Lebih awal menyeberangi ash shiroth


                                                               Keutamaan Faqir (8)


Inilah jawaban rosululloh shollallohu alaihi wasallam ketika beliau ditanya seorang yahudi :

فَمَنْ أَوَّلُ النَّاسِ إِجَازَةً

Siapa manusia yang lebih awal menyeberangi ash shiroth ?

Beliau menjawab :

فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِينَ

Kaum faqir dari kalangan muhajirin [HR Muslim]

Lebih Awal Masuk Aljannah


                                                            Keutamaan Orang Faqir (7)


Meski si miskin dan si kaya memiliki kadar keimanan yang sama, akan tetapi keduanya tidak akan masuk ke dalam aljannah dalam waktu yang bersamaan. Kenapa ? Karena faktor harta yang membuat berbeda. Selain amal, harta juga menjadi bahan pertanggung jawaban pada hari kiamat bagi pemiliknya. Bukankah kaedah harta mengatakan bila haram diadzab dan bila halal akan dihisab ? Artinya meski halal, akan menjadi beban cukup berat. Semakin banyak harta yang dimiliki maka semakin banyak pula daftar pertanyaan dari Alloh.

Di sisi lain kaum faqir dengan sedikitnya harta yang ada pada mereka di dunia, membuatnya ringan saat berada di hari hisab. Wajar saja, kalau mereka bisa masuk ke dalam aljannah lebih awal. Oleh karena itu, rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ أَغْنِيَائِهِمْ بِخَمْسِ مِئَةِ

Dari Abu Huroiroh, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Akan masuk aljannah kaum faqir dari kalangan orang-orang beriman sebelum orang-orang kaya mereka dengan jarak 500 tahun [HR Ahmad dan Ibnu Majah]

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُسْلِمِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ أَغْنِيَائِهِمْ بِنِصْفِ يَوْمٍ وَهُوَ خَمْسُمِائَةِ عَامٍ.ت

Dari Abu Huroiroh, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Akan masuk aljannah orang-orang miskin dari kaum muslimin sebelum orang-orang kaya mereka dengan jarak setengah hari, yaitu 500 tahun [HR Tirmidzi]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم الْتَقَى مُؤْمِنَانِ عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ مُؤْمِنٌ غَنِىٌّ وَمُؤْمِنٌ فَقِيرٌ كَانَا فِى الدُّنْيَا فَأُدْخِلَ الْفَقِيرُ الْجَنَّةَ وَحُبِسَ الْغَنِىُّ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يُحْبَسَ ثُمَّ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَلَقِيَهُ الْفَقِيرُ فَيَقُولُ أَىْ أَخِى مَاذَا حَبَسَكَ وَاللَّهِ لَقَدِ احْتُبِسْتَ حَتَّى خِفْتُ عَلَيْكَ . فَيَقُولُ أَىْ أَخِى إِنِّى حُبِسْتُ بَعْدَكَ مَحْبِساً فَظِيعاً كَرِيهاً وَمَا وَصَلْتُ إِلَيْكَ حَتَّى سَالَ مِنِّى مِنَ الْعَرَقِ مَا لَوْ وَرَدَهُ أَلْفُ بَعِيرٍ كُلُّهَا آكِلَةُ حَمْضٍ لَصَدَرَتْ عَنْهُ رِوَاءً  

Dari Ibnu Abbas berkata : Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Dua orang mukmin bertemu di depan pintu aljannah, yaitu mukmin kaya dan mukmin miskin semasa di dunia. Si faqir dimasukkan ke dalam aljannah sementara si kaya ditahan selama waktu penahanan yang dikehendaki Alloh. Si faqirpun menemuinya seraya berkata : Wahai saudaraku, apa yang menyebabkan dirimu tertahan ? Demi Alloh, sungguh engkau telah tertahan hingga aku mengkhawatirkan dirimu. Si kaya berkata : Wahai saudaraku, aku tertahan setelahmu dalam kondisi menakutkan dan menyusahkan. Aku tidak bisa menyusulmu hingga mengalir keringat dariku dimana seandainya diminum oleh seribu onta yang kesemuanya selesai makan hamdl (nama pohon) maka semuanya akan merasa puas [HR Ahmad]

Mayoritas Ahlul Jannah


                                                   Keutamaan Orang Faqir (6)


Cukup banyak hadits yang menjelaskan masalah ini, diantaranya :

عن حارثة بن وهْبٍ رضي الله عنه قَالَ سمعت رَسُول الله صلى الله عليه وسلم يقولُ ألاَ أُخْبِرُكُمْ بِأهْلِ الجَنَّةِ ؟ كُلُّ ضَعِيف مُتَضَعَّف لَوْ أقْسَمَ عَلَى اللهِ لأَبَرَّهُ ، أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأهْلِ النَّارِ ؟ كُلُّ عُتُلٍّ جَوّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ 

Dari Haritsah Bin Wahab Bin Wahab rodliyallohu anhu berkata : Aku mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang ahlul jannah ? Yaitu setiap orang lemah yang diremehkan. Seandainya dia bersumpah atas nama Alloh (berdoa), pasti akan mengabulkannya. Maukah kalian aku beritahukan tentang ahlunnar ? Yaitu setiap orang yang kasar, keras dan sombong [muttafaq alaih]

عن أَبي سعيد الخدري رضي الله عنه عن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم قَالَ احْتَجَّتِ الجَنَّةُ والنَّارُ ، فقالتِ النَّارُ : فِيَّ الجَبَّارُونَ وَالمُتَكَبِّرُونَ . وَقَالتِ الجَنَّةُ : فِيَّ ضُعَفَاءُ النَّاسِ وَمَسَاكِينُهُمْ ، فَقَضَى اللهُ بَيْنَهُمَا : إنَّكِ الجَنَّةُ رَحْمَتِي أرْحَمُ بِكِ مَنْ أشَاءُ ، وَإنَّكِ النَّارُ عَذَابِي أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أشَاءُ ، وَلِكلَيْكُمَا عَلَيَّ مِلْؤُهَا 

Dari Abu Said Alkhudzriyy rodliyallohu anhu, dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Aljannah dan annnar saling berhujjah. Neraka berkata : Di dalamku ada kaum yang jahat dan sombong. Aljannah berkata : Di dalamku ada manusia yang lemah dan miskin. Alloh memberi ketetapan bagi keduanya : Sesungguhnya engkau wahai aljannah, rahmatKu menyebabkan Aku merahmati siapa yang Aku kehendaki. Dan engkau wahai neraka, adzabku aku berikan kepada siapa yang Aku kehendaki. Untuk kalian berdua, Aku memenuhinya [HR Muslim]

عن أسامة رضي الله عنه ، عن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم ، قَالَ : قُمْتُ عَلَى بَابِ الجَنَّةِ ، فَإِذَا عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا المَسَاكِينُ ، وَأصْحَابُ الجَدِّ مَحْبُوسُونَ ، غَيْرَ أنَّ أصْحَابَ النَّارِ قَدْ أُمِرَ بِهِمْ إِلَى النَّارِ . وَقُمْتُ عَلَى بَابِ النَّارِ فَإِذَا عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا النِّسَاءُ   .

Dari Usamah rodliyallohu anhu, dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Aku berdiri di pintu aljannah, ternyata mayoritas yang memasukinya adalah orang-orang miskin sedangkan orang-orang kaya masih tertahan, akan tetapi penghuni neraka sudah diperintahkan untuk segera masuk ke dalam neraka. Aku juga berdiri di depan pintu neraka. Ternyata mayoritas yang memasukinya adalah kaum wanita [muttafaq alaih]

Diremehkan manusia , terkadang mulia di sisi Alloh


                                                              Keutamaan Orang Faqir (5)


Rosululloh shollallohu alaihi wasallam tengah duduk. Lewatlah seorang dengan penampilan meyakinkan secara keduniaan. Beliau bertanya kepada orang yang ada di sampingnya :

مَا رَأيُكَ في هَذَا ؟

Apa pendapatmu tentang orang ini ?

Ia menjawab :

رَجُلٌ مِنْ أشْرَافِ النَّاسِ ، هَذَا واللهِ حَرِيٌّ إنْ خَطَبَ أنْ يُنْكَحَ ، وَإنْ شَفَعَ أنْ يُشَفَّعَ

Orang ini adalah manusia paling mulia. Demi Alloh, bila ia melamar wanita untuk dinikahi akan diterima, bila memberi syafaat akan diterima syafaat

Mendengar jawaban ini, beliau terdiam. Tiba-tiba lewatlah seorang yang berpenampilan sebagai faqir. Beliau bertanya :

مَا رَأيُكَ في هَذَا ؟

Apa pendapatmu tentang orang ini ?

Ia menjawab :

يَا رَسُولَ الله ، هَذَا رَجُلٌ مِنْ فُقَراءِ المُسْلِمِينَ ، هَذَا حَرِيٌّ إنْ خَطَبَ أنْ لا يُنْكَحَ ، وَإنْ شَفَعَ أنْ لا يُشَفَّعَ ، وَإنْ قَالَ أنْ لاَ يُسْمَعَ لِقَولِهِ

Ya rosululloh, orang ini dari kalangan muslim yang faqir. Bila dia melamar wanita untuk dinikahi, pasti akan ditolak. Bila memberi syafaat tidak akan diterima syafaatnya dan bila berkata, tidak akan didengar apa yang diucapkannya

Mendengar jawaban ini, beliau bersabda :

هَذَا خَيْرٌ مِنْ مِلءِ الأرْضِ مِثْلَ هَذَا

Justru orang ini lebih baik dari isi dunia semisal ini [muttafaq alaih]

Dalam riwayat lain disebutkan ketika bayi sedang menetek pada puting ibunya, tiba-tiba lewat seorang pengendara dengan kendaraan yang mewah dan penampilan mempesona. Sang ibu berkata :

اللَّهُمَّ اجْعَل ابْنِي مِثْلَ هَذَا

Ya Alloh, jadikan puteraku nanti seperti dia

Si bayi melepaskan tetekannya dan berkata :

اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ

Ya Alloh jangan jadikan diriku seperti dia

Iapun melanjutkan isapannya. Tak lama kemudian datanglah wanita yang tengah dipukuli dan dikatakan padanya “ Engkau berzina ! Engkau mencuri ! “. Wanita itu hanya bisa berkata “ Hasbiyallohu wani’mal wakil “. Sang ibu berkata :

اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَل ابْنِي مِثْلَهَا

Ya Alloh jangan jadikan puteraku seperti dia

Si bayi kembali melepaskan tetekannya dan berkata :

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مثْلَهَا

Ya Alloh, jadikan aku seperti dia [muttafaq alaih]

Ternyata, apa yang dikatakan si bayi adalah benar. Laki-laki yang berpenampilan menawan adalah seorang yang jabbar (jahat), adapun gadis yang dituduh mencuri dan berzina adalah gadis mukminah yang pandai menjaga diri.

Doa kaum faqir lebih mustajab


                                                      Keutamaan Orang Faqir (4)


عن أَبي هريرة رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم رُبَّ أشْعَثَ أغبرَ مَدْفُوعٍ بالأبْوابِ لَوْ أقْسَمَ عَلَى اللهِ لأَبَرَّهُ  رواه مسلم .

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Boleh jadi seorang yang morat-marit rambutnya, berdebu, tertahan di depan pintu (bila mengetuk pintu tidak ada yang tertarik membukakan pintu buat dirinya), akan tetapi bila dia bersumpah atas nama Alloh (berdoa) maka Alloh akan mengabulkannya [HR Muslim]

Ibnu Bathol berkata :

أن عبادة الضعفاء ودعاءهم أشد إخلاصًا وأكثر خشوعًا؛ لخلاء قلوبهم من التعلق بزخرف الدنيا وزينتها وصفاء ضمائرهم مما يقطعهم عن الله فجعلوا همهم واحدًا؛ فزكت أعمالهم، وأجيب دعاؤهم   

Ibadah kaum dluafa dan doa mereka lebih ikhlas dan lebih khusyu. Hal itu karena hati mereka bersih dan nurani mereka suci dari ketergantungan terhadap gemerlapnya dunia dan perhiasannya yang membuat mereka terputus dari Alloh. Tujuan mereka satu (yaitu Alloh) maka amal mereka murni dan doa mereka terkabul

Maroji’ :

Syarh Ibnu Bathol 9/114

Penopang kesuksesan orang-orang kaya


                                                                      Keutamaan Orang Faqir (3)


Salah satu yang membuat orang kaya hidup nyaman karena peran orang-orang miskin yang ada di sekelilingnya. Siapa yang mencuci dan menyeterika bajunya hingga rapi ? siapa yang membuat rumahnya yang bersih dan tertata ? Tentu jawabannya adalah pembantu.

Seorang yang berlimpah harta, pergi kemanapun cukup duduk manis di mobil karena sudah ada sopir yang siap mengantarkannya kemana dia inginkan. Rumahnya yang megah berdiri, tidak bisa dipisahkan dari keberadaan kuli bangunan.

Hal inilah yang tidak boleh dilupakan oleh mereka yang diberi limpahan harta oleh Alloh. Oleh karena itu rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عن مصعب بن سعد بن أَبي وقَّاص رضي الله عنهما ، قَالَ : رَأى سعد أنَّ لَهُ فَضْلاً عَلَى مَنْ دُونَهُ ، فَقَالَ النَّبيّ  صلى الله عليه وسلم هَلْ تُنْصرُونَ وتُرْزَقُونَ إلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ   

Dari Mush’ab Bin Sa’ad Bin Abi Waqosh rodliyallohu anhuma berkata : Sa’ad melihat pada dirinya ada kelebihan harta atas orang lain, nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda kepadanya : Bukankah kalian diberi kesuksesan dan dilimpahi harta kecuali atas pertolongan dari orang-orang lemah yang ada di sekitar kalian ? [HR Bukhori secara mursal]

Menjadi Sarana Bersyukur Kepada Alloh


                                                             Keutamaan Orang Faqir (2)

Boleh jadi ada yang berkecil hati bila dirinya faqir atau minder melihat teman-temannya lebih maju dalam urusan harta dan kekayaan. Kepada mereka, nabi shollallohu alaihi wasallam memberi taujih :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ  قَالَ : قَالَ رسول الله  صلى الله عليه وسلم انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ ؛ فَهُوَ أجْدَرُ أنْ لاَ تَزْدَرُوا نِعْمَةَ الله عَلَيْكُمْ  متفقٌ عَلَيْهِ ، وهذا لفظ مسلم .

Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Lihatlah kepada orang yang ada di bawah kalian dan jangan melihat orang yang ada di atas kalian. Itu lebih membuat kalian tidak mengecilkan nikmat Alloh yang ada pada kalian [muttafaq alaih]

Alhakim meriwayatkan riwayat marfu dari Abdulloh Bin Syikhir :

أَقِلُّوا الدُّخُولَ عَلَى الْأَغْنِيَاءِ فَإِنَّهُ أَحْرَى أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّه

Jarangkanlah masuk kepada orang-orang kaya karena itu lebih membuat kalian tidak menilai kecil nikmat Alloh

Amru Bin Syuaib meriwayatkan secara marfu’ :

خَصْلَتَانِ مَنْ كَانَتَا فِيهِ كَتَبَهُ اللَّهُ شَاكِرًا صَابِرًا : مَنْ نَظَرَ فِي دُنْيَاهُ إِلَى مَنْ هُوَ دُونَهُ فَحَمِدَ اللَّهَ عَلَى مَا فَضَّلَهُ بِهِ عَلَيْهِ ، وَمَنْ نَظَرَ فِي دِينه إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَهُ فَاقْتَدَى بِهِ  وَأَمَّا مَنْ نَظَرَ فِي دُنْيَاهُ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَهُ فَأَسِفَ عَلَى مَا فَاتَهُ فَإِنَّهُ لَا يُكْتَبُ شَاكِرًا وَلَا صَابِرًا  

Ada dua perkara, barangsiapa yang ada pada dirinya maka Alloh tetapkan sebagai hamba yang bersyukur dan bersabar : Siapa yang melihat dunianya kepada orang yang ada di bawahnya lalu memuji Alloh atas karunia yang diberikan kepadanya dan melihat agama kepada orang yang ada di atasnya lalu berusaha mengikutinya. Adapun orang yang melihat dunianya kepada orang yang ada di atasnya lalu merasa sedih dengan apa yang tidak ada padanya maka ia tidak akan ditetapkan sebagai hamba yang bersyukur dan bersabar

Ibnu Bathol berkata :

هَذَا الْحَدِيثُ جَامِعٌ لِمَعَانِي الْخَيْرِ لِأَنَّ الْمَرْءَ لَا يَكُون بِحَالٍ تَتَعَلَّق بِالدِّينِ مِنْ عِبَادَةِ رَبِّهِ مُجْتَهِدًا فِيهَا إِلَّا وَجَدَ مَنْ هُوَ فَوْقَهُ ، فَمَتَى طَلَبَتْ نَفْسُهُ اللَّحَاقَ بِهِ اِسْتَقْصَرَ حَالَهُ فَيَكُون أَبَدًا فِي زِيَادَةٍ تُقَرِّبُهُ مِنْ رَبّه ، وَلَا يَكُون عَلَى حَال خَسِيسَةٍ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا وَجَدَ مِنْ أَهْلِهَا مَنْ هُوَ أَخَسُّ حَالًا مِنْهُ . فَإِذَا تَفَكَّرَ فِي ذَلِكَ عَلِمَ أَنَّ نِعْمَةَ اللَّهِ وَصَلَتْ إِلَيْهِ   

Hadits ini mencakup banyak ajaran kebaikan karena seorang tidak akan terikat dengan agamanya saat beribadah kepada Robnya dengan penuh semangat kecuali kalau dia mendapati ada orang yang berada di atasnya. Ketika hatinya merasa kecil, ia berusaha untuk menggapainya maka ia akan senantiasa berusaha untuk menambah kedekatannya kepada Robnya. Dia juga tidak akan merasa hina secara duniawi kecuali mendapati orang yang lebih rendah kondisinya darinya. Bila ia berpikir demikian, ia akan tahu bahwa nikmat Alloh telah sampai kepada dirinya

Ibnu Hajar Al Atsqolani juga menampilkan perkataan sebagian ulama :

فِي هَذَا الْحَدِيث دَوَاءُ الدَّاءِ لِأَنَّ الشَّخْص إِذَا نَظَرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَهُ لَمْ يَأْمَنْ أَنْ يُؤَثِّرَ ذَلِكَ فِيهِ حَسَدًا ، وَدَوَاؤُهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنْهُ لِيَكُونَ ذَلِكَ دَاعِيًا إِلَى الشُّكْر

Hadits ini adalah obat bagi penyakit, karena seorang yang melihat ke atas tidak akan aman dari sifat hasad. Obatnya adalah melihat kepada orang yang ada di bawahnya agar membuat dirinya bersyukur

Maroji’ :

Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Atsqolani 18/322

Mayoritas Pengikut Para Nabi


                                                           Keutamaan Orang Faqir (1)

Ketika Ja’far Bin Abdul Muthollib dan rombongan sahabat tiba di negeri Habasyah dalam perjalanan hijrahnya, raja Najasyi memberi perlindungan. Mereka bisa hidup nyaman di negeri itu. Mendengar kondisi ini, kaum kafir quraisy tidak rela. Merekapun mengirim Abu Sufyan untuk menghadap sang raja agar mencabut suaka yang telah diterima kaum muslimin.

Ketika sampai di istana, raja najasyi memberi beberapa pertanyaan kepada Abu Sufyan tentang profil nabi yang didustakan dan dimusuhi kaum quraisy. Raja Najasyi berkata :

فَأَشْرَافُ النَّاسِ يَتَّبِعُونَهُ أَمْ ضُعَفَاؤُهُمْ

Apakah manusia terpandang ataukah kaum lemah yang mengikuti nabi itu ?

Abu Sufyan menjawab :

بَلْ ضُعَفَاؤُهُمْ

Justru kaum lemah yang menjadi pengikutnya

Raja Najasyi berkata :

وَهُمْ أَتْبَاعُ الرُّسُلِ

Begitulah pengikut para rosul yang sesungguhnya [HR Bukhori]

Saad Bin Abi Waqosh mengisahkan ketika ia sedang bersama nabi shollallohu alaihi wasallam dan lima orang lainnya yang kesemuanya kaum dluafa (Ibnu Mas’ud, Bilal, seorang dari Hudzail dan lainnya), tiba-tiba kaum musyrikin datang dan berkata :

اطْرُدْ هؤلاء لا يَجْتَرِئُونَ عَلَيْنَا

Usir mereka, tidak pantas bagi kami untuk berkumpul bersama kami [HR Muslim]

Hampir saja rosululloh shollallohu alaihi wasallam meminta para sahabat untuk sementara pergi dengan harapan kaum quraisy mau menyimak apa yang beliau dakwahkan. Tidak lama setelah itu, Alloh menurunkan ayat :

وَلَا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِنْ شَيْءٍ وَمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِنْ شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ الظَّالِمِينَ

Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Robnya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki keridaan-Nya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang dzalim [al an’am : 52]

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa kaum musyrikin meminta kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam untuk diberi kesempatan bermajlis dengan beliau tanpa dihadiri oleh kaum dluafa yang saat itu beliau sedang bersama Bilal Bin Robah, Amar Bin Yasir, Shuhaib, Abdulloh Bin Mas’ud dan Khobab. Saat itu pula, Alloh menurunkan ayat :

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا   

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Robnya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas [alkahfi : 28]

Saat Urusan Selesai


                                                                        Mahsyar (6)

Ketika manusia menyelesaikan urusannya selama 50.000 tahun maka suasana akan menjadi gelap. Di situlah awal mula manusia akan menyeberangi jembatan di atas neraka jahannam. Seorang yahudi bertanya kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

فَقَالَ الْيَهُودِىُّ أَيْنَ يَكُونُ النَّاسُ يَوْمَ تُبَدَّلُ الأَرْضُ غَيْرَ الأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم هُمْ فِى الظُّلْمَةِ دُونَ الْجِسْرِ 

Si yahudi berkata : Dimana manusia saat bumi diganti dengan bumi lainnya, demikian juga langit ? Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Mereka ada di kegelapan sebelum jembatan [HR Muslim]

Suasana gelap inilah yang akhirnya menjadi pembeda antara mukmin dan munafiq. Dalam alquran, Alloh menceritakan dua kelompok ini :

يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ بُشْرَاكُمُ الْيَوْمَ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ   

(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): "Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak [alhadid : 12]

يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آَمَنُوا انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ

Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa [alhadid : 13]

يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّى جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ

Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu [alhadid : 14]

Bila suasana gelap, sementara kita harus menyeberangi shiroth yang memiliki sifat addaqqu minasy sya’ri (lebih tipis dari rambut) ahhaddu minassaifi (lebih tajam dari pedang), lalu bagaimana bisa kita melihatnya ? Tentu jawabannya dengan cahaya. Darimana cahaya itu bisa kita dapatkan ? Rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberi kita petunjuk berupa sholat isya dan shubuh secara berjamaah :

عن بُريدَة رضي الله عنه عن النبيِّ  صلى الله عليه وسلم قَالَ : بَشِّرُوا المَشَّائِينَ في الظُّلَمِ إلى المَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ القِيَامَةِ  

Dari Buraidah rodliyallohu anhu, dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Berikan kabar gembira kepada orang yang rajin berjalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya sempurna pada hari kiamat [HR Abu Daud dan Tirmidzi]

Amalan lainnya adalah membiarkan uban tumbuh tanpa mencabutnya :

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لاَ تَنْتِفُوا الشَّيْبَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَشِيبُ شَيْبَةً فِى الإِسْلاَمِ  قَالَ عَنْ سُفْيَانَ  إِلاَّ كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ  وَقَالَ فِى حَدِيثِ يَحْيَى  إِلاَّ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً  

Dari Amru Bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya rodliyallohu anhu berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Janganlah kalian cabut uban. Tidaklah seorang muslim yang beruban dalam islam (berkata Sufyan) kecuali akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat. Bersabda dalam hadits Yahya : Kecuali Alloh tulis baginya pahala dan Alloh hapus dosa dengannya [HR Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Nasa’i]

Berapa lama manusia di padang mahsyar


                                            Mahsyar (5)

Sangat lama, yaitu 50.000 tahun :

عن أبي هريرة ، عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ، قال يَوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ (المطففين 6) مِقْدَارَ نِصْفِ يَوْمٍ مِنْ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ فَيُهَوِّنُ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِ كَتَدَلِّي الشَّمْسِ لِلْغُرُوْبِ إِلىَ أَ نْ تَغْرُبَ

Dari Abu Huroiroh, dari rosululloh shollallohu alihi wasallam bersabda : Pada hari manusia bangkit menghadap Allah Rabbul ‘alamin (Al Muthaffifin: 6), selama setengah hari (dari satu hari yang kadarnya) lima puluh ribu tahun. Maka diringankan bagi orang mukmin (sehingga lamanya) seperti matahari menjelang terbenam sampai terbenam [HR Ibnu Hibban]  

Naungan Dari Alloh


                                                               Mahsyar (4)

Sebagai kasih sayang Alloh kepada hambaNya yang beriman, mereka akan mendapat naungan sehingga terlindungi dari teriknya matahari. Tentu itu hanya didapatkan bagi yang mengamalkan ibadah tertentu yang pernah dijelaskan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عن أَبي هريرة رضي الله عنه عن النَّبيّ  صلى الله عليه وسلم قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إلاَّ ظِلُّهُ : إمَامٌ عَادِلٌ ، وَشَابٌّ نَشَأ في عِبَادَةِ الله  عز وجل وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ بِالمَسَاجِدِ ، وَرَجُلاَنِ تَحَابّا في اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيهِ وتَفَرَّقَا عَلَيهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأةٌ ذَاتُ حُسْنٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إنِّي أخَافُ الله ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ ، فَأخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ الله خَالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ .

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Ada tujuh kelompok yang dinaungi pada hari dimana tidak ada naungan selain naunganNya : Pemimpin yang adil, remaja yang tumbuh dalam kondisi beribadah kepada Alloh Azza Wajalla, lelaki yang hatinya tertambat dengan masjid, dua orang saling cinta karena Alloh, berkumpul karenaNya dan berpisah karenaNya, lelaki yang digoda wanita yang memiliki paras cantik dan keindahan lalu berkata “ Aku takut kepada Alloh “, seorang yang bersodaqoh lalu ia menyembunyikannya hingga tangan kiri tidak tahu apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya dan seorang yang berdzikir menyendiri lalu berlinanglah air matanya [muttafaq alaih]

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ أَنْظَرَ مُعْسِرًا أَوْ وَضَعَ لَهُ أَظَلَّهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ  

Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa memberi tambahan waktu bagi orang yang kesulitan melunasi hutang ataumembebaskannya maka Alloh akan menaunginya pada hari kiamat di bawah naungan arsyNya di hari yang tidak ada naungan selain naunganNya [HR Tirmidzi]

Matahari Ada Di Atas Kepala


                                                            Mahsyar (3)

Dengan kondisi seperti itu, mereka akan mendapatkan kesengsaraan karena matahari ada di atas kepala kita dengan jarak yang sangat dekat :

عن المقداد  رضي الله عنه قَالَ : سمِعْتُ رَسُول الله  صلى الله عليه وسلم يقول : تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنَ الخَلْقِ حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ  قَالَ سُلَيْم بنُ عامِر الراوي عن المقداد : فَوَاللهِ مَا أدْرِي مَا يعني بالمِيلِ ، أمَسَافَةَ الأرضِ أَمِ المِيلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ العَيْنُ ؟ قَالَ : فَيكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أعْمَالِهِمْ في العَرَقِ ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ ، ومنهم من يكون إِلَى ركبتيه ، ومنهم مَنْ يَكُونُ إِلَى حِقْوَيْهِ ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ العَرَقُ إلْجَاماً. قَالَ : وَأَشَارَ رَسُول الله  صلى الله عليه وسلم  بيدهِ إِلَى فِيهِ

Dari Miqdad rodliyallohu anhu berkata : Aku mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata : Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata ? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau [HR Muslim]

عن أَبي هريرة  رضي الله عنه  : أن رَسُول الله  صلى الله عليه وسلم قَالَ : يَعْرَقُ النَّاسُ يَومَ القِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ في الأرضِ سَبْعِينَ ذِراعاً ، وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ  مُتَّفَقٌ عَلَيهِ .

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu , bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Manusia akan berkeringat pada hari kiamat hingga masuk keringat mereka ke bumi sedalam 70 hasta dan ada yang tenggelam dengan keringat mereka hingga mencapai telinga [muttafaq alaih]

Kondisi padang mahsyar dan manusia yang berkumpul di dalamnya


                                                             Mahsyar (2)

Manusia akan bangkit sebagaimana kondisinya saat terlahir di muka bumi :

 عن عائشة رضي الله عنها ، قَالَتْ : سَمِعْتُ رَسُول الله  صلى الله عليه وسلم يقول : يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ القِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً  قُلْتُ : يَا رَسُول الله ، الرِّجَالُ وَالنِّساءُ جَمِيعاً يَنْظُرُ بَعضُهُمْ إِلَى بَعْض ؟! قَالَ : يَا عائِشَةُ ، الأمرُ أشَدُّ مِنْ أنْ يُهِمَّهُمْ ذلِكَ  .متفق

Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : Aku mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan kemaluan tidak dikhitan. Aku berkata : Ya rosululloh, laki-laki dan wanita berkumpul lalu satu sama lain saling melihat ? Beliau bersabda : Wahai Aisyah, perkara yang dihadapi lebih berat daripada memperhatikan hal itu [muttafaq alaih]

Selain tiga kondisi di atas, mereka akan bangkit sesuai dengan amal mereka di dunia :

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri (pada hari kiamat) melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.    [albaqoroh : 275]

عَنِ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مَا يَزَالُ اَلرَّجُلُ يَسْأَلُ اَلنَّاسَ حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ  

Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Orang yang selalu meminta-minta pada orang-orang, akan datang pada hari kiamat dengan tidak ada segumpal daging pun di wajahnya [Muttafaq Alaihi]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ كَانَتْ لَهُ اِمْرَأَتَانِ , فَمَالَ إِلَى إِحْدَاهُمَا , جَاءَ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ وَشِقُّهُ مَائِلٌ  

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Barang siapa memiliki dua orang istri dan ia condong kepada salah satunya, ia akan datang pada hari kiamat dengan tubuh miring." [HR Ahmad dan Imam Empat]  

عَنْ حُذَيْفَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ تَفَلَ تِجَاهَ الْقِبْلَةِ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَفْلُهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ  

Dari Khudzaifah, dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa yang meludah ke arah kiblat maka akan datang pada hari kiamat sementara ludahnya ada di antara kedua matanya [HR Abu Daud]

عَنْ أَبى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ أَمَا يَخْشَى أَحَدُكُمْ أَوْ لاَ يَخْشَى أَحَدُكُمْ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ قَبْلَ الإِمَامِ أَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ رَأْسَهُ رَأْسَ حِمَارٍ أَوْ يَجْعَلَ اللَّهُ صُورَتَهُ صُورَةَ حِمَارٍ  

Dari Abu Huroiroh, dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Tidakkah seorang diantara kalian takut bila mengangkat kepalanya sebelum imam, Alloh akan jadikan kepalanya seperti kepala keledai atau bentuknya seperti bentuk keledai [HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Addarimi]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ أَلْبَسَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَوْبًا مِثْلَهُ  زَادَ عَنْ أَبِى عَوَانَةَ ثُمَّ تُلَهَّبُ فِيهِ النَّارُ

Dari Ibnu Umar berkata : Barangsiapa mengenakan pakaian syuhroh (nyleneh supaya menjadi perhatian) maka Alloh akan kenakan pakaian yang semisalnya pada hari kiamat lalu berkobar api padanya [HR Abu Daud]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ فِي الدُّنْيَا ، أَلْبَسَهُ اللَّهُ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.  

Dari Ibnu Umar berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa mengenakan pakaian syuhroh (nyleneh supaya menjadi perhatian) di dunia maka Alloh akan kenakan pakaian menghinakan pada hari kiamat [HR Ahmad]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا جَمَعَ اللَّهُ الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرْفَعُ لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ فَقِيلَ هَذِهِ غَدْرَةُ فُلاَنِ بْنِ فُلاَنٍ  

Dari Ibnu Umar berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Alloh akan mengumpulkan manusia dari awal hingga akhir pada hari kiamat lalu akan diangkat bagi setiap penipu satu bendera lalu dikatakan (tertulis padanya) ini adalah tipuan dari si fulan bin fulan [muttafaq alai]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضى الله عنهما  أَنَّ رَجُلاً كَانَ مَعَ النَّبِىِّ  صلى الله عليه وسلم فَوَقَصَتْهُ نَاقَتُهُ ، وَهُوَ مُحْرِمٌ ، فَمَاتَ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ  صلى الله عليه وسلم اغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ ، وَكَفِّنُوهُ فِى ثَوْبَيْهِ ، وَلاَ تَمَسُّوهُ بِطِيبٍ ، وَلاَ تُخَمِّرُوا رَأْسَهُ ، فَإِنَّهُ يُبْعَثُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلَبِّيًا  

Dari Ibnu Abbas rodliyallohu anhuma : Bahwa seorang yang bersama nabi shollallohu alaihi wasallam terjatuh dari ontanya saat berihrom lalu mati. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara. Kafanilah dengan dua kainnya, jangan kenakan wewangian dan jangan ditutup kepalanya karena ia akan bangkit pada hari kiamat dalam keadaan bertalbiyyah [HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i, Tirmidzi dan Ibnu Hibban]

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ يُكْلَمُ أَحَدٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَنْ يُكْلَمُ فِى سَبِيلِهِ إِلاَّ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاللَّوْنُ لَوْنُ الدَّمِ وَالرِّيحُ رِيحُ الْمِسْكِ  

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu, bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Demi jiwaku yang ada di tanganNya, tidaklah seorang terluka fi sabilillah dan Alloh lebih mengetahui siapa yang terluka di jalanNya kecuali akan datang pada hari kiamat warnanya warna darah dan harumnya seperti minyak kesturi [HR Bukhori, Muslim, Nasai dan Tirmidzi]

Bentuk padang mahsyar


                                                       Mahsyar (1)

Padang mahsyar adalah bumi yang sudah dirubah dengan bentuk lain. Alloh berfirman :

يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ

Pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa [ibrohim : 48]

Rosululloh shollallohu alaihi wasallam menambah penjelasan ayat di atas dengan bersabda :

عن ْسَهْلَ بْنَ سَعْدٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ نَقِىٍّ لَيْسَ فِيهَا مَعْلَمٌ لأَحَدٍ    

Dari Sahl Bin Sa’ad berkata : Aku mendengar nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat di atas bumi yang putih seperti roti yang berbentuk pipih yang bersih dimana tidak ada tanda (penunjuk arah) bagi siapapun [HR Bukhori]

Syaikh Abdurrohman Nasir Assa’di berkata :  

فإن الأرض يوم القيامة تسوى وتمد كمد الأديم ويلقى ما على ظهرها من جبل ومَعْلم، فتصير قاعا صفصفا، لا ترى فيها عوجا ولا أمتا، وتكون السماء كالمهل

Bumi pada hari kiamat rata dan memanjang seperti kulit yang dibentangkan. Tidak ada di atasnya gunung dan tanda petunjuk. Bumi menjadi tanah datar. Tidak terlihat padanya lekukan dan tidak pula tonjolan (tanah tinggi). Langit saat itu seperti perak

Istifham inkari


                                                        Tujuan Bertanya (6)

Maknanya adalah bertanya untuk mengingkari. Dalam alquran, Alloh sering mengingkari perbuatan syirik dengan membuat pertanyaan. Diantaranya :

أَمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ أَمْ مَنْ جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ  أَمْ مَنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ  أَمْ مَنْ يَهْدِيكُمْ فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَنْ يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ تَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ أَمْ مَنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَمَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya ? Apakah di samping Allah ada ilah yang lain ? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran). Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan) nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut ? Apakah di samping Allah ada ilah yang lain ? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui. Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah di samping Allah ada ilah yang lain ? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya). Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di daratan dan lautan dan siapa (pula) kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya ? Apakah di samping Allah ada ilah yang lain ? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya). Atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi ? Apakah di samping Allah ada ilah yang lain ?. Katakanlah : Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar [annaml : 60-64]

Membuat perbandingan


                                                    Tujuan Bertanya (5)

Dalam alquran terdapat banyak perbandingan antara alhaq dan batil ditampilkan dengan pertanyaan. Alloh tidak bermaksud untuk bertanya, akan tetapi menuntut kita untuk berfikir sehingga mengetahui mana yang harus dipilih dan mana yang harus ditinggalkan :

قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ  

Katakanlah: "Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang gaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan (nya)? [al an’am : 50]

قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ  

Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah." Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudaratan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa [arro’du : 16]

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا أَبْكَم لَا يَقْدِرُ عَلَى شَيْءٍ وَهُوَ كَلٌّ عَلَى مَوْلَاهُ أَيْنَمَا يُوَجِّهْهُ لَا يَأْتِ بِخَيْرٍ هَلْ يَسْتَوِي هُوَ وَمَنْ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَهُوَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ  

Dan Allah membuat (pula) perumpamaan: dua orang lelaki yang seorang bisu, tidak dapat berbuat sesuatu pun dan dia menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja dia disuruh oleh penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikan pun. Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus? [annahl : 76]

أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ  

(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. [azzumar : 9]

Memberi ilmu kepada orang lain


                                             Tujuan Bertanya (4)

Penanya sebenarnya sudah tahu tentang satu permasalahan. Ia ingin agar orang lain juga tahu seperti dirinya. Ini pernah dilakukan oleh jibril ketika dalam sebuah majlis, bertanya kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam tentang islam, iman, ihsan dan tanda hari kiamat. Beliau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kesemuanya disimak para sahabat. Ketika jibril pergi, beliau bertanya kepada Umar Bin Khothob :

يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ

Tahukah engkau siapa yang bertanya ? Aku berkata : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda : Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian [HR Muslim]