Syakir Dan Kafir Dan Apa Yang Akan Mereka Dapatkan




Syukur (6) 

Ini adalah pengelompokan manusia berdasarkan nikmat Alloh :

إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا 
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir  [al insan : 3]

Kepada kelompok pertama, Alloh memberi janji :

إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا  عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا
5. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur
6. (yaitu) mata air yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya  [al insan : 5-6]

Adapun si kafir, Alloh memberi ancaman :

إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَلَاسِلَ وَأَغْلَالًا وَسَعِيرًا 
Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala [al insan : 4]

Pada ayat lain Alloh memberi janji dan ancaman kepada kedua kelompok ini :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Robmu memaklumkan : Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih  [ibrohim : 7]

Pada ayat di atas, Alloh memberi janji baik kepada syakir (orang yang bersyukur) berupa ziyadah (tambahan nikmat). Ibnu Ajibah menjelaskan bahwa tambahan yang dimaksud adalah berupa kebaikan dunia dan akhirat.

Adapun tentang adzab yang pedih yang akan diterima orang yang kufur, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di menyebut contoh diantaranya dicabutnya nikmat yang ada pada mereka

Maroji’ :
Ibnu Ajibah (maktabah syamilah) hal 256
Assa’di (maktabah syamilah) hal 256








Orang Yang Bersyukur : Kelompok Minoritas




Syukur (5) 

Kaedah ini ditampilkan oleh Alloh dengan dengan tiga bentuk kalimat :

Pertama :
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
Akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur [albaqoroh : 243, yusuf : 12 dan ghofir : 61]

Kedua :
وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُونَ
Akan tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur [yunus : 60 dan annaml : 73]

Ketiga :
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
Sedikit sekali dari hambaKu yang bersyukur [saba : 13]

Pertanyaan yang perlu dijawab adalah : Kenapa manusia yang bersyukur berada pada kelompok minoritas ? Syaikh Abu Bakar Aljazairi berkata :
هذا إخبار بواقع وصدق الله العظيم الشاكرون لله على نعمه قليل وفي كل زمان ومكان وذلك لإِستيلاء الغفلة على القلوب من جهة ولجهل الناس بربهم وإنعامه من جهة أخرى
Ini merupakan kabar yang telah terjadi dan bukti akan kebenaran Alloh Yang Maha Agung dimana orang yang bersyukur kepada nikmatNya adalah sedikit di setiap zaman dan tempat yang demikian itu disebabkan oleh sikap lalai yang menguasai hati di satu sisi dan di sisi lain dikarenakan bodohnya mereka kepada Rob mereka dan nikmatNya.

Aisaruttafasir (maktabah syamilah) hal 429

Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Ingin Mendapat Gelar Abdan Syakuron




Syukur (4) 

Ini bagian dari ghibthoh, yaitu iri yang positif. Melihat nabi Nuh memperoleh gelar abdan syakuron membuat beliau berharap ingin mencapainya. Hal itu dilakukan dengan menunaikan sholat tahajud dengan bacaan panjang yang menyebabkan kaki beliau bengkak hingga Aisyah bertanya kepada beliau :

عن عائشة رَضي الله عنها : أنَّ النَّبيّ  صلى الله عليه وسلم  كَانَ يقُومُ مِنَ اللَّيلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ فَقُلْتُ لَهُ : لِمَ تَصنَعُ هَذَا يَا رسولَ الله ، وَقدْ غَفَرَ الله لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ ؟ قَالَ : أَفَلا أُحِبُّ أنْ أكُونَ عَبْداً شَكُوراً
Dari Aisyah rodliyallohu anha : Bahwasanya nabi shollallohu alaihi wasallam biasa sholat malam hingga membuat telapak kaki beliau bengkak. Aku bertanya kepada beliau : Kenapa engkau melakukannya wahai rosululloh ? Bukankah Alloh telah memberi pengampunan atas dosamu yang akan datang dan yang telah lalu ? Beliau menjawab : Tidak salahkah aku bila ingin menjadi abdan syakuron (hamba yang gemar bersyukur) ? [muttafaq alaih]

Hadits yang mulia ini memberi faedah bahwa hakekat syukur adalah menunaikan ketaatan.

Gelar “ Abdan Syakuron “ Untuk Nabi Nuh




Syukur (3)
Alloh berfirman :
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا
(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Dia adalah abdan syakuron (hamba Allah yang banyak bersyukur) [al isro : 3]

Penulis tafsir jalalain menerangkan makna abdan syakuron dengan :

كثير الشكر لنا ، حامداً في جميع أحواله
Banyak bersyukur kepada Kami dan bertahmid (memuji) di semua kondisinya

 Adapun Ibnu Katsir menyebut bahwa gelar itu diberikan karena :

أن نوحًا عليه السلام كان يحمد الله تعالى على طعامه وشرابه ولباسه وشأنه كله فلهذا سمي عبدًا شكورًا
Bahwa Nuh alaihissalam selalu memuji Alloh Ta’ala atas makanan, minuman, pakaian dan semua keadaannya. Oleh karena itu ia disebut sebagai abdan syakuron

Maroji’ :
Aljalalain (maktabah syamilah) hal 282
Ibnu Katsir (maktabah syamilah) hal 282

Hakekat Syukur Adalah Tauhid




Syukur (2) 

Kepada dua teman satu penjara, Yusuf berkata :

وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ آَبَائِي إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ مَا كَانَ لَنَا أَنْ نُشْرِكَ بِاللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ذَلِكَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
Dan aku pengikut milah bapak-bapakku Yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi Kami (para Nabi) berbuat syirik sesuatu apapun dengan Allah. yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada Kami dan kepada manusia (seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri (Nya)  [yusuf : 38]

Ayat di atas menerangkan bahwa inti dari milah Ibrohim, Ishaq dan Ya’qub adalah tauhid dengan menjauhi perbuatan syirik. Memiliki keyakinan ini adalah bagian dari karunia Alloh. Selanjutnya ayat ini diakhiri dengan kalimat  “ tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri (Nya) “

Apa arti dari tidak bersyukur ? Beragam tafsir dikemukakan para ulama, meski kesimpulannya adalah sama :

Syaikh Abu Bakar Aljazairi menafsirkannya dengan : Tidak beriman dan dan tidak beribadah kepada Alloh. Penulis tafsir jalalain berkata : Mereka berbuat syirik. Imam Baghowi berpendapat : Mereka tidak bertauhid. Dalam tafsir Alkhozin disebutkan : Mereka meninggalkan peribadahan kepada Alloh lalu menyembah selainNya.

Walhasil, hakekat syukur adalah : Ibadah, tauhid dan meninggalkan semua perbuatan syirik.

Maroji’ :
Tafsir Aisar (maktabah syamilah) hal 240
Tafsir Jalalain (maktabah syamilah) hal 240
Tafsir Albaghowi (maktabah syamilah) hal 240
Tafsir Alkhozin (maktabah syamilah) hal 240