1. Menambah dosa hingga akhir hayat
Inilah yang dilakukan Firaun. Dari penolakannya terhadap dakwah nabi Musa alaihissalam, membunuh bayi laki-laki bani Isroil dan tukang sihir yang beriman kepada Musa hingga berani mengatakan “ Ana Robbukumul A’la “ (Akulah Rob kalian yang paling tinggi)
2. Bertaubat dan kembali pada derajat iman semula
Ini banyak terjadi di antara kita. Seorang yang rajin ibadah, aktif di majlis ta’lim dan sederet kebaikan lainnya, tiba-tiba di saat dicoba dengan ujian ekonomi, semua amal sholih ia tinggalkan. Tidak nampak di majlis ta’lim, tilawatul quran sudah lama ia tinggalkan. Futur itulah yang menimpanya.
Ujian itupun berlalu dan ia kembali kepada posisi semula. Amal sholih yang sudah lama ia lupakan, kembali ia tekuni.
Ketika Abu Bakar Ash Shiddiq menjabat sebagai kholifah, banyak orang-orang Arab yang murtad dengan menolak membayar zakat. Setelah diperangi dan akhirnya takluk, merekapun bertaubat dan kembali ke pangkuan islam.
3. Bertaubat dan kedudukan lebih tinggi dari sebelumnya
Betapa banyak seorang yang sholih di kampung halaman, ketika merantau di kota ia terpengaruh dengan kehidupan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Ia terjerumus ke dalam maksiat. Seiring dengan waktu, dakwah yang begitu marak mengusik memorinya masa lalu di kampung halaman. Kegiatan di musholla, kedekatannya dengan kyai dan pesantrennya, teringat kembali. Akhirnya ia kembali ke pengkuan hidayah bahkan kondisi iman dan pemahamannya terhadap din jauh lebih baik.
Umar bin Khothob yang berada di dalam kekufuran dan dosa, ketika pintu hidayah Alloh berikan, prestasi imannya melejit cepat. Ia masuk dalam jajaran al asyroh almubasy syiruuna biljannah (10 orang yang dijamin aljannah), bahkan istananya di jannatul firdaus nyaris dimasuki oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Setan yang begitu takut padanya. Setelah Abu Bakar wafat, dialah yang menggantikannya.