بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Merenungi Hikmah Covid 19


إِنَّ اَلْحَمْدَ لِلَّهِ , نَحْمَدُهُ , وَنَسْتَعِينُهُ , وَنَسْتَغْفِرُهُ , وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا , مَنْ يَهْدِهِ اَللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ  وَعَلَى الِهِ وَ صَحْبِهِ أجْمَعِيْنَ


Kaum muslimin walmuslimat


Di sela-sela kebahagiaan merayakan hari raya, kita tidak bisa melupakan memori covid 19 yang terjadi akhir-akhir ini. Karena wabah corona, masjid-masjid ditutup bahkan pagarnyapun digembok. Sholat jumat diliburkan, sholat berjamaah lima waktu ditiadakan. Padahal sholat di masjid bagian dari syiar islam yang mulia yang harus diagungkan sebagaimana yang difirmankan Alloh :

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati [alhajj : 32]

Ma syaa Alloh, kalau romadlon tahun kemarin setan-setan dibelenggu, tahun ini justru umat islam yang terbelenggu tidak bisa memakmurkan masjid-masjid.


Kaum muslimin walmuslimat


Karena corona, majlis-majlis ta’lim dihentikan. Bukankah orang yang berada di majlis ilmu dinaungi oleh sayap-sayap malaikat. Tidak itu saja, mereka juga didoakan oleh seluruh makhluq di langit dan bumi hingga ikan-ikan di kedalaman laut dan semut di dalam lobangnya :

عَنْ أَبِى أُمَامَةَ الْبَاهِلِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ

Dari Abu Umamah Albahili berkata : Rosululloh sholallalohu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya Alloh, para malaikat, penghuni langit dan bumi hingga semut yang ada di lobangnya dan ikan benar-benar bersholawat atas orang yang mengajarkan kepada manusia kebaikan [HR Tirmidzi]


Kaum muslimin walmuslimat


Karena corona, kita meniadakan jabat tangan. Padahal rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عن البراءِ رضي الله عنه  قَالَ : قَالَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ مُسْلِمَينِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أنْ يَفْتَرِقَا  

Dari Al Barro rodliyallohu anhu berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Tidaklah dua muslim yang bertemu lalu saling berjabat tangan kecuali akan diampuni dosa keduanya sebelum keduanya berpisah [HR Abu Daud]

Kita memaklumi kondisi ini, meski tidak elok juga kalau seorang kyai menganjurkan agar jabat tangan diganti dengan tik tok.


Kaum muslimin walmuslimat


Karena corona, banyak orang matian-matian menahan diri agar tidak batuk karena takut dikira mengidap corona. Suara bersin lebih menakutkan dari suara kentut dan orang sedikit berdehem sudah mendapat tatapan curiga. Tentu kita tahu bahwa su-udzon dilarang oleh Alloh :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain [alhujurot : 12]


Kaum muslimin walmuslimat


Ketika ada saudara kita meninggal, maka lautan manusia akan datang melepas jenazah ke pemakaman. Karena corona, betapa banyak mayit harus diurusi sesuai prosedur protap covid 19 meski kematiannya bukan karena corona. Hanya beberapa gelintir orang yang berhak mengantarkannya ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Tidak bisa dibayangkan bagaimana perasaan keluarga yang ditinggalkannya. Kitapun tidak bisa melaksanakan sunnah rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ شَهِدَ الْجَنَازَةَ حَتَّى يُصَلِّىَ عَلَيْهَا فَلَهُ قِيرَاطٌ ، وَمَنْ شَهِدَ حَتَّى تُدْفَنَ كَانَ لَهُ قِيرَاطَانِ  

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa menghadiri jenazah hingga menyolatkannya maka baginya pahala satu qiroth dan barangsiapa menghadiri jenazah hingga dikubur maka baginya pahala dua qiroth [HR Bukhori, Muslim dan Nasa’i]


Kaum muslimin walmuslimat


Karena corona, berita-berita datang dengan narasi menakutkan membuat banyak orang diliputi perasaan cemas dan itu akan melemahkan imun, salah satu senjata hebat penangkal virus corona. Was-was dan pesimis dilarang oleh islam, sementara rosululloh shollallohu alaihi wasallam memotivasi kita untuk bersikap optimis :

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضى الله عنه عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لاَ عَدْوَى ، وَلاَ طِيَرَةَ ، وَيُعْجِبُنِى الْفَأْلُ. قَالُوا وَمَا الْفَأْلُ قَالَ الْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ  

Dari Anas Bin Malik rodliyallohu anhu, dari nabi shollallohu alaihi wasallam : Tidak ada adwa (penularan penyakit kecuali atas kehendak Alloh) dan tidak ada thiyaroh (sial karena lewatnya burung tertentu). Yang aku sukai adalah alfa’lu (optimis). Mereka bertanya : Apakah alfa’lu itu ? Beliau bersabda : Kalimat yang baik [HR Bukhori, Muslim dan Ahmad]


Kaum muslimin walmuslimat


Karena corona, berita-berita hoax menghiasai jagad media sosial. Banyak diantara kita begitu ceroboh menshare berita yang belum jelas kebenarannya Tidakkah kita tahu bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam pernah melihat orang disiksa di kubur dengan cara digergaji mulut hingga tengkuk, lalu hidung hingga tengkuk dan mata hingga tengkuk. Ketika beliau bertanya kepada jibril, maka jibril menjawab :

فإنَّهُ الرَّجُلُ يَغْدُو مِنْ بَيْتِهِ فَيَكْذِبُ الكِذْبَةَ تَبْلُغُ الآفاقَ

Itu adalah hukuman bagi orang yang keluar dari rumahnya lalu menyampaikan berita dusta hingga menyebar ke seluruh penjuru bumi [HR Bukhori]


Kaum muslimin walmuslimat


Karena corona, masyarakat diminta untuk stay at home. “ Jangan keluar ! Jangan beraktivitas di luar rumah ! “. Demikianlah tulisan kita jumpai dengan nada terkesan mengancam. Pada saat yang sama banyak napi dibebaskan. Padahal, bila memiliki sedikit kecerdasan justru tahanan di saat berada di Lembaga Pemasyarakatan itu bagian dari isolasi yang sangat efektif. Demikianlah, apa yang kita khawatirkan terjadi. Diantara mereka akhirnya kembali melakukan aksi kejahatannya.


Kaum muslimin walmuslimat


Karena corona, aparat dikerahkan untuk menghalau para pemudik dan mencegah pelaksanaan sholat jumat. Pada saat yang sama, tenaga kerja asal China bisa masuk NKRI dengan pengawalan dan jaminan dari aparat. Betapa hinanya nasib pribumi yang selalu diseru untuk cinta tanah air, NKRI harga mati ... Ketika kita menyambut seruan itu, justru orang-orang yang berteriak-teriak itulah yang mengkhianatinya. Kita ragu apakah masih ada merah putih di dada-dada mereka ?!


Kaum muslimin walmuslimat


Saat corona mewabah, kita dapati orang-orang yang hanya sibuk mengeluarkan kata-kata pedas sementara mereka tidak memiliki andil sedikitpun bagi kemaslahatan penanganan covid 19. Fasilitas hotel yang diberikan seorang “ good bener “ bagi tenaga medis dianggap tindakan berlebihan. Mereka keluarkan kata-kata kasar dan tidak pantas. Padahal bila orang-orang ini diminta satu menit saja untuk berada di ruangan perawatan covid 19, niscaya wajah-wajah mereka akan pucat sebelum melakukannya. Mereka adalah sampah-sampah negeri, semoga Alloh membersihkan negeri kita dari orang-orang yang tak berguna ini.


Kaum muslimin walmuslimat


Kendati demikian, kita harus tahu bahwa tidak ada kehendak Alloh kecuali terselip di dalamnya hikmah yang banyak. Peringatan kematian dari Alloh dan rosulNya dianggap angin lalu seiring dengan kesibukan mengejar dunia. Lewat corona, akhirnya banyak orang ingat kepada kematian. Ma syaa Alloh, sekian banyak ayat dan hadits berbicara tentang kematian tidak menyentuh perasaan, ternyata cukup dengan corona membuat banyak manusia mewaspadai datangnya ajal. 


Kaum muslimin walmuslimat


Dulu cadar sempat dicibir. Lewat corona, justru pemakai cadar adalah orang yang paling aman dari virus corona tanpa harus sibuk mencari masker yang harganya mahal.

Kaum muslimin walmuslimat

Dari corona, kita bisa melihat pejabat yang sigap, melakukan tindakan cerdas demi menyelamatkan bangsa ini dari wabah. Tapi kita juga bisa tahu siapa diantara mereka yang gagap, lebih banyak berkata-kata tanpa tindakan nyata.


Kaum muslimin walmuslimat


Meskipun kita diselamatkan oleh Alloh dari virus covid 19, bukan berarti kita terlepas dari kematian karena ia akan datang sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, sedari sekarang persiapkan kematian itu dengan sebaik-baik bekal. Rajinlah bersedekah, karena si pelit harta saat menghadapi sakarotul maut, bukan sibuk mengucapkan kalimat “ Laa ilaaha illalloh “, akan tetapi dengan penuh kepanikan akan berkata :

رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ  وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ   

Wahai Robku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh ? [almunafiqun : 10]

Iba-iba itu dijawab oleh Alloh :

وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا

Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. [almunafiqun : 11]


Kaum muslimin walmuslimat


Melalui mimbar ini, saya mengucapkan tahniah (apresiasi) kepada para dokter, tenaga medis dan perawat yang telah berani berjibaku menyelamatkan pasien covid. Sungguh apa yang kalian lakukan adalah perbuatan yang sangat mulia. Perjuangan kalian difirmankan Alloh :

وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا

Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya [almaidah : 32]

Bila kematian merenggut karena tugas mulia ini, semoga gelar syahid Alloh sematkan buat kalian. Semoga kalian menjadi bagian dari orang yang disabdakan rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عن عائشةَ رضيَ الله عنها: أَنَّهَا سَألَتْ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم عَنِ الطّاعُونِ، فَأَخْبَرَهَا أنَّهُ كَانَ عَذَاباً يَبْعَثُهُ اللهُ تَعَالَى عَلَى مَنْ يشَاءُ ، فَجَعَلَهُ اللهُ تعالى رَحْمَةً للْمُؤْمِنينَ ، فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقَعُ في الطَّاعُونِ فيمكثُ في بلدِهِ صَابراً مُحْتَسِباً يَعْلَمُ أنَّهُ لا يصيبُهُ إلاَّ مَا كَتَبَ اللهُ لَهُ إلاَّ كَانَ لَهُ مِثْلُ أجْرِ الشّهيدِ  

Dari Aisyah rodliyallohu anha : Bahwa dia bertanya kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam tentang thoun. Beliau mengabarkan kepadanya bahwa ia adalah adzab yang Alloh Ta’ala sebarkan kepada siapa yang dikehendaki dan Alloh Ta’ala menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang beriman. Tidaklah seorang hamba ditimpa thoun lalu dia tetap berada di negerinya dalam keadaan sabar dan mengharap pahala dimana dia tahu bahwa tidak akan menimpanya kecuali yang telah ditetapkan Alloh baginya kecuali dia mendapat pahala seperti pahala syahid [HR Bukhori]


Kaum muslimin walmuslimat


Saat di WC kita dilarang mengucapkan lafdzul jalalah. Orang mengucapkan salam tidak dijawab, kumandang adzan tidak ditirukan, berita kematian tidak disambut dengan kalimat istirja, demikian seterusnya. Kenapa ? Karena kita berada di tempat kotor. Ini menunjukkan bahwa kita berada di tempat yang membuat hubungan kita dengan Alloh terputus hingga nama Alloh tidak boleh keluar dari lesan. Benarlah ketika nabi shollallohu alaihi wasallam mengajarkan kita ketika keluar dari WC membaca :


عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنْ اَلْغَائِطِ قَالَ: غُفْرَانَكَ


Dari Aisyah rosliyallohu anha : Bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam bila keluar dari WC membaca “ Aku memohon ampunanMu “ [HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Darimi]

Oleh karena itu, keputusan menghentikan majlis ta’lim, sholat jumat dan pelaksanaan sholat berjamaah lima waktu adalah keputusan memutus hubungan antara hamba dengan Alloh, oleh karena itu, pada momen ini marilah kita banyak beristighfar kepada Alloh, atas apa yang telah kita tetapkan.


وصلّى الله على محمد وعلى اله وصحبه أجمعين  

Zona hijau covid 19, bukan zona merah, 1 syawal 1441




















Senyuman Sambil Tertawa Sulaiman Kepada Semut



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (40)

Ini difirmankan oleh Alloh :

حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ  فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ  

Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut : Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Maka dia tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Dan dia berdoa : Wahai Robku, berikanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridlai dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang shaleh [annaml : 18-19]


Sarah Tertawa



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (39)

Dua malaikat bertamu ke rumah Ibrohim dengan sosok laki-laki. Ibrohim tidak tahu jika tamu yang datang ke rumahnya adalah malaikat utusan Alloh. Ia segera menyembelih seekor sapi untu disembelih. Setelah dibakar, daging sapi segera dihidangkan kepada tamunya. Ibrohim terkejut manakala sang tamu tidak mau memakan jamuan. Akhirnya ia ketakutan.

Malaikat segera menenangkan si tuan rumah dan memberitahu bahwa dirinya adalah malaikat yang diutus untuk menyampaikan kabar gembira akan kondisi istrinya yang tidak lama lagi akan mengandung bayi. Mendengar berita ini, Sarah heran dan tertawa karena takjub akan dirinya yang sudah tua sementara tidak lama lagi akan hamil. Alloh berfirman :

فَلَمَّا رَأَى أَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمِ لُوطٍ وَامْرَأَتُهُ قَائِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوبَ  

Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata : Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth. Dan istrinya berdiri (di balik tirai) lalu dia tertawa. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir putranya) Yakub. [hud : 70-71]

Ali Bin Abi Tholib Tertawa Karena Puteranya Tidak Mirip Dengan Dirinya



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (38)

Inilah yang diceritakan oleh Uqbah Bin Harits :

عَنِ عُقْبَة بْن الْحَارِثِ قَالَ خَرَجْتُ مَعَ أَبِى بَكْرٍ الصِّدِّيقِ مِنْ صَلاَةِ الْعَصْرِ بَعْدَ وَفَاةِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم بِلَيَالٍ وَعَلِىٌّ عَلَيْهِ السَّلاَمُ يَمْشِى إِلَى جَنْبِهِ فَمَرَّ بِحَسَنِ بْنِ عَلِىٍّ يَلْعَبُ مَعَ غِلْمَانٍ فَاحْتَمَلَهُ عَلَى رَقَبَتِهِ وَهُوَ يَقُولُ وَابِأَبِى شَبَهُ النَّبِىِّ لَيْسَ شَبِيهاً بِعَلِىِّ. قَالَ وَعَلِىٌّ يَضْحَكُ.  

Dari Uqbah Bin Harits berkata : Aku pernah keluar bersama Abu Bakar setelah sholat ashar beberapa malam setelah wafatnya nabi shollallohu alaihi wasallam. Saat itu Ali alaihissalam berjalan di sampingnya. Tiba-tiba ia bertemu Hasan Bin Ali yang sedang bermain-main dengan anak-anak. Ia mengangkatnya di atas pundaknya seraya berkata : Alangkah disayangkan bapakku, Hasan mirip dengan nabi bukan mirip dengan Ali. Alipun tertawa [HR Ahmad]


Aisyah Mengingatkan Orang Yang Mentertawakan Orang Yang Sedang Terkena Musibah



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (37)

Suatu hari anak-anak muda quraisy nampak tertawa. Hal itu membuat Aisyah penasaran untuk bertanya tentang apa yang mereka tertawakan. Mereka menjawab :

فُلاَنٌ خَرَّ عَلَى طُنُبِ فُسْطَاطٍ فَكَادَتْ عُنُقُهُ أَوْ عَيْنُهُ أَنْ تَذْهَبَ

Si fulan terjatuh pada tali tenda. Hampir-hampir lehernya atau kedua matanya hilang

Mendengar jawaban itu, Aisyah memberi nasehat kepada mereka dengan berkata :

لاَ تَضْحَكُوا فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُشَاكُ شَوْكَةً فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ كُتِبَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَمُحِيَتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ  

Janganlah kalian tertawa karena aku pernah mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau lainnya kecuali akan ditulis baginya derajat dan dihapus darinya dosa

Secara lengkap riwayat di atas adalah :

عَنِ الأَسْوَدِ قَالَ دَخَلَ شَبَابٌ مِنْ قُرَيْشٍ عَلَى عَائِشَةَ وَهِىَ بِمِنًى وَهُمْ يَضْحَكُونَ فَقَالَتْ مَا يُضْحِكُكُمْ قَالُوا فُلاَنٌ خَرَّ عَلَى طُنُبِ فُسْطَاطٍ فَكَادَتْ عُنُقُهُ أَوْ عَيْنُهُ أَنْ تَذْهَبَ. فَقَالَتْ لاَ تَضْحَكُوا فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُشَاكُ شَوْكَةً فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ كُتِبَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَمُحِيَتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ  

Dari Al Aswad berkata : Anak-anak muda quraisy masuk menemui Aisyah saat ia berada di Mina sedangkan mereka tertawa. Aisyah berkata : Apa yang menyebabkan kalian tertawa ? Mereka berkata : Si fulan terjatuh pada tali tenda. Hampir-hampir lehernya atau kedua matanya hilang. Aisyah berkata : Janganlah kalian tertawa karena aku pernah mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau lainnya kecuali akan ditulis baginya derajat dan dihapus darinya dosa [HR Muslim]


Orang-Orang Mentertawakan Abdulloh Bin Mas’ud



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (36)

Mentertawakan fisik seseorang hukumnya haram karena hal itu berarti mentertawakan Alloh sebagai penciptanya. Oleh karena itu rosululloh shollallohu alaihi wasallam tidak rela ketika Abdulloh Bin Mas’ud menjadi bahan tertawaan karena kecil betisnya. Beliau bersabda :

وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهُمَا أَثْقَل فِي الْمِيزَان مِنْ أُحُد  

Demi jiwaku yang ada di tanganNya, sungguh kedua betisnya lebih berat dalam timbangan daripada gunung uhud

Secara lengkap riwayat di atas adalah :

عَنْ زِرّ بْن حُبَيْشٍ أَنَّ عَبْد اللَّه بْن مَسْعُود " كَانَ يَجُزّ لِرَسُولِ اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِوَاكًا مِنْ أَرَاك ، وَكَانَ فِي سَاقَيْهِ دِقَّة ، فَضَحِكَ الْقَوْم فَقَالَ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا يُضْحِككُمْ ؟ مِنْ دِقَّة سَاقَيْهِ ؟ وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّهُمَا أَثْقَل فِي الْمِيزَان مِنْ أُحُد  

Dari Zirr Bin Hubais : Bahwa Abdulloh Bin Mas’ud memotong siwak dari kayu arak untuk rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Betis Ibnu Mas’ud kecil. Hal itu membuat orang-orang tertawa. Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Apa yang kalian tertawakan ? Mereka menjawab : Karena kecil betisnya. Beliau bersabda : Demi jiwaku yang ada di tanganNya, sungguh kedua betisnya lebih berat dalam timbangan daripada gunung uhud [HR Abu Hatim]


Fatimah Tertawa Dan Menangis



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (35)

Suatu hari rosululloh shollallohu alaihi wasallam sedang duduk-duduk bersama seluruh istrinya. Tiba-tiba fatimah datang. Melihat kedatangannya, beliau segera menyambutnya dan mendudukkannya di samping beliau. Nabi shollallohu alaihi wasallam segera membisikkan sesuatu di telinganya yang membuatnya menangis hebat. Tak lama kemudian bisikan kedua disampaikan. Hal itu membuatnya tertawa.

Diantara istri-istri rosululloh shollallohualaihi wasallam, Aisyah adalah orang yang paling penasaran tentang tertawa dan menangis Fatimah hingga ia menanyakannya kepadanya seraya berkata :

خَصَّكِ رَسُولُ اللَّهِ  صلى الله عليه وسلم بِالسِّرِّ مِنْ بَيْنِنَا، ثُمَّ أَنْتِ تَبْكِينَ، فَلَمَّا قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَمَّا سَارَّكِ

Rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengistimewakan dirimu dengan suatu rahasia di hadapan kami lalu engkau menangis. Rahasia apa yang disampaikan kepadamu ?

Fatimah berkata :

مَا كُنْتُ لأفْشِى عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم

Aku tidak mungkin membocorkan rahasia rosululloh shollallohu alaihi wasallam

Ketika rosululloh shollallohu alaihi wasallam wafat, rasa penasaran membuat Aisyah kembali bertanya kepada Fatimah. Kali ini Fatimah mau memberi jawaban. Ia berkata :

أَمَّا حِينَ سَارَّنِى فِى الأمْرِ الأوَّلِ، فَإِنَّهُ أَخْبَرَنِى أَنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يُعَارِضُهُ بِالْقُرْآنِ كُلَّ سَنَةٍ مَرَّةً، وَإِنَّهُ قَدْ عَارَضَنِى بِهِ الْعَامَ مَرَّتَيْنِ، وَلا أَرَى الأجَلَ إِلا قَدِ اقْتَرَبَ، فَاتَّقِى اللَّهَ، وَاصْبِرِى، فَإِنِّى نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ، قَالَتْ: فَبَكَيْتُ بُكَائِى الَّذِى رَأَيْتِ، فَلَمَّا رَأَى جَزَعِى، سَارَّنِى الثَّانِيَةَ، قَالَ يَا فَاطِمَةُ، أَلا تَرْضَيْنَ أَنْ تَكُونِى سَيِّدَةَ نِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ، أَوْ سَيِّدَةَ نِسَاءِ هَذِهِ الأمَّةِ  

Ketika bisikan pertama, beliau memberitahu padaku bahwa jibril biasa mengecek hafalan quranku setiap tahun sekali. Adapun tahun ini, dia mengeceknya dua kali. Aku tidak melihat kecuali ajalku telah dekat. Bertaqwalah kepada Alloh dan bersabarlah. Sesungguhnya sebaik-baik assalaf bagimu adalah aku. Fatimah berkata : Akupun menagis sebagaimana yang engkau lihat. Ketika melihat kesedihanku, beliau memberi bisikan kedua seraya bersabda “ Wahai Fatimah, tidakkah engkau ridlo bila engkau menjadi penghulunya kaum wanita beriman atau penghulunya umat ini ? [HR Bukhori]  


Adam Tertawa Dan Menangis



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (34)

Inilah yang dilihat oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam pada peristiwa isro mi’roj ketika beliau sudah menaiki langit. Kata beliau :

فَإِذَا رَجُلٌ قَاعِدٌ عَلَى يَمِينِهِ أَسْوِدَةٌ وَعَلَى يَسَارِهِ أَسْوِدَةٌ ، إِذَا نَظَرَ قِبَلَ يَمِينِهِ ضَحِكَ ، وَإِذَا نَظَرَ قِبَلَ يَسَارِهِ بَكَى

Tiba-tiba (aku melihat) seorang tengah duduk. Di samping kanannya ada sekumpulan manusia dan di samping kirinya ada juga sekumpulan manusia. Bila melihat ke arah kiri, ia menangis dan bila melihat ke arah kanan, ia tertawa.

Di situlah nabi shollallohu alaihi wasallam bertanya kepada jibril :

مَنْ هَذَا

Siapa ini ?

Jibril menjawab :

هَذَا آدَمُ وَهَذِهِ الأَسْوِدَةُ عَنْ يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ نَسَمُ بَنِيهِ ، فَأَهْلُ الْيَمِينِ مِنْهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ ، وَالأَسْوِدَةُ الَّتِى عَنْ شِمَالِهِ أَهْلُ النَّارِ ، فَإِذَا نَظَرَ عَنْ يَمِينِهِ ضَحِكَ ، وَإِذَا نَظَرَ قِبَلَ شِمَالِهِ بَكَى

Ini adalah Adam. Inilah sekumpulan orang yang ada di kanan dan kirinya yang merupakan ruh dari anak keturunannya. Yang ada di kanan adalah ahlul jannah dan sekumpulan orang yang ada di sebelah kiri adalah penghuni neraka. Bila ia melihat ke arah kanan, tertawa dan bila melihat ke arah kiri, ia menagis [HR Bukhori]


Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Tertawa Setelah Melihat Al Kautsar Dalam Mimpinya



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (33)

Anas Bin Malik Memberi kesaksian tentang hal ini :

عَنْ أَنَسٍ قَالَ بَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ذَاتَ يَوْمٍ بَيْنَ أَظْهُرِنَا إِذْ أَغْفَى إِغْفَاءَةً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ مُتَبَسِّمًا فَقُلْنَا مَا أَضْحَكَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُنْزِلَتْ عَلَىَّ آنِفًا سُورَةٌ. فَقَرَأَ  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأَبْتَرُ). ثُمَّ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْكَوْثَرُ فَقُلْنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ  فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ هُوَ حَوْضٌ تَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ النُّجُومِ فَيُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُمْ فَأَقُولُ رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِى. فَيَقُولُ مَا تَدْرِى مَا أَحْدَثَتْ بَعْدَكَ  

Dari Anas berkata : Pada suatu hari, ketika rosululloh bersama kami, tiba-tiba beliau terlelap sejenak lalu mengangkat kepala sambil tersenyum. Kami berkata : Apa yang menyebabkan engkau tertawa wahai rosululloh ? Beliau bersabda : Baru saja turun ayat kepadaku. Beliau membaca : Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Robmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.   Setelah itu beliau bersabda : Tahukah kalian, apakah alkautsar itu ? Kami berkata : Alloh dan rosulNya lebih tahu. Beliau bersabda : Sesungguhnya ia adalah sungai dimana Robku Azza Wajalla menjanjikanku kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang akan didatangi umatku pada hari kiamat. Bejananya sebanyak jumlah bintang di langit. Tiba-tiba seorang hamba diantara mereka diusir. Akupun berkata : Sesungguhnya dia umatku. Alloh berfirman : Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang terjadi setelah engkau meninggal [HR Bukhori]


Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Tertawa Kepada Jamaah Sholat Di Hari Terakhir Beliau Di Dunia



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (32)

Betapa bahagianya hati para sahabat ketika bisa melihat wajah rosululloh shollallohu alaihi wasallam saat beliau menyingkap tirai kamarnya. Tertawa dan senyuman diperlihatkan kepada seisi masjid. Jamaah sholat mengira beliau sudah sehat dan siap memimpin sholat. Mereka tidak mengira itu adalah adalah hari terakhir beliau hidup di dunia. Riwayat lengkap tentang hal ini adalah :    

عَنِ أَنَس بْن مَالِكٍ الأَنْصَارِىُّ وَكَانَ تَبِعَ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم وَخَدَمَهُ وَصَحِبَهُ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ كَانَ يُصَلِّى لَهُمْ فِى وَجَعِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم الَّذِى تُوُفِّىَ فِيهِ ، حَتَّى إِذَا كَانَ يَوْمُ الاِثْنَيْنِ وَهُمْ صُفُوفٌ فِى الصَّلاَةِ ، فَكَشَفَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم سِتْرَ الْحُجْرَةِ يَنْظُرُ إِلَيْنَا ، وَهْوَ قَائِمٌ كَأَنَّ وَجْهَهُ وَرَقَةُ مُصْحَفٍ ، ثُمَّ تَبَسَّمَ يَضْحَكُ ، فَهَمَمْنَا أَنْ نَفْتَتِنَ مِنَ الْفَرَحِ بِرُؤْيَةِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم ، فَنَكَصَ أَبُو بَكْرٍ عَلَى عَقِبَيْهِ لِيَصِلَ الصَّفَّ ، وَظَنَّ أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم خَارِجٌ إِلَى الصَّلاَةِ ، فَأَشَارَ إِلَيْنَا النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم أَنْ أَتِمُّوا صَلاَتَكُمْ ، وَأَرْخَى السِّتْرَ ، فَتُوُفِّىَ مِنْ يَوْمِهِ .  

Dari Anas Bin Malik Al Anshoriyy. Ia adalah pengikut, pembantu dan sahabat nabi shollallohu alaihi wasallam : Abu Bakar memimpin sholat bagi para sahabat saat nabi shollallohu alaihi wasallam sakit yang mengantarkannya kepada kematian. Hingga pada hari senin, mereka sudah menyusun shof untuk sholat. Nabi shollallohu alaihi wasallam menyingkap kain kamar untuk melihat ke arah kami. Beliau berdiri seolah wajahnya seperti lembaran mush-haf. lalu beliau senyum dan tertawa. Kami berkeinginan untuk terkena fitnah karena bahagia bisa melihat nabi shollallohu alaihi wasallam. Abu Bakar mundur ke belakang untuk berdiri di shof dan dia mengira bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam akan keluar untuk sholat. Nabi shollallohu alaihi wasallam memberi isyarat agar menyempurnakan sholat selanjutnya menarik kain penutup. Akhirnya beliau wafat pada hari itu [HR Bukhori dan Ahmad]

Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Tertawa Kepada Tawanan Yang Akhirnya Masuk Aljannah



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (31)

Sebuah hadits menyebutkan :

عَنْ أَبِى أُمَامَةَ قَالَ ضَحِكَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقُلْنَا مَا يُضْحِكُكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَال  عَجِبْتُ مِنْ قَوْمٍ يُقَادُونَ فِى السَّلاَسِلِ إِلَى الْجَنَّةِ  

Dari Abu Umamah berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam tertawa. Kami berkata : Apa yang membuat anda tertawa wahai rosululloh ? Beliau bersabda : Aku takjub kepada satu kaum yang diikat pada rantai dimana nanti ia akan masuk aljannah [HR Bukhori, Muslim dan Abu Daud]

Apa makna hadits di atas ? Penulis aunul ma’bud menyebut ada dua tafsiran. Dia berkata :

وَالْمَعْنَى أَنَّهُمْ يُؤْخَذُونَ أُسَارَى قَهْرًا وَكَرِهَا فِي السَّلَاسِل وَالْقُيُود فَيَدْخُلُونَ فِي دَار الْإِسْلَام ثُمَّ يَرْزُقهُمْ اللَّه الْإِيمَان فَيَدْخُلُونَ بِهِ الْجَنَّة  

Maknanya adalah mereka ditangkap sebagai tawanan dalam keadaan dipaksa dan diikat pada rantai dan tali lalu mereka masuk ke negeri islam. Setelah itu Alloh memberi mereka karunia iman akhirnya masuk ke dalam aljannah

Tafsir di atas sesuai dengan riwayat dari Abu Thufail dimana nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :

رَأَيْت نَاسًا مِنْ أُمَّتِي يُسَاقُونَ إِلَى الْجَنَّة فِي السَّلَاسِل كَرْهًا . قُلْت : يَا رَسُول اللَّه مَنْ هُمْ ؟ قَالَ قَوْم مِنْ الْعَجَم يَسْبِيهِمْ الْمُهَاجِرُونَ فَيُدْخِلُونَهُمْ فِي الْإِسْلَام مُكْرَهِينَ

Aku melihat manusia dari kalangan umatku digiring ke dalam aljannah dalam keadaan terikat secara paksa. Aku berkata : Wahai rosululloh, siapa mereka ? Beliau bersabda : Mereka adalah kaum ajam (non Arab) yang ditawan kaum muhajirin lalu mereka masuk islam dalam keadaan terpaksa

Diantara sahabat yang masuk islam sementara sebelumnya berstatus tawanan adalah Tsumamah Bin Atsal sebagaimana sebuah hadits menyebutkan :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ بَعَثَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم خَيْلاً  فَجَاءَتْ بِرَجُلٍ  فَرَبَطُوهُ بِسَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي اَلْمَسْجِدِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata : Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mengirim pasukan berkuda lalu mereka datang membawa seorang tawanan. Mereka mengikatnya pada salah satu tiang masjid. [Muttafaq Alaihi]

Makna kedua adalah : Boleh jadi mereka adalah kaum muslimin yang menjadi tawanan di tangan orang-orang kafir lalu mereka mati atau terbunuh dalam kondisi seperti ini. Mereka akan dikumpulkan dalam keadaan terikat dan masuk aljannah dalam keadaan demikian

لَعَلَّهُمْ الْمُسْلِمُونَ الَّذِينَ هُمْ أُسَارَى فِي أَيْدِي الْكُفَّار فَيَمُوتُونَ أَوْ يُقْتَلُونَ عَلَى هَذِهِ الْحَالَة ، فَيُحْشَرُونَ عَلَيْهَا وَيَدْخُلُونَ الْجَنَّة كَذَلِكَ

Boleh jadi mereka adalah kaum muslimin yang menjadi tawanan di tangan orang-orang kafir lalu mereka mati atau terbunuh dalam kondisi seperti ini. Mereka akan dikumpulkan dalam keadaan terikat dan masuk aljannah dalam keadaan demikian

Untuk kelompok kedua adalah seorang sahabat bernama Khubaib. Dia tawanan orang kafir lalu dijual di Mekah hingga dipenggal lehernya oleh kaum kafir quraisy.

Maroji’ :

Aunul Ma’bud 6/12

Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Tertawa Setelah Turunnya Ayat Yang Membela Kesucian Aisyah



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (30)

Peristiwa haditsul ifki adalah bagian dari kepiawaian dan kelicikan Abdullah Bin Ubay meracik fitnah di tengah-tengah kaum muslimin. Sungguh luar biasa, ia bisa merancang skenario seolah Aisyah telah melakukan fahisyah dengan Sufyan Bin Mu’athol.

Tiga sahabat termakan isu ini. Mereka adalah Misthoh, Hamnah Binti Jahsyi dan Hasan Bin Tsabit. Ketiganya akhirnya menerima hukuman dera sebanyak 80 kali. Di lain pihak, rosululloh shollallohu alaihi wasallam berhari-hari tidak bertegur sapa dengan Aisyah hingga membuat Aisyah berpindah tempat tinggal ke rumah ayahandanya.

Akhirnya wahyu turun memberi pembelaan bagi Aisyah. Ia bersih dari semua tuduhan palsu itu. Kondisi turunnya wahyu diceritakan oleh Aisyah :

حَتَّى إِنَّهُ لَيَتَحَدَّرُ مِنْهُ مِثْلُ الْجُمَانِ مِنَ الْعَرَقِ فِى الْيَوْمِ الشَّاتِى مِنْ ثِقَلِ الْقَوْلِ الَّذِى أُنْزِلَ عَلَيْهِ. قَالَتْ فَلَمَّا سُرِّىَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ يَضْحَكُ فَكَانَ أَوَّلُ كَلِمَةٍ تَكَلَّمَ بِهَا أَنْ قَالَ أَبْشِرِى يَا عَائِشَةُ أَمَّا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَقَدْ بَرَّأَكِ. فَقَالَتْ لِى أُمِّى قُومِى إِلَيْهِ. فَقُلْتُ وَاللَّهِ لاَ أَقُومُ إِلَيْهِ وَلاَ أَحْمَدُ إِلاَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ هُوَ الَّذِى أَنْزَلَ بَرَاءَتِى

Hingga mengalir keringat beliau seperti butiran mutiara pada musim dingin karena beratnya wahyu yang turun. Ketika sudah berhenti wahyu itu pada rosululloh shollallohu alaihi wasallam, beliau tertawa. Kalimat pertama yang beliau ucapkan tentang itu adalah : Bergembiralah wahai Aisyah, Alloh Azza Wajallah telah membersihkan dirimu (dari tuduhan). Aisyah berkata : Ibuku, bangkitlah untuk menemui beliau. Demi Alloh aku tidak akan berdiri menyambut beliau dan aku tidak akan memuji selain Alloh Azza Wajalla. Dialah yang telah menurunkan ayat yang membersihkan diriku dari tuduhan [HR Bukhori, Muslim dan Ahmad]


Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Tertawa Kepada Anas



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (29)

Meski masih kanak-kanak, Anas Bin Malik sudah berkhidmat bagi rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Suatu hari beliau memerintahnya pergi untuk suatu tugas. Namanya juga anak-anak, Anas lupa dengan titah nabi shollallohu alaihi wasallam. Ia justru bermain dengan teman-teman sebayanya. Tanpa diduga, dari belakang beliau memegang lehernya. Anas melihat beliau tertawa kepadanya seraya bersabda :

يَا أُنَيْسُ أَذَهَبْتَ حَيْثُ أَمَرْتُكَ

Wahai Unais, apakah engkau sudah pergi sebagaimana yang telah aku perintahkan ?

Anas berkata :

نَعَمْ أَنَا أَذْهَبُ يَا رَسُولَ اللَّهِ

Baik, aku berangkat sekarang wahai rosululloh

Secara lengkap riwayat di atas adalah :

قَالَ إِسْحَاقُ قَالَ أَنَسٌ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ خُلُقًا فَأَرْسَلَنِى يَوْمًا لِحَاجَةٍ فَقُلْتُ وَاللَّهِ لاَ أَذْهَبُ. وَفِى نَفْسِى أَنْ أَذْهَبَ لِمَا أَمَرَنِى بِهِ نَبِىُّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَخَرَجْتُ حَتَّى أَمُرَّ عَلَى صِبْيَانٍ وَهُمْ يَلْعَبُونَ فِى السُّوقِ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَدْ قَبَضَ بِقَفَاىَ مِنْ وَرَائِى قَالَ فَنَظَرْتُ إِلَيْهِ وَهُوَ يَضْحَكُ فَقَالَ يَا أُنَيْسُ أَذَهَبْتَ حَيْثُ أَمَرْتُكَ  قَالَ قُلْتُ نَعَمْ أَنَا أَذْهَبُ يَا رَسُولَ اللَّهِ

Ishaq berkata : Anas berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam adalah manusia yang paling bagus akhlaqnya. Pada suatu hari beliau mengutusku untuk suatu keperluan. Aku berkata : Demi Alloh aku tidak akan pergi. Dalam hati aku berkata : Aku akan pergi sebagaimana nabiyulloh memerintahku. Aku keluar hingga melewati anak-anak yang sedang bermain di pasar. Tiba-tiba rosululloh shollallohu alaihi wasallam memegang tengkukku dari belakang. Aku melihat ke arahnya sementara beliau tertawa seraya bersabda : Wahai Unais, apakah engkau sudah pergi sebagaimana yang telah aku perintahkan ? Anas berkata : Baik, aku berangkat sekarang wahai rosululloh [HR Muslim]


Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Tertawa Melihat Istri-Istri Berlari Karena Kedatangan Umar



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (28)

Saat itu, ummahatul mukminin sedang ada di samping rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Umar datang mengucapkan salam. Mendengar suaranya, mereka segera berhamburan lari karena takut dengan sosoknya. Melihat hal itu nabi shollallohu alaihi wasallam tertawa dan bersabda kepada Umar :

قَدْ عَجِبْتُ لِجَوَارٍ كُنَّ عِنْدِى فَلَمَّا سَمِعْنَ حِسَّكَ بَادَرْنَ فَذَهَبْنَ

Aku heran dengan istri-istri yang ada di sampingku. Ketika mereka mendengar suaramu segera berhamburan lalu pergi

Mendengar penuturan beliau, Umar segera menemui mereka dan berkata :

أَىْ عَدُوَّاتِ أَنْفُسِهِنَّ وَاللَّهِ لَرَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كُنْتُنَّ أَحَقَّ أَنْ تَهَبْنَ مِنِّى

Wahai yang memusuhi dirinya ! Demi Alloh, sungguh rosululloh shollallohu alaihi wasallam lebih berhak kalian takuti daripada diriku

Secara lengkap riwayat di atas adalah :

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ اسْتَأْذَنَ عُمَرُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَعِنْدَهُ جَوَارٍ قَدْ عَلَتْ أَصْوَاتُهُنَّ عَلَى صَوْتِهِ فَأَذِنَ لَهُ فَبَادَرْنَ فَذَهَبْنَ فَدَخَلَ عُمَرُ وَرَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَضْحَكُ فَقَالَ عُمَرُ أَضْحَكَ اللَّهُ سِنَّكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ بِأَبِى أَنْت وَأُمِّى. قَالَ  قَدْ عَجِبْتُ لِجَوَارٍ كُنَّ عِنْدِى فَلَمَّا سَمِعْنَ حِسَّكَ بَادَرْنَ فَذَهَبْنَ  فَأَقْبَلَ عَلَيْهِنَّ فَقَالَ أَىْ عَدُوَّاتِ أَنْفُسِهِنَّ وَاللَّهِ لَرَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كُنْتُنَّ أَحَقَّ أَنْ تَهَبْنَ مِنِّى  فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم دَعْهُنَّ عَنْكَ يَا عُمَرُ فَوَاللَّهِ إِنْ لَقِيَكَ الشَّيْطَانُ بِفَجٍّ قَطُّ إِلاَّ أَخَذَ فَجًّا غَيْرَ فَجِّكَ  

Dari Muhammad Bin Sa’ad dari bapaknya berkata : Umar meminta izin kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam untuk masuk. Saat itu di sisi beliau ada istri-istrinya yang sedang mengeluarkan suara keras melebihi suara beliau. Beliau mempersilahkan Umar untuk masuk. Istri-istri beliau segera berhamburan pergi. Umarpun masuk sementara rosululloh shollallohu alaihi wasallam tertawa. Umar berkata : Semoga Alloh memenuhi hidupmu dengan tertawa wahai rosululloh demi ibu dan bapakku. Beliau bersabda : Aku heran dengan istri-istri yang ada di sampingku. Ketika mereka mendengar suaramu segera berhamburan lalu pergi. Umar menemui mereka seraya berkata : Wahai yang memusuhi dirinya ! Demi Alloh, sungguh rosululloh shollallohu alaihi wasallam lebih berhak kalian takuti daripada diriku. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Biarkan mereka bersikap itu terhadap dirimu wahai Umar. Demi Alloh tidaklah setan berpapasan dengan dirimu di satu jalan kecuali pasti akan mencari jalan selain jalan yang engkau lalui [HR Bukhori dan Ahmad]

Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Tertawa Kepada Setan



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (27)

Siapa yang makan tidak membaca basmallah, akan membuka peluang bagi setan untuk ikut serta makan bersamanya. Suatu saat rosululloh shollallohu alaihi wasallam memperhatikan seorang yang makan tanpa diawali dengan menyebut nama Alloh. Saat makanan tersisa satu suapan, ia baru ingat bahwa nama Alloh belum ia ucapkan. Kalimat bismillahi awwaluhu wa akhiruhu segera meluncur dari mulutnya

Melihat peristiwa ini rosululloh shollallohu alaihi wasallam tertawa seraya bersabda :

مَا زَالَ الشَّيْطَانُ يَأكُلُ مَعَهُ ، فَلَمَّا ذَكَرَ اسمَ اللهِ اسْتَقَاءَ مَا فِي بَطْنِهِ  

Setan terus makan bersamanya. Ketika ia menyebut nama Alloh, ia muntahkan apa yang sudah masuk perutnya

Secara lengkap, riwayat di atas :

عن أُمَيَّةَ بن مَخْشِيٍّ الصحابيِّ رضي الله عنه  قَالَ : كَانَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم جَالِسَاً، وَرَجُلٌ يَأكُلُ، فَلَمْ يُسَمِّ اللهَ حَتَّى لَمْ يَبْقَ مِنْ طَعَامِهِ إِلاَّ لُقْمَةٌ ، فَلَمَّا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ ، قَالَ : بِسْمِ اللهِ أوَّلَهُ وَآخِرَهُ ، فَضَحِكَ النَّبيّ صلى الله عليه وسلم ، ثُمَّ قَالَ : مَا زَالَ الشَّيْطَانُ يَأكُلُ مَعَهُ ، فَلَمَّا ذَكَرَ اسمَ اللهِ اسْتَقَاءَ مَا فِي بَطْنِهِ  

Dari Umayyah Bin Makhsyi Ash Shohabiyy rodliyallohu anhu berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam tengah duduk sementara ada seorang laki-laki yang sedang makan. Ia belum membaca basmallah hingga ketika makanan tinggal sesuap, saat ia mengangkatnya ke mulut, ia membaca “ Bismillahi awwaluhu wa akhiruhu “. Melihat itu, nabi shollallohu alaihi wasallam tertawa seraya bersabda : Setan terus makan bersamanya. Ketika ia menyebut nama Alloh, ia muntahkan apa yang sudah masuk perutnya [HR Abu Daud dan Nasa’i]


Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Tertawa Saat Naik Kendaraan



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (26)

Ali Bin Abi Tholib memiliki kebiasaan saat berkendaraan. Ia membaca basmallah, tahmid dan takbir. Tidak lupa ia juga membaca :

سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ سُبْحَانَكَ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى فَاغْفِرْ لِى فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

Bila sudah selesai, ia akan tertawa dan kendaraanpun melaju. Hal ini menjadi perhatian bagi Ali Bin Robi’ah sehingga menanyakannya langsung kepadaAli Bin Abi Tholib. Ali menerangkan bahwa apa yang dia lakukan hanyalah mencontoh rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Ia juga pernah menanyakan hal itu kepada beliau. Disitulah nabi shollallohu alaihi wasallam menjawab :

إِنَّ رَبَّكَ يَعْجَبُ مِنْ عَبْدِهِ إِذَا قَالَ اغْفِرْ لِى ذُنُوبِى يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ غَيْرِى  

Sesungguhnya Robmu takjub kepada hambaNya bila dia berkata “ Ampuni dosa-dosaku “. Ia tahu bahwa tidak ada yang mengampuni dosa selain diriKu.

Secara lengkap riwayat di atas adalah :

عَنْ عَلِىِّ بْنِ رَبِيعَةَ قَالَ شَهِدْتُ عَلِيًّا رضى الله عنه وَأُتِىَ بِدَابَّةٍ لِيَرْكَبَهَا فَلَمَّا وَضَعَ رِجْلَهُ فِى الرِّكَابِ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ فَلَمَّا اسْتَوَى عَلَى ظَهْرِهَا قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ قَالَ (سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ) ثُمَّ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ. ثَلاَثَ مَرَّاتٍ. ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ. ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ قَالَ سُبْحَانَكَ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى فَاغْفِرْ لِى فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ. ثُمَّ ضَحِكَ فَقِيلَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَىِّ شَىْءٍ ضَحِكْتَ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم فَعَلَ كَمَا فَعَلْتُ ثُمَّ ضَحِكَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنْ أَىِّ شَىْءٍ ضَحِكْتَ قَالَ إِنَّ رَبَّكَ يَعْجَبُ مِنْ عَبْدِهِ إِذَا قَالَ اغْفِرْ لِى ذُنُوبِى يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ غَيْرِى  

Dari Ali Bin Robi’ah berkata : Aku melihat Ali rodliyallohu anhu diberi onta untuk dikendarai. Ketika meletakkan kakinya di kendaraan, ia membaca “ Bismillah “. Saat sudah berada di punggungnya, membaca “ Alhamdulillah “. Setelah itu membaca Subhaanalladzii sakh-khoro lanaa haadzaa wamaakunnaa lahuu muqriniin wa innaa ilaa robbinaa lamun qolibuun (Maha Suci Alloh yang telah menundukkan ini dan kami tidak mampu menundukkannya dan kami kepada Rob Kami pasti akan kembali). Kemudian ia membaca “ Alhamdulillah “ sebanyak tiga kali. Lalu membaca “ Allohu Akbar “ sebanyak tiga kali. Setelah itu membaca “ Subhaanaka innii dzolamtu nafsii faghfirlii fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta “ (Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku telah mendzalimi diriku. Oleh karena itu maka ampunilah aku karena tidak ada yang mengampuni dosa selain Engkau). Kemudian ia tertawa. Ada yang bertanya : Wahai amirulmukminin, apa yang membuat engkau tertawa ? Ali berkata : Aku pernah melihat nabi shollallohu alaihi wasallam melakukan apa yang telah aku lakukan lalu tertawa. Aku berkata : Wahai rosululloh, apa yang membuat anda tertawa ? Beliau bersabda : Sesungguhnya Robmu takjub kepada hambaNya bila dia berkata “ Ampuni dosa-dosaku “. Ia tahu bahwa tidak ada yang mengampuni dosa selain diriKu [HR Abu Daud]