Tips Menghadapi Musibah (8)
Ketika Musa dan Bani Israil dikejar Firaun, sementara di
hadapan mereka laut Merah yang membentang luas. Mereka berada di puncak
kecemasan. Di satu sisi para pengejar sudah ada di hadapan mata sementara
mereka tidak mungkin bisa menyelamatkan diri bila harus mengarungi lautan tanpa
perahu. Dalam kondisi seperti ini, tiba-tiba Alloh berfirman :
فَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنِ
اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْبَحْرَ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ
الْعَظِيمِ
Kami wahyukan kepada Musa “ Pukullah lautan itu dengan
tongkatmu ! “ Maka terbelahlah lautan itu dan tiap belahan seperti gunung yang
besar [asy syuaro : 63]
Dengan begitu, Bani Israil bisa menyeberangi lautan dengan
selamat hingga tiba di daratan. Melihat terbelahnya laut, Firaun dengan bala
tentaranya mengikuti mereka dari belakang. Musa diperintah untuk memukul
tongkat ke laut untuk kedua kalinya. Laut yang tadinya terbelah menjadi dua, menyatu
kembali sehingga membinasakan mereka semua. Lenyap sudah kesombongan Firaun
setelah berada di puncak kekufurannya.
Ketika air susu Hajar sudah tidak keluar, Ismail (si jabang
bayi) menangis kehausan sementara persediaan air sudah habis. Berlarilah Hajar
kesana kemari mencari air. Bisa dibayangkan bagaimana cemas dan paniknya sang
ibu dalam mencari air di Mekah yang tandus. Berlari dari Shofa dan Marwa
sebanyak tujuh kali, tidak mendatangkan hasil. Ketika mendapat air tinggal
harapan, tiba-tiba memancarlah air zam zam dari bawah kaki Ismail.
Para sahabat setiap hari mendapat intimidasi dari kafir
Quraisy. Menunaikan ibadah harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Pada saat
yang sama mereka merancang untuk membunuh rosululloh shollallohu alaihi wasallam,
terlebih setelah kematian Abu Tholib yang selama ini melindungi beliau.
Dalam kondisi mendesak seperti ini, Alloh memberi jalan
keluar berupa hijrah ketika nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أُمِرْتُ
بِقَرْيَةٍ تَأْكُلُ الْقُرَى يَقُولُونَ يَثْرِبُ وَهِىَ الْمَدِينَةُ
تَنْفِى النَّاسَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ
Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi
wasallam bersabda : Aku diperintah untuk berpindah ke sebuah negeri dimana dari
negeri itulah negeri-negeri lain akan ditaklukkan. Mereka menyebutnya dengan
Yatsrib yaitu Madinah yang akan membersihkan manusia sebagaimana api akan
menghilangkan karat besi [HR Bukhori,
Muslim, Ahmad dan Malik]
Akhirnya para sahabat meninggal Mekah yang mereka cintai
untuk berpindah ke Madinah. Di kota inilah mereka bisa beribadah dengan tenang
dan dari sinilah titik tolak kemenangan umat islam.
Demikianlah, ketika ujian sedang berada di puncaknya, itu
tanda bahwa tidak lama lagi akan ada makhroj (jalan keluar). Benarlah apa yang
dikatakan oleh Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di :
فكلما اشتدت عليه وصعبت،
إذا صابر وثابر على ما هو عليه انقلبت المحنة في حقه منحة، والمشقات راحات، وأعقبه
ذلك، الانتصار على الأعداء وشفاء ما في قلبه من الداء
Setiap kali ujian dan kesulitan sedang memuncak, bila
disikapi dengan kesabaran maka ujian akan berubah menjadi anugerah dan
kesulitan menjadi kemudahah. Yang terjadi selanjutnya adalah kemenangan atas
musuh dan obat di hati dari semua penyakit.
Maroji’ :
Taisir Kalim Arrohman Fi tafsir Kalamil Mannan, Syaikh
Abdurrohman Nashir Assa’di (maktabah syamilah) hal 33