Buang Sampah Sembarangan

(Islam Mengatur Urusan Dunia)
Barangkali anda sering melihat pemandangan di bawah ini :
·         Orang yang membuang sampah di sungai
·         Seorang pergi bekerja dengan mengendarai motor. Ketika melewati tanah kosong, dia melempar sebuah plastik yang isinya adalah sampah dan memang tempat itu penuh dengan kotoran yang menimbulkan aroma tidak sedap. Padahal itu bukan pembuangan sampah resmi.
·         Setelah membayar tarif jalan tol, biasanya pengendara mendapat kertas kecil sebagai bukti pembayaran. Yang disayangkan adalah mereka membuangnya selepas pintu keluar. Tak ayal jalan dipenuhi kertas-kertas yang berserakan membuat pemandangan tak sedap.
·         Tak jarang sebuah keluarga pergi mengendarai mobil pribadi. Sambil menikmati perjalanan, mereka menikmati makanan perbekalan mereka. Selesai makan, dengan ringan orang yang ada di kendaraan itu membuang plastik bungkusan roti keluar. Tentu perbuatan ini akan mengotori jalan raya.
Buang sampah sembarangan adalah perbuatan tidak terpuji. Sebaliknya menjaga kebersihan dan segera membersihkan lingkungan dari kotoran adalah sangat dianjurkan dalam islam. Alloh memberi penghargaan kepada siapa saja yang melakukannya  berdasarkan dua hadits di bawah ini :
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم  عُرِضَتْ عَلَيَّ أُجُورُ أُمَّتِي  حَتَّى اَلْقَذَاةُ يُخْرِجُهَا اَلرَّجُلُ مِنْ اَلْمَسْجِدِ رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ  وَاَلتِّرْمِذِيُّ  
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Diperlihatkan kepadaku pahala-pahala umatku sampai pahala orang yang membuang kotoran dari masjid [HR Abu Dawud dan Tirmidzi]    
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه فِي قِصَّةِ اَلْمَرْأَةِ اَلَّتِي كَانَتْ تَقُمُّ اَلْمَسْجِدَ قَالَ فَسَأَلَ عَنْهَا اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم   فَقَالُوا مَاتَتْ فَقَالَ أَفَلَا كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا فَقَالَ دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهَا فَدَلُّوهُ فَصَلَّى عَلَيْهَا  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَزَادَ مُسْلِمٌ ثُمَّ قَالَ  إِنَّ هَذِهِ اَلْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا وَإِنَّ اَللَّهَ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِمْ
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu tentang kisah seorang wanita yang biasa membersihkan masjid. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menanyakan wanita tersebut, lalu mereka menjawab : Ia telah meninggal. Maka beliau bersabda : Mengapa kalian tidak memberitahukan kepadaku ? Mereka seakan-akan meremehkan urusannya. Beliau lalu bersabda : Tunjukkan aku makamnya. Lalu mereka menunjukkannya, kemudian beliau menyolatkannya. Muttafaq Alaihi. Muslim menambahkan : Kemudian beliau bersabda : Sungguh kuburan-kuburan ini penuh dengan kegelapan atas penghuninya dan sungguh Allah akan meneranginya untuk mereka dengan sholatku atas mereka
Dua hadits di atas memberi pelajaran akan penghargaan islam kepada orang yang menjaga kebersihan masjid. Hadits pertama menjanjikan pahala bagi siapa yang menjaga kebersihan dengan cara tanggap saat melihat kotoran untuk segera mengambil dan membuangnya. Tentunya akhlaq ini akan tercermin manakala dirinya berada di luar masjid. Selalu sigap terhadap kotoran yang ada di lingkungan.
Hadits kedua menerangkan tentang perhatian rosululloh shollallohu alaihi wasallam terhadap wanita yang biasa menyapu masjid. Dalam riwayat, orang ini bernama khorqo’ dengan kun-yah Ummu Mihjan. Saat tidak terlihat, nabi shollallohu alaihi wasallam menanyakan keberadaannya. Ternyata dinyatakan telah meninggal dunia. Di situlah nampak kekecewaan beliau terhadap sikap para sahabat yang meremehkan kematiannya dengan tidak memberitahu beliau. Akhirnya nabi shollallohu alaihi wasallam minta ditunjukkan kuburannya untuk menyolatkannya.
Kenapa rosululloh shollallohu alaihi wasallam begitu perhatian kepada Ummu Mihjan ? Karena dia memiliki perhatian kepada kebersihan masjid.  Ini bagian dari aljaza’ min jinsil ‘amal (balasan Alloh sesuaikan dengan perbuatan). Logika terbaliknya, bila seseorang tidak peduli dengan kebersihan dengan membuang sampah sembarangan, tentu dirinya tidak perlu untuk dipedulkan.