Mahsyar (6)
Ketika manusia menyelesaikan urusannya selama 50.000 tahun maka
suasana akan menjadi gelap. Di situlah awal mula manusia akan menyeberangi
jembatan di atas neraka jahannam. Seorang yahudi bertanya kepada rosululloh
shollallohu alaihi wasallam :
فَقَالَ
الْيَهُودِىُّ أَيْنَ يَكُونُ النَّاسُ يَوْمَ تُبَدَّلُ الأَرْضُ غَيْرَ الأَرْضِ
وَالسَّمَوَاتُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم هُمْ فِى الظُّلْمَةِ
دُونَ الْجِسْرِ
Si yahudi berkata : Dimana manusia saat bumi diganti dengan bumi
lainnya, demikian juga langit ? Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda
: Mereka ada di kegelapan sebelum jembatan [HR Muslim]
Suasana gelap inilah yang akhirnya menjadi pembeda antara mukmin
dan munafiq. Dalam alquran, Alloh menceritakan dua kelompok ini :
يَوْمَ
تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ
وَبِأَيْمَانِهِمْ بُشْرَاكُمُ الْيَوْمَ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan
perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan
mereka, (dikatakan kepada mereka): "Pada hari ini ada berita gembira
untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kamu kekal
di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak [alhadid : 12]
يَوْمَ
يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آَمَنُوا انْظُرُونَا
نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا
فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ
مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ
Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan
berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat
mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka):
"Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)".
Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah
dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa [alhadid : 13]
يُنَادُونَهُمْ
أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ
وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّى جَاءَ أَمْرُ
اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin)
seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?"
Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan
menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan
kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah
oleh (syaitan) yang amat penipu [alhadid : 14]
Bila suasana gelap, sementara kita harus menyeberangi shiroth yang
memiliki sifat addaqqu minasy sya’ri (lebih tipis dari rambut) ahhaddu
minassaifi (lebih tajam dari pedang), lalu bagaimana bisa kita melihatnya ?
Tentu jawabannya dengan cahaya. Darimana cahaya itu bisa kita dapatkan ?
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberi kita petunjuk berupa sholat isya
dan shubuh secara berjamaah :
عن بُريدَة رضي الله عنه عن
النبيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ :
بَشِّرُوا المَشَّائِينَ في الظُّلَمِ إلى المَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ
يَوْمَ القِيَامَةِ
Dari Buraidah rodliyallohu anhu, dari nabi shollallohu alaihi
wasallam bersabda : Berikan kabar gembira kepada orang yang rajin berjalan di
kegelapan menuju masjid dengan cahaya sempurna pada hari kiamat [HR Abu Daud
dan Tirmidzi]
Amalan lainnya adalah membiarkan uban tumbuh tanpa mencabutnya :
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لاَ
تَنْتِفُوا الشَّيْبَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَشِيبُ شَيْبَةً فِى الإِسْلاَمِ قَالَ عَنْ سُفْيَانَ إِلاَّ كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ وَقَالَ فِى حَدِيثِ
يَحْيَى إِلاَّ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِهَا
حَسَنَةً وَحَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً
Dari Amru Bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya
rodliyallohu anhu berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :
Janganlah kalian cabut uban. Tidaklah seorang muslim yang beruban dalam islam
(berkata Sufyan) kecuali akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat. Bersabda
dalam hadits Yahya : Kecuali Alloh tulis baginya pahala dan Alloh hapus dosa
dengannya [HR Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Nasa’i]