Malaikat-Malaikat Yang Berhubungan Dengan Orang-Orang Berdosa

1. Malaikat Pencatat Amal Buruk

2. Malaikat-malaikat yang melaknat pelaku maksiat

3. Malaikat adzab yang membawa roh orang kafir setelah dicabut oleh malakul maut

Sebagaimana yang disebut dalam sebuah hadits panjang :

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا فَسَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ فَأَتَاهُ فَقَالَ إِنَّهُ قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ فَقَالَ لَا فَقَتَلَهُ فَكَمَّلَ بِهِ مِائَةً ثُمَّ سَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ فَقَالَ إِنَّهُ قَتَلَ مِائَةَ نَفْسٍ فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ فَقَالَ نَعَمْ وَمَنْ يَحُولُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ التَّوْبَةِ انْطَلِقْ إِلَى أَرْضِ كَذَا وَكَذَا فَإِنَّ بِهَا أُنَاسًا يَعْبُدُونَ اللَّهَ فَاعْبُدْ اللَّهَ مَعَهُمْ وَلَا تَرْجِعْ إِلَى أَرْضِكَ فَإِنَّهَا أَرْضُ سَوْءٍ فَانْطَلَقَ حَتَّى إِذَا نَصَفَ الطَّرِيقَ أَتَاهُ الْمَوْتُ فَاخْتَصَمَتْ فِيهِ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ وَمَلَائِكَةُ الْعَذَابِ فَقَالَتْ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ جَاءَ تَائِبًا مُقْبِلًا بِقَلْبِهِ إِلَى اللَّهِ وَقَالَتْ مَلَائِكَةُ الْعَذَابِ إِنَّهُ لَمْ يَعْمَلْ خَيْرًا قَطُّ فَأَتَاهُمْ مَلَكٌ فِي صُورَةِ آدَمِيٍّ فَجَعَلُوهُ بَيْنَهُمْ فَقَالَ قِيسُوا مَا بَيْنَ الْأَرْضَيْنِ فَإِلَى أَيَّتِهِمَا كَانَ أَدْنَى فَهُوَ لَهُ فَقَاسُوهُ فَوَجَدُوهُ أَدْنَى إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي أَرَادَ فَقَبَضَتْهُ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ

Dari Abu Sa'id Al Khudri bahwasanya Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda : Pada jaman dahulu ada seorang laki-laki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Kemudian orang tersebut mencari orang alim yang banyak ilmunya. Lalu ditunjukan kepada seorang rahib dan ia pun langsung mendatanginya. Kepada rahib tersebut ia berterus terang bahwasanya ia telah membunuh sembilan puluh sembilan orang dan apakah taubatnya itu akan diterima ? Ternyata rahib itu malahan menjawab; 'Tidak. Taubatmu tidak akan diterima.' Akhirnya laki-laki itu langsung membunuh sang rahib hingga genaplah kini seratus orang yang telah dibunuhnya. Kemudian laki-laki itu mencari orang lain lagi yang paling banyak ilmunya. Lalu ditunjukan kepadanya seorang alim yang mempunyai ilmu yang banyak. Kepada orang alim tersebut, laki-laki itu berkata; 'Saya telah membunuh seratus orang dan apakah taubat saya akan diterima ? ' Orang alim itu menjawab; 'Ya. Tidak ada penghalang antara taubatmu dan dirimu. Pergilah ke daerah ini dan itu, karena di sana banyak orang yang beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Setelah itu, beribadahlah kamu kepada Allah bersama mereka dan janganlah kamu kembali ke daerahmu, karena daerahmu itu termasuk lingkungan yang buruk.' Maka berangkatlah laki-laki itu ke daerah yang telah ditunjukan tersebut. Di tengah perjalanan menuju ke sana laki-laki itu meninggal dunia. Lalu malaikat Rahmat dan Azab saling berbantahan. Malaikat Rahmat berkata; 'Orang laki-laki ini telah berniat pergi ke suatu wilayah untuk bertaubat dan beribadah kepada Allah dengan sepenuh hati.' Malaikat Azab membantah; 'Tetapi, bukankah ia belum berbuat baik sama sekali.' Akhirnya datanglah seorang malaikat yang berwujud manusia menemui kedua malaikat yang sedang berbantahan itu. Maka keduanya meminta keputusan kepada malaikat yang berwujud manusia dengan cara yang terbaik. Orang tersebut berkata; 'Ukurlah jarak yang terdekat dengan orang yang meninggal dunia ini dari tempat berangkatnya hingga ke tempat tujuannya. Mana yang terdekat, maka itulah keputusannya.' Ternyata dari hasil pengukuran mereka itu terbukti bahwa orang laki-laki tersebut meninggal dunia lebih dekat ke tempat tujuannya. Dengan demikian orang tersebut berada dalam genggaman malaikat Rahmat. [HR Bukhori Muslim]

4. Malaikat munkar dan nakir yang siap untuk menyiksa pelaku maksiat di alam kubur

5. Malaikat zabaniyah dan malaikat malik penjaga neraka
Nas alullooha al ‘afiyah (semoga Alloh menjaga) kita agar tidak berhubungan dengan mereka

Penyesalan Orang-Orang Berdosa Pada Hari Kiamat

Penyesalan Orang-Orang Pelit

وَأنْفِقُوْا مِنْ ماَ رَزَقْناَكُمْ مِنْ قَبْلِ أنْ يَأْتِيَ أحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلاَ أخَّرْتَنِى إلَى أجَلٍ قَرِيْبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأكُنْ مِّنَ الصَّالِحِيْنَ

10. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata : Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh ? [almunafiqun : 10]
Imam Qurthubi berpendapat bahswa berdasar ayat ini, tidak diperbolehkan menunda-nunda pembayaran zakat dan wajib segera menunaikannya bila sudah tiba waktunya. Demikian juga berlaku bagi seluruh macam ibadat.
Penyesalan Orang Yang Tidak duduk Di Majlis Ilmu (tidak mau mendengar seruan dakwah)
تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّماَ ألْقِيَ فِيْهاَ فَوْزٌ سَألَهُمْ خَزَنَتُهاَ ألَمْ يَأتِكُمْ نَذِيْرٌ قالُوْا بَلَى قَدْ جاَءَناَ نَذِيْرٌ فَكَذَّبْناَ وَقُلْناَ ماَ نَزَّلَ الله مِنْ شَيْئٍ إنْ أنْتُمْ إلاَّ فِي ضَلاَلٍ كَبِيْرٍ وَقَالُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أوْ نَعْقِلُ ماَكُنَّا فِي أصْحاَبِ السَّعِيْرِ فَاعْتَرَفُوْا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقاً لأَصْحَابِ السَّعِيْرِ

8. Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka : Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan ?
9. Mereka menjawab : Benar ada, Sesungguhnya telah datang kepada Kami seorang pemberi peringatan, Maka Kami mendustakan(nya) dan Kami katakan : Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar
10. Dan mereka berkata : Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah Kami Termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala
11. Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. [almulk : 8-11]
Ayat ini menunjukkan bahwa saat ini, orang-orang kafir dinilai tidak mendengar (meskipun mempunyai telinga) dan mereka tidak juga dinilai berpikir (meskipun mempunyai akal). Hal ini bisa kita lihat dari ungkapan mereka pada ayat ke 10 lau kunnaa nasma’u au na’qilu maakunnaa fii ash habissa’iir (seandainya dulu kami mendengar dan memikirkan)

Alhafidz ibnu Hajar Al Atsqolani berkata : maksud ayat ini adalah seandainya dulu kami termasuk ahli ilmu (karena mau menuntut ilmu) tentu kami akan mengetahui apa saja yang Alloh wajibkan atas kami sehingga kamipun selamat dari siksa neraka.

وَأنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيْهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا رَبَّناَ أخِّرْناَ إلَى أجَلٍ قَرِيْبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنّتَّبِعِ الرُّسُلَ أوَلَمْ تَكُوْنُوْا أقْسَمْتُمْ مِنْ قَبْلُ ماَلَكُمْ مِنْ زَوَالٍ

Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, Maka berkatalah orang-orang yang zalim : Ya Tuhan Kami, beri tangguhlah Kami (kembalikanlah Kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya Kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul. (kepada mereka dikatakan) : Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa ? [addukhon : 44]

Penyesalan Orang-Orang Yang Tidak Gemar Beramal Sholih

وَلَوْ تَرَى إذِ الْمُجْرِمُوْنَ ناَكِسُوْا رَءُوْسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّناَ أبْصَرْناَ وَسَمِعْناَ فَارْجِعْناَ نَعْمَلْ صاَلِحاً إنَّا مُوْقِنُوْنَ

Dan, jika Sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata) : Ya Tuhan Kami, Kami telah melihat dan mendengar, Maka kembalikanlah Kami (ke dunia), Kami akan mengerjakan amal saleh, Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang yakin. [asajdah : 12]

Maroji’ :

Aisaruttafaasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi hal 1635, 1657
Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Atsqolani 1/202

Sensitif Dengan Dosa Dzohir Tidak Sensitif Dengan Dosa Bathin

Apa pendapat anda dengan orang yang rajin mencuci motornya. Bahkan ia lakukan setiap harinya dua kali, pagi dan sore. Kit (pengkilap body motor) selalu akrab dengan tangannya. Ia poles kendaraannya sehingga tampak mengkilap. Celakanya dari idul adha ke idul adha tahun berikutnya oli tidak pernah diganti, mesin belum pernah diservis.

Rupanya ia lebih mementingkan dzohir dari bathin. Tanpa ia sadari, mesin motor akan cepat keropos dan akhirnya rusak.

Demikianlah betapa banyak di antara kita lebih perhatian kepada dosa dzohir dan tidak menyadari betapa pentingnya menjaga diri dari dosa bathin.
Seseorang selamat dari zina, mencuri, minum khomr dan lainnya sementara iri, dengki, tidak mudah bersyukur, rasa takutnya kepada selain Alloh tertanam di dalam hatinya.

Bukankah banyak orang sia-sia pahala dari ibadah yang ia usahakan, bermula dari dosa bathin ? semisal dengan penyakit hasad :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ اَلْحَسَدَ يَأْكُلُ اَلْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ اَلنَّارُ اَلْحَطَبَ

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Jauhilah sifat hasad karena hasad itu memakan (pahala) kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar. [HR Tirmidzi]

Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam berkata : hasad adalah dosa pertama kali di alam semesta yang demikian itu manakala iblis diperintah bersujud kepada Adam. Karena hasad, menghalangi dirinya untuk sujud dan Allohpun mengusirnya dari aljannah.

Maroji’ : taudhihul ahkam, Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam 4/573

Sensitif Dengan Dosa Besar, Tidak Sensitif Dengan Dosa Terbesar

Mencuri adalah dosa besar. Suatu hari ketika seseorang tertangkap karena mencuri motor, sontak masyarakatpun menghakiminya tanpa ampun, hingga berakhir dengan penyiraman bensin ke tubuhnya dan membakarnya hingga mati.

Di tempat lain seorang keluar dari rumahnya pada pagi hari sebelum matahari terbit. Ia membawa bunga tujuh rupa yang sudah dimasukkan ke dalam mangkok beserta air pada malam harinya. Lalu ia menuju perempatan jalan untuk menyiramnya. Apa yang ia lakukan tentu dengan tujuan agar sing baurekso ( penunggu atau penguasa dari makhluk halus) tidak mengganggu dirinya dan masyarakat. Ini adalah perbuatan syirik dan ia adalah dosa terbesar (lebih besar dosanya dari melakukan pencurian motor.
Di sebagian masyarakat masih merasa risih dengan perzinahan. Mereka akan menganggap hina bayi lahir dari hubungan gelap. Sementara di sisi lain mereka tidak risih dengan upacara ruwatan, nyadran dan perbuatan syirik lainnya.

Begitulah … … begitu sensitifnya mereka terhadap dosa besar tapi kurang peka dengan dosa terbesar yaitu syirik. Padahal dosa berzina dan mencuri masih dimungkinkan untuk diampuni dan itu tidak berlaku bagi dosa menyekutukan Alloh sebagaimana sabda nabi shollallohu alaihi wasallam (mengutip perkataan jibril alaihissalam) :

مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِكَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ قَالَ قُلْتُ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ قَالَ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ

Siapa saja yang mati dengan tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu pun, maka ia akan masuk ke surga'. Aku lalu bertanya, Walaupun ia berzina dan mencuri ? Beliau menjawab : Walaupun berzina dan mencuri. [HR Ahmad]

( Sensitif Dengan Fakhisyah (dosa kotor) Tidak sensitif Pada Dosa Lisann

Ibnu Qoyyim berkata : berapa banyak orang yang begitu mudah menjaga dirinya dari memakan makanan yang haram, melakukan kezaliman, berzina, mencuri, minum khomr dan melihat sesuatu yang diharamkan dan lainnya, akan tetapi ternyata ia mengalami kesulitan untuk menjaga lisannya dari ucapan yang dilarang (ghibah, namimah dll)
Hingga seseorang yang dikenal dengan kekokohan agamanya, ibadah dan kezuhudannya, tanpa ia sadari mengucapkan banyak kalimat yang dimurkai Alloh, justru ia terperosok ke dalam neraka yang kedalamannya melebihi jauhnya antar barat dan timur :

إنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ ماَ يَتَبَيَّنُ ماَ فِيْهاَ يَهْوِى بِهاَ فِى النَّارِ أبْعَدَ ماَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

Sesungguhnya seorang hamba, berbicara dengan satu kata yang belum jelas kedudukannya, menyebabkan ia masuk ke dalam neraka yang ke dalamannya lebih jauh antara timur dan barat [HR Muslim]

كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا فَقُلْتُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ فَقَالَ ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

Tahanlah (lidah) mu ini. Aku (Muadz bin Jabal) bertanya : Wahai Nabi Allah, (Apakah) sungguh kita akan diadzab disebabkan oleh perkataan yang kita ucapkan ? Beliau menjawab; (Celakalah kamu) ibumu kehilanganmu wahai Mu'adz, Tidaklah manusia itu disunggkurkan ke dalam neraka di atas muka atau hidung mereka melainkan karena hasil ucapan lisan mereka [HR Tirmidzi]

Bukankan tanpa sengaja, disaat sedikit isu terdengar perihal perbuatan seseorang, kitapun berkomentar “ nggak nyangka, ya ? ternyata ….. “ padahal dengan perkataan itu kita sedang mengangka.

Maroji’ : adda’ waddawa’, Ibnu Qoyyim Aljauziyyah hal 226-227

Yang Lolos Dari Jebakan Iblis

Program utama iblis adalah menggelincirkan bani Adam sehingga kebanyakan mereka sesat dari jalan Alloh. Usaha itupun berhasil. Terbukti mayoritas manusia dalam keadaan kufur kepada Alloh.

Ternyata dari sekian manusia, ada yang lolos dari ajakan iblis sehingga selamat dari ajakannya yang menyesatkan. Mereka adalah mukhlashin (orang-orang yang dijaga keikhlasannya oleh Alloh) :

قاَلَ رَبِّ بِماَ لأغْوَيْتَنِيْ لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الأَرْضِ وَلأَغْوِيَنَّهُمْ أجْمَعِيْنَ إلاَّ عِباَدَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ

39. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
40. Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka [alhijr : 39-40]
Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi memberi definisi mukhlish dengan mengatakan : yaitu orang yang dijaga kemurnian ketaatannya kepada Alloh dan dimuliakan dengan penjagaanNya, mereka adalah orang yang tidak dikendalikan amarah, syahwat dan hawa nafsunya.

Bukti dari jaminan (keselamatan dari godaan setan) adalah nabi Yusuf yang mampu lolos dari jebakan Zulaikha. Karena itulah Alloh menjulukinya dengan :

إنَّهُ مِنْ عِباَدِناَ الْمُخْلَصِيْنَ

Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang mukhlashin [yusuf : 24]

Maroji’ : aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar jabir Aljazairi hal 740

Pertengkaran Orang-Orang Berdosa Pada Hari Kiamat

1. Pertengkaran orang musyrik dengan sesembahannya
وبرّزت الجحيم للغاوين وقيل لهم أين ما كنتم تعبدون من دون الله هل ينصرونكم أوينتصرون فكبكبوا فيها هم والغاوون وجنود إبليس أجمعون قالوا وهم فيها يختصمون تالله إن كنّا لفى ضلال مبين إذ نسوّيكم بربّ العالمين وما أضلّنا إلاّ المجرمون

91. Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang- orang yang sesat",
92. Dan dikatakan kepada mereka: "Dimanakah berhala-berhala yang dahulu kamu selalu menyembah(nya)
93. Selain dari Allah? dapatkah mereka menolong kamu atau menolong diri mereka sendiri?"
94. Maka mereka (sembahan-sembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama-sama orang-orang yang sesat,
95. Dan bala tentara iblis semuanya.
96. Mereka berkata sedang mereka bertengkar di dalam neraka:
97. "Demi Allah: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata,
98. Karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan semesta alam".
99. Dan Tiadalah yang menyesatkan Kami kecuali orang-orang yang berdosa.[asy syuaro : 91-99]

ويوم يحشرهم جميعا ثمّ يقول للملائكة أهؤلاء إيّاكم كانوا يعبدون قالوا سبحانك أنت وليّنا من دونهم بل كانوا يعبدون الجنّ أكثرهم بهم مؤمنون

40. Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada Malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?".
41. Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha suci Engkau. Engkaulah pelindung Kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu". [saba’ : 40-41]

وإذقال الله ياعيسى ابن مريم ءأنت قلت للنّاس اتخذونى وأمّى إلهين من دون الله قال سبحانك ما يكون لى أن أقول ما ليس لى بحقّ إن كنت قلته فقد علمته تعلم مافى نفسى ولا أعلم ما فى نفسك إنّك أنت علاّم الغيوب
ما قلت لهم إلاّ ما أمرتنى به أن اعبدوا الله ربّى وربّكم وكنت عليهم شهيدا ما دمت فيهم فلمّا توفّيتنى كنت أنت الرّقيب عليهم وأنت علي كلّ شيء شهيد

116. Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika aku pernah mengatakan Maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib".
117. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya Yaitu : Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu. [almaidah : 116-117]

وإذا رأى الّذين أشركوا شركاءهم قالوا ربّنا هؤلاء شركاءنا الّذي كنّا ندعوا من دونك فألقوا إليهم القول إنّكم لكاذبون وألقوا إلى الله يومئذ السلم وضلّ عنهم ماكانوا يفترون

86. Dan apabila orang-orang yang mempersekutukan (Allah) melihat sekutu-sekutu mereka, mereka berkata: "Ya Tuhan Kami mereka Inilah sekutu-sekutu Kami yang dahulu Kami sembah selain dari Engkau". lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka : "Sesungguhnya kamu benar-benar orang-orang yang dusta".
87. Dan mereka menyatakan ketundukannya kepada Allah pada hari itu dan hilanglah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan [annahl : 86-87]

2. Pertengkaran pengikut dan pemimpin kebatilan

ويوم نحشرهم جميعا ثمّ نقول للذين أشركوا مكانكم أنتم و شركاءكم فزيلنا بينهم وقال شركاءهم ما كنتم إيانا تعبدون فكفى بالله شهيدا بيننا وبينكم إن كنّا عن عبادتكم لغافلين هنالك تبلوا كلّ نفس ما أسلفت وردّوا إلى الله مولاهم الحقّ وضلّ عنهم ما كانوا يفترون

28. (ingatlah) suatu hari (ketika itu). Kami mengumpulkan mereka semuanya, kemudian Kami berkata kepada orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan): "Tetaplah kamu dan sekutu-sekutumu di tempatmu itu". lalu Kami pisahkan mereka dan berkatalah sekutu-sekutu mereka: "Kamu sekali-kali tidak pernah menyembah kami.
29. Dan cukuplah Allah menjadi saksi antara Kami dengan kamu, bahwa Kami tidak tahu-menahu tentang penyembahan kamu (kepada kami)
30. Di padang Mahsyar, tiap-tiap diri merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu dan mereka dikembalikan kepada Allah pelindung mereka yang sebenarnya dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan.[yunus : 28-30]

3. Pertengkaran orang kafir dan setan

وقال قرينه هذا ما لديّ عتيد ألقيا فى جهنّم كلّ كفّار عنيد منّاع للخير معتد مريب الّذى جعل مع الله إلها أخر فألقياه فى العذاب الشّديد قال قرينه ربّنا ما أطغيته ولكن كان فى ضلال بعيد قال لا تختصموا لدىّ وقد قدّمت إليكم بالوعيد ما يبدّل القول وما أنا بظلام للعبيد

23. Dan yang menyertai Dia berkata : " Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku".
24. Allah berfirman :" lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala,
25. Yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar batas lagi ragu-ragu,
26. Yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah Maka lemparkanlah Dia ke dalam siksaan yang sangat ".
27. Yang menyertai dia berkata (pula): "Ya Tuhan Kami, aku tidak menyesatkannya tetapi Dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh".
28. Allah berfirman : "Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku, Padahal Sesungguhnya aku dahulu telah memberikan ancaman kepadamu".
29. Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan aku sekali-kali tidak Menganiaya hamba-hamba-Ku [shod : 23-29]

4. Pertengkaran orang berdosa dengan dirinya sendiri

ويوم يخشر أعداء الله إلى النّار فهم يوزعون حتّى إذا ما جاءوها شهد عليهم سمعهم وأبصارهم وجلودهم بما كانوا يعملون وقالوا لجلودهم لم شهدتم علينا قالوا أنطقنا الله الّذى أنطق كلّ شيئ وهو خلقكم أول مرّة وإليه ترجعون

19. Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah di giring ke dalam neraka, lalu mereka dikumpulkan semuanya.
20. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.
21. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan Kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan [fushshilat : 19-21]

Maroji’ : Syaikh Sulaiman Al Asyqor, Aljannatu wannaaru

Tokoh-Tokoh Penyebar Dosa

1. Iblis

Darinyalah semua kekufuran dimulai sesuai janjinya yang akan menyesatkan semua anak keturunan Adam

2. Amru bin Luhay Alkhoza’i

Orang yang merubah millah (ajaran) nabi Ibrohim di kita Mekah sehingga dari dialah kemusyrikan menyebar di Mekah

3. Paulus

Orang yang merubah ajaran nabi Isa alaihissalam

4. Abdulloh bin Saba’

Penemu dan penyebar ajaran syiah

5. Washil bin Atho’

Dari orang inilah ajaran mu’tazilah lahir

6. Karl Mark

Tokoh anti Tuhan yang kemudoan ajarannya disebut marxisme

7. dll

Dosa-Dosa Akhir Zaman

Yang dimaksud adalah dosa yang dilakukan oleh manusia di saat semua orang beriman meninggal hingga tidak ada di muka bumi ini orang yang menyebut Alloh. Hal itu terjadi ketika Alloh hembuskan angin dingin (dalam riwayat lain disebutkan angin yang thoyyib) dari Syam yang menyebabkan semua orang yang memiliki setitik iman akan meninggal.

Yang hidup hanyalah orang-orang kafir yang disebut oleh rosululloh sebagai syiroorul kholqi ‘indalloh (sejelek-jelek makhluq di sisi Alloh). Dari situlah muncul kemungkaran-kemungkaran, di antaranya :

1. Perbuatan syirik

Dengan menyembah patung-patung dan sebagainya
2. Kezaliman

Hal ini berlaku antar manusia. Mereka melakukannya seperti binatang buas

3. Perzinahan

Mereka melakukannya seperti keledai, yaitu dilakukan di tengah manusia tanpa memiliki rasa malu

4. Kebodohan

Tidak mampu membedakan mana yang ma’ruf dan mana yang munkar

Hal inilah yang dituturkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ قَالَ …… ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ

Dari An Nawwas bin Sam'an berkata : Pada suatu pagi, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam menyebut Dajjal, …….. Saat mereka seperti itu, tiba-tiba Allah mengirim angin sepoi-sepoi lalu mencabut nyawa setiap orang mu`min dan muslim dibawah ketiak mereka, dan orang-orang yang tersisa adalah manusia-manusia buruk, mereka melakukan hubungan badan secara tenang-terangan seperti keledai kawin. Maka atas mereka itulah kiamat terjadi [HR Muslim]

عَنْ عَبْد اللَّهِ بْن عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ فِي خِفَّةِ الطَّيْرِ وَأَحْلَامِ السِّبَاعِ لَا يَعْرِفُونَ مَعْرُوفًا وَلَا يُنْكِرُونَ مُنْكَرًا فَيَتَمَثَّلُ لَهُمْ الشَّيْطَانُ فَيَقُولُ أَلَا تَسْتَجِيبُونَ فَيَقُولُونَ فَمَا تَأْمُرُنَا فَيَأْمُرُهُمْ بِعِبَادَةِ الْأَوْثَانِ وَهُمْ فِي ذَلِكَ دَارٌّ رِزْقُهُمْ حَسَنٌ عَيْشُهُمْ ثُمَّ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَلَا يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلَّا أَصْغَى لِيتًا وَرَفَعَ لِيتًا قَالَ وَأَوَّلُ مَنْ يَسْمَعُهُ رَجُلٌ يَلُوطُ حَوْضَ إِبِلِهِ قَالَ فَيَصْعَقُ وَيَصْعَقُ النَّاسُ

Dari Abdullah bin Amru : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda : ……… Yang tersisa hanya orang-orang buruk seperti ringannya burung (cepat melakukan keburukan, pent.) dan keinginan binatang buas (perilaku mereka seperti binatang buas dalam melakukan kelaliman terhadap sesama, pent.) mereka tidak mengenal kebaikan dan tidak memungkiri kemungkaran. Setan menggambarkan untuk mereka lalu berkata: 'Apa kalian tidak merespon? Mereka bertanya : 'Apa yang kau perintahkan pada kami ? setan menyuruh mereka menyembah patung, mereka melakukannya. Rizki mereka lancar dan kehidupan mereka baik. Kemudian sangkakala ditiup, tidak ada seorang pun yang mendengarnya melainkan memiringkan leher dan mengangkat leher. Beliau bersabda : Orang pertama yang mendengarnya adalah seseorang yang tengah memperbaiki telaga untuk untanya. Beliau bersabda : Ia mati dan orang-orang pun mati. [HR Muslim]

Para Pembenci Dosa

1. Alloh

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قُلْتُ أَنْتَ سَمِعْتَ هَذَا مِنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ نَعَمْ وَرَفَعَهُ قَالَ لَا أَحَدَ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ فَلِذَلِكَ حَرَّمَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلَا أَحَدَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْمِدْحَةُ مِنْ اللَّهِ فَلِذَلِكَ مَدَحَ نَفْسَهُ

Dari 'Abdullah radliallahu 'anhu dia berkata; apakah kamu mendengarnya dari Abdullah ? Dia menjawab; Ya, secara marfu' dia berkata; "Tidak ada yang lebih pencemburu dari Allah. Karena itulah Dia mengharamkan segala yang keji baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Dan tidak ada yang lebih suka dipuji selain Allah karena itulah Dia memuji diri-Nya.[HR Bukhori Muslim]

2. Malaikat

Dalam banyak riwayat sering melaknat para pelaku maksiat, di antaranya :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا دَعَا الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَأَبَتْ أَنْ تَجِيءَ لَعَنَتْهَا الْمَلَائِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ

Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda : Jika seorang suami mengajak isterinya ke tempat tidur, lalu ia enggan untuk memenuhi ajakan suaminya, maka ia akan dilaknat Malaikat hingga pagi [HR Bukhori Muslim]

3. Para rosul

Dalam banyak kesempatan beliau melaknat para pelaku maksiat dan tak jarang beliau memarahinya seperti marahnya beliau ketika tirai beliau penuh dengan gambar, atau di saat hukum hudud diusulkan untuk ditunda karena si pesakitan adalah orang terhormat.

4. Orang beriman

ولكِنّ الله حَبَّبَ إلَيْكُمُ الإيْماَنَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوْبِكُمْ فِى قُلُوْبِكُمْ وَكَرَّهَ إلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْصْيَانَ

Tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan [alhujurot : 7]

5. Binatang dan makhluq lainnya

Mujahid berkata : sesungguhnya binatang senatiasa melaknat para pelaku maksiat dari kalangan bani Adam bila musim kemarau berkepanjangan dan hujan tidak segera turun, ia berkata “ ini gara-gara maksiat anak turun Adam “
Ikrimah berkata : dawab (binatang yang berjalan di atas tanah), hawam (serangga) dan kumbang hingga kalajengking akan berkata : hujan tidak turun, ini semua gara-gara maksiat anak Adam.
Oleh karena itu maka orang-orang yang menuntut ilmu akan senatiasa didoakan oleh seluruh makhluq karena dengannya ia mengerti mana yang haq dan mana yang batil sehingga mampu menunaikan alhaq dan menjauhi maksiat, yang dengannya terwujudlah kemaslahatan dunia

وَإنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَالحِيْتاَنُ فِى جَوْفِ الماَءِ رواه أبوداود

Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda:…sesungguhnya seorang alim sungguh senantiasa dimohonkan ampun penghuni langit dan bumi hingga ikan-ikan yang ada di kedalaman laut [HR Abu Daud]

Macam-Macam Dosa

Sejatinya dosa hanya terbagi menjadi dua, yaitu meninggalkan perintah (yang wajib) atau melanggar larangan. Maka bila seseorang mengabaikan perintah atau ia menerjang larangan Alloh berarti ia telah melakukan perbuatan dosa. Pembagian ini berdasarkan sabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ
.
Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka. [HR Bukhori Muslim]

Para ulama fiqh memberikan kaedah atau ciri tentang status perintah itu wajib dan larangan yang bernilai haram. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa tidak semua perintah bersifat wajib (adakalanya bernilai sunnah) dan tidak semua larangan bernilai haram (adakalanya bernilai makruh)

Perintah bernilai wajib bila memenuhi kriteria :
Menggunakan kata perintah

وَأقِيْمُوْا الصَّلاَة

Dan dirikan sholat

Menggunakan fi’il mudlori’ (kata kerja bentuk present continus) yang dihubungkan dengan huruf lam amr

وَلْيُوْفُوْا نُذُوْرَهُمْ

hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka [alhajj : 29]

menggunakan ism fi’il amr

كِتاَبَ الله عَلَيْكُمْ
(Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. [annisa’ : 24]

Menggunakan kata-kata farodlo, wajaba atau kataba
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ

Diwajibkan atas kalian shiyam [albaqoroh : 183]

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَعَافُّوا الْحُدُودَ فِيمَا بَيْنَكُمْ فَمَا بَلَغَنِي مِنْ حَدٍّ فَقَدْ وَجَبَ

Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Hendaklah kalian saling memaafkan dalam masalah hukuman had yang terjadi di antara kalian, sebab jika had telah sampai kepadaku maka wajib untuk dilaksanakan. [HR Abu Daud dan Nasa’i]

Menggunakan kata alhaq

وَلِلْمُطَلَّقاَتِ مَتَاعٌ بِالْمَعْرُوْفِ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِيْنَ

Kepada wanita-wanita yang diceraikan ( diberikan oleh suaminya) mut'ah menurut yang ma'ruf, sebagai suatu kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa [albaqoroh : 241]

Adanya ancaman bagi siapa saja yang meninggalkannya

وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ بِالله وَرَسُوْلِهِ فَإِنَّا أعْتَدْناَ لِلْكَافِرِيْنَ سَعِيْراً

Dan Barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Maka Sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala [alfath :13]

Sementara larangan bermakna haram manakala memenuhi kriteria :

Adanya lafadz larangan :

وَلَاَ تَقْرَبُوْا الزِّناَ

Jangan dekati zina [al isro : 32]

Menggunakan ancaman
مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ اذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ

Barangsiapa yang memusuhi seorang dari waliKu maka Aku mengumumkan perang kepadanya [HR Bukhori]

Menggunakan lafadz haram

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ

Diharamkan atas kalian bangkai [almaidah : 3]

Maroji’ : alwaadhih Fii Ushuulil Fiqh, Syaikh Sulaiman Al asyqor hal 25-26

Kondisi Orang Berdosa

1. Menambah dosa hingga akhir hayat

Inilah yang dilakukan Firaun. Dari penolakannya terhadap dakwah nabi Musa alaihissalam, membunuh bayi laki-laki bani Isroil dan tukang sihir yang beriman kepada Musa hingga berani mengatakan “ Ana Robbukumul A’la “ (Akulah Rob kalian yang paling tinggi)

2. Bertaubat dan kembali pada derajat iman semula

Ini banyak terjadi di antara kita. Seorang yang rajin ibadah, aktif di majlis ta’lim dan sederet kebaikan lainnya, tiba-tiba di saat dicoba dengan ujian ekonomi, semua amal sholih ia tinggalkan. Tidak nampak di majlis ta’lim, tilawatul quran sudah lama ia tinggalkan. Futur itulah yang menimpanya.

Ujian itupun berlalu dan ia kembali kepada posisi semula. Amal sholih yang sudah lama ia lupakan, kembali ia tekuni.

Ketika Abu Bakar Ash Shiddiq menjabat sebagai kholifah, banyak orang-orang Arab yang murtad dengan menolak membayar zakat. Setelah diperangi dan akhirnya takluk, merekapun bertaubat dan kembali ke pangkuan islam.

3. Bertaubat dan kedudukan lebih tinggi dari sebelumnya

Betapa banyak seorang yang sholih di kampung halaman, ketika merantau di kota ia terpengaruh dengan kehidupan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Ia terjerumus ke dalam maksiat. Seiring dengan waktu, dakwah yang begitu marak mengusik memorinya masa lalu di kampung halaman. Kegiatan di musholla, kedekatannya dengan kyai dan pesantrennya, teringat kembali. Akhirnya ia kembali ke pengkuan hidayah bahkan kondisi iman dan pemahamannya terhadap din jauh lebih baik.
Umar bin Khothob yang berada di dalam kekufuran dan dosa, ketika pintu hidayah Alloh berikan, prestasi imannya melejit cepat. Ia masuk dalam jajaran al asyroh almubasy syiruuna biljannah (10 orang yang dijamin aljannah), bahkan istananya di jannatul firdaus nyaris dimasuki oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Setan yang begitu takut padanya. Setelah Abu Bakar wafat, dialah yang menggantikannya.

Kesempatan Dalam Dosa

Punya Peluang Tidak Diambil, Tidak Punya Peluang Ia Cari

Ada orang yang peluang dosa ada di depan mata, namun ia tidak mengambilnya atau ia nyaris terperosok ke dalamnya akan tetapi ia mampu menghindarkan diri darinya.

Inilah yang dialami oleh Yusuf alaihissalam. Syaikh Muhammad Sholih Almunajjid menyebut 13 pendukung terjadinya perzinahan antara Yusuf dan Zulaikha :

1. Zulaikha yang menggoda Yusuf. Yang menggoda bukan Yusuf akan tetapi Zulaikha. Jika seorang perempuan mengajak pada lelaki untuk melakukan perbuatan maksiat, pengaruhnya tidak seperti jika seorang lelaki yang mengajak seorang perempuan untuk melakukan perbuatan maksiat. Beban psikologi akan hilang karena jika yang mengajak adalah lelaki maka akan terjadi kekhawatiran si wanita akan berontak, berteriak dan minta tolong.
2. Yusuf tinggal di rumah Zulaikha, ia tidak akan dicurigai bila ia berada di ruang manapun di rumah itu.
3. Pintu sudah tertutup sehingga perbuatan itu tidak akan diketahui oleh siapapun
4. Zulaikha membuat pancingan dengan mengatakan haita laka (kemarilah)
5. Yusuf berusia muda sehingga hasrat nafsu sedang bergelora
6. Zulaikha adalah tuan dari yusuf sehingga ia mempunyai otoritas untuk menyuruh dan melarang
7. Yusuf adalah hamba sahaya, karena orang yang bukan hamba sahaya mempunyai ketakutan namanya tercemar, berbeda dengan hamba sahaya.
8. Yusuf adalah pendatang yang negerinya jauh jaraknya dari Mesir sehingga rasa takut namanya tercemar akan hilang berbeda dengan penduduk pribumi
9. Zulaikha berparas cantik
10. Zulaikha memiliki kekuasaan di Mesir
11. Suami Zulaikha tidak ada di tempat
12. Zulaikha menggoda Yusuf dengan daya pikat wanita
13. Zulaikha mengintimidasi Yusuf dengan penjara
Ternyata ketiga belas peluang itu sirna manakala muncul satu faktor saja yaitu :

لَوْلاَ أنْ رءَا بُرْهاَنَ رَبِّهِ

andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya
Dalam kasus lain, seseorang yang sudah tidak memiliki potensi berbuat dosa namun masih bisa memaksakan diri untuk melakukannya.
Apa jadinya bila seorang miskin yang berlagak sombong padahal ia tidak punya modal untuk ia sombongkan. Ibarat kata pepatah, saking miskinnya bila disembelihpun tidak akan keluar darahnya. Atau lelaki berusia lebih dari tujuh puluh tahun, sudah impoten sementara ia sudah terkena stroke tapi masih berambisi untuk melakukan perbuatan zina dengan pelacur. Inilah yang pernah di sampaikan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عَنِ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمْ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ

Dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat dan tidak membersihkan dosanya pada hari kiamat, dan bagi mereka adalah siksa yang pedih; orang tua pezina, pemimpin pendusta dan orang fakir yang sombong. [HR Ahmad]

Sungguh berbeda, yang satu mampu menghindari dosa padahal kesempatan untuk melakukannya ada di pelupuk matanya, sementara yang kedua terperosok ke lembah dosa justru di saat peluang itu tidak ia miliki.

Maroji’ : seratus faedah dari surat Yusuf, Syaikh Muhammad Sholih Munajjid hal 45

Dosa Pertama

1. Pembunuhan

Inilah yang pertama kali dilakukan oleh Qobil kepada adiknya, yaitu Habil. Maka akibat dari yang ia lakukan, ia mendapat beban dosa yang teramat besar sebagaimana yang disabdakan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الْأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا لِأَنَّهُ كَانَ أَوَّلَ مَنْ سَنَّ الْقَتْلَ

Dari Abdullah dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berabda : Tidaklah setiap kali terjadi pembunuhan terhadap diri seseorang secara zhalim, kecualii putra Adamlah yang pertama kali ikut bertanggung jawab terhadap darahnya, karena dialah manusia pertama yang melakukan pembunuhan [HR Bukhori Muslim]

2. Syirik

Pada dasarnya, semenjak nabi Adam manusia berada dalam satu ikatan tauhid, semua menyerahkan ibadah hanya kepada Alloh sebagaimana firman Alloh :
كاَنَ النَّاسُ أمَّةً وَّاحِدَةً

Manusia itu adalah umat yang satu [albaqoroh : 213]
Ibnu Katsir mengomentari ayat ini dengan mengatakan : dahulu manusia berada di atas millah (ajaran) Adam hingga akhirnya mereka menyembah patung yang kemudian Alloh utus nabi Nuh alaihissalam.

Adapun kronologis peristiwa pertama kali terjadi perbuatan syirik adalah :

وقالوا لا تذرن آلهتكم ولا تذرن ودا ولا سواعا ولا يغوث ويعوق ونسرا

Dan mereka (kaum Nabi Nuh) berkata : janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Tuhan-tuhan kamu, dan janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq maupun Nasr” (QS. Nuh, 23)

Beliau (Ibnu Abbas) mengatakan : “Ini adalah nama orang-orang sholeh dari kaum Nabi Nuh, ketika mereka meniggal dunia, syetan membisikan kepada kaum mereka agar membikin patung-patung mereka yang telah meninggal di tempat-tempat dimana disitu pernah diadakan pertemuan-pertemuan mereka, dan mereka disuruh memberikan nama-nama patung tersebut dengan nama-nama mereka, kemudian orang-orang tersebut menerima bisikan syetan, dan saat itu patung-patung yang mereka buat belum dijadikan sesembahan, baru setelah para pembuat patung itu meninggal, dan ilmu agama dilupakan, mulai saat itulah patung-patung tersebut mulai disembah”.
Ibnul Qoyyim berkata : banyak para ulama salaf mengatakan : setelah mereka itu meninggal, banyak orang-orang yang berbondong-bondong mendatangi kuburan mereka, lalu mereka membikin patung-patung mereka, kemudian setelah waktu berjalan beberapa lama ahirnya patung-patung tersebut dijadikan sesembahan”.

3. Tipu menipu dalam jual beli

Penipuan para pedagang saat itu adalah dengan mengurangi takaran dan ini dilakukan oleh kaum nabi Syaib alaihissalam

وَإلَى مَدْيَنَ أخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوالله ماَلَكُمْ مِنْ إله غَيْرُهُ قَدْ جاَءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ فَأوْفُوْاالْكَيْلَ وَالْمِيْزاَنَ وَلاَ تَبْخَسُوْا النَّاسَ أشْيَاءَهُمْ وَلاَ تُفْسِدُوْا فِى الأَرْضِ بَعْدَ إصْلاَحِهاَ ذَالِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ

Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman". [al a’rof : 85]

4. Homo sex

Kaum lelaki yang hanya mau berhubungan badan dengan sejenisnya dengan cara menyetubuhi bagian dubur. Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi menyebutkan riwayat bahwa iblis yang mengajari mereka perilaku sex yang menyimpang ini dengan cara menyamar menyerupai manusia.

وَلُوْطاً إذْ قاَلَ لِقَوْمِهِ أتَأْتُوْنَ الْفاَحِشَةَ ماَ سَبَقَكُمْ بِهاَ مِنْ أحَدٍ مِنَ الْعاَلَمِيْنَ إنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجاَلَ شَهْوَةً مِنْ دُوْنِ النِّسَاءِ بَلْ أنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُوْنَ

80. Dan (kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (ingatlah) tatkala Dia berkata kepada mereka : Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?
81. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas [al a’rof : 80-81]

Maroji’ :

Tafsir ibnu Katsir 1/310
Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi 464

Kitab tauhid, Syaikh Muahammad bin Abdul Wahhab bab 19 (alghuluw fish sholihin)

Dosa, Selesaikah Dengan Hukuman Dunia ?

Wanita dari Juhainah yang dihukum rajam hingga mati, oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam dikomentari :

لَقَدْ تَابَتْ تَوْبَةً لَوْ قُسِمَتْ بَيْنَ سَبْعِينَ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ لَوَسِعَتْهُمْ وَهَلْ وَجَدْتَ تَوْبَةً أَفْضَلَ مِنْ أَنْ جَادَتْ بِنَفْسِهَا لِلَّهِ تَعَالَى

Sungguh, dia telah bertaubat kalau sekiranya taubatnya dibagi-bagikan kepada tujuh puluh orang penduduk Madinah, pasti taubatnya akan mencukupi mereka semua. Adakah taubat yang lebih utama daripada menyerahkan nyawa kepada Allah Ta'ala secara ikhlas [HR Muslim]

Ini berarti hukum rajam telah menghapus dosa perzinahan yang telah ia lakukan, bahkan karena keikhlasannya menerima hukuman, ia mendapat pahala yang begitu besar.

Akan tetapi perlu diketahui, bahwa tidak semua dosa sudah otomatis selesai dengan hukum hudud. Di antaranya adalah dosa pembunuhan.

Ketika seseorang telah dihukum qishosh, dia masih memiliki urusan yang harus ia selesaikan. Pembunuh dengan perbuatannya, ia dinilai telah melakukan kesalahan kepada tiga pihak :

Yang pertama : kepada Alloh

Alloh yuhyii wayumiit (memiliki hak menghidupkan dan mematikan). Maka seorang yang telah menghilangkan nyawa berarti ia telah merampas hak Alloh. Jangankan terhadap manusia, terhadap ayam saja kita diperintah untuk membaca basmallah sebagai perwujudan izin kita kepada Alloh yang memiliki hak menghidupkan dan mematikan.

Untuk kesalahan ini ia harus beristighfar memohon ampun kepada Alloh, disertai penyesalan.

Yang kedua : kepada ahli waris

Kematian si korban bisa saja menyebabkan seorang anak menjadi yatim dan istri menjadi janda. Tentu ini bukan sesuatu yang dipandang remeh. Untuk kesalahan kedua, bisa ditebus dengan hukum qishosh (mati) atau diyat berupa seratus ekor unta yang diberikan kepada ahli waris. Bila telah ditunaikan maka selesailah urusan antara si pembunuh dengan keluarga korban.

Yang ketiga : kepada korban

Sungguh eksekusi mati belum menuntaskan dosa pembunuhan. Alloh akan pertemukan antara keduanya (pembunuh dan terbunuh) pada hari kiamat hingga rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَّلُ مَا يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي الدِّمَاءِ

Dari Abdullah ia berkata ; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Perkara pertama yang akan ditegakkan di antara manusia pada hari kiamat adalah dalam urusan darah [HR Ahmad dan Tirmidzi]

Maroji’ : syarh riyadlush sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/59-60

Pusat Dosa

1. Hati

Meliputi syirik (termasuk di dalamnya : takut kepada selain Alloh, riya dll), ishror (ingin melakukan terus-menerus) dalam maksiat, putus asa dari rahmat Alloh dan merasa aman dari makar Alloh (melakukan perbuatan dosa tanpa ada rasa takut akan ancamanNya)

2. Lisan

Saksi palsu, ghibah, namimah, menuduh wanita baik-baik dengan perzinahan, sumpah palsu dan sihir

3. Perut

Memakan harta anak yatim dan harta riba

4. Kemaluan

Zina dan liwath (berhubungan badan dengan sejenis)

5. Tangan

Membunuh, mencuri dll

6. Kaki

Lari dari medan perang, menginjak kuburan dll

7. Seluruh anggota badan

Durhaka kepada orang tua

Maroji’ : adda’ waddawa’, Ibnu Qoyyim Aljauziyyah hal 181

Sikap Ahli Maksiat Kepada Orang Yang Taat

1. Menghina dengan kata-kata

Majnun (orang gila) pernah diterima oleh Musa dan rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

فَتَوَلَّى بِرُكْنِهِ وَقاَلَ ساَحِرٌ أوْ مَجْنُوْنَ

Maka Dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila." [adz dzariyat : 39]

إنَّهُمْ كاَنُوْا إذَا قِيْلَ لَهُمْ لا إله إلاّ الله يَسْتَكْبِرُوْنَ وَيَقُوْلُوْنَ أئِناَّ لَتاَرِكُوْا ءَالِهَتِناَ لِشَاعِرٍ مَجْنُوْنٍ

35. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri,
36. Dan mereka berkata: "Apakah Sesungguhnya Kami harus meninggalkan sembahan-sembahan Kami karena seorang penyair gila?" [ash shofat : 35-36]
Nabi Nuh bersama kaumnya yang beriman disebut oleh orang kafir sebagai baadiyarro’yi (manusia hina, hud : 27), sementara Luth alaihissalam yang melarang nikah sejenis disebut sebagai unaasun yatathohharun (manusia sok suci, al a’rof : 82)

2. Memusuhi

Dengan cara pengusiran hingga ancaman pembunuhan :

وَإذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِيُثْبِتُوْكَ أوْ يَقْتُلُوْكَ أوْ يُخْرِجُوْكَ وَيَمْكُرُوْنَ وَيَمْكُرُ الله وَالله خَيْرُ الْماَكِرِيْنَ

Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya. [al anfal : 30]

قاَلَ الْمَلأ الَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْا مِنْ قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ ياَشُعَيْبُ وَالَّذِيْنَ ءَامَنُوْا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِناَ أوْ لَتَعُوْدَنَّ فِي مِلَّتِناَ قاَلَ أوَلَوْكُناَّ كاَرِهِيْنَ

Pemuka-pemuka dan kaum Syu'aib yang menyombongkan dan berkata: "Sesungguhnya Kami akan mengusir kamu Hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota Kami, atau kamu kembali kepada agama kami". berkata Syu'aib: "Dan Apakah (kamu akan mengusir kami), Kendatipun Kami tidak menyukainya?" [al a’rof : 88]

Sikap Salah Terhadap Pelaku Maksiat

Terkadang orang yang terdidik di lingkungan sholih akan merasa risih dan anti pati terhadap perbuatan maksiat. Celakanya bila kebencian itu melewati batas ghuluw (sikap berlebihan). Tak jarang keluar kata-kata yang ditujukan kepada pelaku maksiat “ Dasar potongan neraka “ – “ orang seperti ini tidak ada harapan mendapat hidayah lagi dari Alloh “ – “ Pintu hidayah sudah tertutup baginya “
Seolah-olah dengan kata-kata itu ia sudah memastikan bahwa si pelaku maksiat pasti celaka di akhirat dan tidak ada harapan untuk bertaubat dan memperbaiki diri.

Vonis, kecaman, cacian dan lainnya tanpa disadari sering keluar dari mulut kita mendahului takdir Alloh. Bukankah sejahat Umar bin Khothob, Kholid bin Walid (panglima kafir Quraisy dalam perang uhud), Abu Sufyan bin Harb (tokoh dan penyandang dana bagi masyarakat quraisy dalam menghalangi dakwah) dan lainnya, akhirnya hidayah meluluhkan kerasnya hati mereka.

Bukankah nabi Musa tetap berusaha mendakwahi Firaun yang sudah melewati ambang batas kekufurannya ? Dengan sabar Ibrohim menasehati bapaknya agar mengikuti seruannya ? Dan rosululloh shollallohu alaihi wasallam yang tetap berharap keislaman pamannya (Abu Tholib) hingga saat sakarotul mautnya.

Sikap berlebihan terhadap pelaku maksiat bagian dari alya’su min rouhillah (sikap putus asa dari rahmat Alloh). Hal inilah yang diterangkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Jundub bin Abdullah Radhiallahu’anhu berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

قال رجل : والله لا يغفر الله لفلان، فقال الله : من ذا الذي يتألى علي أن لا أغفر لفلان ؟ إني قد غفرت له وأحبطت عملك

Ada seorang laki-laki berkata : Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan, maka Allah Subhanahu wata’ala berfirman : Siapa yang bersumpah mendahuluiKu, bahwa aku tidak mengampuni sifulan ? sungguh Aku telah mengampuniNya dan Aku telah menghapuskan amalmu [HR. Muslim]

Dan disebutkan dalam hadits riwayat Abi Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa orang yang bersumpah demikian itu adalah orang yang ahli ibadah (yang ditujukan kepada saudaranya yang berbuat maksiat). Abu Hurairah berkata : Ia telah mengucapkan suatu ucapan yang menghancurkan dunia dan akhiratnya. [HR Ahmad dan Abu Dawud]

Hadits ini mengajak kita untuk menjaga lisan agar kita tidak mengeluarkan kata-kata yang merugikan akhirat.

Maroji’ :
Alqoulul Mufid, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 2/500
Fathul Majid, Syaikh Abdurrohman bin Hasan Alu Syaikh hal 427

Sikap Kepada Pelaku Maksiat

1. Mengingatkan

Sebagaimana rosululloh shollallohu alaihi wasallam sering menegur para sahabat yang melakukan pelanggaran syar’i. Kepada wanita yang menangis di depan kubur karena tidak ridlo dengan kematian orang yang ia cintai, beliau menasehatinya “ ittaqillah washbirii (bertaqwalah dan bersabarlah) “

Ketika melihat ketidakberesan wudlu para sahabat, beliau berteriak “ wailun lil a’qoobi minannaar (celaka, tumit-tumit kalian diancam dengan neraka !) “

2. Hajr (boikot)

Yaitu tidak diajak bicara agar pelaku sadar akan kesalahannya sebagaimana yang dilakukan rosululloh shollallohu alaihi wasallam kepada 3 orang yang tidak ikut perang tabuk (Ka’ab bin Malik, Muroroh bin Robi’ dan Hilal bin Umayyah)

3. Mendoakan

Mendoakan pelaku maksiat agar diampuni dosanya atau diberi hidayah sehingga dijauhkan darinya. Sebagaimana beliau mendoakan penduduk Thoif “ Ya Alloh berikan hidayah kepada kaumku karena mereka adalah kaum yang belum mengetahui “

4. Memberikan hukuman

Rosululloh shollallohu alaihi wasallam pernah merajam Ma’iz bin Malik dan seorang wanita dari Juhainah. Beliaupun memotong tangan wanita dari suku Makhzumiyyah yang telah melakukan pencurian.

Karakter Orang Yang Bertaubat

(3) Bertaubat, Belum Sempat Beramal

Seseorang bertaubat dari perbuatan dosa dilandasi atas kejujuran. Diapun sudah berniat untuk beramal sholih, akan tetapi ajal menjemputnya sebelum keinginannya terwujud. Inilah yang dikisahkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا فَسَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ فَأَتَاهُ فَقَالَ إِنَّهُ قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ فَقَالَ لَا فَقَتَلَهُ فَكَمَّلَ بِهِ مِائَةً ثُمَّ سَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ فَقَالَ إِنَّهُ قَتَلَ مِائَةَ نَفْسٍ فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ فَقَالَ نَعَمْ وَمَنْ يَحُولُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ التَّوْبَةِ انْطَلِقْ إِلَى أَرْضِ كَذَا وَكَذَا فَإِنَّ بِهَا أُنَاسًا يَعْبُدُونَ اللَّهَ فَاعْبُدْ اللَّهَ مَعَهُمْ وَلَا تَرْجِعْ إِلَى أَرْضِكَ فَإِنَّهَا أَرْضُ سَوْءٍ فَانْطَلَقَ حَتَّى إِذَا نَصَفَ الطَّرِيقَ أَتَاهُ الْمَوْتُ فَاخْتَصَمَتْ فِيهِ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ وَمَلَائِكَةُ الْعَذَابِ فَقَالَتْ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ جَاءَ تَائِبًا مُقْبِلًا بِقَلْبِهِ إِلَى اللَّهِ وَقَالَتْ مَلَائِكَةُ الْعَذَابِ إِنَّهُ لَمْ يَعْمَلْ خَيْرًا قَطُّ فَأَتَاهُمْ مَلَكٌ فِي صُورَةِ آدَمِيٍّ فَجَعَلُوهُ بَيْنَهُمْ فَقَالَ قِيسُوا مَا بَيْنَ الْأَرْضَيْنِ فَإِلَى أَيَّتِهِمَا كَانَ أَدْنَى فَهُوَ لَهُ فَقَاسُوهُ فَوَجَدُوهُ أَدْنَى إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي أَرَادَ فَقَبَضَتْهُ مَلَائِكَةُ الرَّحْمَةِ

Dari Abu Sa'id Al Khudri bahwasanya Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda : Pada jaman dahulu ada seorang laki-laki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Kemudian orang tersebut mencari orang alim yang banyak ilmunya. Lalu ditunjukan kepada seorang rahib dan ia pun langsung mendatanginya. Kepada rahib tersebut ia berterus terang bahwasanya ia telah membunuh sembilan puluh sembilan orang dan apakah taubatnya itu akan diterima ? Ternyata rahib itu malahan menjawab; 'Tidak. Taubatmu tidak akan diterima.' Akhirnya laki-laki itu langsung membunuh sang rahib hingga genaplah kini seratus orang yang telah dibunuhnya. Kemudian laki-laki itu mencari orang lain lagi yang paling banyak ilmunya. Lalu ditunjukan kepadanya seorang alim yang mempunyai ilmu yang banyak. Kepada orang alim tersebut, laki-laki itu berkata; 'Saya telah membunuh seratus orang dan apakah taubat saya akan diterima ? Orang alim itu menjawab ; 'Ya. Tidak ada penghalang antara taubatmu dan dirimu. Pergilah ke daerah ini dan itu, karena di sana banyak orang yang beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Setelah itu, beribadahlah kamu kepada Allah bersama mereka dan janganlah kamu kembali ke daerahmu, karena daerahmu itu termasuk lingkungan yang buruk.' Maka berangkatlah laki-laki itu ke daerah yang telah ditunjukan tersebut. Di tengah perjalanan menuju ke sana laki-laki itu meninggal dunia. Lalu malaikat Rahmat dan Azab saling berbantahan. Malaikat Rahmat berkata; 'Orang laki-laki ini telah berniat pergi ke suatu wilayah untuk bertaubat dan beribadah kepada Allah dengan sepenuh hati.' Malaikat Azab membantah; 'Tetapi, bukankah ia belum berbuat baik sama sekali.' Akhirnya datanglah seorang malaikat yang berwujud manusia menemui kedua malaikat yang sedang berbantahan itu. Maka keduanya meminta keputusan kepada malaikat yang berwujud manusia dengan cara yang terbaik. Orang tersebut berkata; 'Ukurlah jarak yang terdekat dengan orang yang meninggal dunia ini dari tempat berangkatnya hingga ke tempat tujuannya. Mana yang terdekat, maka itulah keputusannya.' Ternyata dari hasil pengukuran mereka itu terbukti bahwa orang laki-laki tersebut meninggal dunia lebih dekat ke tempat tujuannya. Dengan demikian orang tersebut berada dalam genggaman malaikat Rahmat.' [HR Bukhori Muslim]

Orang ini meski belum beramal sholih akan tetapi niatnya sudah mendapat penilaian dari Alloh, sehingga rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلى الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ : فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً

Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam sebagaimana dia riwayatkan dari Rabbnya Yang Maha Suci dan Maha Tinggi : Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut : Siapa yang ingin melaksanakan kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai satu kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat melaksanakan keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh, sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya sebagai satu keburukan [HR Bukhori Muslim]

Karakter Orang Yang Bertaubat

(2) Beramal Sholih

Tipe orang ini bertaubat dari perbuatan dosa dengan taubat nashuha. Kesungguhannya dalam bertaubat dilanjutkan dengan amal sholih. Mantan-mantan kafir semacam Umar bin Khothob, Amru bin Ash dan Kholid bin Walid mampu mengisi keislamannya dengan amal sholih dan mampu mempertahankannya hingga meninggal dunia.
Demikianlah, amal sholih mampu menutupi dosa sebagaimana sebuah riwayat :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَجُلًا أَصَابَ مِنْ امْرَأَةٍ قُبْلَةً فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ قَالَ فَنَزَلَتْ أَقِمْ الصَّلَاةَ طَرَفَيْ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنْ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ قَالَ فَقَالَ الرَّجُلُ أَلِيَ هَذِهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِمَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ أُمَّتِي

Dari 'Abdullah bin Mas'ud bahwasanya seorang lelaki pernah mencium seorang wanita, lalu dia menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka turunlah ayat : Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (QS Hud; 114). Abdullah berkata; laki-laki itu bertanya; Wahai Rasulullah, apakah ayat ini untukku ? Beliau menjawab : Ayat tersebut adalah untuk orang-orang yang melakukannya dari ummatku [HR Bukhori Muslim]

Karakter Orang Yang Bertaubat

(1) Bertaubat Kembali Berbuat Maksiat

Ada di antara kita yang berbuat maksiat, akhirnya Alloh memberi hidayah sehingga kita bertaubat. Rupanya setan kembali mampu menggelincirkan kita sehingga dosa itupun terulang.

Peristiwa seperti ini tidak menutup kemungkinan terjadi pada diri kita. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengomentari masalah ini dengan sabdanya :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا يَحْكِي عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِي ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَيْ رَبِّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَبْدِي أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَيْ رَبِّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِي ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ اعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ

Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari apa yang telah dikhabarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, beliau bersabda : Dahulu, ada seorang yang telah berbuat dosa. Setelah itu, ia berdoa dan bermunajat ; 'Ya Allah, ampunilah dosaku ! ' Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : 'Sesungguhnya hamba-Ku mengaku telah berbuat dosa, dan ia mengetahui bahwasanya ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa atau memberi siksa karena dosa.' Kemudian orang tersebut berbuat dosa lagi dan ia berdoa; 'Ya Allah, ampunilah dosaku ! ' Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : 'Hamba-Ku telah berbuat dosa, dan ia mengetahui bahwasanya ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa atau menyiksa hamba-Nya karena dosa. Oleh karena, berbuatlah sekehendakmu, karena Aku pasti akan mengampunimu (jika kamu bertaubat).' [HR Bukhori Muslim]

Akan tetapi di lain kasus, rosululloh shollallohu alaihi wasallam ternyata tidak memaafkan beberapa orang yang bertaubat dari perbuatan syirik lalu masuk islam dan kembali kepada kekafiran, di saat meminta ampun kepada beliau ternyata beliau tidak memberi maaf, justru memberlakukan eksekusi mati kepada mereka, di antaranya :

1. Ibnu Abi Sarh yang dibunuh karena murtad setelah hijroh dan kembali ke Mekah

2. Ibnu Khothol yang bergelantungan di kain ka’bah dengan harapan diampuni oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam akan tetapi beliau tetap menetapkan hukuman mati terhadapnya

3. Muqish bin Shobabah dimana setelah masuk islam ia melakukan pembunuhan terhadap sahabat anshor lalu murtad dan kembali ke Mekah akhirnya pada fathu Mekah atas intruksi nabi shollallohu alaihi wasallam akhirnya dibunuh oleh Numailah bin Abdulloh

4. Alharits dibunuh oleh Ali karena termasuk orang yang sangat keras permusuhannya terhadap rosululloh shollallohu alaihi wasallam selama beliau berdakwah di Mekah.

Kenapa rosululloh shollallohu alaihi wasallam tidak memaafkan mereka ? Jawabannya ada pada firman Alloh :

إنَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا ثُمَّ كَفَرُوْا ثُمَّ ءَامَنُوْا ثُمَّ ازْدَادُوْا كُفْراً لَمْ يَكُنِ الله لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلاَ لِيَهْدِيَهُمْ سَبِيْلاً

Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, Maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus [annisa : 137]

Berdasarkan ayat ini para ulama menyimpulkan :

• Orang yang murtad (iman lalu kembali kepada kekafiran) diberi waktu bertaubat tiga hari, bila tidak bertaubat dengan cara kembali kepada islam maka dikenakan hukum mati (kesimpulan Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi)

• Alloh tetap senantiasa mengampuni orang yang murtad meskipun perbuatannya berulangkali ia lakukan dengan syarat ia tidak menambah kekufurannya (kesimpulan Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di)

4 orang yang disebut di atas tidak dimaafkan oleh nabi shollallohu alaihi wasallam karena mereka tidak hanya kembali kepada kekufuran akan tetapi mereka menambah kekufuran dengan cara bergabung dengan kafir quraisy, menghina rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan kekufuran lainnya. Maka beliau tidak menerima upaya mereka untuk kembali ke dalam islam.

Maroji’ :
Arrohiq almakhthum, Syaikh Shoifurrohman Almubarok Fukhri hal 474
Taisirul karim arrohman, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di 1/313
Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi hal 304

Motifasi Meninggalkan Maksat

(3) Lemah Atau Malas Setelah Berusaha Untuk Mencapainya
Dua orang masing-masing mengasah golok di rumahnya. Ia berniat menajamkannya yang akan ia gunakan untuk membunuh orang yang ia benci. Sementara orang kedua berniat sama, yaitu ingin menghabisi orang pertama.

Tibalah hari yang ia nantikan. Duelpun terjadi dengan serunya. Ternyata orang yang pertama lebih lihai dalam memainkan golok sehingga pertarungan berakhir dengan tewasnya orang kedua.

Di sisi Alloh keduanya akan masuk ke dalam neraka. Kenapa hal itu bisa terjadi ? Bukankah sang pembunuh lebih layak masuk neraka ? Bukankah orang yang kedua yang menjadi korban ? Jawabannya ada pada hadits di bawah ini :

إِذَا تَوَاجَهَ الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَكِلَاهُمَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ قِيلَ فَهَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ قَالَ إِنَّهُ أَرَادَ قَتْلَ صَاحِبِهِ

Jika dua muslim berhadap-hadapan dengan kedua pedangnya, maka keduanya sama-sama masuk neraka. Maka ada yang bertanya; 'kalau yang membunuh sudah maklum, lantas apa dosa yang dibunuh ? Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab : Ia juga berkehendak membunuh saudaranya [muttafaq alaih]

Maroji’ : tafsir Ibnu Katsir 2/240

Motivasi Meninggalkan Maksiat

(2) Karena Lupa

Pembunuh bayaran sudah menyiapkan senjata untuk menghabisi seseorang yang sudah diinstruksikan oleh juragannya. Iapun berangkat dari rumah untuk mencari mangsa. Sampai di tkp ia segera mengincar sasaran.

Tak disangka foto calon korban tertinggal di rumah. Ketika ia pulang foto, yang ia simpan hilang. Lalu ia segera menghubungi bosnya, ternyata datang berita bahwa sang majikan meninggal dunia mendadak yang menyebabkan niat pembunuhan itupun urung terjadi.

Kondisi orang ini di hadapan Alloh tidak dicatat dosa baginya karena niatnya tidak terlaksana, ia juga tidak memperoleh pahala karena motivasi meninggalkan maksiat bukan atas dasar karena Alloh.

Maroji’ : tafsir Ibnu Katsir 2/240

Motivasi Meninggalkan maksiat

(1) Takut kepada Alloh

Seseorang keluar dari rumah berniat untuk melakukan perbuatan zina. Dengan mengendarai mobil menuju komplek lokalisasi, ia iseng memutar radio. Tidak disangka terdengar ceramah agama yang berisi tentang zina dan akibatnya di dunia dan akhirat. Iapun merinding ketakutan sehingga ia mengurungkan niatnya dan segera pulang.

Kedudukan orang ini di sisi Alloh tidak dicatat baginya dosa bahkan baginya pahala sebagaimana yang disabdakan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ أبِى هُرَيْرَةَ عَنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ أَحَادِيثَ مِنْهَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا تَحَدَّثَ عَبْدِي بِأَنْ يَعْمَلَ حَسَنَةً فَأَنَا أَكْتُبُهَا لَهُ حَسَنَةً مَا لَمْ يَعْمَلْ فَإِذَا عَمِلَهَا فَأَنَا أَكْتُبُهَا بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا وَإِذَا تَحَدَّثَ بِأَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً فَأَنَا أَغْفِرُهَا لَهُ مَا لَمْ يَعْمَلْهَا فَإِذَا عَمِلَهَا فَأَنَا أَكْتُبُهَا لَهُ بِمِثْلِهَا وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ الْمَلَائِكَةُ رَبِّ ذَاكَ عَبْدُكَ يُرِيدُ أَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً وَهُوَ أَبْصَرُ بِهِ فَقَالَ ارْقُبُوهُ فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا لَهُ بِمِثْلِهَا وَإِنْ تَرَكَهَا فَاكْتُبُوهَا لَهُ حَسَنَةً إِنَّمَا تَرَكَهَا مِنْ جَرَّايَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلَامَهُ فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ وَكُلُّ سَيِّئَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ بِمِثْلِهَا حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ

Dari Abu Hurairah dari Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu dia menyebutkan hadits-hadits darinya, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Allah berfirman : Apabila hamba-Ku berkeinginan untuk mengerjakan kebaikan maka Aku menulisnya sebagai satu kebaikan selama dia belum melakukannya, maka jika dia melakukannya maka Aku menuliskannya sebagai sepuluh kebaikan. Dan apabila dia berkeinginan untuk kejelekan maka Aku akan mengampuninya selama dia belum melakukannya, namun jika dia mengamalkannya maka Aku menuliskannya sebagai satu kejelekan -dan Dia lebih mengetahuinya- seraya Dia berfirman, 'Kalian awasilah dia. Jika dia mengerjakan kejelekan maka kalian tulisnya dengan semisalnya, dan apabila dia meninggalkannya maka tulislah untuknya satu kebaikan. Karena dia meninggalkannya karena Aku'. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Apabila salah seorang dari kalian memperbagus Islamnya maka setiap kebaikan yang dia kerjakan akan dicatat sepuluh semisalnya hingga tujuh ratus kali lipat. Dan setiap kejelekan yang dia kerjakan niscaya dicatat dengan semisalnya hingga dia menemui Allah [HR Bukhori Muslim]
Apa yang disabdakan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam selaras dengan firman Alloh :

إنَّماَ الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ إذَا ذُكِرَ الله وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَإذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَاياَتُهُ زَادَتْهُمْ إيْماَناً

Sesungguhnya orang-orang yang berimanialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) [al anfal : 2]

Assadyu berkata mengomentari ayat ini : maksud ayat ini adalah seseorang yang hendak melakukan kezaliman atau berniat untuk berbuat maksiat lalu ada yang mengingatkannya “ bertakwalah kepada Alloh ! “ iapun bergetar hatinya ketakutan dan mengurungkan niatnya.

Maroji’ :
Tafsir Ibnu Katsir 2/ 240 dan 349
Syarh Riyadlush Sholihin, Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin 1/39

Cara Menghindarkan Diri Dari Dosa

(4) Sabar

Perkelahian terjadi, mencari rizki dengan cara haram agar cepat kaya, bunuh diri dan peristiwa lainnya, semuanya dilatarbelakangi oleh ketidaksabaran yang bersangkutan.

Seandainya sabar dimiliki oleh setiap hamba, sungguh tidak aka ada perbuat maksiat yang mereka lakukan.

Ibnu Katsir meriwayatkan perkataan Ali bin Husain Zainal Abidin : ketika Alloh mengumpulkan semua orang dari awal hingga akhir, ada penyeru berkata : dimanakah orang-orang sabar, agar segera masuk ke dalam aljannah sebelum hisab ! Akhirnya berdirilah sejumlah manusia, maka malaikatpun menemuinya dan bertanya : hendak ke manakah kalian wahai anak Adam ? Mereka menjawab : kami akan masuk ke dalam aljannah. Malaikat bertanya : sebelum hisab ? Mereka menjawab : benar. Malaikat bertanya : siapakah kalian ini ? Mereka menjawab : kami adalah orang-orang sabar. Malaikat bertanya : kesabaran apa yang kalian miliki ? Mereka menjawab : kami bersabar atas ketaatan kepada Alloh, sabar dari perbuatan maksiat hingga Alloh mewafatkan kami. Malaikat berkata : kalian sebagaimana apa yang kalian katakan, silahkan masuk ke dalam aljannah, itulah sebaik-baik pahala bagi orang yang beramal.

Maroji’ : tafsir ibnu Katsir1/245

Cara Menghindarkan Diri Dari Dosa

(3) Ilmu

Sering terjadi perbuatan maksiat dilakukan disebabkan oleh ketidaktahuan pelakunya akan apa yang ia perbuat telah bertentangan dengan kaedah syariat.

Seorang a’robi yang kencing di masjid, 3 orang yang bersumpah untuk tidak menikah, shoum sepanjang masa dan sholat seluruh malam demi menyaingi ibadah yang dilakukan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam, kesemuanya terjadi karena kurangnya ilmu bahwa apa yang mereka lakukan adalah satu kesalahan.

Barangkali kita sudah seringkali melakukan perbuatan maksiat tanpa menyadari bahwa kita sedang menabung kemurkaan Alloh, padahal seandainya kita tahu, pasti kita tidak akan melakukannya.

Betapa pentingnya ilmu hingga imam Bukhori berkata :

الْعِلْمُ قَبْلَ الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ

Ilmu sebelum berucap dan beramal

Cara Menghindarkan Diri Dari Perbuatan Dosa

(2) Berkumpul Dengan Orang Sholih

Wong kang soleh kumpulana, demikian petikan nasehat wali songo. Hikmah ini tidak bertentangan dengan ajaran islam bahkan ia selaras dengan apa yang dilakukan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam.

Ketika rosululloh shollallohu alaihi wasallam memulai dakwah di Mekah beliau memiliki Darul Arqom, majlis khusus orang-orang yang menjadi pengikut tauhid untuk menandingi darunnadwah, majlis kaum kafir quraisy.

Demi berjalannya dakwah maka beliau mencari komunitas, karena tidak mungkin beliau terus menerus bertahan di Mekah meskipun sudah memiliki wadah di darul arqom. Hingga akhirnya Alloh memberikan ma’wa (tempat) di kota Madinah. Dari situlah komunitas terjalin, islam berkembang dan dari Madilah penaklukan negeri-negeri dimulai sebagaimana ungkapan beliau :

أمِرْتُ بِقَرْيَةٍ تَأْكُلُ الْقُرَى

Aku diperintahkan untuk pindah ke sebuah negeri yang akan memakan (menaklukkan) negeri-negeri lain [HR Bukhori Muslim]

Betapa banyak orang terjerumus ke dalam lembah maksiat diakibatkan salah pergaulan. Memilih teman, sekolah, tempat tinggal dan pekerjaan harus selektif karena akan mempengaruhi keimanan kita. Untuk inilah Alloh berfirman :

يأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا الله وَكُوْنُوْا مَعَ الصَّادِقِيْنَ

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar [attaubah : 119]

Dalam riwayat yang dituturkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam diceritakan nasehat dari seorang alim kepada lelaki bani isroil yang telah membunuh 100 orang untuk melakukan pertaubatan dengan mengatakan :

انْطَلِقْ إِلَى أَرْضِ كَذَا وَكَذَا فَإِنَّ بِهَا أُنَاسًا يَعْبُدُونَ اللَّهَ فَاعْبُدْ اللَّهَ مَعَهُمْ وَلَا تَرْجِعْ إِلَى أَرْضِكَ فَإِنَّهَا أَرْضُ سَوْءٍ

Pergilah ke daerah ini dan itu, karena di sana banyak orang yang beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Setelah itu, beribadahlah kamu kepada Allah bersama mereka dan janganlah kamu kembali ke daerahmu, karena daerahmu itu termasuk lingkungan yang buruk …… [HR Bukhori Muslim]

Syaikh Mushthofa Albugho berkata : hadits ini memerintahkan untuk menjauhi ahli maksiat dan memutuskan hubungan dengan mereka selama mereka masih berkubang di dalamnya, hadits ini juga berisi perintah untuk bersahabat dengan orang bertaqwa, berilmu dan senantiasa menjaga kebaikan.

Maroji’ : nuzhatul muttaqin, Syaikh Mushthofa Albugho 1/36

Cara Menghindarkan Diri Dari Dosa

(1) Doa

Doa tidak bisa dilepaskan dari kehidupan orang beriman. Ia adalah senjata ampuh di saat dibutuhkan. Ia juga pembeda antara orang yang bertauhid dengan orang musyrik. Seorang mukmin memohon kepada Alloh, sementara mereka memuja benda-benda yang sama sekali tidak bisa mendatangkan manfaat dan madlorot.

Tak terkecuali menghindarkan diri dari perbuatan dosa, tidak bisa dilepaskan dari doa, meminta kepada Alloh agar dijauhkan diri darinya. Doa ini adalah doa harian, dikenal baik oleh semua umat islam yang senantiasa menunaikan sholat. Ia dibaca di awal setelah ucapan takbir dan sebelum bacaan alfatihah. Doa ini sering disebut dengan doa iftitah :

اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ اَلْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اَللَّهُمَّ نقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى اَلثَّوْبُ اَلْأَبْيَضُ مِنْ اَلدَّنَسِ اَللَّهُمَّ اِغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Ya Allah jauhkanlah diriku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana telah Engkau jauhkan antara Timur dengan Barat. Ya Allah bersihkanlah diriku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana telah Engkau bersihkan baju putih dari kotoran. Ya Allah cucilah diriku dari kesalahan-kesalahanku dengan air es dan embun. [Muttafaq Alaihi]

Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam rohimahulloohu ta’ala menerangkan makna doa ini dengan mengatakan :

اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ اَلْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

Ya Allah jauhkanlah diriku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana telah Engkau jauhkan antara Timur dengan Barat.

Yaitu : sebagaimana sebagaimana tidak bersatu antara timur dan barat maka tidak bersatu juga antara orang yang berdoa dengan perbuatan dosa. Yang dimaksud menjauhkan dari dosa adalah minta dihapuskan dosa dan hukumannya dan terhalangi dirinya dari perbuatan dosa untuk masa yang akan datang.

Makna senada diungkapkan oleh imam Shon’ani dalam kitab subulussalam

Maroji’ :
Taudlihul Ahkam, Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam 1/509
Subulussalam, Imam Shon’ani 1/165

Renungan Idul Fitri 1432 H

Kaum muslimin walmuslimat

Hari ini ….

Di saat kita bergembira dengan datangnya hari raya idul fitri

Kita bermuhasabah untuk menilai diri
Dari kesalahan baik yang disadari atau tidak disadari

Kalau anda orang yang tidak terbiasa atau malas datang ke majlis ilmu

Pengumuman pengajian dianggap angin lalu
Semoga perkataan Imam Syafi’i di bawah ini bisa menjadi pemicu :

مَنْ فَاتَهُ التَّعْلِيْم وَقْتَ شَبَابِهِ فَكَبِّرْ عَلَيْهِ أرْبَعًا لِوَفَاتِهِ

Barangsiapa yang meninggalkan majlis ta’lim waktu mudanya maka takbirkanlah (sholatkan jenazah) ia empat kali atas kewafatannya

Atau berkacalah kepada Jabir bin Abdulloh yang mengadakan perjalanan satu bulan hanya untuk mendapatkan satu hadits saja kepada Abdulloh bin Unais.

Jangan lupa terhadap Abdulloh bin Mas’ud seorang ulama pada jaman sababat yang berkata : seandainya aku tahu ada seorang yang lebih alim daripadaku tentang kitabulloh maka aku akan datangi ia
Kalau anda orang yang tidak biasa atau malas sholat berjamaah

Iming-iming pahala 27 derajat dan ancaman vonis munafiq dari nabi tidak membuat anda resah
Sungguh Abdulloh ibnu Umi Maktum, si buta pernah minta izin agar diperkenankan sholat di rumah

يَا رَسُولَ اَللَّهِ إِنَّهُ لَيْسَ لِي قَائِدٌ يَقُودُنِي إِلَى اَلْمَسْجِدِ, فَرَخَّصَ لَهُ, فَلَمَّا وَلَّى دَعَاهُ, فَقَالَ: هَلْ تَسْمَعُ اَلنِّدَاءَ بِالصَّلاةِ ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَأَجِبْ رَوَاهُ مُسْلِم
ٌ
Ya Rasulullah, sungguh aku ini tidak mempunyai seorang penuntun yang menuntunku ke masjid. Maka beliau memberi keringanan padanya. Ketika ia berpaling pulang beliau memanggilnya dan bertanya : "Apakah engkau mendengar adzan untuk sholat?" Ia menjawab : Ya. Beliau bersabda : "Kalau begitu, datanglah." Riwayat Muslim.

Abu Yazid Arrobi’ Alkhuwaitsim ulama jaman tabiin yang sudah renta, yang sudah tak kuasa berjalan, di saat adzan terdengar ia meminta puteranya dan Mundzir temannya untuk memapahnya ke masjid. Ketika Mundzir bertanya “ wahai Abu Yazid, bukankah Alloh memberikan rukhshoh (keringanan) buat anda untuk sholat di rumah ? “ Abu yazid menjawab : benar, akan tetapi aku mendengar hayya ‘alal falah ( mari menuju kepada kemenangan) sungguh ! barangsiapa yang mendengar seruan ini maka hendaknya ia mendatanginya meskipun dengan merangkak.

Kaum muslimin walmuslimat

Kalau anda orang yang tidak biasa atau malas membaca alquran, sungguh 10 juz mampu diselesaikan para sahabat dalam seharinya artinya 3 hari sekali mereka mengkhatamkan alquran. Sungguh kebaikan dari tilawatul quran akan kembali kepada anda bukan kepada yang lain sebagaimana dituturkan dalam sebuah hadits

عن أبي أمامة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال سمعت رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم يقول اقرؤوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعاً لأصحابه رَوَاهُ مُسلِمٌ

Dari Abu Umamah rodliyallohu anhu berkata : aku mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : bacalah alquran karena ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafaat kepada pembacanya [HR Muslim]

Bila anda tipe orang pelit, terlalu cinta harta, merasa sayang disisihkan untuk diinfakkan. Sementara si miskin dan si yatim, anda biarkan terlantar. Saya berharap anda bukan si pelit yang Alloh sebut :

الّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ وَيَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ

(yaitu) orang-orang yang pelit dan mengajak manusia untuk pelit seperti dirinya [alhadid : 24]
Semoga anda takut seandainya malaikat mendoakan anda :

اللهم أعط ممسكاً تلفاً

Ya Alloh jadikan orang yang pelit, hartanya binasa

Semoga anda bisa merubah kelakuan anda karena sungguh anda akan senantiasa didoakan malaikat yang tidak pernah berbuat ma’siyat

اللهم أعط منفقاً خلفاً

Ya Alloh berikan kepada yang gemar berinfak padanya penggantian

وعن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم ما من يوم يصبح العباد فيه إلا ملكان ينزلان فيقول أحدهما اللهم أعط منفقاً خلفاً ويقول الآخر اللهم أعط ممسكاً تلفاً مُتَّفَقٌ عَلَيهِ

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu : bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : tidaklah hari dimana pagi tiba kecuali ada dua malaikat yang turun. Satu dari malaikat berdoa : Ya Alloh berikan kepada yang gemar berinfak penggantian. Sedang malaikat yang kedua berdoa : Ya Alloh jadikan orang yang pelit hartanya binasa [muttafaq alaih]

Kaum muslimin walmuslimat

Bila anda pecandu sepakbola, memiliki kesebelasan idola
Di saat kekalahan menimpa, pemain tertunduk dirundung duka
Tidak terasa andapun ikut meneteskan air mata
Apa reaksi anda bila terdengar negeri-negeri Islam jatuh ke tangan penjajah ? Apakah anda pernah berkata sebagaimana seorang mujahid berkata :

Tangismu wahai bayi-bayi tanpa kepala … … dibentur di tembok-tembok Palestina … … jeritmu wahai bayi-bayi Afganistan … … yang memanggil-manggilku tanpa lengan … … ini aku saudaramu … … ini aku datang dengan secuil bombing … … kan kubalaskan sakit hatimu … … kan kubalaskan darah-darahmu … … darah dengan darah … … nyawa dengan nyawa … … qishosh !!!

Kaum muslimin walmuslimat

Bila anda para pemuda yang sudah berencana mencari pendamping, kecantikan menjadi pilihan utama. Sungguh anda keliru. Seiring waktu setelah masa hamil dan persalinan semua akan berubah, semua akan memudar.

Bila anda para pemuda yang sudah berencana mencari pendamping, kekayaan menjadi pilihan utama. Sungguh anda keliru. Wanita yang sudah terbiasa hidup serba ada, mungkinkah diajak hidup apa adanya ? ia yang terbiasa dengan pembantu rumah tangga, menyapu, mencuci baju, memasak, apakah ia mampu ? celakanya kalau ternyata di kemudian hari, anda tidak berhasil dalam ekonomi, anda akan jatuh harga diri atau kesulitan untuk membina istri karena pengharapan dunia tidak bisa anda turuti.

Tidak dipersalahkan menjadikan faktor kecantikan dan kekayaan sebagai pilihan, akan tetapi faktor agama jangan dilupakan. Itulah nabi memberi pelajaran :

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ تُنْكَحُ اَلْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ اَلدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia." [Muttafaq Alaihi]

وعن عبد اللَّه بن عمرو بن العاص رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال الدنيا متاع وخير متاعها المرأة الصالحة رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abdulloh bin Amru bin Ash rodliyallohu anhu bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : dunia adalah kesenangan dan sebaik-sebaik kesenangan adalah wanita sholihah [HR Muslim]

Kaum muslimin walmuslimat

Banyak di antara kita begitu mengkhawatirkan hari tua yang karenanya masuk program asuransi. Asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi masa tua dan lainnya. Akan tetapi sedikit di antara kita yang mengkhawatirkan nasibnya kelak di akhirat. Khawatir jangan-jangan dirinya masuk ke neraka yang akhirnya masuk program amal sholih. Amal sholih dalam berbagai hal baik harta, tenaga dan pikiran yang menyebabkan praktis seluruh potensinya yang ada diarahkan secara penuh untuk kepentingan akhirat, Dan sesungguhnya dunia itu ladang bagi kehidupan akhirat. Apa yang ditanam di dunia itulah yang akan dipetik di akhirat kelak. Pertanyaannya adalah sekarang kita menanam apa ?

Hasan Albasri berkata : perumpamaan dunia dan akhirat adalah ibarat timur dan barat, bila engkau mendekat ke timur maka engkau akan jauh dari barat. Bila angkau kejar dunia maka akhirat akan menjauh dari dirimu.

Pada kesempatan lain beliau berkata : jika engkau melihat ada orang yang menyaingimu dalam urusan dunia maka saingilah dia dengan akhirat. Tidak lupa mari kita simak firman Alloh Ta’ala :

وَابْتَغِ فِيْمَا ءَاتَاكَ الله الدَّارَ الأخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مَنَ الدُّنْياَ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi [alqoshosh : 77]

Sungguh luar biasa Alloh yang memiliki ungkapan : akhirat diperintah untuk dicari, sementara dunia sekedar jangan dilupakan.

Kaum muslimin walmuslimat

Sejenak marilah kita merenungkan mati, satu peristiwa yang tidak mungkin dihindari. Betapa indahnya bila kita mati seperti yang dialami Urwah bin Zubair, Ia bercita-cita berbuka dengan minum dari air telaga alkautsar.Terkabullah angan-angannya hingga akhirnya di saat menunaikan shoum sunnahnya, belum sempat adzan maghrib berkumandang ajal menjemputnya.

Atau Salamah bin Dinar di saat membaca alquran surat maryam hingga ketika tiba pada ayat :

إنَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْماَنُ وُدًّا

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurahakan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. [maryam : 96]

Ayat ini dibaca beberapa kali, belum sempat dilanjutkan pada ayat berikutnya ajalpun menjemputnya.

Atau Alqosim Muhammad cucu Abu Bakar Ash Shiddiq yang hidupnya dipenuhi dengan amal sholih hingga ketika merasa tidak lama lagi ajal akan menjemputnya ia berwasiat : bila aku mati, kafanilah aku dengan pakaianku yang aku pakai untuk sholat. Gamisku, sarungku dan surbanku. Seperti itulah kafan kakekmu, Abu Bakar Ash Shiddiq. Ratakan kuburku jangan ditembok dan segera kembali kepada keluarga, jangan kalian berdiri di atas kuburku untuk menyebut-nyebut kebaikanku dengan mengatakan “ dia dulu melakukan kebaikan ini dan itu karena aku bukanlah apa-apa “
Hari ini anda berbahagia berkumpul dengan sanak keluarga, apakah perkumpulan ini berlanjut di akhirat nanti. Jangan-jangan ada yang berada di jannatul firdaus sementara yang lain tercecer di neraka jahim, ada yang berada di jannatulma’wa yang lain ada yang berdiam di neraka saqor.

Kaum muslimin walmuslimat

Sekarang mulailah berbenah, jangan bosan untuk saling mengingatkan saudara kita yang lalai. Suami istri jangan jemu untuk mengingatkan seperti yang pernah nabi sabdakan :

عن أبى هريرة رضى الله عنه أنّ النّبيّ صلى الله عليه وسلم قَالَ رَحِمَ الله امْرَأً قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأتَهُ فَإِنْ أبَتْ نَضَحَ فِى وَجْهِهَا الْمَاءَ رَحِمَ الله امْرَأَةً قَامَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أبَى نَضَحَتْ فِى وَجْهِهِ الْمَاءَ رواه أبوداود

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu bahwasanya nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Alloh merahmati seorang lelaki yang bangun untuk sholat malam setelah selesai ia bangunkan istrinya. Bila enggan maka ia perciki wajahnya dengan air. Allohpun merahmati seorang istri yang bangun malam untuk sholat, setelah selesai ia bangunkan suaminya, bila enggan ia perciki wajahnya dengan air [HR Abu Daud]

Seorang ayah jangan jemu mengingatkan anak dan menantu seperti yang menjadi kebiasaan nabi di setiap pagi :

عن عَلِىٍّ رضى الله عنه : أَنَّ النَّبيّ صلى الله عليه طَرَقَهُ وَفاطِمَةُ فَقَالَ أَلاَ تُصَلُّوْنَ فَقُلْتُ يَارَسُوْل الله إِنَّمَا أنْفُسُناَ بِيَدِ الله فَإِذَا شَاءَ أنْ يَبْعَثَنَا بَعَثنَا فَانْصَرَفَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم حِيْنَ قُلْتُ لَهُ ذَالِكَ ثُمَّ سَمِعْتُهُ وَهُوَ مُدْبِرٌ يَضْرِبُ فَخِذَهُ وَيَقوْلُ " وَكاَنَ الإِنْسَانُ أكْثَرُ شَيْءٍ جَدَلاً رواه بخارى مسلم

Dari Ali rodliyallohu anhu : bahwasanya nabi shollallohu alaihi wasallam mengetuk pintu untuk membangunkan aku dan Fatimah pada suatu malam.Beliau bertanya “ sudahkah kalian sholat tahajud ? “ Ali menjawab : sesungguhnya jiwa kami ada di tangan Alloh jika Alloh berkehendak supaya kami bangun tentu Dia akan membangunkan kami. Mendengar jawaban Ali, rosululloh shollallohu alaihi wasallam tidak berkata apa-apa lagi kepadaku kemudian Ali mendengar beliau menepuk pahanya sambil membaca firman Alloh “ memang manusia adalah makhluq yang banyak membantah “ [HR Bukhori Muslim]

Terakhir kali marilah kita berkaca kepada keluarga Ibrohim. Ibrohim yang mempunyai anak bernama Ishaq, dari Ishaq lahirlah Ya’qub, selanjutnya Yusuf alaihissalam pelanjut generasi. Subhaanalloh empat generasi semua berprestasi … semuanya menjadi nabi.

Ada baiknya kita bercermin kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Abu bakar dan Umar sebagai mertua sementara Utsman dan Ali sebagai menantu. Keempatnya beriman, keempatnya di kemudian hari menjadi kholifah pemimpin umat. Kelak di akhirat Alloh mempertemukan mereka di jannatul firdaus. Berkumpul di dunia, berkumpul pula diakhirat.

Yaa … … Alloh, kami semua di sini ingin seperti mereka … … aamiin … …