Fatimah Tertawa Dan Menangis



Tertawa Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (35)

Suatu hari rosululloh shollallohu alaihi wasallam sedang duduk-duduk bersama seluruh istrinya. Tiba-tiba fatimah datang. Melihat kedatangannya, beliau segera menyambutnya dan mendudukkannya di samping beliau. Nabi shollallohu alaihi wasallam segera membisikkan sesuatu di telinganya yang membuatnya menangis hebat. Tak lama kemudian bisikan kedua disampaikan. Hal itu membuatnya tertawa.

Diantara istri-istri rosululloh shollallohualaihi wasallam, Aisyah adalah orang yang paling penasaran tentang tertawa dan menangis Fatimah hingga ia menanyakannya kepadanya seraya berkata :

خَصَّكِ رَسُولُ اللَّهِ  صلى الله عليه وسلم بِالسِّرِّ مِنْ بَيْنِنَا، ثُمَّ أَنْتِ تَبْكِينَ، فَلَمَّا قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَمَّا سَارَّكِ

Rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengistimewakan dirimu dengan suatu rahasia di hadapan kami lalu engkau menangis. Rahasia apa yang disampaikan kepadamu ?

Fatimah berkata :

مَا كُنْتُ لأفْشِى عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم

Aku tidak mungkin membocorkan rahasia rosululloh shollallohu alaihi wasallam

Ketika rosululloh shollallohu alaihi wasallam wafat, rasa penasaran membuat Aisyah kembali bertanya kepada Fatimah. Kali ini Fatimah mau memberi jawaban. Ia berkata :

أَمَّا حِينَ سَارَّنِى فِى الأمْرِ الأوَّلِ، فَإِنَّهُ أَخْبَرَنِى أَنَّ جِبْرِيلَ كَانَ يُعَارِضُهُ بِالْقُرْآنِ كُلَّ سَنَةٍ مَرَّةً، وَإِنَّهُ قَدْ عَارَضَنِى بِهِ الْعَامَ مَرَّتَيْنِ، وَلا أَرَى الأجَلَ إِلا قَدِ اقْتَرَبَ، فَاتَّقِى اللَّهَ، وَاصْبِرِى، فَإِنِّى نِعْمَ السَّلَفُ أَنَا لَكِ، قَالَتْ: فَبَكَيْتُ بُكَائِى الَّذِى رَأَيْتِ، فَلَمَّا رَأَى جَزَعِى، سَارَّنِى الثَّانِيَةَ، قَالَ يَا فَاطِمَةُ، أَلا تَرْضَيْنَ أَنْ تَكُونِى سَيِّدَةَ نِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ، أَوْ سَيِّدَةَ نِسَاءِ هَذِهِ الأمَّةِ  

Ketika bisikan pertama, beliau memberitahu padaku bahwa jibril biasa mengecek hafalan quranku setiap tahun sekali. Adapun tahun ini, dia mengeceknya dua kali. Aku tidak melihat kecuali ajalku telah dekat. Bertaqwalah kepada Alloh dan bersabarlah. Sesungguhnya sebaik-baik assalaf bagimu adalah aku. Fatimah berkata : Akupun menagis sebagaimana yang engkau lihat. Ketika melihat kesedihanku, beliau memberi bisikan kedua seraya bersabda “ Wahai Fatimah, tidakkah engkau ridlo bila engkau menjadi penghulunya kaum wanita beriman atau penghulunya umat ini ? [HR Bukhori]