Zainab Istri Abdulloh bin Mas’ud



Pertanyaan Kaum Wanita (8) 



عن زينب الثقفيةِ امرأةِ عبدِ الله بن مسعود رضي الله عَنْهُ وعنها ، قَالَتْ : قَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: تَصَدَّقْنَ يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ وَلَوْ مِنْ حُلِيِّكُنَّ ، قَالَتْ : فَرَجَعْتُ إِلَى عبد الله بنِ مسعود ، فقلتُ لَهُ : إنَّكَ رَجُلٌ خَفِيفُ ذَاتِ اليَدِ ، وَإنَّ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم قَدْ أمَرَنَا بِالصَّدَقَةِ فَأْتِهِ ، فَاسألهُ ، فإنْ كَانَ ذلِكَ يْجُزِىءُ عَنِّي وَإلاَّ صَرَفْتُهَا إِلَى غَيْرِكُمْ . فَقَالَ عبدُ اللهِ : بَلِ ائْتِيهِ أنتِ ، فانْطَلَقتُ ، فَإذا امْرأةٌ مِنَ الأنْصارِ بِبَابِ رسولِ الله صلى الله عليه وسلم حَاجَتي حَاجَتُها ، وَكَانَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم قَدْ أُلْقِيَتْ عَلَيهِ المَهَابَةُ ، فَخَرجَ عَلَيْنَا بِلاَلٌ ، فَقُلْنَا لَهُ : ائْتِ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم ، فَأخْبرْهُ أنَّ امْرَأتَيْنِ بالبَابِ تَسألانِكَ : أُتُجْزِىءُ الصَّدَقَةُ عَنْهُمَا عَلَى أزْواجِهمَا وَعَلَى أيْتَامٍ في حُجُورِهِما ؟ ، وَلاَ تُخْبِرْهُ مَنْ نَحْنُ ، فَدَخلَ بِلاَلٌ عَلَى رَسُول الله صلى الله عليه وسلم ، فسأله ، فَقَالَ لَهُ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: مَنْ هُمَا ؟ قَالَ : امْرَأةٌ مِنَ الأنْصَارِ وَزَيْنَبُ . فَقَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: أيُّ الزَّيَانِبِ هِيَ ؟ ، قَالَ : امْرَأةُ عبدِ الله ، فَقَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم: لَهُمَا أجْرَانِ : أجْرُ القَرَابَةِ وَأجْرُ الصَّدَقَةِ
Dari Zainab Ats Tsaqofiyyah istri Abdulloh bin Mas’ud rodliyallohu anhu, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Bersedekahlah wahai sekalian kaum wanita meski dari perhiasan kalian. Zainab berkata : Aku pulang menemui Abdulloh bin Mas’ud, aku berkata kepadanya : Sesungguhnya engkau adalah orang miskin, sementara rosululloh shollallohu alaihi wasallam menyuruh kami kaum wanita untuk bershodaqoh. Oleh karena itu temuilah dan tanyakan kepada beliau. Bila aku berikan kepadamu aku mendapat pahala, bila tidak maka aku akan salurkan kepada selain kamu. Abdulloh bin Mas’ud berkata : Pergilan engkau saja. Akupun pergi. Ternyata seorang wanita anshor sudah ada di depan pintu rumah rosululloh shollallohu alaihi wasallam dimana keperluannya sama dengan keperluanku. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam memiliki kewibawaan. Keluarlah Bilal menemui kami. Kami katakana kepadanya : Tolong temui rosululloh shollallohu alaihi wasallam, sampaikan kepada beliau bahwa ada dua wanita di depan pintu untuk menanyakan tentang apakah syah shodaqoh yang diberikan kepada suami dan anak-anak yatim di rumahnya ? Tolong jangan disampaikan siapa kami ! Bilal segera masuk menemui rosululloh shollallohu alaihi wasallam lalu menanyakan masalah kami. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bertanya kepadanya : Siapa dua orang yang bertanya ?. Bilal berkata : seorang wanita anshor dan Zainab. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bertanya lagi : Zainab yang mana ? Bilal berkata : Istri Abdulloh bin Mas’ud. Lalu rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Baginya mendapat dua pahala, pahala menyambung kekerabatan dan pahala bershodaqoh [muttafaq alaih]

Hadits di atas memberi faedah :

1.      Shodaqoh adalah amal ibadah yang ditujukan kepada mukmin dan mukminat
2.      Muslim dan muslimat memiliki hak yang sama dalam memperoleh ilmu
Itu bisa kita dapati dari sabda nabi shollallohu alaihi wasallam “ Bersedekahlah wahai sekalian kaum wanita meski dari perhiasan kalian “ ini menunjukkan bahwa saat itu kaum wanita sedang mendapat siraman ilmu dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam
3.      Cepatnya para sahabat dalam melaksanakan ilmu yang mereka dengar dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam
4.      Perhiasan bisa dishodaqohkan meski itu adalah pemberian suami dari maskawin
5.      Diperbolehkan bagi istri untuk bershodaqoh (zakat) yang diperuntukkan bagi suami, tidak sebaliknya karena istri adalah tanggung jawab suami
6.      Kedudukan rosululloh shollalohu alaihi wasallam di hadapan umatnya
Ini bisa kita ketahui dari perkataan Zainab  “ Rosululloh shollallohu alaihi wasallam memiliki kewibawaan “
7.      Wanita keluar rumah atas izin suami
8.      Bertanya lewat perantara
Dalam hadits disebutkan bahwa Bilal menjadi perantara antara Zainab dan seorang wanita anshor (penanya) dengan rosululloh shollallohu alaihi wasallam (mufti)
9.      Mufti berhak bertanya tentang nama si penanya
10.  Terkadang dua orang memiliki niat dan amal yang sama tanpa direncanakan
Itu terjadi pada Zainab dan wanita anshor. Keduanya memiliki problem yang sama dan mencari solusi yang sama, yaitu menanyakannya di hadapan rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Ternyata keduanya juga berada pada waktu yang sama di saat berada di depan pintu rosululloh shollallohu alaihi wasallam
11.  Dalam kondisi tertentu seseorang diperbolehkan tidak menunaikan amanat
Bilal mendapat pesan dari Zainab untuk tidak memberitahukan tentang dirinya kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Ternyata amanat itu tidak dipatuhinya karena ketika nabi shollallohu alaihi wasallam menanyakan tentang penanya yang ada di luar, Bilal menyebutkan dengan jelas tentang Zainab
12.Banyaknya wanita di Madinah yang memiliki nama Zainab
Ada Zainab binti Jahsyi (istri nabi shollallohu alaihi wasallam), Zainab puteri beliau, termasuk Zaiba istri Abdulloh bin Mas’ud yang membuat nabi shollallohu alaihi wasallam bertanya “ Zainab yang mana ? “
13.Pahala bershodaqoh kepada keluarga
Pelakunya mendapat dua pahala : Pahala shodaqoh dan menyambung kekerabatan

Ya’juj Ma’juj




Pertanyaan Kaum Wanita (7) 

عن أم المؤمنين أم الحكم زينب بنتِ جحش رَضِي الله عنها : أن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم دخل عَلَيْهَا فَزِعاً ، يقول : لا إلهَ إلاّ الله ، وَيلٌ للْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدِ اقْتَرَبَ ، فُتِحَ اليَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأجُوجَ وَمَأجُوجَ مِثلَ هذِهِ ، وحلّق بأُصبُعيهِ الإبهامِ والتي تليها ، فقلتُ : يَا رَسُول الله ، أنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ ؟ قَالَ : نَعَمْ ، إِذَا كَثُرَ الخَبَثُ
Dari Ummul Mukminin Ummul Hakam Zainab binti Jahsyi : Sesungguhnya nabi shollallohu alaihi wasallam masuk menemuinya dalam keadaan ketakutan. Beliau bersabda : Laa ilaaha illalloh ! Celakalah bangsa Arab karena kejahatan sudah dekat. Pada hari ini, benteng yang mengepung Yajuj Majuj sudah terbuka sebesar ini (beliau mempertemukan jari telunjuk dan ibu jari dengan membentuk lingkaran). Aku bertanya : Ya rosululloh, apakah kita juga akan binasa sementara di antara kita masih banyak orang-orang sholih ? Beliau menjawab : Benar, bila perbuatan dosa sudah meluas

Hadits ini memberi faedah :

1.      Rosululloh shollallohu alaihi wasallam memiliki rasa takut
Itu bisa kita dapati dari sikap beliau saat tiba di rumah Zainab
2.      Kalimat laa ilaaha illalloh disyariatkan diucapkan saat muncul rasa takut
3.      Bangsa Arab adalah barometer
Bila masyarakat Arab sudah banyak melakukan penyimpangan, ini adalah sinyal dekatnya keluarnya yajuj majuj. Syaikh Salim Ied Alhilali berkata :  Pengkhususan penyebutan bangsa Arab pada hadits ini, dikarenakan merekalah pembawa islam dan pengibar panjinya. Bila mereka telah rusak tentu ini pertanda kehancuran
4.      Kebinasaan orang sholih bersama orang-orang jahat
Ini selaras dengan firman Alloh :

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya [al anfal : 25]
5.      Perintah menegakkan amar maruf nahi munkar

Hadits di atas dicantumkan oleh imam Nawawi pada kitab riyadlush sholihin di bab amar ma’ruf nahi munkar. Di dalamnya menerangkan tentang datangnya adzab berupa kedatangan yajuj majuj. Itu semuanya disebabkan banyaknya perbuatan dosa yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, ketika kita ingin mendapatkan rasa aman dari murka Alloh tentu tidak ada cara lain selain mencegah semua peluang munculnya maksiat

Maroji’ :
Bahjatun nadzirin, Syaikh Salim Ied Alhilali 1/252


Wanita Yang Dipukul Suaminya




Pertanyaan Kaum Wanita (6) 

Syariat membolehkan bagi kaum laki-laki untuk memukul istrinya dengan empat syarat. Syaikh Salim Ied Alhilali menyebut :

a.      Pukulan tidak menyakitkan
b.      Menghindarkan area wajah dan tidak disertai dengan penghinaan
c.       Pukulan dilakukan setelah nasehat dan hajr (pisah ranjang)
d.      Pukulan diniatkan sebagai sarana mendidik bukan menimbulkan madlorot

Kaedah ini selaras dengan firman Alloh dan sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :

وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar  [annisa’ : 34]

عن عمرو بن الأحوصِ الجُشَمي رضي الله عنه  : أنَّهُ سَمِعَ النَّبيّ  صلى الله عليه وسلم  في حَجَّةِ الوَدَاعِ يَقُولُ بَعْدَ أنْ حَمِدَ الله تَعَالَى ، وَأثْنَى عَلَيهِ وَذَكَّرَ وَوَعظَ ، ثُمَّ قَالَ : ألا وَاسْتَوصُوا بالنِّساءِ خَيْراً ، فَإِنَّمَا هُنَّ عَوَانٍ عِنْدَكُمْ لَيْسَ تَمْلِكُونَ مِنْهُنَّ شَيْئاً غَيْرَ ذلِكَ إلاَّ أنْ يَأتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ ، فَإنْ فَعَلْنَ فَاهْجُرُوهُنَّ في المَضَاجِع ، وَاضْرِبُوهُنَّ ضَرباً غَيْرَ مُبَرِّحٍ ، فإنْ أطَعْنَكُمْ فَلا تَبْغُوا عَلَيهنَّ سَبيلاً
Dari Amru bin Ahwash Aljusyamiy rodliyallohu anhu : Bahwasanya dia mendengar nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda pada haji wada’ : Setelah memuji dan menyanjung Alloh Ta’ala, beliau memberi peringatan dan nasehat. Selanjutnya bersabda : Ingatlah, berikan kepada kaum wanita nasehat yang lembut karena mereka tidak lain adalah tawanan ( di bawah kekuasaan) di sisi kalian. Tidak ada hak bagi kalian memberikan hukuman sedikitpun, selain bila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Bila mereka melakukannya, maka pisahkan mereka dari tempat tidur, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Bila mereka sudah mentaati kalian maka janganlah mencari-cari jalan untuk menyusahkannya [HR Tirmidzi]

Berkenaan dengan kasus pemukulan terhadap istri, ini pernah terjadi pada masa rosululloh shollalohu alaihi wasallam sebagaimana yang dituturkan oleh Iyas :

عن إياس بن عبد الله بن أَبي ذباب  رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم  : لاَ تَضْرِبُوا إمَاء الله  فجاء عُمَرُ  رضي الله عنه  إِلَى رسولِ الله  صلى الله عليه وسلم فَقَالَ :ذَئِرْنَ النِّسَاءُ عَلَى أزْوَاجِهِنَّ ، فَرَخَّصَ في ضَرْبِهِنَّ ، فَأطَافَ بآلِ رَسُول الله  صلى الله عليه وسلم نِسَاءٌ كَثيرٌ يَشْكُونَ أزْواجَهُنَّ ، فَقَالَ رَسُول الله  صلى الله عليه وسلم  : لَقَدْ أطَافَ بِآلِ بَيتِمُحَمَّدٍ نِسَاءٌ كثيرٌ يَشْكُونَ أزْوَاجَهُنَّ لَيْسَ أولَئكَ بخيَارِكُمْ
Dari Iyas bi Abdulloh bin Abu Dzubab rodliyallohu anhu, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : janganlah kalian pukul wanita-wanita mukminah. Datanglah Umar rodliyallohu anhu menghadap rosululloh shollallohu alaihi wasallam seraya berkata : Para istri sudah mulai berani kepada suami-suaminya. Mendengar penuturannya, beliau membolehkan suami untuk memberi pukulan buat mereka. Setelah itu kaum wanita berkumpul di rumah rosululloh shollallohu alaihi wasallam untuk mengadukan perihal suami-suami mereka. Lalu Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Telah berkumpul banyak wanita pada keluarga Muhammad yang mengadukan suami-suami mereka yang melakukan pemukulan. Mereka Itu bukan laki-laki yang baik di antara kalian  [HR Tirmidzi]

Hadits di atas memberi kita faedah :

1.      Larangan memukul kaum wanita
Kecuali bila memenuhi kriteria yang sudah disebut di atas
2.      Serba-serbi rumah tangga para sahabat
Ternyata dalam perjalanan pernikahan selalu ada masalah meski mereka adalah khoirul qurun (sebaik-baik masa). Istri yang menampakkan keberanian di hadapan suami yang membuat mereka mendapat kekerasan dari suami. Selanjutnya kaum wanita mengadukan di hadapan nabi shollallohu alaihi wasallam terhadap apa yang mereka terima
3.      Perubahan hukum
Pada awalnya nabi shollallohu alaihi wasallam membolehkan pemukulan bagi istri, akan tetapi di saat melihat situasi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan dimana kaum lelaki terlalu berlebihan dalam menyikapi pembolehan itu maka beliau melarangnya
4.      Cepatnya para sahabat merespon sabda nabi shollallohu alaihi wasallam
Ketika beliau melarang pemukulan terhadap istri, kaum laki-laki menahan tangan-tangan mereka, manakala diperbolehkan, hari itu juga terjadi peristiwa pemukulan terhadap kaum wanita
5.      Pengaduan masalah rumah tangga harus berasal dari kedua belah fihak
Umar datang mewakili para suami yang mengeluhkan sikap para istri, kaum wanitapun datang menghadap nabi shollallohu alaihi wasallam terhadap apa yang mereka terima dari suaminya
6.      Profil lelaki sejati
Yaitu yang tidak suka memukul istrinya. Kepada mereka yang suka memukul beliau sabdakan Mereka Itu bukan laki-laki yang baik di antara kalian

Maroji’ :
Bahjatun Nadzirin, Syaikh Salim Ied Alhilali







Wanita Dari Juhainah




Pertanyaan Kaum Wanita (5) 

عَنْ أبي نُجَيد عِمْرَانَ بنِ الحُصَيْنِ الخُزَاعِيِّ رضي الله عنهما : أنَّ امْرَأةً مِنْ جُهَيْنَةَ أتَتْ رسولَ الله  صلى الله عليه وسلم  وَهِيَ حُبْلَى مِنَ الزِّنَى ، فقالتْ : يَا رسولَ الله ، أصَبْتُ حَدّاً فَأَقِمْهُ عَلَيَّ ، فَدَعَا نَبيُّ الله صلى الله عليه وسلم  وَليَّها ، فقالَ : أَحْسِنْ إِلَيْهَا ، فإذا وَضَعَتْ فَأْتِني فَفَعَلَ فَأَمَرَ بهَا نبيُّ الله صلى الله عليه وسلم   فَشُدَّتْ عَلَيْهَا ثِيَابُهَا، ثُمَّ أَمَرَ بِهَا فَرُجِمَتْ، ثُمَّ صَلَّى عَلَيْهَا. فقالَ لَهُ عُمَرُ: تُصَلِّي عَلَيْهَا يَا رَسُول الله وَقَدْ زَنَتْ ؟ قَالَ: لَقَدْ تَابَتْ تَوْبَةً لَوْ قُسِمَتْ بَيْنَ سَبْعِينَ مِنْ أهْلِ المَدِينَةِ لَوَسِعَتْهُمْ، وَهَلْ وَجَدْتَ أَفضَلَ مِنْ أنْ جَادَتْ بنفْسِها لله  عز وجل  ؟!
Dari Abu Nujaid Imron bin Hushain Alkhozai rodliyallohu anhuma : Bahwa seorang wanita dari Juhainah datang menghadap rosululloh shollallohu alaihi wasallam dalam keadaan hamil karena zina. Ia berkata : Ya rosululloh, aku telah melanggar hukum had maka segera tegakkan hukum buatku. Nabi shollallohu alaihi wasallam memanggil walinya seraya bersabda : Urusi dengan baik wanita ini, bila dia sudah melahirkan maka datangkanlah ia padaku. Keluarganyapun melaksanakan titah beliau. Pada waktu yang telah ditentukan, nabi shollallohu alaihi wasallam memerintahkan agar wanita itu diikat pakaiannya lalu diintruksikan untuk dirajam. Setelah selesai, beliau menyolatkannya. Umar berkata kepada beliau : Engkau sholatkan dia ya rosululloh, padahal ia telah berzina ? Beliau bersabda : Sungguh dia telah bertaubat, seandainya pahalanya dibagikan kepada 70 penduduk Madinah, pasti itu akan mencukupi. Apakah engkau bisa menemukan orang yang lebih afdhol daripada orang yang mengikhlaskan dirinya di hadapan Alloh ?  [HR Muslim]

Kisah di atas memberi kita faedah :

1.      Akhlaq pelaku maksiat
Bertaubat dengan mengakui perbuatannya dan selanjutnya siap menerima hukuman dunia
2.      Penetapan zina
Seorang diputuskan telah berzina melalui : Pengakuan dan bukti (berupa kehamilan atau saksi empat orang laki-laki)
3.      Sikap kepada pelaku maksiat yang sudah menyampaikan pengakuan
Harus menyikapinya dengan baik sebagaimana sabda nabi shollallohu alaihi wasallam “Urusi dengan baik wanita ini “
4.      Hukuman zina yang sudah menikah
Dirajam sampai mati
5.      Hikmah hukum rajam
Kenapa pelaku tidak dipenggal lehernya ? Justru rajam yang diberlakukan ? Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin berkata : Inilah hikmah Alloh Ta’ala. Syariat tidak memerintahkan pelaku dipenggal dengan pedang yang kemudian urusannya selesai dengan cepat, akan tetapi dirajam menggunakan batu  agar ia tersiksa dan merasakan sakitnya hukuman sesuai dengan kenikmatan yang ia rasakan saat melakukan perbuatan haram.
6.      Menyolatkan pelaku maksiat
Ini menunjukkan bahwa dosa tidak memasukkan pelakunya ke dalam kekufuran. Status yang bersangkutan tetaplah muslim sehingga berhak untuk disholatkan
7.      Hukum hudud menghapus dosa
Itu bisa kita lihat dari sabda nabi shollallohu alaihi wasallam Sungguh dia telah bertaubat, seandainya pahalanya dibagikan kepada 70 penduduk Madinah, pasti itu akan mencukupi. Apakah engkau bisa menemukan orang yang lebih afdhol daripada orang yang mengikhlaskan dirinya di hadapan Alloh ? 
8.      Fadhilah bertanya saat tidak tahu
Itulah yang dilakukan oleh Umar bin Khothob. Keheranannya terhadap sholat yang dilakukan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam untuk wanita itu, akhirnya terjawab setelah mendapat keterangan dari nabi shollallohu alaihi wasallam

Maroji’ :
Syarh Riyadlush Sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/65