عَلَيْكَ بِدُعَاءِ مَنْ بِيَدِهِ مَفَاتِيْحُ الْفَرْجِ Hendaklah berdoa kepada dzat yang di tanganNya semua kunci jalan keluar





Tips Menghadapi Musibah (10) 

Tentang kaedah di atas, ada catatan lain sebagai penjelas :

(1) Doa adalah perbuatan mulia

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اَللَّهِ مِنَ الدُّعَاءِ  

Dari Abu Hurairah r.a: "Tidak ada sesuatu pun yang lebih mulia di hadapan Allah selain doa [HR Ibnu Hibban dan Hakim]

(2) Jaminan dari Alloh bahwa doa pasti dikabulkan

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ  

Robmu berfirman “ Berdoalah kepadaku, niscaya aku kabulkan buatmu “ [ghofir : 60]

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

Apabila hambaku bertanya kepadaKu tentang Aku, maka sesungguhnya aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa di saat ia bermunajat kepadaKu [albaqoroh : 186]

عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلىَ نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّماً، فَلاَ تَظَالَمُوا . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ  ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُوْنِي أَطْعِمْكُمْ . يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِي أَكْسُكُمْ . يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعاً، فَاسْتَغْفِرُوْنِي أَغْفِرْ لَكُمْ،  

Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman: Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku zalim. Wahai hambaku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah. Wahai hambaku, kalian semuanya kelaparan kecuali siapa yang aku berikan kepadanya makanan, maka mintalah makan kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian makanan. Wahai hamba-Ku, kalian semuanya telanjang kecuali siapa yang aku berikan kepadanya pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku niscaya Aku berikan kalian pakaian. Wahai hamba-Ku kalian semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku mengampuni dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni  [HR Muslim]

(3) Berdoalah di waktu mustajab

Seperti antara adzan dan iqomah, saat sujud, dalam bersafar, ketika mendengar suara ayam jantan berkokok,  berada pada akhir waktu ashar di hari jumat dan lainnya

(4) Memulai doa dengan amal sholih

Ini disebut dengan tawassul. Tiga orang yang terjebak di dalam gua yang akhirnya bisa keluar darinya, itu terjadi setelah mereka berdoa kepada Alloh dengan menunjukkan amal sholih yang pernah mereka lakukan berupa : Birrul walidain, iffah (bisa menghindarkan diri dari zina) dan waro (memberikan kambing yang memenuhi lembah kepada pekerjanya)

(5) Biasakan berdoa dalam semua kondisi

Baik saat senang atau sedih, mendesak atau lapang, mendapat musibah atau mendapat limpahan rizki, demikian seterusnya. Jangan alloh dilupakan di suatu waktu dan dibutuhkan di waktu tertentu :

عن أبي هريرة رضى الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال مَنْ سَرَّهُ أنْ يُسْتَجَابَ  عِنْدَ الْكَرْبِ وَالشَّدَائِدِ فَلْيُكْثِرْ مِنَ الدُّعَاءِ فِى الرَّخَاءِ  

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu, dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Siapa yang ingin dikabulkan doa saat sedih dan sempit maka perbanyaklah doa ketika berada di waktu lapang  [HR Thobroni]

(6) Bila doa belum terkabul maka tetaplah berhusnudzon kepada Alloh

Karena Alloh memberi janji kepada kita dengan tiga hal :

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْوَةُ الْعَبْدِ الْمُسْلِمِ لَا تُرَدُّ إلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ إما أن يستجاب له فيما دعا وإما ان يدخر له في الآخرة وإما أن يصرف عنه من السوء بقدر ما دعا
Dari Abu Sa’id, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Doa seorang hamba sholih tidak akan ditolak kecuali dengan satu diantara tiga hal selama ia tidak berdoa dalam rangka berbuat dosa atau memutus tali silaturrohim : Alloh akan mengabulkan apa yang ia minta atau Alloh menyimpannya untuk diberikan di akhirat dan atau Alloh menghindarkan dia dari marabahaya yang sebanding dengan apa yang ia panjatkan [HR Thobroni]

Maroji’ :
Kitabud du’a, Abul Qosim Sulaiman Bin Ahmad Ath Thobroni

لاَ تُفَكِّرْ كَيْفيةَ الْفَرْجِ فَإنَّ الله إذَا أرَادَ شيْأً هَيَّأ لَهُ أسْبَابَهُ بِشَكْلٍ لاَ يَخْطُرُ عَلَى بَالٍ Jangan berpikir tentang bagaimana jalan keluar karena sesungguhnya Alloh jika menghendaki sesuatu pasti menyiapkan sebab, sarana dan prasarana dengan cara yang tidak terbayangkan





Tips Menghadapi Musibah (9) 

Ketika kita sakit, yang kita inginkan adalah segera bertemu dengan dokter berpengalaman dan mendapat obat yang mujarab sehingga penyakit cepat hilang. Ternyata dokter yang kita inginkan sudah berpindah tugas ke daerah lain. Obat yang dicari tidak didapatkan. Muncullah putus asa dan rasa kesal.

Boleh jadi Alloh punya kehendak lain yang tidak sesuai dengan harapan kita. Bukankah penyakit semakin berat adalah pertanda semakin berat pula pahala yang Alloh berikan ? Dan semakin lama penyakit diderita menjadi semakin banyak pula dosa yang terhapus ? Nabi shollallohu alaihi wasallam pernah memberi nasehat kepada Ibnu Ms’ud :

عن ابنِ مسعودٍ رضي الله عنه ، قَالَ : دخلتُ عَلَى النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم وهو يُوعَكُ ، فقلت : يَا رسُولَ الله ، إنَّكَ تُوْعَكُ وَعْكاً شَدِيداً ، قَالَ : أجَلْ ، إنِّي أوعَكُ كمَا يُوعَكُ رَجُلانِ مِنكُمْ قلْتُ: ذلِكَ أن لَكَ أجْرينِ ؟ قَالَ : أَجَلْ ، ذلِكَ كَذلِكَ ، مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصيبُهُ أذىً ، شَوْكَةٌ فَمَا فَوقَهَا إلاَّ كَفَّرَ اللهُ بهَا سَيِّئَاتِهِ ، وَحُطَّتْ عَنْهُ ذُنُوبُهُ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا مُتَّفَقٌ عَلَيهِ .

Dari Ibnu Mas’ud rodliyallohu anhu, berkata : Aku masuk menemui nabi shollallohualaihi wasallam saat beliau sakit. Aku berkata : Ya rosululloh, engkau mengalami penderitaan sakit yang luar biasa ? Beliau menjawab : Benar, penderitaanku ini dua kali lebih berat yang dialami oleh dua orang diantara kalian. Aku berkata : Kalau begitu engkau mendapat pahala dua kali lebih banyak ? Beliau menjawab : Benar begitu. Tidaklah seorang muslim yang ditimpa sakit berupa duri dan yang lebih dari itu kecuali Alloh akan tutupi kesalahannya dan dihapus dosa-dosanya sebagaimana pohon yang menggugurkan dedaunannya  [muttafaq alaih]

Ternyata dengan penyakit berat yang diderita mendatangkan banyak maslahat selain dua hal di atas. Kita sering berdoa dan menyebut-nyebut nama Alloh. Handai taulan menampakkan kasih sayangnya dengan datang berbondong-bondong menengok kita, tentu dengan bantuan yang mereka bawa. Ketika akhirnya sembuh dari penyakit, membuat kita lebih berhati-hati menjaga kesehatan setelah mengetahui penyebab sakit itu datang menghinggapi tubuh

Contoh lain yang bisa dijadikan pelajaran adalah saat nabi shollallohu alaihi wasallam beserta para sahabat dari Madinah untuk berhaji ke kota Mekah. Ternyata niat mereka dihalangi oleh kaum kafir quraisy. Boleh jadi yang diharapkan oleh jamaah haji adalah kenyamanan saat melaksanakan manasik. Jangan menunaikan ibadah haji, memasuki kota Mekah saja mereka dilarang. Sehingga mereka harus kembali ke Madinah.

Itulah keinginan mereka, sementara Alloh memiliki kehendak yang jauh lebih baik. Justru dari peristiwa inilah titik tolak kemenangan umat islam. Ketika akhirnya mereka menyepakati perjanjian Hudaibiyyah yang sekilas menguntungkan pihak Mekah akan tetapi pada hakekatnya memberi sinyal bagi kemenangan umat islam.


كُلَّمَا إشْتَدَّتْ الْمِحْنَةُ قَرُبَ الْفَرْجُ Semakin sulit ujian, berarti semakin dekat dengan jalan keluar



Tips Menghadapi Musibah (8) 

Ketika Musa dan Bani Israil dikejar Firaun, sementara di hadapan mereka laut Merah yang membentang luas. Mereka berada di puncak kecemasan. Di satu sisi para pengejar sudah ada di hadapan mata sementara mereka tidak mungkin bisa menyelamatkan diri bila harus mengarungi lautan tanpa perahu. Dalam kondisi seperti ini, tiba-tiba Alloh berfirman :

فَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْبَحْرَ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ

Kami wahyukan kepada Musa “ Pukullah lautan itu dengan tongkatmu ! “ Maka terbelahlah lautan itu dan tiap belahan seperti gunung yang besar  [asy syuaro : 63]

Dengan begitu, Bani Israil bisa menyeberangi lautan dengan selamat hingga tiba di daratan. Melihat terbelahnya laut, Firaun dengan bala tentaranya mengikuti mereka dari belakang. Musa diperintah untuk memukul tongkat ke laut untuk kedua kalinya. Laut yang tadinya terbelah menjadi dua, menyatu kembali sehingga membinasakan mereka semua. Lenyap sudah kesombongan Firaun setelah berada di puncak kekufurannya.

Ketika air susu Hajar sudah tidak keluar, Ismail (si jabang bayi) menangis kehausan sementara persediaan air sudah habis. Berlarilah Hajar kesana kemari mencari air. Bisa dibayangkan bagaimana cemas dan paniknya sang ibu dalam mencari air di Mekah yang tandus. Berlari dari Shofa dan Marwa sebanyak tujuh kali, tidak mendatangkan hasil. Ketika mendapat air tinggal harapan, tiba-tiba memancarlah air zam zam dari bawah kaki Ismail.

Para sahabat setiap hari mendapat intimidasi dari kafir Quraisy. Menunaikan ibadah harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Pada saat yang sama mereka merancang untuk membunuh rosululloh shollallohu alaihi wasallam, terlebih setelah kematian Abu Tholib yang selama ini melindungi beliau.
Dalam kondisi mendesak seperti ini, Alloh memberi jalan keluar berupa hijrah ketika nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أُمِرْتُ بِقَرْيَةٍ تَأْكُلُ الْقُرَى يَقُولُونَ يَثْرِبُ وَهِىَ الْمَدِينَةُ تَنْفِى النَّاسَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ  

Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Aku diperintah untuk berpindah ke sebuah negeri dimana dari negeri itulah negeri-negeri lain akan ditaklukkan. Mereka menyebutnya dengan Yatsrib yaitu Madinah yang akan membersihkan manusia sebagaimana api akan menghilangkan karat besi  [HR Bukhori, Muslim, Ahmad dan Malik]

Akhirnya para sahabat meninggal Mekah yang mereka cintai untuk berpindah ke Madinah. Di kota inilah mereka bisa beribadah dengan tenang dan dari sinilah titik tolak kemenangan umat islam.

Demikianlah, ketika ujian sedang berada di puncaknya, itu tanda bahwa tidak lama lagi akan ada makhroj (jalan keluar). Benarlah apa yang dikatakan oleh Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di :

فكلما اشتدت عليه وصعبت، إذا صابر وثابر على ما هو عليه انقلبت المحنة في حقه منحة، والمشقات راحات، وأعقبه ذلك، الانتصار على الأعداء وشفاء ما في قلبه من الداء
Setiap kali ujian dan kesulitan sedang memuncak, bila disikapi dengan kesabaran maka ujian akan berubah menjadi anugerah dan kesulitan menjadi kemudahah. Yang terjadi selanjutnya adalah kemenangan atas musuh dan obat di hati dari semua penyakit.

Maroji’ :
Taisir Kalim Arrohman Fi tafsir Kalamil Mannan, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di (maktabah syamilah) hal 33