالَ  قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم لَا تُقَامُ اَلْحُدُودُ فِي اَلْمَسَاجِدِ  وَلَا يُسْتَقَادُ فِيهَا  رَوَاهُ أَحْمَدُ  وَأَبُو دَاوُدَ بِسَنَدٍ ضَعِيف
Dari Hakim Ibnu Hizam Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Tidak diperbolehkan melaksanakan hukuman had di dalam masjid dan begitu pula tuntut bela di dalamnya  [HR Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad yang lemah]
7.       Tidak mengotori masjid
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ  قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم  اَلْبُصَاقُ فِى الْمَسْجِدِ خَطِيْئَةٌ وَكَفَّارَتُهَا دَفْنُهَا
Dari Anas Radliyallahu 'Anhu bahwa Rasulallah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : meludah dalam mesjid adalah suatu kesalahan, maka untuk menebus (dendanya) ialah menimbunnya (menutupnya) dengan tanah [Muttafaqun 'Alaihi]
8.       Tidak bermegah-megahan dalam pembangunan masjid
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم  لَا تَقُومُ اَلسَّاعَةُ حَتَّى يَتَبَاهَى اَلنَّاسُ فِي اَلْمَسَاجِدِ   
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Tidak akan terjadi kiamat hingga orang-orang berbangga-bangga dengan (kemegahan) masjid  [HR Imam Lima]