Pemuda Dan Peradaban



                                                         Makalah 4 Tabligh Akbar Karawang


D. Contoh-contoh generasi ideal di masa kanak-kanak
(1) Menjadi imam di usia 7 tahun
عَنْ عَمْرِو بْنِ سَلَمَةَ قَالَ: قَالَ أَبِي: جِئْتُكُمْ مِنْ عِنْدِ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم حَقًّا. قَالَ: فَإِذَا حَضَرَتْ اَلصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ أَحَدُكُمْ, وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْثَرُكُمْ قُرْآنًا, قَالَ: فَنَظَرُوا فَلَمْ يَكُنْ أَحَدٌ أَكْثَرَ قُرْآنًا مِنِّي, فَقَدَّمُونِي, وَأَنَا اِبْنُ سِتٍّ أَوْ سَبْعِ سِنِينَ  
Amru Ibnu Salamah berkata : Ayahku berkata : Aku sampaikan sesuatu yang benar-benar dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Beliau bersabda : Bila waktu sholat telah datang, maka hendaknya seorang di antara kamu beradzan dan hendaknya orang yang paling banyak menghapal Qur'an di antara kamu menjadi imam. Amar berkata : Lalu mereka mencari-cari dan tidak ada seorang pun yang lebih banyak menghapal Qur'an melebihi diriku, maka mereka memajukan aku (untuk menjadi imam) padahal aku baru berumur enam atau tujuh tahun. [HR Bukhari, Abu Dawud dan Nasa'i]
(2) Membunuh Abu Jahal pada perang uhud
Dua anak yang masih belia, Muadz bin Amru bin Jamuh dan Muawwadz bin Afro. Di saat perang badar, keduanya bertanya kepada Abdurrohman bin Auf :
يا عم، أرني أبا جهل
Wahai paman, tunjukkan kepadaku orang yang bernama Abu Jahal
Abdurrohman bin Auf menjawab dengan bertanya :
يابن أخي، فما تصنع به ؟
Wahai kemenakanku, apa yang engkau perbuat kepadanya ?
Keduanya berkata :
أخبرت أنه يسب رسول الله صلى الله عليه وسلم، قال : والذي نفسي بيده لئن رأيته لا يفارق سوادي سواده حتى يموت الأعجل منا، فتعجبت لذلك
Aku mendengar dia suka mencaci rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Demi jiwaku yang ada di tanganNya seandainya aku melihatnya takkan kubiarkan lolos hingga siapa diantara kita yang lebih dahulu mati
Cita-cita itu terwujud ketika keduanya berhasil membunuh Abu Jahal. Dengan pedang masih basah oleh darah yang diperlihatkan di hadapan rosululloh shollallohu alaihi wasallam, beliaupun memberi pengakuan atas apa yang dilakukan keduanya
(3) Bersedia menghadapi penyembelihan yang menimpa dirinya
Inilah yang dilakukan oleh Ismail yang difirmankan oleh Alloh :
قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Ibrohim berkata : Wahai puteraku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu maka tunjukkan, apa pendapatmu. Ismail berkata : Wahai bapakku, laksanakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. In sya Alloh engkau akan mendapati diriku bagian dari orang-orang yang sabar [ash shofat : 102]
(4) Dua anak yang berhasil diikutkan perang di medan uhud
Sebelum berangkat menuju uhud, nabi shollallohu alaihi wasallam memulangkan banyak anak karena faktor usia mereka. Ada dua anak yang berhasil diizinkan beliau untuk berangkat, yaitu Rofi’ bin Khudaij. Penulis Arrohiq Almakhtum berkata :
وذلك أن رافع بن خديج كان ماهراً في رماية النبل
Rofi’ Bin Khudaij mahir dalam memanah
Melihat Rofi’ diikutsertakan dalam pasukan, Samuroh merasa iri hingga ia berkata kepada nabi shollallohu alaihi wasallam :
أنا أقوي من رافع،أنا أصرعه
Samuroh berkata : aku lebih kuat dari Rofi ! Aku bisa mengalahkannya dalam pertarungan
Akhirnya beliau mempersilahkan keduanya untuk bergulat dan Samuroh yang memenangkan pertarungan itu sehingga mendapat izin dari beliau untuk ikut berangkat di medan jihad.
(5) Abdulloh Bin Abbas yang menafsirkan surat annashr
عن ابن عباس رضي الله عنهما ، قَالَ : كَانَ عمر رضي الله عنه يُدْخِلُنِي مَعَ أشْيَاخِ بَدرٍ فكأنَّ بَعْضَهُمْ وَجَدَ في نفسِهِ ، فَقَالَ : لِمَ يَدْخُلُ هَذَا معنا ولَنَا أبْنَاءٌ مِثلُهُ ؟! فَقَالَ عُمَرُ : إنَّهُ منْ حَيثُ عَلِمْتُمْ ! فَدعانِي ذاتَ يَومٍ فَأدْخَلَنِي مَعَهُمْ فما رَأيتُ أَنَّهُ دعاني يَومَئذٍ إلاَّ لِيُرِيَهُمْ ، قَالَ : مَا تقُولُون في قولِ الله : إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَالْفَتْحُ ؟ فَقَالَ بعضهم : أُمِرْنَا نَحْمَدُ اللهَ وَنَسْتَغْفِرُهُ إِذَا نَصَرنَا وَفَتحَ عَلَيْنَا ، وَسَكتَ بَعْضُهُمْ فَلَمْ يَقُلْ شَيئاً . فَقَالَ لي : أَكَذلِكَ تقُول يَا ابنَ عباسٍ ؟ فقلت : لا. قَالَ : فما تقول ؟ قُلْتُ : هُوَ أجَلُ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم أعلَمَهُ لَهُ، قَالَ : إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَالْفَتْحُ وذلك علامةُ أجَلِكَ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّاباً فَقَالَ عمر رضي الله عنه: مَا أعلم مِنْهَا إلاَّ مَا تقول  
Dari Ibnu Abbas rodliyallohu anhuma, berkata : Umar memasukkanku bersama orang-orang tua yang terlibat dalam perang badar. Terlihat seolah-oleh mereka tidak berkenan hingga ada yang berkata : Kenapa anak ini dimasukkan bersama kita, bukankah kita juga punya anak-anak juga ? Umar berkata : Itu pandangan kalian. Suatu hari Umar memanggilku untuk memasukkanku bersama mereka. Aku tahu maksud Umar, ia ingin memperlihatkan keistimewaanku di hadapan mereka. Umar berkata : Apa pendapat kalian tentang firman Alloh “ Idzaa jaa anashrulloohi walfathu “ ? Sebagian mereka berkata : Kita diperintah untuk memuji Alloh dan memohon ampun kepadaNya bila mendapat pertolongan dan kemenangan. Sebagian yang hadir diam dan tidak berkata sedikitpun. Umar berkata kepadaku : Apakah demikian wahai Ibnu Abbas ? Aku berkata : Tidak demikian. Umar berkata : Apa yang engkau katakan ? Aku berkata : Tafsir dari surat ini adalah ajal rosululloh sholllallohu alaihi wasallam yang Alloh beritahukan kepada beliau. Alloh berfirman “ Idzaa jaa anashrulloohi walfathu “ itu adalah tanda ajalmu, oleh karena itu maka bertasbihlah dengan memuji Robmu dan memohon ampunlah kepadaNya karena sesungguhnya Dia Maha penerima taubat. Umar rodliyallohu anhu berkata : Aku tidak mengetahui tafsir dari surat ini kecuali seperti yang engkau katakan  [HR Bukhori]
(6) Abdulloh Bin Umar yang menafsirkan pohon yang menjadi perumpamaan bagi seorang mukmin :
عَنْ ابْن عُمَرَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه قَالَ إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ شَجَرَةً مَثَلُهَا كَمَثَلِ الْمُسْلِمِ  فَأَرَدْتُ أَنْ أَقُولَ هِىَ النَّخْلَةُ ، فَإِذَا أَنَا أَصْغَرُ الْقَوْمِ فَسَكَتُّ ، قَالَ النَّبِىُّ  صلى الله عليه وسلم هِىَ النَّخْلَةُ   
Dari Abdulloh Bin Umar : Dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya ada sebuah pohon yang bisa dijadikan sebagai perumpamaan bagi seorang muslim (Apakah itu ?). Aku ingin berkata dalam hati “ Pohon kurma “ Ternyata aku adalah yang paling muda maka aku diam. Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : itu adalah pohon kurma  [HR Bukhori]
Hadits ini mengandung faedah :
·         Agungnya seorang muslim sehingga layak ditamtsilkan dengan pohon korma
·         Keutamaan pohon kurma dimana daun, batang dan buahnya mendatangkan banyak manfaat
·         Kelebihan Abdulloh Bin Umar. Di satu sisi dia adalah orang yang paling alim dalam majlis karena ia satu-satunya yang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan oleh nabi shollallohu alaihi wasallam, di sisi lain ia tidak ingin menyinggung perasaan orang-orang yang lebih senior yang saat itu terdiam karena tidak memiliki ilmu untuk memberi jawaban dari pertanyaan yang mereka hadapi.
(7) Anas Bin Malik menjalankan misi rahasia
عن أنس رضي الله عنه ، قَالَ : أتَى عَلَيَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم وَأنَا ألْعَبُ مَعَ الغِلْمَانِ ، فَسَلمَ عَلَيْنَا ، فَبَعَثَني إِلَى حاجَةٍ ، فَأبْطَأتُ عَلَى أُمِّي . فَلَمَّا جِئْتُ ، قالت : مَا حَبَسَكَ ؟ فقلتُ : بَعَثَني رسولُ الله صلى الله عليه وسلم لِحَاجَةٍ ، قالت : مَا حَاجَتُهُ ؟ قُلْتُ : إنَّهاَ سرٌّ . قالت : لا تُخْبِرَنَّ بِسرِّ رسول الله صلى الله عليه وسلم أحَداً  
Dari Anas rodliyallohu anhu, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam mendatangiku saat aku bermain bersama seorang anak. Beliau mengucapkan salam kepada kami lalu mengutusku untuk suatu tugas yang membuatku terlambat pulang ke rumah ibuku. Ketika aku datang ibuku bertanya : Apa yang membuatmu terlambat ? Aku menjawab : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengutusku untuk suatu keperluan. Ibuku bertanya : Apa tugasnya ? Aku berkata : Rahasia. Ibuku berkata : Sekali-kali jangan engkau beritahukan rahasia rosululloh shollallohu alaihi wasallam kepada siapapun  [HR Muslim]
(8) Yusuf yang sudah mengetahui kedudukannya di masa yang akan datang
Alloh berfirman :
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
Ketika Yusuf berkata kepada bapaknya : Wahai ayahandaku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa ada 11 bintang, satu matahari dan satu bulan bersujud kepadaku [yusuf : 4]
Sujudnya mereka tanda bahwa suatu saat, Yusuf akan memiliki kedudukan tinggi dan itu akhirnya terbukti. Ketika Yusuf sudah diangkat menjadi rosul sekaligs menjadi pembesar di negeri Mesir
(9) Alhurr Bin Qois
Ia adalah ulama muda yang menjadi salah satu orang kepercayaan Umar Bin Khothob. Tentang Umar bin Khothob, Alhurr Bin Qois berkata :
وَكَانَ القُرَّاءُ أصْحَابَ مَجْلِس عُمَرَ رضي الله عنه وَمُشاوَرَتِهِ كُهُولاً كانُوا أَوْ شُبَّاناً
Para ahli alquran adalah teman duduk dan bermusyawarah bagi Umar rodliyallohu anhu baik dari kalangan tua maupun muda.
Bagi Umar, orang kepercayaan haruslah orang berilmu dan berani memberi teguran saat Umar menyimpang dari kitabulloh. Ini terbukti tatkala seorang bernama Uyainah Bin Hishn datang menghadap untuk mencaci makinya dengan berkata :
يَا ابنَ الخَطَّابِ ، فَواللهِ مَا تُعْطِينَا الْجَزْلَ وَلا تَحْكُمُ فِينَا بالعَدْلِ
Wahai anak Khothob demi Alloh, engkau tidak memberi kesejahteraan kepada kami dan engkau tidak bisa memimpin kami dengan keadilan !
Kalimat ini membuat Umar murka dan hendak memukulnya. Dengan sigap, Alhurr Bin Qois menasehatinya dengan berkata :
يَا أميرَ المُؤْمِنينَ ، إنَّ الله تَعَالَى قَالَ لِنَبيِّهِ صلى الله عليه وسلم خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ وَإنَّ هَذَا مِنَ الجَاهِلِينَ  
Wahai Amirul mukminin, sesungguhnya Alloh Ta’ala pernah berfirman kepada nabiNya shollallohu alaihi wasallam (Berikan pemaafan, ajaklah perbuatan ma’ruf dan berpalinglah dari orang-orang bodoh). Sesungguhnya orang ini adalah bagian dari orang-orang bodoh [HR Bukhori]
Mendengar nasehat ini, terdiamlah Umar dan segera bisa menguasai dirinya sehingga tidak melampiaskan amarahnya.
(10) Pahlawan ash habul ukhdud
Kisah ini secara singkat difirmankan Alloh di surat alburuj ayat empat hingga sembilan dan secara rinci dimuat imam Muslim dalam kitab shohihnya.
Diceritakan tentang seorang pemuda yang mendakwahkan kalimat tauhid dengan media pengobatan. Rupanya cara ini sangat ampuh. Salah satu orang terdekat raja (yang mengaku dirinya sebagai tuhan) akhirnya masuk islam setelah penyakitya sembuh melalui anak muda ini.
Hal ini membuat sang raja murka sehingga menangkap si anak muda ini. Berbagai cara telah dilakukan raja untuk membunuh anak ini, tetapi selalu gagal. Dari dijatuhkan dari ketinggian gunung hingga dilempar di kedalaman laut. Melihat raja putus asa, si anak muda ini berkata :
إنَّكَ لَسْتَ بقَاتلي حَتَّى تَفْعَلَ مَا آمُرُكَ بِهِ
Sesungguhnya engkau tidak akan bisa membunuhku sebelum engkau mengikuti perintahku
Raja berkata :
مَا هُوَ ؟
Apa itu ?
Anak muda berkata :
تَجْمَعُ النَّاسَ في صَعيدٍ وَاحدٍ وتَصْلُبُني عَلَى جِذْعٍ ، ثُمَّ خُذْ سَهْماً مِنْ كِنَانَتي ، ثُمَّ ضَعِ السَّهْمَ في كَبدِ القَوْسِ ثُمَّ قُلْ : بسْم الله ربِّ الغُلاَمِ ثُمَّ ارْمِني، فَإنَّكَ إِذَا فَعَلْتَ ذلِكَ قَتَلتَني
Engkau kumpulkan manusia di tengah lapang, lalu engkau menyalibku pada sebuah tiang. Setelah itu ambillah anak panah dari tempatnya dan letakkan di busurnya. Kemudian bacalah “ bismillah (dengan menyebut nama Alloh) Robnya anak ini “. Setelah itu panahlah diriku. Kalau itu engkau lakukan, pasti engkau bisa membunuhku
Saran ini dilaksanakan oleh sang raja. Setelah masyarakat berkumpul, maka sang raja segera membidikkan panah ke arah anak ini dengan membaca “ Bismillah robbi hadzal ghulam “. Dan benarlah, anak ini akhirnya mati.
Melihat peristiwa ini, masyarakat sadar bahwa tuhan sebenarnya adalah Alloh, bukan si raja yang selama ini memimpin mereka. Dengan serta mereka berkata :
آمَنَّا بِرَبِّ الغُلامِ
Kami beriman kepada Alloh, Robnya anak ini
Raja panik, tidak disangka bahwa pengorbanan anak ini berbuah keimanan manusia kepada Alloh. Akhirnya hukum bakar di parit diterapkan kepada semua ahlu tauhid.

Pemuda Dan Peradaban



                                                   Makalah 3 Tabligh Akbar Karawang

C. Contoh-contoh generasi ideal (di masa buaian)
(1) Nabi Isa alaihissalam
Ketika kaum bani isroil memberi tuduhan keji kepada Maryam yang dianggap telah berzina karena mengandung tanpa pernikahan sebelumnya, maka si jabang bayi (Isa) memberi pembelaan kepada ibunya dengan mengatakan :
قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آَتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا  وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا  
Sesungguhnya aku adalah hamba Alloh, Dia telah memberiku alkitab (injil) dan menjadikan diriku nabi. Dan menjadikan diriku orang yang diberkahi dimana saja aku berada. Dia memerintahkanku untuk sholat dan zakat selama aku hidup  [maryam : 30-31]
(2) Bayi yang terbakar dengan ibunya
Kisah ash habul ukhdud secara singkat diceritakan Alloh di surat alburuj. Ketika raja memaksakan kehendak kepada rakyatnya untuk mengakuinya sebagai tuhan, maka kepada yang bersikukuh keyakinannya terhadap Alloh akan ditimpakan hukuman mati dengan cara dibakar di parit. Satu persatu orang-orang bertauhid mendapat gilirannya hingga korban terakhir adalah seorang ibu dan anak. Di satu sisi sang ibu yakin dengan aqidahnya di sisi lain merasa kasihan dengan anak yang digendongnya. Tiba-tiba sang anak berkata :
يَا أُمهْ اصْبِري فَإِنَّكِ عَلَى الحَقِّ
Wahai ibu bersabarlah, sesungguhnya engkau berada di atas alhaq [HR Muslim]
Akhirnya dengan mantap wanita ini menjalani hukumannya.
(3) Bayi yang membela Juraij
Juraij sang ahli ibadah mendapat tuduhan tak senonoh oleh seorang pelacur. Ia dituduh telah membuat dirinya hamil. Hal itu membuat masyarakat marah lantas memukulinya dan meruntuhkan bangunan ibadahnya. Akhirnya Juraij menunaikan sholat seraya memohon kepada Alloh agar menyingkap siapa yang salah. Kepada bayi yang baru lahir, Jurai bertanya :
يَا غُلامُ مَنْ أبُوكَ ؟  
Wahai Ghulam (anak kecil), siapakah bapakmu ?
Si bayi menjawab :
فُلانٌ الرَّاعِي
Si fulan sang penggembala
Dengan jawaban ini membuat masyarakat meminta maaf kepada Juraij dan berjanji membangun kembali tempat ibadahnya
(4) Bayi yang bisa menilai kwalitas seseorang di hadapan Alloh
Saat bayi tengah menyusu, lewatlah seorang lelaki yang menunggang kuda mewah dan berpenampilan mengagumkan. Sang Ibu berdoa :
اللَّهُمَّ اجْعَل ابْنِي مِثْلَ هَذَا
Ya Alloh jadikan anakku seperti dia
Mendengar doa sang ibu, si bayi segera melepaskan puting dari mulutnya dan berkata :
اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ
Ya Alloh, jangan jadikan aku seperti dia
Tidak lama kemudian lewat seorang wanita yang dipukuli masyarakat karena dituduh berzina dan mencuri. Sang ibu berdoa :
اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَل ابْنِي مِثْلَهَا
Ya Alloh, jangan jadikan anakku seperti dia
Mendengar doa ibu, sang anak berkata setelah melepaskan puting dari mulutnya :
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَهَا
Ya Alloh jadikan aku seperti dia
Rupanya penilaian bayi benar semetara ibunya yang salah. Karena lelaki dengan penampilan mengagumkan adalah manusia sombong dan wanita yang dituduh mencuri dan berzina adalah wanita baik-baik tidak sebagaimana yang dituduhkan masyarakat kepadanya