Hak Syafaat

 

Hak Syafaat

Keistimewaan Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Yang Tidak Dimiliki Rosul-Rosul Lain (14)

Umat-umat terdahulu sering mendatangi para nabinya untuk meminta sesuatu dan nabipun berdoa sehingga Alloh mengabulkannya. Bani Isroil pernah menuntut kepada Musa agar Alloh memberikan almanna dan assalwa. Ketika Musa bermunajat, Alloh mengabulkan permohonannya sehingga keduanya segera tersedia.

Nabi Isa juga pernah didatangi kaumnya agar turun almaidah (hidangan) dari langit. Tak lama kemudian apa yang mereka pinta betul-betul diturunkan dari langit. Bila kita melihat kitab kisah umat terdahulu, maka kita akan mendapat contoh-contoh semisal.

Apakah pengkabulan itu membuat mereka beriman kepada Alloh ? Jawabannya tidak ! Justru yang ada menambah kekufuran. Alloh berfirman :

وَمَا مَنَعَنَا أَنْ نُرْسِلَ بِالْآَيَاتِ إِلَّا أَنْ كَذَّبَ بِهَا الْأَوَّلُونَ

Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu  [al isro : 59]

Oleh karena itu, sering rosululloh menolak permintaan para sahabat sebagaimana yang pernah dipinta kaum terdahulu. Penolakan itu didasari oleh hikmah yang agung yaitu demi syafaat yang sangat dibutuhkan oleh umatnya pada hari kiamat. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لِكُلِّ نَبِىٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِىٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّى اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِى شَفَاعَةً لأُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَهِىَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِى لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا

Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Setiap nabi memiliki doa yang mustajab, namun setiap nabi terburu-buru memanjatkan doanya. Dan sesungguhnya aku menyimpan doaku sebagai syafaat bagi umatku pada hari kiamat. Ia pasti akan didapat in syaa Alloh dari umatku yang tidak berbuat syirik sedikitpun kepada Alloh [HR Muslim]

Dan syafaat ini adalah bagian dari kekhususan rosululloh shollallohu alaihi wasallam yang tidak dimiliki nabi-nabi lainnya :

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الأَنْصَارِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِى  .....وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ  

Dari Jabir Bin Abdulloh Al Anshoriyy berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Aku diberi lima hal yang tidak diberikan kepada seorangpun sebelumku : ..... dan aku diberi hak syafaat [HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Nasa’i dan Darimi]

Apa yang dimaksud syafaat pada hadits di atas ? Bukankah para nabi terdahulu juga memiliki hak syafaat bagi umatnya ? Penulis ihkamul ihkam berkata :

وَهُوَ مَا بَيَّنَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ شَفَاعَتِهِ الْعُظْمَى ، وَهِيَ شَفَاعَتُهُ فِي إرَاحَةِ النَّاسِ مِنْ طُولِ الْقِيَامِ بِتَعْجِيلِ حِسَابِهِمْ ، وَهِيَ شَفَاعَةٌ مُخْتَصَّةٌ بِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا خِلَافَ فِيهَا ، وَلَا يُنْكِرُهَا الْمُعْتَزِلَةُ .

Yaitu apa yang dijelaskan oleh nabi shollallohu alaihi wasallam berupa syafaatnya yang agung, yaitu syafaat untuk mengistirahatkan manusia dari panjangnya berdiri (selama lima puluh ribu tahun) dengan dipercepat hisab mereka. Ini adalah syafaat khusus nabi shollallohu alaihi wasallam dan tidak ada khilaf (perselisihan) di dalamnya dan tidak pula diingkari oleh mu’tazilah.

Maroji’ :

Ihkamul Ihkam 1/190