Akibat meremehkan sunnah

Akibat meremehkan sunnah

Salah satu sunnah rosululloh shollallohu alaihi wasallam adalah makan dengan tangan kanan. Dengannya akan terjadi perbedaan antara kita dengan setan dimana setan senantiasa makan dan minum dengan tangan kiri.

Ketika sunnah ini diremehkan, akhirnya terjadilah musibah yang menimpa seseorang pada jaman rosululloh shollallohu alaihi wasallam sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits :

عن أبي مسلم، وقيل: أبي إياس سلمة بن عمر بن الأكوع رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ أن رجلاً أكل عند رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم بشماله فقال: كل بيمينك قال: لا أستطيع. قال لا استطعت! ما منعه إلا الكبر، فما رفعها إلى فيه. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Muslim dikatakan Abu Iyas Salamah bin Umar Al Akwa’ rodliyallohu anhu bahwa seorang lelaki makan dengan tangan kiri di hadapan rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Beliau bersabda : makanlah dengan tangan kananmu ! Ia menjawab : saya tidak bisa. Beliau bersabda : engkau tidak bisa ?! tidak ada yang menghalangimu untuk makan dengan tangan kanan kecuali karena kesombongan. Akhirnya ia tidak bisa mengangkat tangannya ke mulutnya [HR Muslim]

Lelaki ini telah melakukan 4 kesalahan fatal yang berakibat fatal pula :

1. Makan dengan tangan kiri
2. Makan dengan tangan kiri di hadapan nabi shollallohu alaihi wasallam
3. Menolak untuk makan dengan kanan setelah nabi shollallohu alaihi wasallam memerintahkannya
4. Penolakannya didasari atas kesombongan

Aja-aja ada ?!

Aja-aja ada ?!

Ada orang berada di masjid, begitu adzan berkumandang ia pulang dan sholat di rumah apa tidak keterlaluan itu !?

Inilah sebuah riwayat shohih dari Abu Sya’tsa’ ketika ia bercerita :

كُنَّا قُعُوْدًا فِى الْمَسْجِدِ مَعَ أبى هريرة رضى الله عنه فَأَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ فَقَامَ رَجُلٌ مِنَ الْمَسْجِدِ يَمْشِى فَأَتْبَعَهُ أبو هريرة رضى الله عنه بَصَرَهُ حَتَّى خَرَجَ مِنَ الْمَسْجِدِ فَقَالَ أبوهريرة أمَّا هذَا فَقَدْ عَصَى أبَا قَاسِم رواه مسلم

Kami duduk-duduk di masjid, terdengarlah kumandang adzan. Berdirilah seorang laki-laki di masjid itu lalu ia berjalan. Abu Huroiroh mengikuti dengan pandangannya ke arah mana lelaki itu pergi hingga akhirnya ia keluar masjid untuk pulang maka Abu Huroiroh berkata : orang itu telah berbuat maksiat kepada Abu Qosim yaitu rosululloh shollallohu alaihi wasallam [diriwayatkan oleh Muslim]

Syaikh Sholih Fauzan berbicara tentang biji tasbih

Syaikh Sholih Fauzan berbicara tentang biji tasbih

Diperbolehkan menggunakan biji tasbih untuk berdzikir tanpa disertai satu keyakinan bahwa di dalamnya terkandung fadhilah khusus, meskipun sebagian ulama berpendapat makruh

Bila penggunaannya di anggap memiliki fadhilah maka ini hukumnya bid’ah sebagaimana tasbih yang dikalungkan di leher atau di tangan sebagai gelang yang dilakukan oleh orang shufi. Hal ini tidak hanya bid’ah akan tetapi juga di dalamnya terdapat unsur riya’ dan takalluf (membebani diri)

Maroji’ : mulakh khosh alfiqhi hal 126, Syaikh Sholih alfauzan

Caleg ala salafush sholih

Adhi bin Arth seorang gubernur Basroh hendak memilih 2 kandidat yang akan dijadikan qodli di Basroh yaitu Iyas bin Muawiyah dan Alqosim. Ternyata ketika keduanya menghadap sang gubernur keduanya masing-masing menyatakan bahwa rekannyalah yang lebih utama dimana Iyas menganggap Alqosim lebih utama sedangkan Alqosim menganggap Iyas lebih utama sambil menyebutkan keutamaan, ilmu dan kefakihannya.

Iyas berkata : wahai amir, anda bisa menanyakan tentang diri kami berdua kepada Hasan Albasri dan Muhammmad bin Sirin 2 fuqoha dari Iraq karena keduanyalah yang paling mampu membedakan antara kami berdua ( Iyas mengatakan seperti itu karena Qosim adalah murid kedua ulama tersebut, sedangkan Iyas sendiri tidak memiliki hubungan apapun dengan mereka)

Alqosim menyadari bahwa Iyas akan memojokkannya, sebab kalau gubernur Iraq bermusyawarah dengan kedua ulama tersebut tentulah mereka akan memilih Qosim bukan Iyas, maka ia segera berkata kepada sang gubernur : wahai gubernur jangan engkau menanyakan perihalku kepada siapapun, demi Alloh yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Dia, Iyas lebih mengerti masalah agama daripadaku dan lebih mampu menjadi hakim. Bila aku bohong dalam sumpahku maka tidak pantas anda memilihku menjadi qodli karena berarti engkau telah memilih orang yang cacat, sementara bila aku jujur maka anda tidak boleh mengutamakan orang yang lebih rendah sedangkan di sini ada orang yang lebih utama.

Iyaspun setelah mendengar penuturan Qosim segera ia berkata kepada gubernur : wahai gubernur, anda memanggil orang untuk diangkat menjadi hakim, dimana ibarat anda meletakkan orang tersebut di tepi jurang neraka lalu Qosim menyelamatkan dirinya dengan sumpah palsu yang dia bisa meminta ampun kepada Alloh dengan beristighfar kepadaNya dan selamatlah ia dari apa yang ia takutinya

Akhirnya gubernur berkata kepada Iyas : orang yang berpandangan seperti dirimulah yang pantas diangkat menjadi hakim.

Maroji’ : shuwar min hayati tabi’in, Syaikh Abdurrohman Rof’at Basya

Sejarah pertama kali haidh pada wanita

Ada 2 pendapat mengenai hal ini sebagaimana tersebut dalam fathul bari :

كاَنَ أوَّلُ مَا أرْسِلَ الْحَيْضُ عَلَى بَنِى اسْرَائِيْلَ وَعَنِ ابن مسْعُودٍ رضى الله عنه كَانَ الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ فِى بِنِى اسْرَائِيْلَ يُصَلُّوْنَ جَمِيْعًا فَكَانَتِ الْمَرْأةُ تَتَشَرَّفُ لِلرِّجَالِ فَألْقَى الله علَيْهِنَّ الْحَيْضُ وَمَنَعَهُنَّ الْمَسَاجِد

Haidh dikirim pertama kali pada diri Bani Isroil, dari ibnu Mas’ud rodliyallohu anhu : laki-laki dan wanita dari kalangan bani isroil mereka sholat berjamaah, adalah wanita saat itu mengalahkan kaum lelaki hingga Alloh kirimkan haidh atas mereka sehingga terhalangi untuk sholat di masjid

عن ابن عبّاس أنَّ ابْتِدَاءَ الْحَيْضِ كَانَ عَلَى احَوَاءَ بَعْدَ انْ أهْبِطَتْ مِنَ الْجَنَّةِ

Dari ibnu Abbas bahwa pertama kali haidh dialami Hawa ketika diturunkan dari aljannah

Maroji’ : fathul bari, ibnu Hajar Al Atsqolani juz 1 hal 499-500

Ternyata nabi kita hujan-hujanan

Seolah hujan-hujanan bagi sebagian orang tua adalah sesuatu yang tabu bagi anak-anak mereka sehingga di saat hujan anak-anak dikekang supaya tidak keluar rumah dengan alasan takut jatuh sakit.

Padahal hujan-hujanan adalah sunnah rosululloh shollallohu alaihi wasallam sebagaimana dalam sebuah hadits disebutkan :

عن أنس رضى الله عنه قال أصَابَنَا وَنَحْنُ مَعَ رسول الله صلى الله عليه وسلم مَطَرٌ فَحَسَرَ رسول الله صلى الله عليه وسلم ثَوْبَهُ حَتَّى أَصَابَهُ مِنَ الْمَطَرِ فَقُلْنَا يَا رسول الله لِمَ صَنَعْتَ ؟ قَالَ لأَنَّهُ حَدِيْثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى رواه بخارى

Dari Anas rodliyallohu berkata : suatu saat ketika kami bersama rosululloh shollallohu alaihi wasallam, kami kehujanan lalu beliau membuka pakaiannya hingga diguyuri air hujan, lantas kami bertanya : ya rosulalloh kenapa engkau lakukan itu ? beliau menjawab : karena ia baru datang dari Alloh rob ta’ala [HR Bukhori]

Bahkan para sahabat dalam perang badar ditimpa hujan sehingga badan mereka basah untuk satu hikmah yang agung sebagaimana Alloh firmankan :

إذْ يُغَشِّيْكُمُ النُّعَاسَ أمَنَةً مِنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ لِيُطَهِّرُكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَى قُلُوْبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الأَقْدَامَ

(ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kakimu. [al anfal : 11]

Ada doa boleh sambil tertawa

Idealnya sesuai syar’i berdoa dilakukan dengan khusyu’, rendah diri dan melembutkan suaranya sebagaimana yang Alloh ajarkan :

قل من ينجّيكم من ظلمات البرّ والبحر تدعونه تضرّعا وخفية لئن أنجانا من هذه لنكوننّ من الشّاكرين

Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan Kami dari (bencana) ini, tentulah Kami menjadi orang-orang yang bersyukur" [al an’am : 63]

ادعوا ربّكم تضرّعا وخفية إنّه لا يحبّ المعتدين

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas [al a’rof : 55]

واذكر ربّك فى نفسك تضرّعا وخيفة ودون الجهر من القول بالغدوّ والاصال ولا تكن من الغافلين

Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai. [al a’rof : 205]

Di sana ada doa yang justru menurut sunnah nabi shollalllohu alaihi wasallam diakhiri dengan tertawa.

عن عليّ ابن ربيعة قال شَهِدْتُ عَلِيًّا وَأتِيَ بِدَابَةٍ لِيَرْكَبَهَا فَلَمَّا وََضَعَ رِجْلَهُ فِى الرِّكَابِ قَالَ بِسْمِ الله فَلَمَّا اسْتَوَى عَلَى ظَهْرِهَا قَالَ الْحَمْدُ لله ثُمَّ قال سُبْحَانَ الّذِى سَخَّرَ لَنَا هذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ ثُمَّ قَالَ الْحَمْدُ لله ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ قال الله أكْبَرْ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ قَالَ سُبْحَانَكَ إنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْلِى فَإنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إلاَّ أنْتَ ثُمَّ ضَحِكَ فَقِيْلَ يَا أمِيْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ مِنْ أيِّ شَيْئٍ ضَحِكْتَ قَالَ رَأيْتُ النَّبِيّ صلى الله عليه وسلم فَعَلَ كَمَا فَعَلْتُ ثُمَّ ضَحِكَ فَقُلْتُ يَا رسول الله مِنْ أيِّ شَيْئٍ ضَحِكْتَ قَالَ إنَّ رَبَّكَ يُعْجِبُ مِنْ عَبْدِهِ إذَا قَالَ اغْفِرْلِى ذُنُوْبِيْ يَعْلَمُ أنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذّنُوْبَ غَيْرِيْ رواه التّرمذى وأبو داود

Dari Ali bin Robiah berkata : aku melihat Ali diberi kendaraan untuk dikendarai tatkala ia menginjakkan kakinya di kendaraan ia membaca bismilah ketika sudah ada di punggung kuda ia membaca alhamdulillah selanjutnya membaca subhaanalladzii sakhkhoro lanaa haadzaa wamaa kunna lahuu muqriniin ("Maha suci Alloh yang telah menundukkan semua ini bagi Kami Padahal Kami sebelumnya tidak mampu menguasainya) setelah itu membaca Alhamdulillah 3 kali alloohu akbar 3 kali kemudian membaca subhaanaka innii dzolamtu nafsii faghfirlii fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta (Maha Suci Engkau sesungguhnya aku menzalimi diriku maka ampunilah aku karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuniku selain Engkau) lalu ia tertawa. Ada yang bertanya : wahai amirul mu’minin apa yang menyebabkan engkau tertawa ? ia menjawab : karena aku melihat nabi shollallohu alaihi wasallam melakukan apa yang baru saja aku lakukan lalu tertawa. Akupun bertanya : ya rosululloh apa yang menyebabkan engkau tertawa ? beliau menjawab : sesungguhnya Alloh heran kepada hambaNya ketika ia membaca ighfirlii fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba ghoirii (ampuni aku karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa selainKu [HR Tirmidzi dan Abu Daud]

Maksudnya : Alloh heran ketika seorang hamba hendak bepergian yang diingat pertama kalinya adalah dosa

Silahkan mandi dengan telanjang

Hukum asal mandi dengan telanjang adalah mubah. Imam Bukhori mengatakan dalam kitabnya “ bab mandi sendiri dalam keadaan telanjang akan tetapi bersutroh (penutup) lebih afdhol “ Ada dua dalil yang dijadikan imam Bukhori dalam hal ini :

عن أبى هريرة رضى الله عنه عن النّبيّ صلى الله عليه وسلم قال كَانَتْ بِنِى إسْرَائِيْلَ يَغْتَسِلُوْنَ عُرَاةً يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إلَى بَعْضٍ وَكَانَ مُوْسَى عليه السّلام يَغْتَسِلُ وَحْدَهُ فَقَالُوْا وَاللهِ مَا يَمْنَعُ مُوْسَى أنْ يَغْتَسِلَ مَعَنَا إلاَّ أنَّهُ ادَرٌ فَذَهَبَ مَرَّةً يَغْتَسِلُ فَوَضَعَ ثَوْبَهُ عَلَى حَجَرٍ فَفَرَّ الْحَجَرُ بِثَوْبِهِ فَخَرَجَ مُوْسَى فِى إثْرِهِ يَقُوْلُ ثَوْبِي يَا حَجَرُ حَتَّى نَظَرَتْ بَنُوإسْرَائيْلَ إلَى مُوْسَى فَقَالُوْا مَا بِمُوْسَى مِنْ بَأسٍ وَأخَذَ ثَوْبَهُ فَطَفِقَ بِالْحَجَرِ ضَرْبًَا رواه بخارى

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam berkata : adalah bani Isroil biasa mandi telanjang sehingga satu dengan lain saling melihat aurot, adapun nabi Musa alaihissalam biasa mandi sendirian. Mereka berkata : demi Alloh tidak ada yang menghalangi Musa untuk mandi bersama kita kecuali karena kemaluannya besar. Pada suatu hari Musa pergi untuk mandi. Ia letakkan bajunya di atas batu. Tiba-tiba batupun lari dengan bajunya. Musa keluar untuk menyisiri jejak batu tersebut. Ia berkata : wahai batu, bajuku ! hingga bani Isroil melihat Musa seraya berkata : ternyata Musa tidak apa-apa ( kemaluannya tidak sebagaimana yang mereka sangka sebelumnya) Musa akhirnya mengambil bajunya seraya memukul batu [HR Bukhori]

عن أبى هريرة رضى الله عنه عن النّبيّ صلى الله عليه وسلم قال بَيْنَمَا أيُّوْبَ يَغْتَسِلُ عُرْيَانًا فَخَرَّ عَلَيْهِ جَرَادٌ مِنْ ذَهَبٍ فَجَعَلَ أيُّوْبَ بَحْتَثِى بِثَوْبِهِ .... رواه بخارى

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam berkata : pada suatu hari Ayyub mandi telanjang, tiba-tiba turunlah emas sebesar belalang, Ayub pun mengumpulkannya di bajunya …. [HR Bukhori]

Walhasil nabi Musa dan nabi Ayyub alaihimassalam keduanya mandi telanjang dan tidak diingkari oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam berarti mandi telanjang hukumnya adalah mubah

Maroji’ : nuzhatul muttaqin juz 1 hal 417

Dua telinga satu mulut

Imam Abu Hatim berkata : Alloh menjadikan untuk kita dua telinga sementara mulut hanya satu agar kita lebih banyak mendengar daripada berbicara dimana boleh jadi bila dia berbicara akan berakhir dengan penyesalan sebaliknya bila tidak bicara tidak akan menyesal.

Bakr Abdullah Almuzni berkata : berhati-hatilah dalam berbicara, karena bila benar belum tentu engkau mendapat pahala , bila salah sudah pasti mendapat dosa.

Imam Syafi’i berkata : bila engkau hendak berbicara maka berpikirlah sejenak, bila tidak menimbulkan madlorot maka silahkan berbicara sebaliknya bila menimbulkan madlorot atau anda ragu maka tahanlah untuk tidak bicara.

Tiga perkataan di atas sesuai dengan nasehat nabi shollallohu alaihi wasallam :

عن أبى هريرة رضى الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِالله وَالْيَوْمَ الأخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أوْ لِيَصْمُتْ رواه بخارى مسلم

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : barangsiapa beriman kepada Alloh dan hari akhir maka berkatalah yang baik atau diam [HR Bukhori Muslim]

عن أبى هريرة رضى الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بالْكَلِمَةِ مَايَتَبَيَّنُ مَا فِيْهِا يَهْوِى بِهَا فِى النَّارِ أبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ رواه بخارى مسلم

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : sungguh seorang hamba berbicara dengan suatu kata yang belum jelas kebenarannya yang menyebabkan ia terperosok kedalam neraka yang kedalamannya melebihi jauhnya barat dan timur [HR Bukhori Muslim]

Maroji’ : rifqon ahlisunnah bi ahlissunnah, Syaikh Abdul Muhsin Hammad Al Abbadulloh

Dai menerima amplop

Para ulama memperbolehkan menerima imbalan dari hasil ceramah bagi para da’i sebagaimana hadits mengatakan :

إنَّ أحَقَّ مَا أخَذْتُمْ عَلَيْهِ أجْرًا كِتَابُ الله رواه بخارى

Sesungguhnya yang paling berhak kamu ambil upahnya adalah dari kitabulloh [HR Bukhori]

Sebagaimana rosululloh shollallohu alaihi wasallam membenarkah upah yang diterima para sahabat berupa beberapa ekor kambing setelah membaca surat alfatihah dalam rangka meruqyah pimpinan kabilah di saat mereka mengadakan perjalanan. Sebagaimana pula dibenarkan memberi mahar kepada calon istri berupa hafalan ayat dari alquran. Itulah yang pernah dilakukan nabi sholallohu alaihi wasallam sehingga beliau bersabda :

زَوَّجْتُكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْانِ

Aku nikahkan engkau dengan hafalan alquran yang ada pada dirimu [HR Bukhori Muslim]

Akan tetapi seorang dai berdakwah dengan memperhitungkan besar kecilnya amplop sehingga hanya lahan-lahan basah saja yang didatangi sementara orang-orang miskin tidak pernah dia sentuh ini juga satu kesalahan besar.

Bukankah nabi shollallohu alaihi wasallam diperintahkan Alloh untuk lebih memperhatikan ibnu Umi Maktum simiskin lagi buta daripada orang-orang terkemuka dari kalangan kafir quraisy sehingga Alloh turunkan surat abasa ?

Maroji’ : Mabahits fi ulumil quran, Syaikh Manna’ul Qothon hal 194

Mari minum susu !

Kenapa budaya ini perlu digalakkan ? karena :

1. Susu adalah minuman ahlul jannah

• •        •       •                •         •      

(apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya ? [Muhammad : 15]


2. Susu adalah minuman rosululloh shollallohu alaihi wasallam pada peristiwa isro mi’roj

عن أبى هريرة رضى الله عنه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ..... ثُمَّ أتِيْتُ بِإِنَاءَيْنِ فِى أحَدِهِمَا لَبَنٌ وَفِى الأخَرِ خَمْرٌ فَقَالَ اشْرَبْ أيَّهُمَا شِئْتَ فَأَخَذْتُ الّلبَنَ فَشَرِبْتُهُ فَقِيْلَ أصَبْتَ الْفِطْرَةَ أمَّا إنَّكَ لَوْ أخَذْتَ الْخَمْرَ غَوَتْ أمَّتُكَ متفق عليه

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : …… lalu aku diberi dua gelas yang satu berisi susu sedang yang lain berisi khomr. Jibril berkata : minumlah mana di antara keduanya yang kamu suka. Akupun mengambil susu dan meminumnya. Jibril berkata : engkau telah mengambil fitroh, andai engkau mengambil khomr maka umatmu akan tersesat [muttafaq alaih]

3. Susu adalah minuman rosululloh shollallohu alaihi wasallam saat hijroh yaitu beliau minum dari susu kambing milik orang Quraisy dan kambing milik Ummu Ma’bad Alkhoza’i

4. Susu adalah minuman terbaik bagi bayi

     •            

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun [1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. [luqman : 14]

[1180] Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun.

5. Susu adalah lambang ilmu

عن ابن عمر رضى الله عنه أنّ عمر قال سَمِعْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال بَيْنَا أنَا نَائِمٌ أتِيْتُ بِقَدَحِ لَبَنٍ فَشَرِبْتُ حَتَّى إنِّى لأَرَى الرَّي يَخْرُجُ فِى أظْفَارِيْ ثُمَّ أعْطَيْتُ فَضْلِى عمر ابن الخطّاب قَالُوْا فَمَا أوَّلْتَهُ يَا رسول الله قَالَ الْعِلْمُ رواه بخارى

Dari ibnu Umar rodliyallohu anhu bahwa Umar berkata : aku mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : di saat aku tidur aku bermimpi diberi segelas susu hingga sungguh air susu keluar dari celah jari jemariku lalu aku berikan sisanya kepada Umar bin Khothob. Mereka bertanya : apa ta’wil dari mimpi tersebut ya rosulalloh ? beliau menjawab : ilmu [HR Bukhori]

Betapa agungnya susu akan tetapi tahukah darimana proses diciptakannya susu ? Maka Alloh menerangkannya :

•              •    

Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. [annahl : 66]

Kondisi orang kafir setelah masuk islam

Semua dosa yang dilakukan semasa jahiliyyah terhapus dan tidak akan dikenakan tuntutan hukuman duniawi

قال عمرو بن عاص رضى الله عنه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم..... أَمَّا عَلِمْتَ أنَّ الإِسْلاَمَ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ ؟ رواه مسلم

Berkata Amru bin Ash rodliyallohu anhu : bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : ….. tidakkah engkau tahu bahwa islam telah menghapus dosa sebelumnya (pada masa jahiliyyah) [HR Muslim]

Oleh karena itu para sahabat yang telah masuk islam tidak dituntut atas kejahatan mereka semasa jahiliyyah seperti : pembunuhan, pencurian, perzinahan dan lain sebagainya.

Semua amal baik yang dilakukan di masa jahiliyyah mendapat penilaian pahala dari Alloh

عن عروة ابن الزّبير أنّ حكيم بن حزام قال لرسول الله صلى الله عليه وسلم أرَأَيْتَ أمُوْرًا كُنْتُ أتَحَنَّثُ فِى الْجَاهِلِيَّةِ هَلْ لِيْ فِيْهَا مِنْ شَيْئٍ فقال له رسول الله صلى الله عليه وسلم أسْلَمْتَ عَلَى مَا أسْلَفْتَ مِنْ خَيْرٍ رواه مسلم

Dari Urwah bin Zubair bahwa Hakim bin Hizam bertanya kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam : apa pendapat engkau tentang amal baik yang aku lakukan pada masa jahiliyyah, apakah aku mendapat balasan pahala ? beliau menjawab : engkau masuk islam dengan membawa pahala atas kebaikan yang engkau lakukan pada masa dahulu [HR Muslim]

Maroji’ : syarh shohih muslim, imam Annawawi juz 2 hal 142

Hukum wanita sholat di masjid

Meskipun rumah jauh lebih baik bagi kaum wanita akan tetapi hukum asalnya adalah mudah bila mereka pergi ke masjid :

عن ابن عمر رضى الله عنه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إذَا اسْتَأْذَنَتْ نِسَاءُكُمْ بِاللَّيْلِ إلَى الْمَسْجِدِ فَأذَنُوْا لَهُنَّ متفق عليه وفِى رِوَايَةِ أحمد وَبُيُوْتَهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ

Dari ibnu Umar rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : bila istri kalian meminta izin untuk pergi ke masjid malam hari (sholat maghrib isya’ dan shubuh) maka berikan ijin kepada mereka [muttafaq alaih]
Pada riwayat Ahmad : rumah lebih baik bagi mereka

Akan tetapi keberadaan mereka di masjid ada syarat-syaratnya :

1. Menjaga rasa malu
2. Bersutroh (menutup aurot)
3. Meninggalkan wewangian dan kosmetik
4. Tidak bercampur dengan kaum lelaki

Hal ini sesuai dengan sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :

لاَ تَمْنَعُوْا إمَاءَ الله مَسَاجِدَ الله وَلْيَخْرُجْنَ تَفْلاَتٍ رواه أحمد و أبو داود
Janganlah kalian melarang kaum wanita pergi ke masjid, hendaklah mereka keluar dalam keadaan tidak memakai wewangian [HR Ahmad dan abu Daud]

Maroji’ : Mulakh khosh alfiqhiy hal 167, Syaikh Sholih Alfauzan

Tomboy dan bencong

Perempuan yang bertingkah laku seperti lelaki sering disebut dengan tomboy sementara lelaki yang bertingkah laku seperti perempuan sering disebut banci atau bencong.
Itu bisa dilihat dari cara berjalan, pakaian, pergaulan dan lainnya. Kalau hal ini tidak disadari oleh yang bersangkutan maka sebenarnya dirinya tidak sadar bahwa dirinya sedang berada di dalam laknat rosululloh shollallohu alaihi wasallam sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits :

عن ابن عبّاس رضى الله عنه قال لَعَنَ رسول الله صلى الله عليه وسلم الْمُخَنَّثِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ رواه بخارى

Dari ibnu Abbas rodliyallohu anhu berkata : rosululloh shollallohu alaihi wasallam melaknat wanita yang menyerupai lelaki dan lelaki yang menyerupai wanita [HR Bukhori]

عن أبى هريرة رضى الله عنه قَالَ لَعَنَ رسول الله صلى الله عليه وسلم الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأةُ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ رواه أبو داود

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : rosululloh shollallohu alaihi wasallam melaknat lelaki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian lelaki [HR Abu Daud]

Ketika kebiasaan ini tidak segera diatasi maka dengan sendirinya naluri sex si bencong akan condong kepada lelaki demikian juga sebaliknya pada diri si tomboy. Padahal ancaman kepada si pelaku

عن ابن عبّاس رضى الله عنه قال أنّ النّبيّ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ وَجَدْتُمُوْهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوْطٍ فَاقْتُلُوْا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُوْلَ بِهِ رواه أحمد

Dari ibnu Abbas rodliyallohu anhu berkata bahwasanya nabi shollallohualaihi wasallam bersabda : barangsiapa yang mendapati orang yang melakukan perbuatan kaum Luth ( sex sejenis) maka bunuhlah pelaku dan yang diperlakukan [HR Ahmad]

Imam Malik berpendapat perzinahan sejenis lebih besar dosanya daripada perzinahan dengan lain jenis bahkan hukuman kepada yang bersangkutan lebih pedih daripada perzinahan dengan lain jenis sebagaimana pendapat dari :

a. Ali bin Abi Tholib : pelakunya dibakar hidup-hidup
b. Ibnu Abbas : pelakunya dinaikkan ke gedung paling tinggi di daerah tersebut lalu dilempar dari atas dalam keadaan kepala di atas kaki di bawah hingga ketika sudah berada di bawah dilempari tubuhnya dengan batu. Pendapat ibnu Abbas didasarkan pada firman Alloh ta’ala :

           •

Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, [huud : 82]

Perlu juga diketahui bahwa gejala penyimpangan perilaku bisa disebabkan oleh lingkungan, pergaulan atau pendidikan. Sebagaimana jika anak laki-laki sejak kecil teman bermainnya adalah kaum wanita atau alat-alat permainannya dan pekerjaannya rumahnya adalah yang identik dengan kewanitaan maka akan terbentuklah penyimpangan perilaku itu sejak kecil.

Maroji’ : taudhihul ahkam, Abdulloh Abdurrohman Albassam juz 4 hal 167
Minhajul muslim, Syaikh Abu Bakar Jazairi hal 453

Penggunaan istilah syar’i

Ibadah yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam adalah sholat maka penggunaan istilah sembahyang tidak diperlukan. Bisa dibayangkan ketika penyebutan sholat diganti dengan sembahyang, di saat kaum nasrani hari ahad pergi ke gereja lalu kita tanyakan kepada mereka “ mau kemana ? “ mereka menjawab : ke gereja. “ mau apa ? “ mereka akan mengatakan : mau sembahyang. Demikian juga dengan orang hindu yang pergi ke wihara akan menjawab dengan jawaban serupa.

Tidak makan dari adzan shubuh hingga adzan maghrib adalah shoum atau shiyam maka penggunaan istilah tidak diperlukan. Bisa dibayangkan bila penyebutan shoum diganti dengan puasa maka apa bedanya dengan puasa pati geni, puasa ngrowot, puasa manuk podang, puasa ngebleng dsb ?

Oleh karena itu aqidah ahli sunnah waljamaah memiliki prinsip :

يَجِبُ الإِلْتِزَامُ بِأَلفَاظِ الشَّرْعِيَّةِ فِى العَقِيْدَةِ وَتَجَنُّبُ الأَلْفَاظِ البِدْعِيَّةِ لأَنَّ دَلاَلاَتِ الأَلْفَاظِ وَاسِعَةٌ
wajib berkomitmen dalam menggunakan lafadz-lafadz syar’i dalam masalah aqidah dengan menjauhkan diri dari penggunaan istilah-istilah bid’ah karena dalalat dari sebuah lafadz sangat luas.

Kencing onta, kambing dan manusia

عن أنس بن مالك رضى الله عنه قَالَ قَدِمَ أُنَاسٌ مِنْ عُكْلٍ أوْ عُرَيْنَةَ فَاجْتَوُوْا الْمَدِيْنَةَ فَأَمَرَهُمُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِلِقَاحٍ وَأنْ يَشْرَبُوْا مِنْ أبْوَالِهَا وَ ألْبَانِهَا رواه بخارى

Dari Anas bin Malik rodliyallohu anhu berkata : datang serombongan dari Ukl ayau Uroinah merekapun memasuki kota Madinah maka nabi shollallohu alaihi wasallam memerintahkan mereka untuk pergi ke tempat onta agar mereka meminum kencing dan susu onta (sebagai obat karena mereka sebelumnya terserang penyakit) [HR Bukhori]

عن أنس رضى الله عنه قَالَ كَانَ النّبيّ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّى قَبْلَ أنْ يُبْنَى الْمِسْجِدُ فِى مَرَابِضِ الْغَنَمِ رواه بخارى

Dari Anas bin Malik rodliyallohu anhu berkata adalah nabi shollallohu alaihi wasallam biasa sholat di kandang kambing sebelum masjid dibangun [HR Bukhori]

Imam Syaukani berkata : secara dhohir ini merupakan dalil akan sucinya kotoran kambing dan kencing onta dan binatang lainnya yang halal untuk dimakan.

Bagaimana dengan kencing manusia ? Ia adalah najis bahkan kita diperintahkan untuk menjaga diri darinya karena betapa banyak orang diadzab di kubur karena persoalan kencing sebagaimana hadits menyebutkan :

عن أبى هريرة رضى الله عنه قَالَ قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم اسْتَنْزِهُوْا مِنَ الْبَوْلِ فَإِنَّ عَامَةَ عَذَابِ الْقَبْرِ مِنْهُ رواه الدّارقطنى

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : bersihkan kalian dari kencing karena umumnya orang diadzab di kubur karena persoalan air kencing [HR Daraquthni]

عن ابن عبّاس رضى الله عنه قَالَ مَرَّ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِحَائِطٍ مِنْ حِيْطَانِ الْمَدِيْنَةِ أوْ مَكَّةَ فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِى قُبُوْرِهِمَا فَقَالَ النّبيّ صلى الله عليه وسلم يُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيْرٍ ثُمَّ قَالَ بَلَى كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ ( لاَ يَسْتَنْزِهُ) مِنْ بَوْلِهِ وَكَانَ الأخَرُ يَمْشِى بِالنَّمِيْمَةِ ثُمَّ دَعَا بِجَرِيْدَةٍ فَكَسَرَهَا كِسْرَتَيْنِ فَوَضَعَ عَلَى كُلِّ قَبْرٍ مِنْهُمَا كِسْرَةً فَقِيْلَ لَهُ يَا رَسُوْلَ الله لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ أنْ يُخَفِّفَ عَنْهُمَ مَا لَمْ تَيْبَسَا رواه بخارى

Dari ibnu Abbas rodliyallohu anhu berkata : nabi shollallohu alaihi wasallam melewati dinding yang ada di kota Madinah atau Mekah. Tiba-tiba beliau mendengar suara tangisan dari dari dua orang yang diadzab di kubur maka nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : keduanya di adzab karena dosa besar lalu beliau melanjutkan sabdanya : ya … karena seorang di antara keduanya tidak menutup atau tidak membersihkan diri dari kencing adapun yang lainnya suka mengadu domba lalu beliau minta di datangkan pelepah kurma kemudian beliau sobek menjadi dua dan diletakkan di masing-masing kubur keduanya. Seorang bertanya : kenapa engkau melakukannya ya rosulalloh ? beliau menjawab : semoga bisa meringankan keduanya selama kedua pelepah itu belum kering [HR Bukhori]

Kencing onta dan kambing tidak najis sementara kencing manusia najis. Sungguh urusan kencing, onta dan kambing lebih baik dari manusia.

Maroji ‘ : fiqh sunnah Sayyid Sabiq jilid 1 hal 26

Jangan menulis saw untuk rosululloh shollallohu alaihi wasallam

Mengucapkan sholawat dan salam kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam adalah salah satu adab kita kepada nabi. Ia adalah adab ibadah karena Alloh memerintahkannya :

إنّ الله وملائكته يصلّون على النّبيّ يأيّها الذين امنوا صلّوا عليه وسلّموا تسليما

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya [al ahzab : 56].

Akan tetapi sering karena malas atau karena bertujuan praktis dalam penulisan maka “saw” sering kita dapati dalam penulisan sholawat dan salam untuk nabi. Maka imam Nawawi dalam hal ini berkata :

وَكَذَالِكَ يُكْتَبُ عِنْدَ ذِكْرِ النّبيّ “صلى الله عليه وسلم” بِكَمَالِهَ لاَ رَمْزًا إلَيْهِمَا وَلاَ مُقْتَصِرًا عَلَى أحَدِهِمَا

Demikian juga dalam penulisan shollallohu alaihi wasallam untuk nabi maka harus ditulis secara utuh tidak boleh dengan rumus atau singkatan

Maroji’ : syarh shohih muslim jilid 1 hal 73, Muhyiddin bin Syarf Annawawi

Dimana ada setan ?

Berbicara tentang keberadaan setan harus berdasarkan ilmu sebagaimana imam Bukhori dalam kitabnya mengatakan “ ilmu sebelum berucap dan beramal. Orang yang tidak berilmu biasa mengidentikkan setan dengan kuburan. Maka menurut keterangan dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam keberadaan setan adalah :

1. Masjid

وعن أبي هريرة رَضِي اللَّهُ عَنهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: إذا نودي بالصلاة أدبر الشيطان وله ضراط حتى لا يسمع التأذين، فإذا قضي النداء أقبل حتى إذا ثوب للصلاة أدبر، حتى إذا قضي التثويب أقبل حتى يخطر بين المرء ونفسه يقول: اذكر كذا واذكر كذا لما لم يذكر من قبل حتى يظل الرجل ما يدري كم صلى مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : bila adzan dikumandangkan maka setan akan lari sambil terkentut-kentut hingga mendapatkan tempat yang tidak terdengar suara adzan. Bila adzan selesai ia kembali hingga bila iqomat dikumandangkan iqomat ia kembali lari. Bila iqomat usai dikumandangkan maka ia kembali sehingga ia mengganggu pukiran manusia seraya berkata : ingatlah ini ! ingatlah itu ! padahal itu semuanya tidak diingatnya sebelumnya sehingga seorang tersebut tidak ingat berapa rokaat sudah ia kerjakan dalam sholatnya [muttafaq alaih]

وعن ابن عمر رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال: أقيموا الصفوف، وحاذوا بين المناكب، وسدوا الخلل، ولينوا بأيدي إخوانكم، ولا تذروا فرجات للشيطان، ومن وصل صفاً وصله اللَّه، ومن قطع صفاً قطعه اللَّه رَوَاهُ أبُو دَاوُدَ بإسناد صحيح.

Dari ibnu Umar rodliyallohu anhuma bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : luruskan shof, ratakan bahu, tutuplah celah-celah, bersikap lunaklah terhadap saudaramu dan jangan biarkan renggang di dalam shof sehingga dipakai oleh setan. Siapa yang menyambung shof maka Alloh akan menyambungnya dan siapa yang memutus shof maka Alloh akan memutusnya [HR Abu Daud]

وعن أنس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال: رصوا صفوفكم، وقاربوا بينها، وحاذوا بالأعناق؛ فوالذي نفسي بيده إني لأرى الشياطين تدخل من خلل الصف كأنها الحذف
حديث صحيح رَوَاهُ أبُو دَاوُدَ بإسناد على شرط مسلم.

2. Di medan jihad

           ••                           

Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan Sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling Lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, Sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; Sesungguhnya saya takut kepada Allah". dan Allah sangat keras siksa-Nya. [al anfal : 48]

3. Lubang hidung

عن أبى هريرة رضى الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذَا سْتَيْقَظَ أحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلاَثًا فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَبْيْتُ عَلَى خَيْثُوْمِهِ متفق عليه

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : bila bangun salah seorang di antara kalian dari tidurnya maka istintsarlah (memasukkan air ke hidung lalu menyemburkannya) 3 kali karena setan tadi malam menginap di lubang hidungnya [muttafaq alaih]

4. Wc

عن أنس رضى الله عنه قال كَانَ النّبيّ صلى الله عليه وسلم إذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ قال اللهُمَّ إنِّى أعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ رواه بخارى مسلم

Dari Anas rodliyallohu anhu berkata : rosululloh shollallohu alaihi wasallam bila hendak masuk wc beliau membaca allohumma innii a’uudzu bika minal khubutsi walkhobaa its (ya Alloh aku berlindung kepadaMu dari setan laki-laki dan setan perempuan) [HR Bukhori Muslim]

5. Aliran darah

إنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنَ الإِنْسَانَ مَجْرَى الدَّمِ رواه بخارى مسلم
Sesungguhnya setan mengalir dalam peredaran darah manusia [HR Bukhori Muslim]

6. Di lobang-lobang

عن عبد الله بن سرجس أنّ النّبيّ صلى الله عليه وسلم قال لاَ يَبُوْلَنَّ أحَدُكُمْ فِى جُحْرٍ رواه النّسائى
Dari Abdulloh bin Sarjas bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda janganlah sekalai-kali kalian kencing di lobang (karena ia tempat jin) [HR Nasa’i]

7. Rumah yang tidak disebut nama Alloh

عن جابر بن عبد الله رضى الله عنه أنّهُ سَمِعَ النّبيّ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ إذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اسْمَ الله عِنْدَ دُخُوْلِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قال الشَّيْطَانُ لاَ مَبِيْتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ وَإذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ الله عِنْدَ دُخُوْلِهِ قال الشَّيْطَانُ أدْرَكْتُمُ الْمَبِيْتَ وَإذَا لَمْ يَذْكُرِ الله عِنْدَ طَعَامِهِ قال أدْرَكْتُمُ الْمَبِيْتَ وَالْعَشَاءَ رواه مسلم

Dari Jabir bin Abdulloh rodliyallohu anhu berkata : bahwa dirinya pernah mendengar nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : apabila seorang masuk ke dalam rumahnya lalu ia menyebut nama Alloh ketika masuk dan makan maka setan akan berkata : tidak ada bermalam di sini dan tidak ada makan malam buat kalian. Tetapi jika ia memasuki rumahnya tidak menyebut nama Alloh maka setan berkata kepada kawan-kawannya : kalian dapat bermalam di sini. Bila tidak menyebut nama Alloh di saat makan maka setan akan berkata : kalian bisa bermalam dan makan malam di sini [HR Muslim]

Biar amal berkwalitas

Tidak diragukan bila seorang beramal lalu ia munculkan perasaan bahwa itulah yang terakhir kalinya dan tidak akan berulang kembali setelah itu maka akan menambah perasaan lain untuk menambah semangat dalam mendapat manfaat dari amal yang tidak akan terulang itu. Sebagaimana dalam sebuah hadits disebutkan :

عن أبي نجيح العرباض بن سارية رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ قال: وعظنا رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم موعظة بليغة، وجلت منها القلوب، وذرفت منها العيون. فقلنا: يا رَسُول اللَّهِ كأنها موعظة مودع فأوصنا…. رواه أحمد

Dari Abu Najih Irbadh rodliyallohu anhu berkata : rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberi nasehat yang sangat berkesan hingga membuat hati kita takut dan air mata bercucuran. Kami berkata : ya rosululloh nasehat anda seolah nasehat perpisahan maka berikan kepada kami wasiat …. [HR Ahmad]

Pada haji wada beliau bersabda :

لَعَلِّى لاَ ألْقَاكُمْ بَعْدَ يَوْمِى هذَا أخرجه الدّارمى

Boleh jadi aku tidak akan berjumpa dengan kalian lagi sesudah hari ini [dikeluarkan oleh Addarimi]

Supaya sholat berkwalitas beliau shollallohu alaihi wasallam bersabda :

إِذَا قُمْتَ فِى صَلاَتِكَ فَصَلِّ صَلاَةَ مُوَدَّعٍ أخرجه أحمد

Bila kalian berdiri untuk sholat jadikanlah sholat kalian sebagai sholat terakhir kalinya [dikeluarkan Ahmad]

Bisa dibayangkan bagaimana sempurna dan khusyu’nya orang tersebut dalam melaksanakan sholat. Maka benarlah sebuah perkataan “carilah akhiratmu seolah kamu akan mati besok “

Maroji’ : ruuhush shiyaam wa mama’aaniihi, DR Abdul Aziz Mushthofa Kamal hal 9

Apakah jin masuk ke dalam aljannah ?

Jin masuk ke dalam neraka sudah tidak asing di telinga kita sebagaimana Alloh berfirman :

  •                               

Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. [al a’rof : 179]

Ada sebuah pertanyaan mungkinkah jin masuk ke dalam aljannah ? Maka jawabannya mungkin ditinjau dari dua sisi :

a. Keberadaan jin muslim

                 •                

Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya Kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan,
(yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu Kami beriman kepadanya. dan Kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan Kami,
Dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan Kami, Dia tidak beristeri dan tidak (pula) beranak. [jin : 1-3]

    •             •  •         •   •  

13. Dan Sesungguhnya Kami (jin) tatkala mendengar petunjuk (Al Quran), Kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, Maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.
14. Dan Sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, Maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.
15. Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, Maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam. [jin : 13-14]

b. keterangan adanya aljannah bagi mereka

    • 
Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga [arrohman : 46]
Ibnu Katsir menafsirkan jannataan (dua surga) adalah aljannah buat manusia dan aljannah buat para jin

Maroji’ : tafsir ibnu Katsir jilid 4 hal 333

Tiga serangkai

Ibrohim, Hajar dan Ismail adalah 3 serangkai yang telah mengukir sejarah. Dengan taqdir Alloh kekompakan mereka berdirilah masjidil harom dengan ka’bahnya dan ibadah berkurban tiap tahunnya diperingati umat islam.

Rosululloh shollallohualaihi wasallam, Abu Bakar dan Umar rodliyallohu anhuma adalah tiga serangkai yang kompak. Abu Bakar yang lembut sementara Umar yang keras dua sifat yang ada pada diri rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Keserasian mereka digambarkan dalam sebuah hadits :

عن عمرو بن عاص رضى الله عنه أنَّ النَبِيَّ صلى الله عليه وسلم بَعَثَهُ عَلَى جَيْشٍ ذاتِ السَّلاَسِلِ فَأَتَيْتُهُ فَقُلْتُ أيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ عَائِشَةُ فَقُلْتُ مَنِ الرِّجَالِ ؟ فَقَالَ أبُوهَا فَقُلْتُ ثُمَّ مَنْ قَالَ عُمَرُ بن الْخطَّابِ فَعَدَّ رِجَالاً رواه بخارى

Dari Amru ibnu Ash rodliyallohu anhu : bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam mengirimnya untuk memerangi pasukan Dzatu Salasil. Aku mendatangi beliau untuk bertanya : manusia mana yang paling engkau cintai ? beliau menjawab : Aisyah. Aku bertanya : siapa dari kalangan laki-laki ? beliau menjawab : Abu Bakar. Aku bertanya : kemudian siapa ? Beliau menjawab : Umar lalu beliau menyebut beberapa laki-laki lainnya [HR Bukhori]

قال عمر : ...... إِنِّى كُنْتُ كَثِيْرًا أسْمَعُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم يَقوْلُ : ذَهَبْتُ أنَا وَأبُو بكر وعُمَرُ وَدَخَلْتُ أَنَا وَ أبُو بَكْر وَعُمَرُ وخَرَجْتُ أنَا وأبو بكر وعمر رواه بخارى

Umar berkata : …… aku sering mendengar nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : aku pergi bersama Abu Bakar dan Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar, aku keluar bersama Abu Bakar dan Umar [HR Bukhori]

Abu Bakar dan Umar rodliyallohu anhuma keduanya adalah mertua nabi shollallohu alaihi wasallam. Beliau shollallohu alaihi wasallam meninggal di usia 63 tahun sementara kedua mertuanyapun meninggal di usia yang sama yang akhirnya kubur ketiganyapun saling berdampingan di akhirat Alloh akan mempertemukan di antara mereka di jannatul firdaus.

Bedakan tiga serangkai lainnya yaitu Firaun, Haman dan Qorun kekompakan mereka di dunia akhirnya berakhir di neraka wal iyaadzu billah

Peringatan kepada orang tua yang tidak suka menciumi anak-anaknya

وعن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال : قبل النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم الحسن بن علي رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وعنده الأقرع بن حابس، فقال الأقرع: إن لي عشرة من الولد ما قبلت منهم أحداً. فنظر إليه رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقال: من لا يرحم لا يرحم! مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : nabi shollallohu alaihi wasallam menciumi Hasan bin Ali rodliyallohu anhu sementara di sampingnya ada Aqro’ bin Habis. Aqro’ berkata : sesungguhnya aku memiliki 10 anak tidak pernah satupun di antara mereka aku ciumi. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam memandanginya seraya bersabda : siapa yang tidak memberi kasih sayang (kepada anaknya lewat ciuman) maka tidak akan berhak mendapat kasih sayang dari Alloh [muttafaq alaih]

وعن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنْها قالت: قدم ناس من الأعراب على رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فقالوا: أتقبلون صبيانكم؟ فقال نعم قالوا: لكنا والله ما نقبل. فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: أو أملك أن كان اللَّه نزع من قلوبكم الرحمة مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : datang serombongan orang-orang A’robiy kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam, mereka berkata : apakah kalian suka menciumi anak-anak kalian ? beliau menjawab : benar. Mereka berkata : akan tetapi demi Alloh kami tidak pernah menciuminya. Maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : apakah kalian mampu jika Alloh mencabut rahmat dari hati kalian ? [muttafaq alaih]

Rawatlah rambutmu

Rambut adalah anugerah Alloh yang wajib disyukuri. Sebagai bentuk syukur kita kepada ni’mat tersebut adalah dengan merawatnya sesuai dengan apa yang telah apa yang Alloh ajarkan kepada kita. Di antaranya

1.Berkeramas

Ini bisa dilakukan pada saat menyambut hari jumat dan saat kita junub baik karena persetubuhan atau mimpi.

عن أبى سعيد الخذريّ رضى الله عنه أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال غُسْلُ يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُحْتَلِمٍ أجرجه السّبعة

Dari Abu Said Alkhudz riyyi rodliyallohu anhu bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : mandi pada hari jumat adalah wajib bagi setiap muslim yang sudah baligh [dikeluarkan oleh tujuh]

عن أبى هريرة رضى الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا الأَرْبَعِ ثُمَّ جَهَدَهَا فَقَدْ وَجَبَ الْغُسْلُ متفق عليه

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollalllohualaihi wasallam : bila seorang lelaki duduk di antara empat anggota tubuh (bersetubuh) lalu ia bersungguh sungguh maka wajib mandi [muttafaq alaih]

وعن أنس رضى الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم فِى الْمَرْأةِ تَرَى فِى مَنَامِهَا مَا يَرَى الرَّجُلُ قَالَ تَغْتَسِلُ متفق عليه

Dari Anas rodliyallohu anhu bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam tentang wanita yang mimpi basah sebagaimana yang dialami lelaki beliau bersabda “ wajib mandi “ [muttafaq alaih]

2. Dicukur dengan tidak qoza’

Qoza’ adalah mencukur rambut sebagian dan membiarkan sebagian

عن ابن عمر رضى الله عنه قال نَهَى رسول الله صلى الله عليه وسلم عَنِ الْقَزَعِ متفق عليه
Dari ibnu Umar rodliyallohu anhu berkata rosululloh shollallohu alaihi wasallam melarang qoza’ [muttafaq alaih]

وَعَنْهُ قَالَ رَأى رسول الله صلى الله عليه وسلم صَبِيًّا قَدْ حُلِقَ بَعْضُ شَعْرِرَأْسِهِ وَتُرِكَ بَعْضُهُ فَنَهَاهُمْ عَنْ ذَالِكَ وَقَالَ احْلِقُوْا كُلَّهُ أوِ اتْرُكُوْا كُلَّهُ رواه أبو داود

Dan darinya berkata : rosululloh shollallohu alaihi wasallam melihat seorang anak yang dicukur sebagian rambutnya dan disisakan sebagiannya maka beliau melarangnya seraya bersabda : cukur seluruhnya atau biarkan semuanya [HR Abu Daud]

3.Tidak menyambung rambut

عن ابن عمر رضى الله عنه أنَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم لَعَنَ الْوَاصِلَةَ وَالْمسْتَوْصِلَةَ وَالْوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ متفق عليه

Dari ibnu Umar rodliyallohu anhu bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam melaknat wanita yang menyambung rambut dan yang minta disambungkan serta wanita yang bertato dan yang minta ditato [muttafaq alaih]

4.Tidak mencabut uban

عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جدّه رضى الله عنه عن النبيّ صلى الله عليه وسلم قال لاَ تَنْتِفُوْا الشَّيْبَ فَإِنَّهُ نُوْرُ الْمُسْلِمِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ رواه أبو داود والتّرمذى

Dari Amru bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : janganlah kalian mencabut uban karena ia adalah cahaya seorang muslim pada hari kiamat [HR Abu Daud dan Tirmidzi]

5.Menutupi uban dengan semir selain warna hitam

عن أبى هريرة رضى الله عنه أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إنَّ الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبِغُوْنَ فَخَالِفُوْهُمْ متفق عليه

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : sesungguhnya orang Yahudi dan Nasrani tidak biasa menyemir rambut maka berbedalah dengan mereka [muttafaq alaih]

عن جابر رضى الله عنه قَالَ أتِى بِأَبِى قَحَافَةَ وَالِدِ أبِى بَكْرٍ رضى الله عنهما يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ وَرَأْسُهُ وَلِحْيَتُهُ كَالثَّغَامَةِ بَيَاضًا فَقَال رسول الله صلى الله عليه وسلم غَيِّرُوْا هذَا وَاجْتَنِبُوْ السَّوَادَ رواه مسلم

Dari Jabir rodliyallohu anhu berkata : didatangkan kepada Abu Qohafah bapak dari Abu Bakar Ash Shiddiq rodliyallohu anhuma pada fathu Makkah sementara jenggot dan rambutnya seperti pohon Tsaghomah yang sudah memutih maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : rubahlah warna putih rambutnya akan tetapi hindarilah warna hitam [HR Muslim]

Ayo gosok gigi sebelum mati !

Gosok gigi setelah makan atau akan berangkat kerja adalah sesuatu yang lazim dilakukan oleh kita, akan tetapi gosok gigi sebelum mati adalah sesuatu yang terasa aneh di telinga kita padahal itulah yang dilakukan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam menjelang wafatnya bahkan sebagaimana penuturan Aisyah rodliyallohu istri beliau bahwa gosok gigi beliau menjelang wafat itulah gosok yang terbaik yang pernah dilakukan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عن عائشة رضى الله عنها قالت دَخَلَ عَبْدُ الرّحْمنِ ابن أبِى بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ رضى الله عنه عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَأنَا مُسْنِدَتُهُ إلَى صَدْرِيْ وَمَعَ عَبْدِ الرَّحْمنِ سِوَاكُ رَطْبٌ يَسْتَنُّ بِهِ فَأبَّدَهُ رسول الله صلى الله عليه وسلم بَصَرَهُ فَأخَذْتُ السِّوَاكَ فَقَضِمْتُهُ وَطَيَّبْتُهُ ثُمَّ دَفَعْتُهُ إلَى النَّبِيّ صلى الله عليه وسلم فَاسْتَنَّ بِهِ فَمَا رَأيْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم اسْتَنَّ اسْتِنَانًا أحْسَنَ مِنْهُ فَمَا عَدَا أنْ فَرَغَ رسول الله صلى الله عليه وسلم رَفَعَ يَدَهُ أوْ إصْبَعَهُ ثُمَّ قَالَ فِى الرَّفِيْقِ الأَعْلَى ثَلاَثًا ثُمَّ قُضِيَ عَلَيْهِ .... رواه مسلم

Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : Abdurrohman bin Abu Bakar Ash Shiddiq rodliyallohu anhuma masuk menemui nabi shollallohu alaihi wasallam ketika itu beliau bersandar di dadaku. Saat itu Abdurrohman membawa siwak basah yang biasa digunakan gosok gigi. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam terus menatap siwak tersebut. Akupun mengambil siwak itu lalu mematahkannya dengan gigi dan memperbaguskannya. Kemudian aku menyerahkan siwak itu kepada nabi shollallohu alaihi wasallam. Beliau lantas bersiwak dimana belum pernah aku lihat beliau bersiwak lebih baik daripada saat itu. Setelah selesai beliau mengangkat tangan atau jarinya seraya bersabda “ firrofiiqil a’la “ tiga kali beliaupun akhirnya meninggal [HR Muslim]

Cara mudah membangunkan orang tidur

Betapa sulitnya orang tua membangunkan anaknya. Berteriak atau anak digoyang-goyang tubuhnya ternyata cara itu tidak berhasil yang berujung kepada kekesalan orang tua. Maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengajari kita dan memang beliau adalah sebaik-baik pengajar :

عن أبى هريرة رضى الله عنه أنّ النّبيّ صلى الله عليه وسلم قَالَ رَحِمَ الله امْرَأً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأتَهُ فَإِنْ أبَتْ نَضَحَ فِى وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ الله امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أبَى نَضَحَتْ فِى وَجْهِهِ الْمَاءَ رواه أبوداود

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bahwasanya nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Alloh merahmati seorang lelaki yang bangun untuk sholat malam setelah selesai ia bangunkan istrinya. Bila enggan maka ia perciki wajahnya dengan air. Allohpun merahmati seorang istri yang bangun malam untuk sholat, setelah selesai ia bangunkan suaminya, bila enggan ia perciki wajahnya dengan air [HR Abu Daud]

Berarti memerciki wajah anak agar terbangun dari tidurnya adalah cara yang terbaik karena sebuah hadits menyatakan :

وَ خَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم
Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shollallohu alaihi wasallam

Belum sholat dzuhur ternyata terdengar adzan asar

Kasus ini dikomentari oleh Syaikh Abu Bakar Aljazairi :

Para ulama berbeda pendapat dalam masalah seorang yang belum melaksanakan sholat dzuhur sementara ketika ia masuk masjid terdengar adzan ashar, apakah ia masuk sholat bersama imam dengan meniatkan diri untuk sholat dzuhur lalu ketika selesai ia berdiri untuk sholat ashar ? ataukah ia masuk bersama imam sementara ia meniatkan diri untuk sholat ashar, bila selesai ia berdiri untuk sholat dzuhur dan ashar secara jama’ untuk menjaga urutan sholat ? Seandainya tidak ada sabda nabi shollallohu alaihi wasallam “ janganlah menyelisihi imam “ niscaya masuknya bersama imam dengan niat dzuhur lebih utama. Akan tetapi untuk kehati-hatian maka ia masuk bersama imam dengan meniatkan diri untuk sholat ashar lalu bila selesai ia berdiri untuk sholat dzuhur dan ashar sementara sholatnya bersama imam dinilai ibadah tambahan baginya

Maroji’ : minhajul muslim, Syaikh Abu Bakar Aljazairi hal 211

Beginilah cara pejabat mengundurkan diri

Pejabat mengundurkan diri biasanya disebabkan oleh karena dirinya tersangkut kasus korupsi sehingga untuk memudahkan penyelidikan ia diminta atau dipaksa untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Berbeda dengan cara salafush sholih ketika mengundurkan diri sebagaimana sebuah riwayat mengatakan :

وعن عدي بن عميرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال سمعت رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يقول من استعملناه منكم على عمل فكتمنا مخيطاً فما فوقه كان غلولاً يأتي به يوم القيامة فقام إليه رجل أسود من الأنصار كأني أنظر إليه فقال: يا رَسُول اللَّهِ اقبل عني عملك. قال وما لك؟ قال: سمعتك تقول كذا وكذا. قال وأنا أقوله الآن: من استعملناه على عمل فليجيء بقليله وكثيره فما أوتي منه أخذ وما نهي عنه انتهى رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Adi bin Umairoh rodliyallohu anhu berkata : aku mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : barangsiapa yang aku angkat di antara kalian untuk satu amal (sebagai pejabat) lalu menyembunyikan kepada kami laporan keuangan sekecil lubang jarum atau selebihnya sebagai ghulul maka akan datang kepadanya kecurangan itu pada hari kiamat. Berdirilah seorang lelaki hitam dari kalangan Anshor dimana seolah aku melihatnya. Ia berkata ya rosululloh terima kembali dariku amal yang sudah engkau serahkan. Beliau bertanya : ada apa dengan engkau ? Ia berkata : aku mendengar engkau tadi berkata ini dan itu. Beliau bersabda : aku mengatakannya sekarang “ barangsiapa yang aku serahi untuk suatu amal maka datanglah baik sedikit atau banyak, apa-apa yang diberi buat kalian maka ambillah sedang yang dilarang buat kalian untuk mengambilnya maka berhentilah [HR Muslim]

berarti mereka mengundurkan diri karena takut tuntutan akhirat

berapa jumlah hadits yang di hapal oleh imam Ahmad ?

Berkata Muhammad bin Abdulloh bin Almunadi : aku mendengar seseorang bertanya kepada imam Ahmad : bila seorang sudah hafal 100. 000 hadits sudahkah disebut faqih (ulama yang punya haq berfatwa) ? beliau menjawab : belum. Ia bertanya lagi : kalau 200.000 hadits ? beliau menjawab : belum. Ia bertanya lagi : 300.000 hadits ? beliau menjawab : belum. Ia bertanya lagi : 400.000 hadits ? beliau menjawab dengan isyarat tangannya sambil menggerakkannya tanda batas maksimal seorang disebut faqih bila telah menghafal empat ratus ribu hadits.

Abul Hasan berkata : aku bertanya kepada kakekku Muhammad bin Ubaidillah : berapa hadits yang telah dihapal oleh imam Ahmad ? Beliau menjawab : 600.000 (enam ratus ribu) hadits !!!
Berarti di indonesia tidak ada ulama kalau mengembil definisi dari imam Ahmad.
Lalu bagaimana dengan MUI ? mungkin dengan kaidah ini bisa saja MUI kepanjangan dari Majlis Ustadz Indonesia
Maroji’ : I’lamul muwaqqi’in ibnu Qoyyim jilid 1 hal 36