Diperbolehkan Selalu Menyisipkan Surat Al Ikhlas Di Tiap Rokaat


Kaedah Membaca Surat Setelah Alfatihah (5)
Seorang imam memimpin sholat fardlu. Setelah selesai membaca alfatihah, dia baca surat al ikhlash dan surat alqori’ah. Pada rokaat kedua setelah alfatihah, ia kembali membaca al ikhlash, lalu dilanjutkan dengan surat attakatsur.
Bila dilakukan setiap sholat hukumnya boleh. Hal ini pernah terjadi di masjid quba saat rosululloh shollallohu alaihi wasallam masih hidup sebagaimana yang diceritakan oleh Anas Bin Malik :
عَنْ أَنَسٍ رضى الله عنه كَانَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ يَؤُمُّهُمْ فِى مَسْجِدِ قُبَاءٍ ، وَكَانَ كُلَّمَا افْتَتَحَ سُورَةً يَقْرَأُ بِهَا لَهُمْ فِى الصَّلاَةِ مِمَّا يَقْرَأُ بِهِ افْتَتَحَ بِپ ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهَا ، ثُمَّ يَقْرَأُ سُورَةً أُخْرَى مَعَهَا ، وَكَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ ، فَكَلَّمَهُ أَصْحَابُهُ فَقَالُوا إِنَّكَ تَفْتَتِحُ بِهَذِهِ السُّورَةِ ، ثُمَّ لاَ تَرَى أَنَّهَا تُجْزِئُكَ حَتَّى تَقْرَأَ بِأُخْرَى ، فَإِمَّا أَنْ تَقْرَأَ بِهَا وَإِمَّا أَنْ تَدَعَهَا وَتَقْرَأَ بِأُخْرَى . فَقَالَ مَا أَنَا بِتَارِكِهَا ، إِنْ أَحْبَبْتُمْ أَنْ أَؤُمَّكُمْ بِذَلِكَ فَعَلْتُ ، وَإِنْ كَرِهْتُمْ تَرَكْتُكُمْ . وَكَانُوا يَرَوْنَ أَنَّهُ مِنْ أَفْضَلِهِمْ ، وَكَرِهُوا أَنْ يَؤُمَّهُمْ غَيْرُهُ ، فَلَمَّا أَتَاهُمُ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم أَخْبَرُوهُ الْخَبَرَ فَقَالَ « يَا فُلاَنُ مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تَفْعَلَ مَا يَأْمُرُكَ بِهِ أَصْحَابُكَ وَمَا يَحْمِلُكَ عَلَى لُزُومِ هَذِهِ السُّورَةِ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ  فَقَالَ إِنِّى أُحِبُّهَا . فَقَالَ  حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ الْجَنَّةَ  
Dari Anas rodliyallohu anhu : Seorang anshor biasa menjadi imam di Masjid quba. Setiap memulai surat, ia membacakan untuk mereka dalam sholat. Yang biasa dia baca adalah memulainya dengan “ qulhuwallohu ahad “ hingga selesai lalu membaca surat lain bersama surat itu (al ikhlash). Dia selalu melakukan hal itu di tiap rokaat. Para sahabatnya mengajaknya bicara. Mereka berkata “ Sesungguhnya engkau selalu membuka dengan surat ini lalu engkau tidak menilai cukup hingga engkau membaca surat lain. Silahkan engkau membacanya atau meninggalkannya dan engkau baca surat lain. Orang itu berkata : Aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian mau, aku mengimami kalian dengan apa yang sudah aku lakukan. Jika kalian tidak suka, aku akan meninggalkan kalian. Mereka menilai bahwa orang ini adalah orang yang paling utama diantara mereka. Mereka tidak mau bila ada orang yang mengimami mereka selain orang itu. Ketika nabi shollallohualaihi wasallam mendatangi mereka, mereka mengabarkan hal itu. Beliau bersabda : Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk melakukan apa yang diminta sahabat-sahabatmu dan apa yang mendorongmu untuk selalu melazimi surat ini di setiap rokaat ? Ia berkata : Aku mencintainya. Beliau bersabda : Cintamu kepadanya akan memasukkanmu ke dalam aljannah [HR Bukhori, Ibnu Khuzaimah dan Tirmidzi]
Ibnu Bathol berkata tentang hadits di atas :
فدل ذلك على جواز فعله ولو لم يجز لبين له ذلك؛ لأنه بعث معلمًا
Ini menunjukkan akan bolehnya perbuatan itu. Seandainya tidak boleh tentu beliau menjelaskan hal itu karena beliau diutus sebagai pengajar
Maroji’ :
Syarh Ibnu Bathol 3/486