Wanita Haidl Tetap Berdzikir


Dzikrulloh (10)

Haidl dan nifas tidak menghalang dzikrulloh. Saat bersin, wanita haidl tetap disyariatkan membaca hamdallah sedangkan wanita nifas yang ada di sampingnya wajib menyambutnya dengan kalimat yarhamukillah. Keduanya tetap mengamalkan wirid sebelum dan sesudah tidurnya. Demikian juga dzikir pagi dan sore.

Dalil dari masalah ini adalah tetapnya wanita haidl menunaikan semua manasik haji selain thowaf di ka’bah. Padahal kita tahu bahwa semua ritual haji dipenuhi bacaan-bacaan yang pernah diajarkan oleh nabi shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ خَرَجْنَا مَعَ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم لاَ نَذْكُرُ إِلاَّ الْحَجَّ ، فَلَمَّا جِئْنَا سَرِفَ طَمِثْتُ ، فَدَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم وَأَنَا أَبْكِى فَقَالَ مَا يُبْكِيكِ قُلْتُ لَوَدِدْتُ وَاللَّهِ أَنِّى لَمْ أَحُجَّ الْعَامَ . قَالَ لَعَلَّكِ نُفِسْتِ قُلْتُ نَعَمْ . قَالَ فَإِنَّ ذَلِكَ شَىْءٌ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَى بَنَاتِ آدَمَ ، فَافْعَلِى مَا يَفْعَلُ الْحَاجُّ ، غَيْرَ أَنْ لاَ تَطُوفِى بِالْبَيْتِ حَتَّى تَطْهُرِى  

Dari Aisyah berkata : Kami keluar bersama nabi shollallohu alaihi wasallam. Kami tidak meniatkan selain haji. Ketika kami tiba di Sarf, aku haidl. Nabi shollallohu alaihi wasallam masuk menemuiku saat itu aku menangis. Beliau bersabda : Apa yang membuatmu menangis ? Aku berkata : Aku sangat berharap, demi Alloh sungguh aku tidak bisa berhaji tahun ini. Beliau bersabda : Barangkali engkau haidl ? Aku berkata : Benar. Beliau bersabda : Sesungguhnya itu sesuatu yang Alloh tetapkan bagi wanita anak keturunan Adam. Kerjakan apa yang dilakukan orang berhaji, akan tetapi engkau jangan thowaf di depan baitulloh hingga suci [HR Bukhori, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Hiban, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah]

Selain hadits di atas, perkataan Ummu Athiyyah bisa dijadikan sebagai penguat :

كنا نؤمر أن يخرج الحيض ؛ فيكبرن بتكبيرهم ويدعون

Kami (kaum wanita) diperintah untuk mengeluarkan wanita haidl (sehingga bisa menghadiri pelaksanaan sholat ied). Mereka bertakbir dan berdoa sebagaimana yang dilakukan kaum laki-laki


Dzikrulloh Di Setiap Keadaan


Dzikrulloh (9)

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم يَذْكُرُ اللَّهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ.

Dari Aisyah berkata : Nabi shollallohu alaihi wasallam senantiasa berdzikir kepada Alloh dalam setiap keadaannya [HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Majah]

Penulis tuhfatul ahwadzi menerangkan makna dzikrulloh di setiap keadaan dengan :

فِي كُلِّ أَوْقَاتِهِ مُتَطَهِّرًا وَمُحْدِثًا وَجُنُبًا وَقَائِمًا وَقَاعِدًا وَمُضْطَجِعًا وَمَاشِيًا

Berdzikir di setiap waktunya baik dalam keadaan suci, hadats, junub, berdiri, duduk, berbaring dan berjalan

Definisi ini menunjukkan bahwa orang berhadats boleh membaca basmallah ketika menyembelih hewan, wanita haidl mengucapkan hamdallah saat bersin dan dalam keadaan junub diperbolehkan mengucapkan salam.

Lalu bagaimana dengan membaca alquran. Junub, haidl dan nifas menghalangi seorang muslim untuk membaca alquran. Kenapa bisa begitu ? Karena dzikrulloh ketika disebut tanpa keterangan dan penjelasan, maka tilawatul quran bukan bagian dari dzikrulloh. Ibnu Rojab Alhambali berkata :

دليل على أن الذكر لا يمنع منهُ حدث ولا جنابة ، وليس فيهِ دليل على جواز قراءة القرآن للجنب ؛ لأن ذكر الله إذا أطلق لا يراد بهِ القرآن .

Hadits di atas merupakan dalil bahwa dzikir tidak terhalangi oleh hadats dan janabat, akan tetapi tidak bisa dijadikan dalil bolehnya membaca alquran bagi junub karena dzikrulloh bila disebut secara mutlaq (tanpa embel-embel,  bersifat umum) maka itu tidak ditujukan bagi membaca alquran.

Kendati demikian, sebagian ulama membedakan tilawatul quran dalam rangka ibadah dan belajar. Rutinitas harian membaca alquran dihentikan ketika haidl dan nifas datang. Akan tetapi bagi santriwati di pondok pesantren membaca alquran dengan tujuan mempraktekkan pelajaran tahsin, setoran hafalan, atau membaca dalil-dalil quran pada pelajaran, maka hal ini dibolehkan.

Imam Bukhori berkata :

قال إبراهيم : لا بأس أن تقرأ الآية .

Ibrohim (Annakho’i) berkata : Tidak mengapa ayat dibaca (bagi junub dan haidl)

ولم ير ابن عباس بالقراءة للجنب بأساً .

Ibnu Abbas menilai tidak mengapa bagi junub untuk membaca alquran

Maroji’ :

Fathul Bari, Ibnu Rojab 2/93

Tuhfatul Ahwadzi 2/282


Dzikrulloh Muqoyyad Dan Ghoiru Muqoyyad


Dzikrulloh (8)

Dzikir muqoyyad adalah dzikir yang terikat oleh waktu dan kaifiyatnya. Diantaranya adalah dzikir ba’da sholat. Bacaan subhaanalloh, alhamdulillah dan allohu akbar mesti dibaca tiga puluh tiga kali. Tidak boleh ditambah, tidak pula dikurangi.

Adapun dzikir ghoiru muqoyyad adalah dzikir yang tidak diatur tentang waktu dan kaifiyatnya semisal seorang yang sedang duduk menunggu bis, ia manfaatkan untuk memperbanyak bacaan sholawat. Ia tidak perlu menghitung-hitang sholawat yang sudah dilafalkannya.

Untuk bisa membedakan antara keduanya, acuannya adalah hadits. Dari situ kita mengetahui kapan dzikrulloh dibatasi oleh ketentuan syariat dan dzikrulloh yang tidak terikat dengan aturan sehingga bisa diucapkan sebanyak-banyaknya. 

Dikira Gila Karena Dzikrulloh


Dzikrulloh (7)

Sambil menunggu bis, seorang muslim selalu berdzikir. Hal itu tidak putus ketika bus telah datang dan yang bersangkutan sudah ada di dalamnya. Sepanjang perjalanan, ia tidak berhenti dari mengingat Alloh.

Boleh jadi apa yang dilakukannya dianggap aneh oleh orang lain. Di saat para penumpang sibuk dengan Hpnya, TTS yang dijawabnya atau koran yang dibaca hingga tuntas, si mukmin yang taat terus mengucapkan kalimat yang berisi wirid.

Abu Muslim Alkhoulani selalu mendawamkan dzikir. Lesannya tidak berhenti menyebut nama Alloh. Hal itu membuat seseorang bertanya kepada teman duduk Abu Muslim :

أمجنون صاحبكم ؟

Apakah temanmu gila ?

Belum sempat dijawab, justru Abu Muslim langsung berkata :

لكن هذا دواء الجنون

Justru ini (dzikrulloh) adalah obat bagi penyakit gila

Oleh karena itu, benarlah ketika ada sebuah hadits menyebutkan :

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ أَكْثِرُوا ذِكْرَ اللَّهِ حَتَّى يَقُولُوا مَجْنُونٌ  

Dari Abu Sa’id Alkhudzriyy dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda : Perbanyak dzikrulloh hingga mereka berkata padamu “ Gila “ [HR Ahmad]

Dalam sebuah majalah yang diterbitkan oleh Universitas Madinah disebutkan :

فالحديث دعوة إلى الإكثار من ذكر اللّه إكثاراً يجعل من يراه يظن أن به مساً من الجنون لما يرى عليه من تحريك الشفتين واضطراب البدن من الخوف من الله تعالى

Hadits di atas berisi seruan untuk memperbanyak dzikrulloh, karena banyaknya membuat orang yang melihatnya mengira ia terkena penyakit gila. Hal itu disebabkan karena ia melihat gerakan bibirnya dan getaran badannya yang berasal dari rasa takut kepada Alloh Ta’ala.

Maroji’ :

Majallatu Jami’ah Islamiyyah Bil Madinah Almunawwaroh, Bab Adzikru Wa Atsaruhu Fi Hayatil Mukmin 17/247


Lesan Basah Karena Dzikir


Dzikrulloh (6)

Ini adalah salah satu ciri yang seharusnya melekat pada diri seorang muslim. Ketika keluar rumah  membaca bisimillahi tawakkaltu alalloh. Saat di kendaraan bacaan subhaanalladzii sakh khorolanaa haadzaa .... ia tuntaskan. Sepanjang perjalanan, mulutnya terus menyebut nama-nama Alloh lewat bacaan dzikir.

Sifat inilah yang ditanamkan oleh nabi shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رضى الله عنه أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَىَّ فَأَخْبِرْنِى بِشَىْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ. قَالَ لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ

Dari Abdulloh Bin Busrin rodliyallohu anhu : Bahwa seorang laki-laki berkata : Wahai Rosululloh, sesungguhnya syariat islam telah banyak aku amalkan. Beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang aku bisa bergantung padanya. Beliau bersabda : Lesanmu senantiasa basah oleh dzikrulloh  [HR Tirmidzi dan Ibnu Majah]

Dzikrulloh Itu Dilakukan Sebanyak-Banyaknya


Dzikrulloh (5)

Pada asalnya, dzikir dilakukan sebanyak-banyaknya. Di setiap waktu dan tempat, tak lepas dari mengingat Alloh. Beberapa ayat di bawah ini adalah diantara dalilnya : 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan bedzikir (sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya) agar kamu beruntung [al anfal : 45]

الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ  

(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: Rob kami hanyalah Allah. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya banyak dzikrulloh (disebut nama Allah). Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa [alhajj : 40]

إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَذَكَرُوا اللَّهَ كَثِيرًا وَانْتَصَرُوا مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنْقَلَبٍ يَنْقَلِبُونَ  

kecuali orang-orang  yang beriman dan beramal shaleh dan banyak dzikrulloh (menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kedzaliman. Dan orang-orang yang dzalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.   [asy syua’ro’ : 227]

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا  

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak dzikrulloh (menyebut Allah) [al ahzab : 21]

إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang menunaikan shoum, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir (menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar [al ahzab : 35]

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا  

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya [al ahzab : 41]

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan berdikirlah (ingatlah Allah) banyak-banyak supaya kamu beruntung [aljumuah : 10]


Tanpa Dzikrulloh, Dunia Itu Terkutuk


Dzikrulloh (4)

Orang yang makan dengan tangan kiri, tidak diawali dengan bacaan basmallah dan tidak pula menutupnya dengan hamdallah, berarti ia melakukan perbuatan tanpa disertai dengan mengingat Alloh. Terlebih bila memakan makanan secara berlebihan. Ia tidak juga berpikir, apakah yang ia makan itu halal ataukah haram ? Ini kalau  terjadi, maka orang yang bersangkutan dan apa yang diperbuat terlaknat di sisi Alloh. Sebuah hadits memberi taujih kepada kita :

عن أَبي هريرة رضي الله عنه قَالَ : سَمِعْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : أَلاَ إنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ ، مَلْعُونٌ مَا فِيهَا ، إِلاَّ ذِكْرَ اللهِ تَعَالَى ، وَمَا وَالاهُ ، وَعالِماً وَمُتَعَلِّماً  

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : Aku mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Ingatlah, sesungguhnya dunia itu terkutuk dan terkutuk apa yang ada di dalamnya kecuali dzikrulloh Ta’ala dan apa yang menyertainya, seorang alim dan muta’allim [HR Tirmidzi]

Demikianlah sudah seharusnya semua perbuatan dibangun di atas dasar dzikrulloh dengan mengikuti ketentuan Alloh sebagai pencipta alam semesta. Tentang kata terlaknat bagi dunia, penulis tuhfatul ahwadzi berkata :

الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ لِأَنَّهَا غَرَّتْ النُّفُوسَ بِزَهْرَتِهَا وَلَذَّتِهَا فَأَمَالَتْهَا عَنْ الْعُبُودِيَّةِ إِلَى الْهَوَى

Dunia terlaknat karena menipu jiwa dengan kemegahan dan kesenangannya yang memalingkan penghambaan kepada Alloh kepada hawa nafsu.

Maroji’ :

Tuhfatul Ahwadzi 6/107

Dzikir Dengan Hati, Lesan Dan Anggota Badan


Dzikrulloh (3)

Ini adalah dzikir yang lengkap. Lesan mengucapkan, hati meresapi dan menghayati maknanya dan selanjutnya anggota badan menggerakkannya dengan amal sholih. Semisal seseorang mendapat karunia nikmat. Hatinya bahagia dan langsung mengakui bahwa apa yang ia dapatkan berasal dari Alloh. Tak lama kemudian, ia mengucapkan alhamdulillah. Setelah itu sebagian nikmat itu ia bagikan kepada saudaranya sesama muslim.

Alfakhrur Rozi berkata :

الْمُرَاد بِذِكْرِ اللِّسَان الْأَلْفَاظ الدَّالَّة عَلَى التَّسْبِيح وَالتَّحْمِيد وَالتَّمْجِيد ، وَالذِّكْر بِالْقَلْبِ التَّفَكُّر فِي أَدِلَّة الذَّات وَالصِّفَات وَفِي أَدِلَّة التَّكَالِيف مِنْ الْأَمْر وَالنَّهْي حَتَّى يَطَّلِع عَلَى أَحْكَامهَا ، وَفِي أَسْرَار مَخْلُوقَات اللَّه . وَالذِّكْر بِالْجَوَارِحِ هُوَ أَنْ تَصِير مُسْتَغْرِقَة فِي الطَّاعَات

Yang dimaksud dengan dzikir lesan adalah lafadz yang terucap yang menunjukan bahwa ia sedang bertasbih, bertahmid dan memberikan pengagungan terhadap Alloh. Adapun dzikir hati adalah dengan merenungkan dalil-dalil tentang dzat dan sifat dan dalil-dalil takalif (pembebanan) berupa perintah dan larangan hingga mengetahui hukum-hukumnya dan rahasia-rahasia yang ada pada penciptaan Alloh. Sedangkan dzikir dengan anggota badan adalah tengelamnya seseorang ke dalam ketaatan.

Sholat adalah salah satu contoh paling jelas tentang dzikir yang mencakup tiga unsur ini sehingga sholat jumat disebut oleh Alloh dengan dzikrulloh

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada dzikrulloh (sholat jumat) [aljumuah : 9] 

Maroji’ :

Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Atsqolani 18/210


Menggabungkan Antara Fikir Dan Dzikir


Dzikrulloh (2)

Orang barat sibuk melakukan riset bagi penelitian dalam dunia binatang, tumbuhan, langit dan apa saja yang terpendam dalam bumi. Karenanya dunia mereka sukses. Sayang apa yang mereka hasilkan tidak membuat mereka semakin mengagumi ciptaan Alloh. Orang seperti ini rajin berfikir tapi lalai dari dzikir.

Sebagian muslim banyak tenggelam dengan wirid. Dalam sehari tahlil bisa diselesaikan dalam jumlah sepuluh ribu. Akan tetapi tidak peka dengan ciptaan Alloh yang ada di sekelilingnya. Biologi dan fisika adalah ilmu yang sama sekali tidak diketahuinya. Ia biarkan kesuksesan duniawi dikuasai oleh kaum kafir. Orang seperti ini rajin berdzikir tapi tidak mau berpikir.

Fikir dan dzikir adalah perintah Alloh. Siapa yang menunaikannya, ia berhak disebut dengan ulu albab sebagaimana firman Alloh :

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi ulul albab (orang-orang yang berakal)

(yaitu) orang-orang yang berdzikir (mengingat Allah) sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Wahai Rob kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka [ali imron : 190-191]

Makna Dzikir


Dzikrulloh (1)

Secara umum dzikir bermakna menyebut nama Alloh. Bacaan tasbih, tahmid, tahlil dan takbir adalah sebagian contohnya. Akan tetapi, kita juga harus mengetahui bahwa dzikir juga memiliki arti lain, yaitu ilmu dan nasehat. Oleh karena itu majlis ta’lim atau pengajian yang di dalamnya berisi nasehat yang dibangun di atas dasar ilmu juga bisa disebut sebagai majlis dzikir. Pemahaman ini berdasarkan dalil dan perkataan para ulama, diantaranya :

مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنْ رَبِّهِمْ مُحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ  

Tidak datang kepada mereka dzikir (ayat Al Qur'an pun) yang baru (diturunkan) dari Rob mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main [al anbiya : 2]

Qodli Abu Bakar, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Qurthubi dalam tafsirnya berkata bahwa arti dzikir pada ayat di atas :

من وعظ من النبي صلى الله عليه وسلم ووعد وتخويف

Nasehat, janji dan ancaman dari nabi shollallohu alaihi wasallam

Dalam sebuah hadits tentang fadhilah hari jumat disebutkan :

عن أَبي هريرة رضي الله عنه: أنَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم ، قَالَ : مَن اغْتَسَلَ يَومَ الجُمُعَةِ غُسْلَ الجَنَابَةِ ، ثُمَّ رَاحَ في الساعة الأولى فَكَأنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً  ، وَمَنْ رَاحَ في السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ ، فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً ، وَمَنْ رَاحَ في الساعة الثَّالِثَةِ ، فَكَأنَّمَا قَرَّبَ كَبْشاً أقْرَنَ ، وَمَنْ رَاحَ في السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ ، فَكَأنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً ، وَمَنْ رَاحَ في السَّاعَةِ الخَامِسَةِ ، فَكَأنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً ، فَإذَا خَرَجَ الإمَامُ ، حَضَرَتِ المَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ   متفقٌ عَلَيْهِ .

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu : Bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa mandi pada hari jumat seperti mandi janabat lalu pergi (ke masjid) di paruh pertama maka seolah-olah ia mendapat pahala korban seekor onta. Barangsiapa yang pergi di paruh kedua maka seolah-olah ia mendapat pahala korban seekor sapi. Barangsiapa yang pergi di paruh ketiga maka seolah-olah ia mendapat pahala korban seekor kambing. Barangsiapa yang pergi di paruh ke empat seolah-olah mendapat pahala berkorban seekor ayam. Barangsiapa yang keluar di paruh kelima maka seolah-olah mendapat pahala korban satu butir telor. Bila imam sudah keluar, datanglah para malaikat untuk mendengar adz dzikru (khutbah) [Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasai, Darimi dan Trimidzi]

Kata dzikir pada hadits di atas ditafsirkan oleh Ibnu Bathol dengan khotbah. Ini menunjukkan bahwa dzikir memiliki makna nasehat, khutbah, ceramah dan semisalnya. Oleh karena itu maka seorang yang sedang duduk di pengajian, ia dinilai sedang duduk di majlis dzikir.

Abu Hazzan pernah bertanya kepada Atho Bin Abi Robah tentang majlis dzikir. Atho Bin Abi Robah berkata :

مجلس الحلال والحرام وكيف تصلي وكيف تصوم وكيف تنكح و كيف تطلق وتبيع وتشتري

Majlis yang membicarakan halal dan haram dan bagaimana engkau sholat, shoum, menikah, menjual dan membeli

Maroji’ :

Hilyatul Auliya Wa Thobaqotul Ash Fiya, Abu Nuaim Ahmad Bin Abdulloh Al Ashbahani 3/313

Syarh Ibnu Bathol 4/93

Tafsir Alqurthubi 7/222

Tuhfatul Ahwadzi 2/37


Mengingat Kematian Saat Bahagia Di Hari Raya



(Khutbah Idul Fitri)

إِنَّ اَلْحَمْدَ لِلَّهِ , نَحْمَدُهُ , وَنَسْتَعِينُهُ , وَنَسْتَغْفِرُهُ , وَنَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا , مَنْ يَهْدِهِ اَللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Kaum muslimin yang dimuliakan oleh Alloh

Sudah tidak terhitung, berapa kali Alloh pertemukan kita dengan idul fitri. Perasaan bahagia dan sedih bercampur menjadi satu. Bahagia karena seluruh rangkaian ibadah di bulan romadlon telah kita selesaikan dengan baik. Sedih karena dengan berakhirnya bulan mulia ini berarti masjid-masjid kembali sepi, ketaatan berkurang sementara kemaksiatan meningkat seiring dengan dilepaskannya setan dari belenggunya.

Kaum muslimin yang dimuliakan oleh Alloh

Pada hari ini, tidak ada salahnya bila dalam suasana bahagia, kita mengingat kematian. Di saat kita tengah duduk di atas tanah, boleh jadi esok sudah berada di bawah tanah. Dikubur dan selanjutnya ditinggalkan sendirian oleh handai taulan. Sungguh tidak ada ketentuan dari Alloh bahwa mati harus didahului dengan sakit karena betapa banyak orang yang sehat wal afiat, tiba-tiba saja seolah tanpa sebab harus menemui ajal. Tidak ada syarat bahwa orang mati harus tua terlebih dahulu, terbukti kita terlalu sering mendengar berita bahwa ada orang meninggal dalam usia muda belia.  Karena itulah, mari kita camkan firman Alloh Ta’ala :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Setiap  yang berjiwa, pasti akan merasakan kematian [ali imron : 185]

Oleh karena itu, kepada siapa saja yang berhutang dan belum menyelesaikan kewajibannya, Alloh ingatkan :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Kepada kaum wanita yang tidak berkerudung kecuali saat menghadiri pengajian atau kematian, saat berangkat ke kantor atau arisan, atau menunggu saat usia senja untuk menutupi kulit yang keriput dan tidak menarik, atau menilai bahwa menjilbabi hati lebih baik daripada menjilbabi tubuh, padahal tidak ada satupun dalil perintah menjilbabi hati karena jilbab adalah penutup kulit bukan hati, atau boleh jadi kalian sudah berkerudung akan tetapi kalian biarkan puteri-puteri kalian terlihat rambut kepala dan sebagian tubuhnya, kepada kalian Alloh memberi peringatan :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Kepada kaum lelaki yang tidak menyayangi istri dan wanita yang tidak memberikan ta’dzim (penghormatan) bagi suaminya, kepada kalian berdua, Alloh berfirman :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Kepada siapa saja yang disebut oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam sebagai

ذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيْطَانُ فِى أُذُنَيْهِ

Itu adalah orang yang dikencingi setan di kedua telinganya (karena tidak menunaikan sholat tahajud [HR Bukhori, Muslim, Ahmad dan Nasa’i]

Kepada kalian Alloh berfirman :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Kepada siapa saja yang meremehkan perintah sholat berjamaah, padahal hampir saja nabi shollallohu alaihi wasallam membakar rumah-rumah orang yang tidak pergi ke masjid, camkan oleh kalian peringatan Alloh :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Kepada para penegak hukum, yang di tangan kalian justru hukum tidak tegak, Alloh mengancam kalian semua dengan :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Kepada para pemakai seragam di simpang jalan. Ketika para sopir harus menyediakan uang yang disetorkan kepada preman di sepanjang perjalanannya. Lalu kalian yang harusnya melindungi dan memberi rasa aman, justru kalian menambah penderitaan mereka. Alloh mengancam kalian semua dengan :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Kepada para pemilik birokrasi yang memiliki prinsip “ Kalau bisa dipersulit, kenapa tidak “ yang membuat rakyat kecil yang harus diayomi menderita karena harus mengeluarkan uang lebih di atas ketentuan, Alloh mengancam kalian semua dengan :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Kepada yang gegap gempita menyambut yaa ayyuhalladziina aamanuu kutiba ‘alaikumsh shiyam, akan tetapi menolak seruan Alloh yaa ayyuhalladziina aamanuu kutiba ‘alaikumul qishosh. Kalian nilai perintah ini tidak manusiawi, bertentangan dengan kepribadian bangsa Indonesia. Sungguh harusnya kalian takut dengan firman Alloh :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ



Kepada kalian aktifis islam yang menjadikan standar kebenaran adalah majlis ilmu yang ia hadiri, merendahkan dan mengumbar aib saudara sesama muslim sebagai amal sholih, yang menjadikan kalimat ana khoirun minhu (aku lebih baik dari dia, kelompoknya lebih mulia dari yang lain) sebagai slogan yang ia yakini, sungguh Alloh mengingatkan kalian dengan :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Kepada kalian yang memiliki hubungan lebin intim kepada HP (alat komunikasi) daripada alquran yang dengannya kalian disibukkan dengan medsos dan jejaring sosial, sungguh Alloh mengingatkan kalian dengan :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Kepada kalian yang menjadikan musik sebagai sarana penghilang kantuk sementara dua atau tiga ayat dibaca, tiba-tiba saja keinginan tidur itu datang tanpa bisa ditahan. Lagu-lagu baru bermunculan, dengan cepatnya kalian hafal, sementara hafalan kalian terhadap alquran tidak beranjak dari innaa a’thoinaaka, alhakumut dan li iilaafiquroisyin atau alam taro. Sungguh Alloh mengingatkan kalian dengan :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Kepada kalian yang disebut oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم  مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ, فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا  

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Barangsiapa mempunyai keluasan rezki untuk berkurban, namun ia belum berkurban, maka janganlah sekali-kali ia mendekati tempat sholat kami [HR Ahmad dan Ibnu Majah]

Perhatikan firman Alloh untuk kalian :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Kaum muslimin walmuslimat

Kematian bukan perkara ringan. Karena kita akan merasakan betapa pedihnya dicabut nyawa. Kita tidak bisa membayangkan sakitnya roh berpisah setara dengan :

كشاة تسلخ بيد القصاب و هي حية

Seperti kambing yang dikelupas kulitnya dalam keadaan masih hidup oleh tukang potong hewan

Rupanya sakit menjelang kematian juga dirasakan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam sehingga Ibnu Mas’ud bertanya :

يَا رسُولَ الله ، إنَّكَ تُوْعَكُ وَعْكاً شَدِيداً

Wahai rosululloh, sungguh engkau sakit yang teramat sangat ?

Beliau menjawab :

  أجَلْ ، إنِّي أوعَكُ كمَا يُوعَكُ رَجُلانِ مِنكُمْ

Benar, sesungguhnya sakit yang aku alami dua kali lipat dialami oleh seorang diantara kalian [muttafaq alaih]

Kaum muslimin walmuslimat

Ketika kematian itu benar-benar terjadi, apa yang terjadi pada diri kita selanjutnya ? Alloh berfirman :

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ  

Katakanlah sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya maka ia pasti datang menjumpai kalian lalu kalian dikembalikan kepada Alloh yang mengetahui hal yang tersembunyi dan nampak, selanjutnya akan memberitahukan kepada kalian terhadap apa yang kalian kerjakan (di dunia) [aljumuah : 8]

يَوْمَ تُبْلَى السَّرَائِرُ  

Hari itu akan dinampakkan semua dosa yang selama ini tersembunyi [ath thoriq : 9]

Oleh karena itu siapa yang korupsi, pungli dan mencuri akan tersingkap. Ungkapan kotor hati akan terungkap. Dosa-dosa yang tidak nampak akan diperlihatkan. Maka dari itu peringatan kematian jangan dijadikan sekedar cerita atau disimak dan dihayati di majlis lalu dilupakan setelah kita disibukkan dengan urusan dunia.

Kaum muslimin walmuslimat

Betapa indahnya bila kita mati seperti yang dialami Urwah bin Zubair, Ia bercita-cita berbuka dengan minum dari air telaga alkautsar.Terkabullah angan-angannya hingga akhirnya di saat menunaikan shoum sunnahnya, belum sempat adzan maghrib berkumandang ajal menjemputnya. Atau Salamah bin Dinar di saat membaca alquran surat maryam hingga ketika tiba pada ayat :

إنَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْماَنُ وُدًّا 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurahakan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang. [maryam : 96]

Ayat ini dibaca beberapa kali, belum sempat dilanjutkan pada ayat berikutnya ajalpun menjemputnya.

Bagi kaum wanita yang bersanding dengan suami. Alangkah mulianya bila kalian mati seperti yang disebut oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ  

Dari Ummu Salamah, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Wanita mana saja mati sementara suaminya ridlo kepadanya (karena ketaatannya selama hidup) maka ia pasti masuk aljannah [HR Tirmidzi dan Ibnu Majah]

Betapa bahagianya kita bila melihat saudara kita meninggal, memiliki tanda husnul khotimah yang disampaikan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ بُرَيْدَةَ رضي الله عنه عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ اَلْمُؤْمِنُ يَمُوتُ بِعَرَقِ الْجَبِينِ   

Dari Buraidah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Orang yang beriman itu ciri kebaikan dari kematiannya adalah dengan keringat di dahi  [HR Ahmad, Nasa’i, Tirmidzi dan Ibnu Majah]

Lebih dari itu sungguh kita berharap, bila akhir hidup ini diakhiri dengan kalimat tauhid, karena rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberi jaminan :

فَمَنْ كَانَ آخِرُ قَوْلِهِ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Barangsiapa ucapan terakhirnya adalah laa ilaaha illalloh, pasti masuk aljannah [HR Ibnu Hibban]

Boleh jadi kematian seseorang bermacam-macam penyebabnya. Ada yang mati karena sakit, dibunuh, kecelakaan atau karena usia sudah uzur. Meski banyak ragamnya, akan tetapi hakekat mati hanya ada dua, yaitu husnul khotimah atau su-ul khotimah. Lalu di kelompok mana nantinya kita berada.

Kaum muslimin walmuslimat

Kendati kematian adalah sesuatu yang menakutkan, sungguh ia teramat kita butuhkan, Alloh jadikan kematian sebagai kemaslahatan bagi manusia.

Kematian membedakan antara kholiq dan makhluq. Alloh sebagai Alkholiq, hayyun laa yamut (hidup dan tidak akan mati). Sementara kita hidup dan h arus berakhir dengan ajal.

Betapa kasihan cucu dan cicit manakala di usia 150 tahun kita tidak kunjung dipanggil oleh Alloh. Kita tergolek lemas tak berdaya di atas pembaringan dan menjadi beban berat bagi orang yang masih hidup. Adakalanya mereka akan bosan selalu melayani kita dalam kondisi seperti itu. Dari situ kita sadar betapa adilnya Alloh menetapkan kematian bagi manusia

Ketika kita di dunia bersabar terhadap musibah, ridlo ditaqdirkan sebagai faqir, tidak berkecil hati karena bertubuh cacat, tidak mengeluh saat sakit menimpa, tentu kita mengharap sebaik-baik balasan dari Alloh dan itu tidak akan kita dapatkan kecuali setelah kematian.

Di tengah malam kita sering meninggalkan tempat tidur untuk bermunajat dan bertahajud, shoum sunnah yang kita tunaikan, tilawatul quran dan dzikir yang membuat basah lesan, shodaqoh dan infaq yang kita keluarkan, kehadiran di majlis ilmu, jihad fi sabilillah yang ditegakkan, tentu Alloh menghargai itu semua dengan aljannah. Itu semua akan diraih setelah kematian.

Ketika orang kafir bebas memperlihatkan kesombongan dan kepongahan di hadapan kaum muslimin, dengan bebas mereka menyiksa para mujahid diiringi tawa penuh kepuasan, sungguh kita ingin melakukan apa yang mereka lakukan terhadap kita. Alloh memberi janji buat kita. Ada saatnya waktu itu datang ketika kita berada di dalam aljannah dalam keadaan mulia lalu dengan puas kita akan mentertawakan kaum kafirin yang sedang tenggelam dalam siksaan sebagaimana yang dijanjikan oleh Alloh :

فَالْيَوْمَ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُونَ

Pada hari itu orang-orang beriman akan mentertawakan orang-orang kafir [almuthoffifin : 34]

Semuanya akan terjadi setelah kematian ........

Lapangan Masaran 1 syawal 1440 H


Aljannah Dan Annar Dipersiapkan Bagi Jin Dan Manusia



Persamaan Antara Manusia Dan Jin (12)



Meskipun malaikat selalu berada dalam ketaatan tanpa diselingi dengan maksiat, mereka tidak mendapat balasan aljannah. Demikian juga hewan yang selalu bertasbih dan didapati dalam banyak riwayat bahwa mereka senantiasa menunaikan sholat.

Ini berbeda dengan jin dan manusia. Siapa diantara mereka yang taat kepada Alloh maka balasan bagi mereka adalah aljannah. Sebaliknya neraka menjadi tempat kembali mereka bila durhaka kepada Alloh.

Aljannah dan annar bagi manusia, sudah jelas. Sangat banyak ayat menjelaskannya. Lalu darimana kita mengetahui bahwa aljannah juga Alloh sediakan bagi jin ? Jawabannya ada di surat arrohman :

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ

Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Robnya ada dua jannah [arrohman : 46]

Tentang kata jannatani (dua jannah, surga), Syaikh Muhammad Amin Asy Syanqithi berkata :

نص قرأني على أن المؤمنين الخائفين مقام ربهم من الجن يدخلون الجنة

Ini adalah dalil quran yang menunjukkan bahwa kaum mukminin yang takut akan maqom Rob mereka dari kalangan jin akan masuk aljannah

Sedangkan Ibnu Katsir berkata :

وهذه الآية عامة في الإنس والجن، فهي من أدل دليل على أن الجن يدخلون الجنة إذا آمنوا واتقوا؛ ولهذا امتن الله تعالى على الثقلين بهذا الجزاء

Ayat ini bersifat umum bagi jin dan manusia. Ini adalah dalil paling tegas yang menunjukkan bahwa jin akan masuk ke dalam aljannah bila mereka beriman dan bertaqwa. Karena itulah Alloh Ta’ala memberikan balasan kepada dua makhluq ini. Di ayat ke 56, Alloh berfirman :

فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ  

Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka  dan tidak pula oleh jin [arrohman : 56]

Ayat ini ditafsirkan oleh Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi :

بيان أن الجن المتقين يدخلون الجنة ولهم أزواج كما للإِنس سواء بسواء .

Ayat ini menjelaskan bahwa jin yang bertaqwa akan masuk ke dalam aljannah dan mereka memiliki istri sebagaimana yang ada pada diri manusia

Senada dengan ayat-ayat sebelumnya, lima ayat di bawah ini sebagai penguat dari keterangan di atas :

فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ  فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ  فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ  لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ  

Di dalam aljannah itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. Maka nikmat Rob kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah. Maka nikmat Rob kamu yang manakah yang kamu dustakan? Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka dan tidak pula oleh jin [arrohman : 70-74]

Maroji’ :

Tafsir Adl Waul Bayan, Muhammad Amin Asy Syanqithi (maktabah syamilah) hal 533

Tafsir Alquran Al’adzim, Ibnu Katsir (maktabah syamilah) hal 533

Tafsir Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi (maktabah syamilah) hal 533

Memiliki Rosul Yang Sama



Persamaan Antara Manusia Dan Jin (11)

Ketika terjadi pertemuan dengan serombongan jin, Rosululloh shollallohu alaihi wasallam memanfaatkannya untuk membacakan ayat-ayat quran di hadapan mereka. Dari bacaan itu, membuat mereka akhirnya beriman. Kisah ini difirmankan Alloh :

قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآَنًا عَجَبًا  يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآَمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا

Katakanlah (hai Muhammad) : Telah diwahyukan kepadaku bahwa : Sekumpulan jin telah mendengarkan (Al Qur'an), lalu mereka berkata : Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an yang menakjubkan

(yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Rob kami, [aljin : 1-2]

Ayat di atas menunjukkan bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam tidak hanya berdakwah di kalangan manusia saja, melainkan beliau juga menyeru kepada kaum jin. Tentang hal ini, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi berkata :

تقرير النبوة المحمدية وأن محمدا رسول للثقلين الإِنس والجن معاً  

Ayat di atas menunjukkan ketetapan kenabian Muhammad bahwa Muhammad adalah utusan untuk dua makhluq, yaitu manusia dan jin secara bersamaan

Maroji’ :

Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi (maktabah syamilah) hal 572