Keunggulan Haji Atas Jihad




(Jihad Dan Haji 3)
Haji menunda jihad

عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَخْطُبُ يَقُولُ  لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِاِمْرَأَةٍ إِلَّا وَمَعَهَا ذُو مَحْرَمٍ, وَلَا تُسَافِرُ اَلْمَرْأَةُ إِلَّا مَعَ ذِي مَحْرَمٍ " فَقَامَ رَجُلٌ, فَقَالَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ, إِنَّ اِمْرَأَتِي خَرَجَتْ حَاجَّةً, وَإِنِّي اِكْتُتِبْتُ فِي غَزْوَةِ كَذَا وَكَذَا, قَالَ: اِنْطَلِقْ, فَحُجَّ مَعَ اِمْرَأَتِكَ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ, وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ

Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ketika khutbah bersabda : Janganlah sekali-kali seorang laki-laki menyepi dengan seorang perempuan kecuali dengan mahramnya, dan janganlah seorang perempuan bepergian kecuali bersama mahramnya. Berdirilah seorang laki-laki dan berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya istriku pergi haji sedang aku diwajibkan ikut perang ini dan itu. Maka beliau bersabda :  Berangkatlah dan berhajilah bersama istrimu  [Muttafaq Alaihi]
Hadits di atas menerangkan, betapa pentingnya kemahroman bagi istri saat haji menyebabkan suami bisa menunda jihadnya 

Keutamaan Jihad Atas Haji




(Jihad Dan Haji 2)
1.      Aljannah bagi mujahid lebih mulia dari aljannah yang diperoleh dari ibadah haji

Hal itu dikarenakan, saat  pahala bagi haji diceritakan, nabi shollallohu alaihi wasallam hanya menyebut aljannah tanpa dicantumkan kenikmatan di dalamnya. Ini berbeda dengan jihad :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( اَلْعُمْرَةُ إِلَى اَلْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا, وَالْحَجُّ اَلْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا اَلْجَنَّةَ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Umrah ke umrah menghapus dosa antara keduanya, dan tidak ada pahala bagi haji mabrur kecuali aljannah   [Muttafaq Alaihi]

عن المقدام بن معد يكرب الكندي قال  قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن للشهيد عند الله ست خصال: أن يغفر له في أول دَفْعَة من دمه، ويرى مقعده من الجنة، ويحلى حُلَّة الإيمان، ويزوج من الحور العين، ويجار من عذاب القبر، ويَأمَن من الفزع الأكبر، ويوضع على رأسه تاج الوقار، الياقوتة منه خير من الدنيا وما فيها، ويزوج اثنتين وسبعين زوجة من الحور العين، ويُشَفَّع في سبعين إنسانا من أقاربه
Dari Miqdam bin Ma’ad Yakrib Alkindi, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya bagi  syahid di sisi Alloh ada enam keutamaan : Diampuni dosanya saat pertama kali tetesan darahya, diperlihatkan kedudukannya di aljannah, dikenakan perhiasan keimanan, dinikahkan dengan bidadari, dilindungi dari adzab kubur, diberi rasa aman dari goncangan yang terhebat, diletakkan lencana kehormatan dari permata di kepalanya yang nilainya melebihi nilai dunia seisinya, dinikahkan dengan 72 bidadari dan diberi hak memberi syafaat kepada 70 anggota kerabatnya  [HR Ahmad]

2.      Alloh mengecilkan kedudukan masjidil harom dan haji saat disandingkan dengan jihad

أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَوُونَ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim  [attaubah : 19]
يا عابدَ الحرمين لَوْ أبْصَرْتَنا ... لَعَلمْتَ أنكَ في العبادِة تلعبُ ...
Wahai Abid al-Haramain, sekiranya engkau melihat kami Niscaya engkau tahu bahwa engkau main-main dalam beribadah
من كان يخضب خدَّه بدموعِه ... فَنُحورنا بدمائنا تَتَخضَّب ...
Siapa yang mewarnai pipinya dengan air matanya Maka leher kami bersimbahkan dengan darah kami
أو كان يُتْعِبُ خَيْلَه في باطلٍ ... فخُيولنا يومَ الصبِيحة تَتْعبُ ...
Atau yang memenatkan kudanya dalam kebatilan Maka kuda kami penat pada esok hari
ريحُ العبيرِ لكم ونحنُ عبيرُنا ... وَهجُ السنابِك والغبارُ الأطيبُ ...
Angin menyemburkan debu kepada kalian, sedangkan kamilah yang menyemburkan
debu dengan kaki-kaki kuda kami, dan debu yang lebih baik
ولَقَد أتانا من مَقَالِ نبينا ... قول صَحيح صادق لا يَكْذبُ ...
Sungguh telah datang pada kami dari ucapan Nabi kami Sabda yang shahih, jujur, tidak dusta
لا يستوي وَغُبَارَ خيل الله في ... أنف امرئ ودخانَ نار تَلْهَبُ ...
Tidak sama debu kuda Allah di hidung seseorang dengan asap api (neraka) yang menyala-nyala
هذا كتاب الله يَنْطق بيننا ... ليس الشهيدُ بمَيِّت لا يَكْذبُ ...
Inilah kitab Allah yang berbicara di tengah-tengah kami Syahid itu tidak mati, dan ini bukan dusta

3.      Diperbolehkan masuk Mekah tanpa ihrom dalam situasi jihad

Disyariatkan bagi yang memasuki kota Mekah untuk menunaikan umroh. Berarti memasukinya dalam keadaan ihrom, memakai dua helai kain dan bertalbiyyah. Akan tetapi rosululloh shollallohu alaihi wasallam pernah masukinya tanpa melakukan ketentuan ini. Itu terjadi karena beliau hendak menaklukkan kota Mekah. Sehingga baju perang yang beliau kenakan bukan kain ihrom. Anas bin Malik menuturkan :
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم دَخَلَ مَكَّةَ وَعَلَى رَأْسِهِ اَلْمِغْفَرُ, فَلَمَّا نَزَعَهُ جَاءَهُ رَجُلٌ, فَقَالَ: ابْنُ خَطَلٍ مُتَعَلِّقٌ بِأَسْتَارِ اَلْكَعْبَةِ, فَقَالَ: اُقْتُلُوهُ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ 
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memasuki kota Mekkah dengan mengenakan perisai di kepala. Ketika beliau melepaskannya, ada seseorang datang dan berkata : Ibnu Khathal masih bergantung pada tirai Ka'bah. Lalu beliau bersabda : Bunuhlah dia !   [Muttafaq Alaihi]

Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam berkata : Diperbolehkan memasuki kota Mekah yang dimuliakan Alloh ini tanpa berihrom bagi siapa yang tidak bermaksud menunaikan haji dan umroh. Beliau juga berkata : Hadits ini mengajarkan kita untuk mendahulukan kemaslahatan umum daripada kemaslahatan khusus. Oleh karena itu beliau dahulukan jihad daripada manasik karena maslahat jihad lebih luas dan lebih mendatangkan manfaat.   

4.      Jihad ditakuti, haji dirindukan
 
كُتِبَ عَلَيْكُمُ القِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ   البقرة : 216
216. diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui  [albaqoroh : 216]

5. Haji sekali seumur hidup, jihad berlangsung hingga hari kiamat

عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا  قَالَ: خَطَبَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: ( إِنَّ اَللَّهَ كَتَبَ عَلَيْكُمُ اَلْحَجَّ فَقَامَ اَلْأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ فَقَالَ: أَفِي كَلِّ عَامٍ يَا رَسُولَ اَللَّهِ? قَالَ: لَوْ قُلْتُهَا لَوَجَبَتْ, اَلْحَجُّ مَرَّةٌ, فَمَا زَادَ فَهُوَ تَطَوُّعٌ )  رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, غَيْرَ اَلتِّرْمِذِيِّ
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata : Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berkhutbah di hadapan kami seraya bersabda : "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan haji atasmu." Maka berdirilah al-Aqra' Ibnu Habis dan bertanya : Apakah dalam setiap tahun, wahai Rasulullah? Beliau bersabda : "Jika aku mengatakannya, ia menjadi wajib. Haji itu sekali dan selebihnya adalah sunat [HR  Imam Lima selain Tirmidzi]

Kesamaan antara haji dan jihad



(Jihad Dan Haji 1)

1.      Keduanya adalah ibadah yang paling afdhol

عن أَبي هريرة  رضي الله عنه قَالَ سُئِلَ رسول الله  صلى الله عليه وسلم أيُّ العَمل أفْضَلُ ؟ قَالَ إيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ  قيلَ  ثُمَّ مَاذَا ؟ قَالَ الجهادُ في سَبيلِ اللهِ  قِيلَ : ثُمَّ مَاذَا ؟ قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌ  متفقٌ عَلَيْهِ .
Dari bu Huroiroh rodliyallohu anhu : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam ditanya : Amal apa yang paling afdhol ? Beliau menjawab : Iman kepada Alloh dan rosulNya. Beliau ditanya lagi : Kemudian apalagi ? Beliau menjawab : Aljihad fi sabilillah. Beliau ditanya lagi : Kemudian apa lagi ? Beliau menjawab : Haji yang mabrur  [muttafaq alaih]

2.       Haji disetarakan dengan jihad

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ  قُلْتُ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! عَلَى اَلنِّسَاءِ جِهَادٌ ? قَالَ: نَعَمْ, عَلَيْهِنَّ جِهَادٌ لَا قِتَالَ فِيهِ: اَلْحَجُّ, وَالْعُمْرَةُ  
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa dia bertanya : Ya Rasulullah, apakah kaum wanita itu diwajibkan jihad ? Beliau menjawab : Ya, mereka diwajibkan jihad tanpa perang di dalamnya, yaitu haji dan umrah [HR Ahmad bukhori, Muslim dan Ibnu Majah] 

3.      Sama-sama menghapus dosa 

عن سهل بن سعد قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم  ما راح مسلم في سبيل الله مجاهداً أو حاجاً ، مهلاً أو ملبياً إلا غربت الشمس بذنوبه وخرج منها  
Dari Sahl bin Sa’d, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Tidaklah seorang muslim bepergian fisabilillah dalam rangka berjihad atau menunaikan haji, berihlal atau bertalbiyyah kecuali matahari akan tenggelam bersama dosa-dosanya dan keluar darinya  [HR Thobroni]

4.      Keduanya dinilai sebagai duta Alloh

عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم  وفد الله ثلاثة : الغازي ، والحاج ، والمعتمر
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Utusan Alloh ada tiga : Orang yang berperang, haji dan umroh  [HR Alhakim dan Baihaqi]

5.      Jenazah mujahid dan haji dikenakan pakaian yang dikenakan saat menemui kematiannya

عن ابن عباس  أن رجلاً أوقصته راحلته وهو محرم فمات ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم  اغسلوه بماء وسدر وكفنوه في ثوبيه ولا تخمروا رأسه ولا وجهه ، فإنه يبعث يوم القيامة ملبياً
Dari Ibnu Abbas : Seorang laki-laki terjatuh dari kendaraannya saat menunaikan ihrom lalu mati. Maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara, kafanilah dengan dua kainnya. Jangan kalian tutup kepala dan wajahnya karena sesungguhnya ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan bertalbiyyah  [HR Bukhori Muslim]

6.      Melempar adalah ciri khas yang melekat pada keduanya

عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه ( أَنَّهُ جَعَلَ اَلْبَيْتَ عَنْ يَسَارِهِ, وَمِنًى عَنْ يَمِينِهِ, وَرَمَى اَلْجَمْرَةَ بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ وَقَالَ: هَذَا مَقَامُ اَلَّذِي أُنْزِلَتْ عَلَيْهِ سُورَةُ اَلْبَقَرَةِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. 
Dari Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa ia menjadikan Baitullah sebelah kirinya dan Mina sebelah kanannya dan melempar Jumrah dengan tujuh batu. Ia berkata : Di sinilah tempat diturunkannya surat al-Baqarah kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam [Muttafaq Alaihi]

عن عُقبة بن عامِر الجُهَنيِّ  رضي الله عنه قَالَ  سَمِعْتُ رسولَ اللهِ  صلى الله عليه وسلم  وَهُوَ عَلَى المِنْبَرِ  يقول وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ أَلاَ إنَّ القُوَّةَ الرَّميُ  ألاَ إنَّ القُوَّةَ الرَّمْيُ  ألاَ إنَّ القُوَّةَ الرَّمْيُ  
Dari Uqbah bin Amir Aljuhani rodliyallohu anhu, berkata : Aku mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda saat berada di atas mimbar : Wa a’iddu mastathou’tum min quwwah (persiapkan apa saja yang kalian mampu dari kekuatan). Ingatlah, sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar ! Ingatlah, sesungguhnya kekuatan itu adalah melempar  [HR Muslim]

7.      Haji dan jihad mengenal badal

عن أنس رضي الله عنه أن فَتَىً مِنْ أسْلَمَ ، قَالَ : يَا رسولَ اللهِ ، إنِّي أُرِيدُ الغَزْوَ وَلَيْسَ مَعِيَ مَا أَتَجهَّزُ بِهِ ، قَالَ ائْتِ فُلاناً فَإنَّهُ قَدْ كَانَ تَجَهَّزَ فَمَرِضَ فَأتَاهُ، فَقَالَ  إنَّ رسولَ اللهِ  صلى الله عليه وسلم  يُقْرِئُكَ السَّلاَمَ ، ويقول  أعْطِني الَّذِي تَجَهَّزْتَ بِهِ  قَالَ  يَا فُلاَنَةُ ، أعْطِيهِ الَّذِي كُنْتُ تَجَهَّزْتُ بِهِ ، وَلاَ تَحْبِسِي عَنْهُ شَيْئاً ، فَوَاللهِ لاَ تَحْبِسِي مِنْهُ شَيْئاً فَيُبَارَكَ لَكِ فِيهِ . رواه مسلم .
Dari Anas rodliyallohu anhu : Seorang pemuda dari Asalam berkata : Ya rosululloh, sesungguhnya aku ingin berperang akan tetapi aku tidak mempunyai bekal. Beliau bersabda : Datanglah kepada si fulan, sesungguhnya ia sudah memiliki perbekalan untuk berperang, akan tetapi tiba-tiba ia sakit. Iapun segera mendatanginya seraya berkata : Sesungguhnya rosululloh shollallohu alaihi wasallam menyampaikan salam untukmu dan berpesan : Berikan padaku perbekalan perangmu. Ia berkata kepada istrinya : Wahai Fulanah, berikan padanya perbekalan yang sudah aku persiapkan. Janganlah engkau tahan. Demi Alloh, tidaklah engkau tahan (maksudnya, berikan saja) maka Alloh akan memberi keberkahan buatmu padanya [HR Muslim]

عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا ( كَانَ اَلْفَضْلُ بْنُ عَبَّاسٍ رَدِيفَ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَجَاءَتِ اِمْرَأَةٌ مَنْ خَثْعَمَ، فَجَعَلَ اَلْفَضْلُ يَنْظُرُ إِلَيْهَا وَتَنْظُرُ إِلَيْهِ، وَجَعَلَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَصْرِفُ وَجْهَ اَلْفَضْلِ إِلَى اَلشِّقِّ اَلْآخَرِ. فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ, إِنَّ فَرِيضَةَ اَللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ فِي اَلْحَجِّ أَدْرَكَتْ أَبِي شَيْخًا كَبِيرًا, لَا يَثْبُتُ عَلَى اَلرَّاحِلَةِ, أَفَأَحُجُّ عَنْهُ? قَالَ: نَعَمْ وَذَلِكَ فِي حَجَّةِ اَلْوَدَاعِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ, وَاللَفْظُ لِلْبُخَارِيِّ
Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bertemu dengan suatu kafilah di Rauha', lalu beliau bertanya: "Siapa rombongan ini ? Mereka berkata : Siapa engkau ? Beliau menjawab : "Rasulullah." Kemudian seorang perempuan mengangkat seorang anak kecil seraya bertanya : Apakah yang ini boleh berhaji ? Beliau bersabda : Ya boleh, dan untukmu pahala [HR Muslim]

8.      Anak-anak kecil sudah terlibat di kedua ibadah ini

عن السائب بن يزيد  رضي الله عنه قَالَ : لَمَّا قَدِمَ النبيُّ  صلى الله عليه وسلم مِنْ غَزْوَةِ تَبُوك تَلَقَّاهُ النَّاسُ ، فَتَلَقّيتُهُ مَعَ الصِّبْيَانِ عَلَى ثَنيَّةِ الوَدَاعِ  
Dari Saib bin Yazid rodliyallohu anhu : Ketika nabi shollallohu alaihi wasallam tiba dari perang tabuk, manusia menyambutnya. Akupun ikut menyambut beliau bersama anak-anak di Tsaniyyatul Wada’  [HR Abu Daud]

عن ابن عباس رضي الله عنهما  أنَّ النبيَّ صلى الله عليه وسلم لَقِيَ رَكْباً بالرَّوْحَاءِ ، فَقَالَ مَنِ القَوْمُ ؟  قالوا: المسلِمُونَ . قالوا : مَنْ أنْتَ ؟ قَالَ) رسولُ اللهِ( فَرَفَعَتِ امْرَأةٌ صَبيّاً ، فَقَالَتْ : ألِهَذَا حَجٌّ ؟ قَالَ نَعَمْ ، وَلَكِ أجْرٌ
Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bertemu dengan suatu kafilah di Rauha', lalu beliau bertanya : "Siapa rombongan ini ?" Mereka berkata : Siapa engkau? Beliau menjawab : "Rasulullah. Kemudian seorang perempuan mengangkat seorang anak kecil seraya bertanya : Apakah yang ini boleh berhaji? Beliau bersabda : Ya boleh, dan untukmu pahala [HR  Muslim]

9.      Membutuhkan kendaraan dan bekal

عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اَللَّهِ, مَا اَلسَّبِيلُ? قَالَ  اَلزَّادُ وَالرَّاحِلَةُ  
Anas Radliyallaahu 'anhu berkata : Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, apakah sabil (jalan) itu? beliau bersabda : Bekal dan kendaraan  [HR Daruquthni]  

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآَخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)  [al anfal : 60]

10.  Jihad dan haji menyatukan umat islam

عَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا  أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَقَّتَ لِأَهْلِ اَلْمَدِينَةِ: ذَا الْحُلَيْفَةِ, وَلِأَهْلِ اَلشَّامِ: اَلْجُحْفَةَ, وَلِأَهْلِ نَجْدٍ: قَرْنَ اَلْمَنَازِلِ, وَلِأَهْلِ اَلْيَمَنِ: يَلَمْلَمَ, هُنَّ لَهُنَّ وَلِمَنْ أَتَى عَلَيْهِنَّ مِنْ غَيْرِهِنَّ مِمَّنْ أَرَادَ اَلْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ, وَمَنْ كَانَ دُونَ ذَلِكَ فَمِنْ حَيْثُ أَنْشَأَ, حَتَّى أَهْلُ مَكَّةَ مِنْ مَكَّةَ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah menetapkan miqat untuk penduduk Madinah: Dzul Khulaifah, Penduduk Syam : Al-Juhfah, penduduk Nejed : Qarnul Manazil, Penduduk Yaman : Yalamlam. Miqat-miqat itu untuk mereka dari negeri-negeri tersebut dan untuk mereka yang melewatinya dari negeri-negeri lain yang ingin menunaikan haji dan umrah. Adapun bagi orang-orang selain itu maka miqatnya dari tempat yang ia kehendaki, sehingga penduduk Mekkah miqatnya dari Mekkah  [Muttafaq Alaihi]

Hadits di atas menerangkan tentang miqot haji. Dari empat arah mata angin, umat islam bisa memasukinya dari arah mana saja mereka datang. Ini menunjukkan bahwa  haji adalah ibadah yang membuat umat islam dari seluruh penjuru dunia akan mendatanginya. Oleh karena itu, tentang miqot Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam berkata : Penentuan miqot dari nabi shollallohu alaihi wasallam adalah bagian dari mu’jizat kenabian. Itu dikarenakan bahwa saat penentuan miqot, penduduk kota Mekah belum seluruhnya masuk islam. Ini menandakan bahwa mereka akan masuk islam, menunaikan haji dan berihrom dan itu sekarang telah terjadi.

Datangnya umat islam dari segala penjuru juga terjadi pada medan jihad. Afghanistan saat dijajah soviet, membuat umat islam dari berbagai Negara berbondong-bondong datang ke sana, termasuk perang akhir zaman di Suriah dimana nabi shollallohu alaihi wasallam memerintahkan kita untuk bergabung di dalamnya :

عن إبن حوالة قال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم : سَيَصِيْرُ الأمْرُ إلى أنْ تُكُوْنُوْا جُنُوْدًا مُجَنَّدَةً جُنْدٌ بِالشَّامِ وجند بِالْيَمَنِ وَجُنْدٌ بِالْعِرَاقِ قال إبن حوالة خِرْ لِي يَارسول الله إنْ أدْرَكْتُ ذَالِكَ فقال عَلَيْكَ بالشّام فَإِنَّهَا خِيْرَةُ الله مِنْ أرْضِهِ يَجْتَبِى إلَيْهِ مِنْ عِبَادِهِ فَأَمَّا إنْ أبَيْتُمْ فَعَلَيْكُمْ بِيَمَنِكُمْ واسْقُوْا مِنْ غُدْرِكُمْ فَإِنَّ الله تَوَكَّلَ لِي بِالشَّامِ وَأْهْلِهِ
Dari Ibnu Hiwalah : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Perkara umat islam akan tertuju pada pasukan-pasukan kuat, yaitu : Pasukan di negeri Syam, Pasukan di Yaman dan pasukan yang ada di negeri Iraq. Ibnu Hiwalah berkata : Ya Rosululloh, pilihkan buatku bila aku hidup saat itu. Beliau bersabda : Bergabunglah dengan yang ada di Syam karena mereka adalah sebaik-baik bumi Alloh yang Alloh pilih dari hambaNya. Adapun bila tidak, maka bergabunglah dengan yang ada di Yaman dan minumlah dari anak sungainya. Sesungguhnya, Alloh menyerahkan Syam dan penduduknya kepadaku  [HR Abu Daud]

11.  Ancaman kepada siapa yang meninggalkan jihad dan haji

عن أَبي هريرة  رضي الله عنه قَالَ  قَالَ رسول الله  صلى الله عليه وسلم  مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ ، وَلَمْ يُحَدِّثْ نَفْسَهُ بالغَزْوِ ، مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنَ النِّفَاقِ )) رواه مسلم .
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu, bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : Barangsiapa mati dan belum pernah berperang atau tidak terdetik untuk berperang, ia mati di atas sebagian dari kemunafikan [HR Muslim]
 
عن علي قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من ملك زادا وراحلة تبلغه إلى بيت الله ولم يحج فلا عليه أن يموت يهوديا أو نصرانيا وذلك أن الله يقول في كتابه ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيلا
Dari Ali, bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : Barangsiapa memiliki perbekalan dan kendaraan yang membuat ia bisa sampai ke baitulloh sementara ia belum menunaikan haji, maka terserah baginya, apakah ia akan mati sebagai yahudi atau nasrani. Itu dikarenakan Alloh berfirman di dalam kitabNya : Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah