Pak Tarmizi Firdaus berpuisi tentang peringatan maulid nabi
Maulid nabi
Di sebuah masjid
Diadakan peringatan maulid nabi
Alhamdulillah
Jamaah membludak penuh sesak
Sampai ke pelataran
Sampai ke pekarangan
Sampai ke halaman
Rumah-rumah tetangga
Pagar tembok di panjat
Pagar bambu hampir roboh
Berdiri di atas meja tidak masalah
Nangkring di atas pohon siapa takut
Tukang sekoteng panen
Tukang somay laris manis
Poster kyai laku keras
Peci haji banting harga
Penceramah lima orang
Mengebu-gebu, berapi-api
Jama’ah terkagum, terpana
Kadang terpingkal-pingkal
Kadang takbir bergemuruh
Alhamdulillah …….
Aku berfikir, malam itu setan kalah
Taqwa sedang memuncak
Semangat jihad meluap dahsyat
Rasanya, matipun rela
Subuh, pagi-pagi sekali
Di masjid yang itu-itu juga
Mimbar yang itu-itu juga
Mihrobnya belum berubah
Karpetnya belum diganti
Kemana perginya jama’ah yang melimpah ? kemana perginya
Takbir yang bergemuruh ?
Subuh itu sepi sekali
Jamaah hadir
Dalam hitungan jari
Maroji’ : bila jarum jam berdentang, Tarmizi Firdaus hal 184