akibat maksiat (30)

(30) Melemahkan Berjalannya Hati Menuju Alloh

Ada orang begitu mudahnya bangun malam untuk menunaikan tahajud, sementara ada yang disulitkan oleh Alloh untuk menunaikan sholat shubuh pada waktunya sehingga matahari terbitlah yang membangunkannya.

Begitu ringannya Abu Bakar meninfakkan seluruh hartanya, sementara seorang yahudi yang mantan lepra yang memiliki unta sepenuh lembah begitu pelitnya untuk memberikan seekor unta kepada malaikat yang menyamar sebagai musafir.
Amal yang berat terasa ringan bagi orang yang taat, sementara amal ringan terasa sangat berat bagi ahli maksiat. Oleh karena itu rosululloh shollallohu alaihi wasallam memohon perlindungan kepada Alloh dari enam hal :

عن أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

Dari Anas bin Malik dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan : "ALLAHUMMA INII A'UUDZUBIKA MINAL HAMMI WAL HAZANI WAL 'AJZI WAL KASALI WALJUBNI WALBUKHLI WADLALA'ID DAINI WAGHALABATIR RIJAALI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari was-was dan rasa sedih, lemah dan malas, pengecut dan kikir dan terlilit hutang serta dikuasai musuh. [HR Bukhori Muslim]

Alhammu (was-was) dan alhazn (sedih) memiliki kemiripan arti. Alhammu (was-was) untuk sesuatu yang akan datang, sementara alhazn (sedih) untuk sesuatu yang sudah terjadi.

Al ‘ajzu (lemah) dan alkasal (malas) memiliki kemiripan arti. Al ‘ajzu digunakan untuk menunjukkan ketidakberdayaan seseorang untuk melakukan amal karena lemahnya pisik seperti cacat, sakit atau tua. Sementara alkasal adalah ketidakmapuan seseorang untuk beramal karena lemahnya irodah (kemauan) meskipun fisiknya kuat.
Aljubnu (pengecut) dan albukhlu (pelit) memiliki kesamaan makna. Bila ketakutan itu berkaitan dengan tubuh (takut luka, sakit dan lainnya) maka ia disebut aljubnu. Sementara kalau ketakutan itu berkaitan dengan berkurangnya harta maka disebut albukhlu.

Ketika berhimpun pada seseorang satu di antara keenam kondisi di atas yaitu : alhammu (was-was), alhazn (sedih), al ‘ajzu (lemah), alkasal (malas), aljubn (pengecut), albukhl (pelit), dhola’uddain (terlilit hutang) dan gholabaturrijal (dikuasai musuh) maka ini menunjukkan bahwa kita sedang terbelenggu oleh maksiat sehingga tidak berdaya, lemah dan tidak mampu beramal.

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 112

akibat maksiat (29)

(29) Menghalangi Datangnya Kebaikan

Barangsiapa yang sibuk dengan ketaatan maka akan semakin menjauhkan dirinya dari kesempatan berbuat maksiat, sebaliknya di saat melakukan perbuatan yang mengundang murka Alloh maka akan menjauhkan dirinya dengan ketaatan. Seorang yang mendekatkan diri kepada Alloh dengan amal yang membuat Alloh ridlo maka akan Alloh anugerahkan pada dirinya balasan, di antaranya :

1. Pahala yang besar :

وَسَوْفَ يُؤْتِ الله الْمُؤمنِيْنَ أجْراً عظِيْماً

Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar [annisa’ : 146]

2. Pembelaan :

إنَّ الله يُدَافِعُ عَنِ الّذِيْنَ ءَامَنُوْا

Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman [alhajj : 38]

3. Doa dari malaikat :

الّذين يحملون العرش ومن حوله يسبّحون بحمد ربّهم ويؤمنون به ويستغفرون للّذين ءامنوا ربّنا وسعت كلّ شيئ رحمة وعلما فاغفر للّذين تابوا واتّبعوا سبيلك وقهم عذاب الجحيم ربّنا وأدخلهم جنّات عدن الّتى وعدتّهم ومن صلح من ءاباءهم وأزواجهم وذرّيّاتهم إنّك أنت العزيز الحكيم وقهم السّيّئات ومن تق السّيّئات يومئذ فقد رحمته وذالك هو الفوز العظيم

7. (malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan Malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan Kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,

8. Ya Tuhan Kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,

9. Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu Maka Sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan Itulah kemenangan yang besar".[ghofir : 7-9]

4. Perwalian :

الله وَلِيّ الّذين ءَامَنُوْا

Allah pelindung orang-orang yang beriman [albaqoroh : 257]

5. Tsabat (keteguhan) dalam berjuang :

إذْ يُوْحى رَبّك إلَى الملائكة أنِّي مَعكُمْ فَثَبّتُوا الّذِيْنَ ءَامَنُوْا

(ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada Para Malaikat : Sesungguhnya aku bersama kamu, Maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman [al anfal : 12]

6. Derajat tinggi :

لهم دَرَجاَتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ ورزْقٌ كَرِيْم

Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia. [al anfal : 4]

7. Maghfiroh (ampunan)

ولله العِزَّةُ وَلِرَسُوْلِهِ وللمؤمنين ولكنّ الْمنَافقِيْنَ لا يَعْلَمُوْنَ

Padahal izzah itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.[almunafiqun : 8]

8. Kebersamaan dengan Alloh :

وأنّ الله مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَ

Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman. [al anfal : 19]

9. Derajat yang tinggi :

يَرْفَعِ الله الّذِيْنَ ءَامنوا مِنْكُمْ والّذين أوتُوا الْعِلْمَ درجات
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. [almujadilah : 11]

10. Dihilangkan rasa takut :

فَمَنْ ءَامَنَ وَأصْلَحَ فَلاَ خَوْفٌ عليهم وَلاَهم يَحْزَنُوْنَ

Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, Maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati [al an’am : 48]
Catatan : anugerah di atas tidak Alloh berkan kepada ahli maksiat.

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 110-111

akibat maksiat (28)

(28) Menghilangkan Ihsan

Dalam hadits jibril diterangkan tentang tiga tingkatan dalam din, yaitu : islam, iman dan ihsan. Seorang yang melaksanakan ibadah dzohir maka ia sedang melaksanakan islam. Bila yang ia lakukan atas dasar ikhlas karena Alloh dan berusaha untuk menyesuaikan ibadah dzohirnya sesuai tuntunan nabi shollallohu alaihi wasallam maka ia dinilai telah menggabungkan antara islam dan iman. Untuk selanjutnya keduanya dikawal dengan menghadirkan perasaan bahwa apa yang ia lakukan adalah sedang dilihat dan diawasi oleh Alloh bahkan seolah-olah ia melihatNya maka ia telah memasuki derajat ihsan sebagaimana sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :

الإحسان أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك

Ihsan adalah Engkau beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu."
Seorang yang sedang shoum meski berada di kamar sendirian, sementara ia berada dalam puncak rasa lapar dan haus, ia tidak berani membatalkan shoumnya. Kenapa ? Karena ia merasa diawasi oleh Alloh.

Peserta ujian di saat mengetahui pengawas ujian keluar, pergi ke wc karena sakit perut, ia tidak berani menyontek. Kenapa ? karena walaupun pengawas ujian tidak mengetahui perbuatannya maka hatinya masih tertanam bahwa Alloh Maha Mengetahui apa yang ia lakukan :

أَلَمْ يَعْلَمُوْا أنَّ الله يَعْلَمُ سِرّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ وَأنَّ الله عَلاَمُ الْغُيُوْبِ

Tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah Amat mengetahui segala yang ghaib. [attaubah : 78]

قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَسْرِقُ السَّارِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ

Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Tidaklah seseorang itu berzina, ketika sedang berzina dia dalam keadaan mukmin. Tidak pula seseorang itu minum khamer ketika sedang minum khamer ia dalam keadaan mukmin. Dan tidak pula seseorang itu mencuri ketika sedang mencuri ia dalam keadaan mukmin. [HR Bukhori Muslim]

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 109

akibat maksiat (27)

(27) Dilupakan Alloh

Apa jadinya bila pemilik perusahaan lupa membayar gaji bagi karyawannya ? Tentu mereka akan marah dan berujung pada demo, apalagi bila diketahui bahwa pihak sengaja melupakan karyawannya.
Apa perasaan seorang wanita bila suaminya di saat tugas keluar daerah, melupakan sang istri, ia asyik berselingkuh dengan wanita lain. Tentu perasaan kecewa akan dialami sang istri terlebih bila sang suami sengaja melupakannya dengan tidak kembali kepada dirinya dan akhirnya menetap di daerah tugasnya.

Ketika seorang ibu menyuruh anaknya untuk membeli sesuatu di warung, anakpun berangkat. Ditunggu beberapa waktu ternyata anak tak kunjung tiba. Akhirnya diketahui bahwa sang anak lupa akan perintah orang tuanya. Tentu jengkel akan terlihat di wajah sang ibu terlebih bila sang anak sengaja melupakan amanat ibunya.

Demikianlah …… betapa meruginya bila seorang hamba dilupakan oleh Alloh. Lebih merugi lagi bila ternyata Alloh memang sengaja melupakannya. Kenapa itu bisa terjadi ? Jawabannya adalah maksiat. Perbuatan dosa diakibatkan dari kelalaian hamba kepada Robnya. Aljaza’ min jinsil amal (balasan sebanding dengan perbuatan) Melupakan Alloh maka Allohpun membalasnya dengan melupakannya.
Kalau Alloh sudah melupakan hambaNya maka jangan harap Alloh akan menolongnya, mengabulkan doanya dan mengampuni dosa-dosanya.

نَسُوا الله فَنَسِيَهُمْ

Mereka melupakan Alloh maka Allohpun melupakan mereka [attaubah : 67]

وَلاَ تَكُوْنُوْا كَا لّذِينَ نَسُوْا الله فَأَنْسَاهُمْ أنْفُسَهُمْ أولئِكَ هُمُ الْفَاسِقُوْنَ

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik [alhasyar : 19]

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 108

akibat maksiat (26)

(26) Melemahkan Pengagungan Terhadap Alloh

Seorang istri yang senantiasa patuh dan taat pada suami. Menjaga kehormatan, memberikan kesetiaan dan berusaha melayani suami dengan sebaik-baik pelayanan. Kenapa itu ia lakukan ? Tentu rasa hormat kepada suamilah salah satu motifasinya.
Seorang santri yang begitu khidmat di hadapan kyainya. Berusaha melayani sang kyai, tidak berani membantah perkataannya dan senantiasa siap sedia kapan saja dirinya diperlukan bantuannya. Kenapa bisa begitu ? Tentu rasa hormat kepada sang kyailah yang kharismatik itulah salah satu motifasinya.

Para penziarah kuburan keramat begitu khusyu ketika memasuki komplek pekuburan. Semua pantangan dihindari, semua peraturan ditaati. Anda akan lihat kekhusyuan mereka di sana melebihi kekhusyuan mereka di saat berada di masjid. Di komplek keramat itu mereka tidak berani merokok sementara rokok berserakan di masjid akibat kelakuannya. Kenapa hal ini bisa terjadi ? Tentu rasa hormat kepada kuburan itulah salah satu motifasinya.

Di saat rasa penghormatan akan keagungan kepada Alloh tertanam dengan baik dalam hati kita maka akan ada dinding pemisah yang kuat antara dirinya dengan dosa. Seorang yang berani melakukan perbuatan dosa dan terus berkubang dalam lumpurnya, tidak ada ada rasa takut apalagi usaha untuk bertaubat dan memperbaiki diri, itu menunjukkan bahwa dalam hatinya kosong dari penghormatannya kepada Alloh yang telah menciptakannya, memberinya rizki dan menjamin pahala serta siksa bagi yang taat dan ahli maksiat.

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 107

akibat maksiat (25)

(25) Menghilangkan Rasa Malu

Seorang suami begitu cinta pada istrinya. Kelembutan dan perhatian dia curahkan kepada wanita yang pernah ia nikahi. Istri yang baik pasti malu bila tidak membalas kebaikan sang suami dengan kesetiaan dan pelayanan yang memuaskan sang suami.

Anak yang disayang oleh orang tuanya tentu malu bila semua kebaikan ayah dan ibu tidak dibalas dengan bakti.

Pembantu rumah tangga yang mendapat gaji tinggi, tunjangan dan hadiah-hadiah dari sang majikan tentu malu bila tidak membalasnya dengan prestasi kerja yang baik.

Budaya malu harus ditumbuhkan karena itulah sumber kebaikan sebagaimana sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :

وعن عمران بن حصين رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم الحياء لا يأتي إلا بخير مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
Dari Imron bin Hushain rodliyallohu anhuma bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : malu tidak mendatangkan selain kebaikan [muttafaq alaih]

Betapa agungnya sifat malu, hingga Allohpun memilikinya sebagaimana sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ سَلْمَانَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِنَّ رَبَّكُمْ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفَرًا ) أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ إِلَّا النَّسَائِيَّ

Dari Salman Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Tuhanmu Pemalu dan Pemurah Dia akan malu terhadap hamba-Nya bila ia mengangkat tangannya kepada-Nya lalu Dia mengembalikannya dengan tangan kosong." [HR Imam Empat selain Nasa'i]

Lalu apa kaitan antara maksiat dengan sifat malu ? Untuk menjawabnya mari kita bercermin dengan hadits di bawah ini :

إذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ ماَشِئْتَ

Bila tidak punya rasa malu maka silahkan berbuat sekehendakmu [HR Bukhori]

Hadits ini mengandung dua pelajaran penting
Yang pertama : orang yang berbuat sesuai kehendaknya semata tanpa diatur oleh aturan Alloh berarti dia sudah tidak memiliki rasa malu.
Yang kedua : orang yang masih memiliki rasa malu maka dia tidak akan berbuat sesuai kehendaknya melainkan ia sesuaikan dengan kehendak Alloh
Dari sinilah munculnya dua karakter manusia : ahli maksiat yang berbuat sesuai seleranya dan orang yang taat yang selalu mengedepankan kehendak Alloh atas semua perbuatannya

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 106

akibat maksiat (24)

(24) Menghilangkan Kecemburuan

Seorang istri cemburu manakala suaminya memuji wanita lain di hadapannya. Memberikan hadiah istimewa kepadanya, terlebih bila dilanjutkan dengan menikahinya.

Seorang pembantu diketahui oleh majikannnya sedang bekerja di tempat lain dengan hasil yang jauh lebih baik, tentu sang majikan marah terlebih bila hasil pekerjaannya lebih bagus dibanding bila ia bekerja di rumah majikannya.

Seorang bapak kecewa melihat anaknya lebih bersikap patuh, lembut dan penurut di hadapan orang lain. Kenapa ? Karena orangtuanyalah yang selama ini mendidik dan memenuhi semua kebutuhannya.

Sungguh tidak masuk akal bila seorang wanita tetap tenang melihat suami lebih mengagumi wanita lain dibanding dirinya.

Aneh rasanya bila majikan merasa tidak gerah di saat pembantunya bekerja pada tuan lainnya.
Sangat janggal bila orang tua tetap tenang ketika mendapati anaknya lebih penurut pada orang tua lain.

Kita makhluq ciptaan Alloh. DariNyalah kita bisa menghirup udara, makan, istirahat dan berbagai nikmat lainnya. Ketika akhirnya sang manusia tidak mematuhi aturanNya, menerjang laranganNya, hidupnya dipenuhi dengan berbagai perilaku yang membuat Alloh murka sementara dirinya tidak merasa bahwa selama ini dia selalu membuat Alloh cemburu.
Setiap maksiat akan melahirkan kecemburuan Alloh. Karena kita tidak mentaatiNya sementara ketaatan dipalingkan dan diberikan kepada hawa nafsunya. Oleh karena itu rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قُلْتُ أَنْتَ سَمِعْتَ هَذَا مِنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ نَعَمْ وَرَفَعَهُ قَالَ لَا أَحَدَ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ فَلِذَلِكَ حَرَّمَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلَا أَحَدَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْمِدْحَةُ مِنْ اللَّهِ فَلِذَلِكَ مَدَحَ نَفْسَهُ

Dari 'Abdullah radliallahu 'anhu dia berkata; apakah kamu mendengarnya dari Abdullah ? Dia menjawab; Ya, secara marfu' dia berkata; "Tidak ada yang lebih pencemburu dari Allah. Karena itulah Dia mengharamkan segala yang keji baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Dan tidak ada yang lebih suka dipuji selain Allah karena itulah Dia memuji diri-Nya.

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 103

akibat maksiat (23)

(23) Mempengaruhi volume penciptaan

Besarnya tubuh manusia pada jaman dahulu berbeda dengan jaman sekarang. Adam yang punya tinggi badan 60 hasta yang akhirnya umat-umat sesudahnya berkurang tingginya. Jarang kita dapati orang yang memiliki tinggi badan 2 meter. Kenapa ini bisa terjadi ? Jawabannya adalah karena dosa.
Buah-buahan yang kita dapati sekarang berbeda dengan buah-buahan pada jaman dahulu yang relatif memiliki volume yang besar. Kenapa itu bisa terjadi ? Jawabannya adalah karena dosa.
Dua riwayat di bawah ini bisa kita jadikan renungan :

خلق الله ادم وطوله فى السماء ستون ذراعا فلم يزل الخلق ينقص حتّى الان

Alloh ciptakan Adam sementara tingginya di langit mencapai 60 hasta, hingga sekarang terus menerus berkurang [HR Bukhori]

عَنْ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ قَالَ ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ …فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ شَرْقِيَّ دِمَشْقَ بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ إِذَا طَأْطَأَ رَأْسَهُ قَطَرَ وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ فَلَا يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلَّا مَاتَ وَنَفَسُهُ يَنْتَهِي حَيْثُ يَنْتَهِي طَرْفُهُ فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يَأْتِي عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ قَوْمٌ قَدْ عَصَمَهُمْ اللَّهُ مِنْهُ فَيَمْسَحُ عَنْ وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِي الْجَنَّةِ فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ أَوْحَى اللَّهُ إِلَى عِيسَى إِنِّي قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِي لَا يَدَانِ لِأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ فَحَرِّزْ عِبَادِي إِلَى الطُّورِ وَيَبْعَثُ اللَّهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ وَيُحْصَرُ نَبِيُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لِأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لِأَحَدِكُمْ الْيَوْمَ فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ النَّغَفَ فِي رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الْأَرْضِ فَلَا يَجِدُونَ فِي الْأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلَّا مَلَأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ فَيُرْسِلُ اللَّهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ مَطَرًا لَا يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلَا وَبَرٍ فَيَغْسِلُ الْأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ ثُمَّ يُقَالُ لِلْأَرْضِ أَنْبِتِي ثَمَرَتَكِ وَرُدِّي بَرَكَتَكِ فَيَوْمَئِذٍ تَأْكُلُ الْعِصَابَةُ مِنْ الرُّمَّانَةِ وَيَسْتَظِلُّونَ بِقِحْفِهَا وَيُبَارَكُ فِي الرِّسْلِ حَتَّى أَنَّ اللِّقْحَةَ مِنْ الْإِبِلِ لَتَكْفِي الْفِئَامَ مِنْ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنْ الْبَقَرِ لَتَكْفِي الْقَبِيلَةَ مِنْ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنْ الْغَنَمِ لَتَكْفِي الْفَخِذَ مِنْ النَّاسِ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ

Dari An Nawwas bin Sam'an berkata: Pada suatu pagi, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam menyebut Dajjal, ……. tiba-tiba 'Isa putra Maryam turun di sebelah timur Damaskus di menara putih dengan mengenakan dua baju berwantek za'faran seraya meletakkan kedua tangannya diatas sayap dua malaikat, bila ia menundukkan kepala, air menetas dan bila ia mengangkat kepala keringat bercucuran seperti mutiara, tidaklah orang kafir mencium bau dirinya kecuali mati dan bau nafasnya sejauh matanya memandang. Isa mencari Dajjal hingga menemuinya di pintu Ludd lalu membunuhnya. Setelah itu Isa putra Maryam mendatangi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari Dajjal. Ia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan tingkatan-tingkatan mereka disurga. Saat mereka seperti itu, Allah mewahyukan padanya: 'Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hambaKu, tidak ada yang bisa memerangi mereka, karena itu giringlah hamba-hambaKu ke Thur. Allah mengirim Ya'juj dan Ma'juj, 'Dari segala penjuru mereka datang dengan cepat.' (Al Anbiyaa`: 96) Lalu yang terdepan melintasi danau Thabari dan minum kemudian yang belakang melintasi, mereka berkata: 'Tadi disini ada airnya.' nabi Allah Isa dan para sahabatnya dikepung hingga kepala kerbau milik salah seorang dari mereka lebih baik dari seratus dinar milik salah seorang dari kalian saat ini, lalu nabi Allah Isa dan para sahabatnya menginginkan Allah mengirimkan cacing di leher mereka lalu mereka mati seperti matinya satu jiwa, lalu 'Isa dan para sahabatnya datang, tidak ada satu sejengkal tempat pun melainkan telah dipenuhi oleh bangkai dan bau busuk darah mereka. Lalu Isa dan para sahabatnya berdoa kepada Allah lalu Allah mengirim burung seperti leher unta. Burung itu membawa mereka dan melemparkan mereka seperti yang dikehendaki Allah, lalu Allah mengirim hujan kepada mereka, tidak ada rumah dari bulu atau rumah dari tanah yang menghalangi turunnya hujan, hujan itu membasahi bumi hingga dan meninggalkan genangan dimana-mana. Dikatakan kepada bumi :keluarkanlah semua keberkahanmu ! Keluarlah keberkahannya sehingga serombongan orang cukup makan sebuah delima dan dapat bernaung dengan kulitnya. Sekelompok manusia cukup dengan unta perahan, satu kabilah cukup dengan sapi perahan dan beberapa kerabat mencukupkan diri dengan kambing perahan. Saat mereka seperti itu, tiba-tiba Allah mengirim angin sepoi-sepoi lalu mencabut nyawa setiap orang mu`min dan muslim dibawah ketiak mereka, dan orang-orang yang tersisa adalah manusia-manusia buruk, mereka melakukan hubungan badan secara tenang-terangan seperti keledai kawin. Maka atas mereka itulah kiamat terjadi [HR Muslim]

akibat maksiat (22)

(22) Kerusakan Di muka Bumi

Dosa akan menyebabkan kerusakan di bumi. Hal itu meliputi air, udara, tanaman dan buah-buahan serta tempat tinggal. Alloh Ta’ala berfirman :

ظهر الفساد فى البرّ والبحر بما كسبت أيدى النّاس ليذيقهم بعض الّذى عملوا لعلّهم يرجعون

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).[arrum : 41]

Yang dimaksud fasad (membuat kerusakan) pada ayat ini adalah perbuatan dosa
Mujahid berkata : bila pemimpin dzolim berkuasa maka ia akan membuat kerusakan di muka bumi lalu Alloh akan menahan hujannya sehingga rusaklah tanaman dan peternakan.

Sebagian ulama salaf berkata : bila kalian berbuat dosa maka Alloh dengan kekuasaannya akan menurunkan hukumanNya

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 100

akibat maksiat (21)

(21) Siksa Akhirat

Siksa akhirat hanya berlaku bagi para pelaku maksiat. Ayat maupun hadits banyak bertutur kepada kita tentang seramnya hukuman Alloh bagi siapa saja yang mengabaikan larangannya. Dalam sebuah hadits rosululloh shollallohu alaihi wasallam menceritakan kepada para sahabat tentang berbagai siksaan yang sudah Alloh siapkan kepada para pelaku maksiat :

عن سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ لِأَصْحَابِهِ هَلْ رَأَى أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنْ رُؤْيَا قَالَ فَيَقُصُّ عَلَيْهِ مَنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُصَّ وَإِنَّهُ قَالَ ذَاتَ غَدَاةٍ إِنَّهُ أَتَانِي اللَّيْلَةَ آتِيَانِ وَإِنَّهُمَا ابْتَعَثَانِي وَإِنَّهُمَا قَالَا لِي انْطَلِقْ وَإِنِّي انْطَلَقْتُ مَعَهُمَا وَإِنَّا أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِصَخْرَةٍ وَإِذَا هُوَ يَهْوِي بِالصَّخْرَةِ لِرَأْسِهِ فَيَثْلَغُ رَأْسَهُ فَيَتَهَدْهَدُ الْحَجَرُ هَا هُنَا فَيَتْبَعُ الْحَجَرَ فَيَأْخُذُهُ فَلَا يَرْجِعُ إِلَيْهِ حَتَّى يَصِحَّ رَأْسُهُ كَمَا كَانَ ثُمَّ يَعُودُ عَلَيْهِ فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الْأُولَى قَالَ قُلْتُ لَهُمَا سُبْحَانَ اللَّهِ مَا هَذَانِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُسْتَلْقٍ لِقَفَاهُ وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِكَلُّوبٍ مِنْ حَدِيدٍ وَإِذَا هُوَ يَأْتِي أَحَدَ شِقَّيْ وَجْهِهِ فَيُشَرْشِرُ شِدْقَهُ إِلَى قَفَاهُ وَمَنْخِرَهُ إِلَى قَفَاهُ وَعَيْنَهُ إِلَى قَفَاهُ قَالَ وَرُبَّمَا قَالَ أَبُو رَجَاءٍ فَيَشُقُّ قَالَ ثُمَّ يَتَحَوَّلُ إِلَى الْجَانِبِ الْآخَرِ فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ بِالْجَانِبِ الْأَوَّلِ فَمَا يَفْرُغُ مِنْ ذَلِكَ الْجَانِبِ حَتَّى يَصِحَّ ذَلِكَ الْجَانِبُ كَمَا كَانَ ثُمَّ يَعُودُ عَلَيْهِ فَيَفْعَلُ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الْأُولَى قَالَ قُلْتُ سُبْحَانَ اللَّهِ مَا هَذَانِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى مِثْلِ التَّنُّورِ قَالَ فَأَحْسِبُ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ فَإِذَا فِيهِ لَغَطٌ وَأَصْوَاتٌ قَالَ فَاطَّلَعْنَا فِيهِ فَإِذَا فِيهِ رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ وَإِذَا هُمْ يَأْتِيهِمْ لَهَبٌ مِنْ أَسْفَلَ مِنْهُمْ فَإِذَا أَتَاهُمْ ذَلِكَ اللَّهَبُ ضَوْضَوْا قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَؤُلَاءِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ حَسِبْتُ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ أَحْمَرَ مِثْلِ الدَّمِ وَإِذَا فِي النَّهَرِ رَجُلٌ سَابِحٌ يَسْبَحُ وَإِذَا عَلَى شَطِّ النَّهَرِ رَجُلٌ قَدْ جَمَعَ عِنْدَهُ حِجَارَةً كَثِيرَةً وَإِذَا ذَلِكَ السَّابِحُ يَسْبَحُ مَا يَسْبَحُ ثُمَّ يَأْتِي ذَلِكَ الَّذِي قَدْ جَمَعَ عِنْدَهُ الْحِجَارَةَ فَيَفْغَرُ لَهُ فَاهُ فَيُلْقِمُهُ حَجَرًا فَيَنْطَلِقُ يَسْبَحُ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَيْهِ كُلَّمَا رَجَعَ إِلَيْهِ فَغَرَ لَهُ فَاهُ فَأَلْقَمَهُ حَجَرًا قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَذَانِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ كَرِيهِ الْمَرْآةِ كَأَكْرَهِ مَا أَنْتَ رَاءٍ رَجُلًا مَرْآةً وَإِذَا عِنْدَهُ نَارٌ يَحُشُّهَا وَيَسْعَى حَوْلَهَا قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَذَا قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَوْضَةٍ مُعْتَمَّةٍ فِيهَا مِنْ كُلِّ لَوْنِ الرَّبِيعِ وَإِذَا بَيْنَ ظَهْرَيْ الرَّوْضَةِ رَجُلٌ طَوِيلٌ لَا أَكَادُ أَرَى رَأْسَهُ طُولًا فِي السَّمَاءِ وَإِذَا حَوْلَ الرَّجُلِ مِنْ أَكْثَرِ وِلْدَانٍ رَأَيْتُهُمْ قَطُّ قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَذَا مَا هَؤُلَاءِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَانْتَهَيْنَا إِلَى رَوْضَةٍ عَظِيمَةٍ لَمْ أَرَ رَوْضَةً قَطُّ أَعْظَمَ مِنْهَا وَلَا أَحْسَنَ قَالَ قَالَا لِي ارْقَ فِيهَا قَالَ فَارْتَقَيْنَا فِيهَا فَانْتَهَيْنَا إِلَى مَدِينَةٍ مَبْنِيَّةٍ بِلَبِنِ ذَهَبٍ وَلَبِنِ فِضَّةٍ فَأَتَيْنَا بَابَ الْمَدِينَةِ فَاسْتَفْتَحْنَا فَفُتِحَ لَنَا فَدَخَلْنَاهَا فَتَلَقَّانَا فِيهَا رِجَالٌ شَطْرٌ مِنْ خَلْقِهِمْ كَأَحْسَنِ مَا أَنْتَ رَاءٍ وَشَطْرٌ كَأَقْبَحِ مَا أَنْتَ رَاءٍ قَالَ قَالَا لَهُمْ اذْهَبُوا فَقَعُوا فِي ذَلِكَ النَّهَرِ قَالَ وَإِذَا نَهَرٌ مُعْتَرِضٌ يَجْرِي كَأَنَّ مَاءَهُ الْمَحْضُ فِي الْبَيَاضِ فَذَهَبُوا فَوَقَعُوا فِيهِ ثُمَّ رَجَعُوا إِلَيْنَا قَدْ ذَهَبَ ذَلِكَ السُّوءُ عَنْهُمْ فَصَارُوا فِي أَحْسَنِ صُورَةٍ قَالَ قَالَا لِي هَذِهِ جَنَّةُ عَدْنٍ وَهَذَاكَ مَنْزِلُكَ قَالَ فَسَمَا بَصَرِي صُعُدًا فَإِذَا قَصْرٌ مِثْلُ الرَّبَابَةِ الْبَيْضَاءِ قَالَ قَالَا لِي هَذَاكَ مَنْزِلُكَ قَالَ قُلْتُ لَهُمَا بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمَا ذَرَانِي فَأَدْخُلَهُ قَالَا أَمَّا الْآنَ فَلَا وَأَنْتَ دَاخِلَهُ قَالَ قُلْتُ لَهُمَا فَإِنِّي قَدْ رَأَيْتُ مُنْذُ اللَّيْلَةِ عَجَبًا فَمَا هَذَا الَّذِي رَأَيْتُ قَالَ قَالَا لِي أَمَا إِنَّا سَنُخْبِرُكَ أَمَّا الرَّجُلُ الْأَوَّلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُثْلَغُ رَأْسُهُ بِالْحَجَرِ فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَأْخُذُ الْقُرْآنَ فَيَرْفُضُهُ وَيَنَامُ عَنْ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُشَرْشَرُ شِدْقُهُ إِلَى قَفَاهُ وَمَنْخِرُهُ إِلَى قَفَاهُ وَعَيْنُهُ إِلَى قَفَاهُ فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَغْدُو مِنْ بَيْتِهِ فَيَكْذِبُ الْكَذْبَةَ تَبْلُغُ الْآفَاقَ وَأَمَّا الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ الْعُرَاةُ الَّذِينَ فِي مِثْلِ بِنَاءِ التَّنُّورِ فَإِنَّهُمْ الزُّنَاةُ وَالزَّوَانِي وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يَسْبَحُ فِي النَّهَرِ وَيُلْقَمُ الْحَجَرَ فَإِنَّهُ آكِلُ الرِّبَا وَأَمَّا الرَّجُلُ الْكَرِيهُ الْمَرْآةِ الَّذِي عِنْدَ النَّارِ يَحُشُّهَا وَيَسْعَى حَوْلَهَا فَإِنَّهُ مَالِكٌ خَازِنُ جَهَنَّمَ وَأَمَّا الرَّجُلُ الطَّوِيلُ الَّذِي فِي الرَّوْضَةِ فَإِنَّهُ إِبْرَاهِيمُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَمَّا الْوِلْدَانُ الَّذِينَ حَوْلَهُ فَكُلُّ مَوْلُودٍ مَاتَ عَلَى الْفِطْرَةِ قَالَ فَقَالَ بَعْضُ الْمُسْلِمِينَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَوْلَادُ الْمُشْرِكِينَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَوْلَادُ الْمُشْرِكِينَ وَأَمَّا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَانُوا شَطْرٌ مِنْهُمْ حَسَنًا وَشَطْرٌ قَبِيحًا فَإِنَّهُمْ قَوْمٌ خَلَطُوا عَمَلًا صَالِحًا وَآخَرَ سَيِّئًا تَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهُمْ

Dari Samurah bin Jundab radliallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam seringkali mengatakan kepada para sahabatnya; Apakah diantara kalian ada yang bermimpi ? " Kata Samurah; maka ada diantara mereka yang menceritakan kisahnya. Suatu saat ketika subuh, beliau berkata : "Semalaman aku didatangi dua orang, keduanya mengajakku pergi dan berujar; 'Ayo kita berangkat ! ' Aku pun berangkat bersama keduanya, dan kami mendatangi seseorang yang berbaring dan yang lain berdiri disampingnya dengan membawa batu besar, lalu ia menjatuhkan batu tersebut di kepalanya sehingga kepalanya pecah dan batu menggelinding disini. Orang tadi terus mengikuti batu dan mengambilnya, namun ketika dia belum kembali kepada yang dijatuhi, tetapi kepalanya telah kembali seperti sedia kala. Lantas orang tadi kembali menemuinya dan mengerjakan sebagaimana semula. Sayapun bertanya kepada dua orang yang membawaku; 'Subhanallah, mengapa kedua orang ini seperti ini ? ' keduanya menjawab; 'Mari kita berangkat ke tempat lain dahulu! ' Kami pun berangkat, lantas kami mendatangi seseorang yang terlentang diatas kedua tengkuknya sedang ada orang lain yang berdiri di sampingnya sambil membawa pengait besi, ia memegang salah satu samping wajahnya dan memotong-motong dagunya hingga tengkuknya, dan tenggorokannya hingga tengkuknya, dan matanya hingga tengkuknya " -Kata Auf, terkadang Abu Raja' menggunakan redaksi; 'lantas membelah-belah dagunya, bukan memotong-"kemudian orang yang memotong berpindah ke sisi dagu lain dan memperlakukan korbannya sebagaimana ia lakukan pada sisi dagu pertama. Belum ia selesai memotong-mogong dagu kedua, maka dagu samping pertama kembali seperti semula, maka orang itu memperlakukannya sebagaimana semula. Maka saya bertanya; 'Subhanallah, kenapa dua orang ini ? ' Namun kedua orang yang membawaku hanya berujar; 'Mari kita pindah ke tempat lain dulu! ' Maka kami berangkat, hingga kami mendatangi suatu tempat seperti tungku. " Kata Abu Raja, seingatku Samurah mengatakan "Tungku tersebut mengeluarkan suara gemuruh.- Lantas kami melihat isinya, tak tahunya disana ada laki-laki dan wanita telanjang, mereka didatangi oleh sulut api dari bawah mereka, jika sulutan api mengenai mereka, mereka mengerang-ngerang. Maka saya bertanya kepada dua orang yang membawaku; 'apa sebenarnya dengan orang-orang ini ? Namun kedua orang yang membawaku hanya berujar; 'Ayo kita berpindah ke tempat lain ! ' Maka kami terus berangkat, dan kami mendatangi sebuah sungai. " Dan setahuku Samurah mengatakan; 'sungai merah seperti darah-, "tak tahunya di sungai ada laki-laki yang berenang, sedang ditepi sungai ada orang yang mengumpulkan banyak bebatuan, apabila yang berenang tadi sampai ke tepian sungai, ke tempat orang yang mengumpulkan bebatuan, maka ia membuka mulutnya dan orang yang di tepi tadi memasukkan batu ke mulutnya, lantas ia berenang kemudian kembali lagi, setiap kali ia kembali ke tepi, mulutnya membuka dan orang yang di tepi menyuapinya dengan batu itu. Saya bertanya kepada dua orang yang membawaku; 'kenapa dua orang ini? ' keduanya menjawab; 'Ayo kita pindah ke tempat lain dulu ! ' Maka kami pun berangkat, lantas kami mendatangi seseorang yang wajahnya menyeramkan sebagaimana seseorang yang paling menyeramkan yang pernah kalian lihat. Dan di dekatnya terdapat api yang terus ia nyalakan dan dia berlari di sekitarnya. Saya bertanya kepada dua orang yang membawaku; 'mengapa orang ini? ' kedua orang yang membawaku berujar; 'Ayo kita pindah ke tempat lain dahulu! ' Lantas kami berangkat. Lalu kami mendatangi sebuah kebun yang secara merata berisi warna musim semi, diantara dua tepi kebun terdapat seseorang yang jangkung, yang nyaris aku belum pernah melihat manusia yang kepalanya memanjang di langit seperti itu, dan sekitar orang itu terdapat banyak anak-anak kecil yang pernah aku lihat. Saya bertanya; 'Apa ini sebenarnya, mereka ini siapa ? ' kedua orang yang membawaku berujar; 'Ayo kita pindah ke tempat lain dulu! ' Kami pun berangkat melanjutkan perjalanan, hingga kami mendatangi sebuah kebun besar yang sebelumnya aku belum pernah melihat kebun lebih besar dan lebih indah daripadanya sama sekali, Keduanya berkata; 'Naiklah engkau! ' Kami pun naik, dan kami berakhir ke sebuah kota yang dibangun dari batu bata emas dan perak, lalu kami tiba di pintu kota. Kami minta di buka, maka pintu pun dibuka untuk kami, kami masuk dan kami disambut oleh beberapa orang yang separo tubuhnya seperti orang paling tampan yang pernah anda lihat, dan separohnya seperti manusia paling jelek yang pernah engkau lihat. Keduanya mengatakan kepada mereka; 'Pergilah kalian semua! ' Lantas mereka sampai di sebuah sungai. Tak tahunya sungai itu terbentang mengalir, airnya sangat putih bersih, mereka pun pergi dan mandi-mandi disana, kemudian kembali menemui kami dan kotorannya telah hilang di sungai tempat mereka mandi, sehingga mereka menjadi manusia paling tampan. Keduanya mengatakan kepadaku; 'Inilah surga Aden dan di sini hunianmu! ' lantas pandanganku menatap ke atas, tak tahunya ada sebuah istana seperti awan putih yang menyendiri. Keduanya berkata; 'Inilah hunianmu! ' Saya menjawab; 'Semoga Allah memberkati kalian berdua, sekarang biarkanlah aku untuk memasukinya! ' Keduanya menjawab; 'kalau sekarang jangan dulu, namun pasti engkau akan memasukinya! ' Saya mengatakan; 'Semenjak semalaman aku telah melihat peristiwa-peristiwa aneh nan mencengangkan, tolong kabarilah aku apa arti sebenarnya yang kulihat ! ' Keduanya berujar; 'Sekarang baiklah kuberitakan kepadamu peristiwa-peristiwa itu! Adapun laki-laki pertama yang kamu datangi sedang kepalanya pecah dengan batu, itu adalah seseorang yang mempelajari alquran namun ia menolaknya, dan ia tidur sampai meninggalkan shalat wajib. Adapun orang yang kamu datangi membelah dagu kawannya hingga tengkuknya, tenggorokannya hingga dagunya, dan matanya hingga tengkuknya, itu adalah seseorang yang berangkat dari rumahnya lantas ia dusta, dan kedustaannya menembus cakrawala. Adapun laki-laki dan wanita yang telanjang dalam bangunan seperti tungku, mereka adalah laki-laki dan wanita pezina. Adapun laki-laki yang berenang dalam sungai dan disuapi batu besar, mereka adalah pemakan riba, adapun laki-laki yang raut mukanya menyeramkan di neraka sambil menyalakan api dan berlari-lari di sekitarnya, itu adalah Malik, penjaga Jahannam, adapun laki-laki jangkung dalam taman, ia adalah Ibrahim 'alaihissalam, adapun anak-anak di sekitarnya adalah bayi yang mati diatas fitrah. " Lantas sebagian sahabat bertanya; 'ya Rasulullah, juga anak orang-orang musyrik? ' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Juga anak-anak orang-orang musyrik! Adapun orang yang separoh berwajah tampan dan separohnya lagi jelek, mereka adalah orang yang mencampuradukkan amal shalih dan lainnya jelek, lantas Allah mengampuni kesalahannya. [HR Bukhori, Muslim dan Ahmad]

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 96-98

akibat maksiat (20)

(20) Terhalangi Dari Doa Rosul Dan Malaikat

Alloh memerintah kepada para nabiNya dan para malaikatNya agar mendoakan orang-orang beriman, di antaranya yang Alloh firmankan :

الّذين يحملون العرش ومن حوله يسبّحون بحمد ربّهم ويؤمنون به ويستغفرون للّذين ءامنوا ربّنا وسعت كلّ شيئ رحمة وعلما فاغفر للّذين تابوا واتّبعوا سبيلك وقهم عذاب الجحيم ربّنا وأدخلهم جنّات عدن الّتى وعدتّهم ومن صلح من ءاباءهم وأزواجهم وذرّيّاتهم إنّك أنت العزيز الحكيم وقهم السّيّئات ومن تق السّيّئات يومئذ فقد رحمته وذالك هو الفوز العظيم

7. (malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan Malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan Kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,
8. Ya Tuhan Kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,
9. Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu Maka Sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan Itulah kemenangan yang besar".[ghofir : 7-9]

Dengan melihat ayat di atas, kita memahami bahwa orang yang didoakan para malaikat adalah : orang beriman yang senantiasa bertaubat dan mengikuti jalanNya. Berarti pelaku maksiat dan tidak mengikuti jalanNya tidak mendapatkan hak dari doa para malaikat.

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 96

akibat maksiat (19)

(19) Mengundang laknat

Baik dari Alloh, malaikat dan rosulNya
Oleh karena itu kita mendapatkan ayat dan hadits kelompok yang dilaknat, diantaranya :

1. Wanita pentato dan yang meminta untuk ditato, penyambung rambut dan yang meminta disambungkan rambutnya, pencukur alis dan yang meminta dicukurkan alisnya, pengikir gigi dan yang minta dikikirkan giginya.
2. Pemakan riba, orang yang memberi makan dengannya, penulis dan saksinya
3. Muhallil dan muhallal (nikah sandiwara agar seorang laki-laki bisa kembali kepada istrinya yang sudah diceraikannya tiga kali)
4. Pencuri
5. Peminum khomr, penuangnya, pemerasnya, penjual dan pembelinya, pemakan hasilnya, pembawa dan yang orang yang dibawakannya.
6. Merubah tanda batas tanah
7. Melaknat orang tua
8. Menjadikan binatang sebagai sasaran latihan memanah
9. Laki-laki yang banci dan perempuan yang tomboy
10. Menyembelih binatang bukan karena Alloh
11. Berbuat kejahatan dan pelindung pelaku kejahatan
12. Para pemahat patung
13. Mengerjakan apa yang dilakukan kaum nabi Luth (homo sex)
14. Mencerca bapak dan ibunya
15. Menyesatkan orang buta dari jalan
16. Menyetubuhi binatang
17. Mencap dengan besi panas pada wajah binatang
18. Menimbulkan madlorot dan membuat makar atas umat islam
19. Wanita yang berziarah kubur, menjadikannya sebagai masjid dan membuat penerangan di dalamnya
20. Merusak hubungan istri atas suaminya dan budak atas tuannya
21. Menyetubuhi wanita dari duburnya
22. Wanita yang menolak ajakan suami sehingga membuat murka atasnya
23. Menasabkan dirinya kepada selain bapaknya
24. Menunjuk dengan besi kepada saudaranya
25. Mencela sahabat
26. Membuat kerusakan di muka bumi, memutus tali silaturohim dan menyakiti rosulNya
27. Menyembunyikan apa yang Alloh turunkan
28. Menuduh wanita mu’minah yang baik-baik dengan tuduhan zina
29. Menjadikan jalan orang kafir lebih lurus daripada jalannya orang beriman
30. Laki-laki yang mengenakan pakaian wanita demikian juga sebaliknya
31. Penyogok dan yang minta untuk disogok serta perantara antara keduanya

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 94-95

akibat maksiat (18)

(18) Menutup hati

كلا بل ران على قلوبهم ما كانوا يكسبون

Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka [almuthoffifin : 14]

Hasan Albasri berkata : maksud ayat ini adalah dosa di atas dosa hingga butalah hatinya.
Demikianlah dosa bila terus bertumpuk akan menutupi hati pelakunya hingga menjadi ghofilin (orang-orang lalai)

Anda dapati orang yang terus berkubang dengan maksiat, hatinya akan keras dan gersang, sulit menerima nasehat, berat untuk kembali kepada ketaatan.

Anda lihat sepeda motor yang tertimpa hujan. Dibiarkan tanpa dicuci, akhirnya berkarat dan rapuh besi-besinya dan sulit kembali utuh seperti semula.

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 93

akibat maksiat (17)

(17) Merusak Akal

Maksiat merusak akal, karena akal memiliki cahaya, sedangkan maksiat adalah pemadamnya. Dan itu pasti.
Bisa anda bayangkan bila terpampang dua jalan di depan. Jalan yang satu berliku, rusak dan jaraknya lebih jauh sementara jalan kedua lebih dekat jaraknya, lurus dan halus. Lalu orang itu memilih jalan yang pertama. Apa yang anda komentari tentang orang itu ? Tentu anda akan berkata : manusia tidak waras !

Bila ada dua toko, yang pertama barangnya tidak berkualitas, mahal dan jaraknya lebih jauh dari rumah, sementara toko kedua barangnya berkualitas, murah dan berhadiah serta jarak dari rumah sangatlah dekat. Lalu orang itu memilih toko yang pertama. Pasti anda akan geleng-geleng kepala dibuatnya.

Dua ibadah, yang pertama di atas sunnah, yang kedua bernilai bid’ah, ternyata ada yang memilih ibadah bid’ah.

Dua minuman, yang pertama halal, yang kedua khomr yang haram yang berakibat mabuk dan membuat onar. Ternyata ada yang memilih minuman khomr yang dimurkai Alloh.

Dua jalan, yang pertama jalan menuju aljannah dan kedua menuju annar, tidak sedikit yang mengambil jalan annar.

Orang-orang yang tersebut pada contoh-contoh di atas adalah tidak waras, sinting, gila dan sebutan lainnya yang tak berbilang. Maka sebagian ulama salaf berkata :

ما عصى الله أحد حتّى يغيب عقله

Tidaklah seseorang yang berbuat maksiat kepada Alloh hingga akhirnya hilanglah akalnya

Maroji’ : adda’ waddawa’ : hal 93

akibat maksiat (16)

(16) Mewariskan Kehinaan

Orang yang senantiasa menjaga ketaatan, akan mendapat kemuliaan di hadapan Alloh dan di hadapan manusia. Sebaliknya pelaku maksiat akan hina di hadapan keduanya. Alloh Ta’ala berfirman :

من كان يريد العزّة فلله العزّة جميعا

Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. [fathir : 10]

Maksud ayat ini adalah : carilah kemuliaan dengan melaksanakan ketaatan, karena tidaklah kemuliaan itu didapat kecuali dengan mentaatinya.

Sebagian ulama salaf gemar berdoa :

اللهمّ أعزّنى بطاعتك ولا تذلّنى بمعصيّتك

Ya Alloh, berikan kemuliaan kepadaku dengan mentaatiMu, jangan Engkau hinakan aku dengan berbuat maksiat padaMU

Abdulloh bin Mubarok bertutur dengan bahasa syair :

رأيت الذّنوب تميت القلب وقد يورث الذّلّ إدمانها
وترك الذّنوب حياة القلب وخير لنفسك عصيانها
وهل أفسد الدّين إلاّ الملوك وأحبار سوء ورهبانها

Aku melihat dosa itu mematikan hati, terkadang akan mewariskan kehinaan selamanya
Meninggalkan dosa adalah hidupnya hati, itu lebih baik bagi dirimu untuk mengabaikannya
Bukankah agama rusak gara-gara raja, ahbar dan ruhban (pendeta) yang jahat

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 92

akibat maksiat (15)

(15) Umpatan Dari Makhluq

Sering perbuatan maksiat yang dilakukan akan berakibat pada orang lain. Seorang yang tengah mabuk akan berimbas pada rusaknya fasilitas, luka seseorang akibat dari amukannya. Maka sumpah serapah akan keluar dari mulut-mulut manusia yang geram dengan tingkah polahnya.
Seorang pembunuh yang sedang melakukan rekontruksi, caci-maki akan terdengar dari masyarakat yang menyaksikannya. Dasar manusia tak beradab ! manusia kejam ! tidak manusiawi ! … dan kata-kata kasar lainnya yang ditujukan pada sang pembunuh.

Abu Huroiroh berkata : sesungguhnya Hubaro (burung yang lehernya panjang) sungguh akan mati di sangkarnya akibat kelakuan orang dzolim.

Mujahid berkata : sesungguhnya binatang senatiasa melaknat para pelaku maksiat dari kalangan bani Adam bila musim kemarau berkepanjangan dan hujan tidak segera turun, ia berkata “ ini gara-gara maksiat anak turun Adam “

Ikrimah berkata : dawab (binatang yang berjalan di atas tanah), hawam (serangga) dan kumbang hingga kalajengking akan berkata : hujan tidak turun, ini semua gara-gara maksiat anak Adam.

akibat maksiat (14)

(14) Menganggap Enteng Dosa

Seorang hamba bila bergelimpangan dosa maka ia akan menganggap enteng dan terasa ringan di hati apa yang selama ini ia lakukan. Sungguh ini pertanda bencana, karena ketika seorang hamba menganggap kecil sebuah dosa maka sesungguhnya ia adalah besar di sisi Alloh :

عَنْ عَبْد اللَّهِ بْن مَسْعُودٍ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ فقال به هكذا فطار

Dari Abdullah bin Mas'ud dia berkata; "Sesungguhnya orang mukmin melihat dosa-dosanya seperti ia duduk di pangkal gunung, ia khawatir gunung itu akan menimpanya, sedangkan orang fajir (selalu berbuat dosa) melihat dosa-dosanya seperti lalat yang menempel di batang hidungnya, kemudian ia mengusirnya seperti ini lalu terbang [HR Bukhori Muslim]

Pada kesempatan lain Anas berkata :

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ إِنَّكُمْ لَتَعْمَلُونَ أَعْمَالًا هِيَ أَدَقُّ فِي أَعْيُنِكُمْ مِنْ الشَّعَرِ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْمُوبِقَاتِ

Dari Anas radhilayyahu'anhu mengatakan; "Sungguh kalian mengerjakan beberapa amalan yang menurut kalian lebih remeh temeh daripada seutas rambut, padahal kami dahulu semasa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menganggapnya diantara dosa-dosa besar (yang membinasakan) [HR Bukhori]

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 91

akibat maksiat (13)

(13) Kehinaan Di Hadapan Alloh

Seorang tokoh partai, ketika kepergok mengakses gambar porno, tiba-tiba namanya jatuh berikut nama partainya. Akhirnya iapun harus angkat kaki dari gedung DPR.

Seorang gadis yang hamil di luar nikah pasti akan malu. Masyarakat mengucilkannya hingga bayi yang lahirpun akan disebut sebagai anak haram (meskipun di hadapan Alloh sang bayi dinilai sebagai terlahir fitroh). Ketika lelaki yang menghamilinya tidak bertanggungjawab, ia akan semakin terperosok dalam kehinaan. Laki-laki lain mana lagi yang hendak menikahinya sesudah itu ?

Seorang mantan narapidana, meski ia sudah bertaubat, sebagian masyarakat masih menaruh curiga kepadanya.

Demikianlah betapa masyarakat masih tabu dengan perbuatan maksiat, mereka anggap rendah dan hina para pelakunya. Kalau itu adalah penilaian manusia maka penilaian Alloh jauh dahsyat. Sehingga Alloh mengingatkan :

وَمَنْ يُهِنِ الله فَماَ لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ

Barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. [alhajj : 18]

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 91

akibat maksiat (12)

(12) Maksiat Adalah Warisan Umat Terdahulu

Liwath (homo sex) adalah warisan umat nabi Luth
Mengambil hak lebih untuk dirinya dan mengurangi hak untuk orang lain adalah warisan umat nabi Syuaib

Merasa tinggi dan membuat keonaran adalah warisan kaum Firaun

Sombong dan sewenang-wenang adalah warisan kaum nabi Hud

Malik bin Dinar berkata :

أوحى الله إلى نبيّ من أنبياء بنى إسرائيل أن قل لقومك لا تدخلوا مداخل أعدائي ولا تلبسوا ملابس أعدائي ولا تركبوا مراكب أعدائى ولا تطعموا مطاعم أعدائي فتكونوا أعدائي كما هم أعدائي

Alloh mewahyukan kepada seorang nabi dari kalangan bani Isroil agar mengatakan kepada kaumnya : janganlah kalian masuk ke dalam tempat tinggal musuhku, janganlah kalian memakai pakaian yang dikenakan musuhku, janganlah kalian mengendarai kendaraan musuhku dan janganlah kalian memakan makanan musuhku. Kalau itu kalian lakukan maka berarti kalian adalah musuhku sebagaimana mereka adalah musuhku [riwayat Abdulloh bin Ahmad dalam kitab Zuhud]

Sementara amal sholih adalah warisan para nabi

akibat maksiat (11)

(11) Tidak menganggap jelek perbuatan dosa
Ketika perbuatan maksiat sudah menjadi kebiasaan maka ia tidak akan merasa malu bila manusia melihatnya bahkan ia tidak merasa resah ketika mereka memperbincangkannya. Selanjutnya perasaan bangga akan menghinggapinya. Dengan enteng (padahal manusia tidak mengetahui perbuatannya) ia ceritakan semua perbuatan dosa itu kepada masyarakat. Orang seperti ini tidak akan diampuni oleh Alloh, ditutup pintu taubatnya sebagaimana sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :

عن أبى هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُلُّ أُمَّتِي مُعَافَاةٌ إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنْ الْإِجْهَارِ أَنْ يَعْمَلَ الْعَبْدُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحُ قَدْ سَتَرَهُ رَبُّهُ فَيَقُولُ يَا فُلَانُ قَدْ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ فَيَبِيتُ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ رواه بخارى مسلم

Dari Abu Hurairah berkata : Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Setiap umatku dimaafkan kecuali orang-orang menampak-nampakkan (dosa) dan sesungguhnya diantara menampak-nampakkan (dosa) adalah seorang hamba yang melakukan amalan di waktu malam kemudian di waktu paginya telah ditutupi oleh Rabbnya lalu ia berkata: 'Wahai fulan semalam aku telah melakukan ini dan itu, ' padahal pada malam harinya (dosanya) Telah ditutupi oleh Rabbnya. Ia pun bermalam dalam keadaan (dosanya) Telah ditutupi oleh Rabbnya dan di pagi harinya ia menyingkap apa yang telah ditutup oleh Allah'. [HR Bukhori Muslim]

akibat maksiat (10)

(10) Melemahkan Hati

Bila hati telah menjadi lemah maka lemah pula irodah (keinginan) untuk melaksanakan ketaatan dan keinginan untuk bertaubat. Ini merupakan penyakit yang paling besar dan paling dekat kepada kecelakaan.

Anda lihat para pelaku maksiat. Para penjudi, pemabuk, pezina dan lainnya. Irodah mereka terhadap ibadah sangatlah lemah termasuk keinginannya untuk bertobat dari perbuatan dosanya.

Sebaliknya muslim yang taat hatinya begitu kuat. Berusaha meningkatkan ketaatan, sekecil apaun dosa ia takuti bahkan terhadap sesuatu yang statusnya adalah makruh, mubah bila akan menjauhkan dirinya dari Alloh maka ia akan menjauhinya.
Di saat syirik adalah dosa terbesar maka Alloh menunjukkan kelemahan hati mereka :

سَنُلْقِى فِي قُلُوْبِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا الرُّعْبَ بِماَ أشْرَكُوْا بِالله ماَلَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطاَناً وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِيْنَ

Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. tempat kembali mereka ialah neraka; dan Itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim [ali imron : 151]

maroji' : adda' waddawa' hal 89

akibat maksiat (9)

(9) Melahirkan Kemaksiatan Baru

Memperingati maulid nabi adalah bid’ah. Kita mendapatkan umat islam yang menghidupkan bid’ah ini, akan terus menambah kesalahannya. Dimunculkanlah hadits-hadits palsu yang menerangkan fadhilah dan pahala bagi yang merayakannya. Dikaranglah cerita-cerita fiktif akan hadirnya ruh rosululloh shollallohu alaihi wasallam ke dalam arena acara sebagai ungkapan keridloannya atas apa yang mereka lakukan. Mereka yang meyakini akan disyariatkannya maulid, akan memberikan permusuhan kepada yang tidak mengikuti keyakinannya hingga muncullah vonis GAM (Gerakan Anti Maulid) kepada kelompok yang tidak akan beribadah kecuali di atas sunnah.
Pendeta Barsisa yang begitu tekun beribadah akhirnya menyudahi hidupnya dengan kekufuran. Dari menerima setan yang menyamar sebagai manusia untuk beribadah bersamanya, berzina dengan seorang gadis, selanjutnya untuk menghilangkan jejak ia membunuh sang wanita yang sudah ia zinahi. Rupanya aib tidak bisa ditutupi, akhirnya ia ditangkap untuk diadili. Karena takutnya kepada eksekusi mati, ia menerima tawaran setan yang menjamin bisa menyelamatkannya dengan cara bersujud kepadanya. Di saat ia berada pada puncak kekufuran itulah (karena bersujud kepada selain Alloh adalah syirik) setan melarikan diri dan eksekusi tetap berjalan. Kata-kata setan itu Alloh abadikan dalam firmannya :

كمثل الشّيطان إذ قال للإنسان اكفر فلمّا كفر قال إنّي برىء منك إنّى أخاف الله ربّ العالمين

(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika Dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", Maka tatkala manusia itu telah kafir, Maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam".[ alhasyr : 16]

إنّ من عقوبة السّيّئة السّيئة بعدها وإنّ من ثواب الحسنة الحسنة بعدها فالعبد إذا عمل حسنة قالت أخرى إلى جنبها اعملنى أيضا فإذا عملها قالت الثالثة كذالك وهلمّ جرّا

Sesungguhnya akibat dari dosa adalah perbuatan dosa berkelanjutan yang akan dilakukan sesudahnya dan akibat dari amal baik adalah amal baik yang berkelanjutan sesudahnya. Oleh karena itu seorang hamba bila melakukan amal baik maka amal itu akan berkata “ ayo lakukan lagi ! “ demikian selanjutnya
Seorang yang sholat berjamaah di masjid akan tergerak untuk melakukan tahiyatul masjid, berdzikir dan berdoa antara adzan dan iqomat, demikian selanjutnya.

Seorang yang menunaikan shoum di bulan romadlon akan tergerak melakukan berbagai amal sholih. Memperbanyak membaca alquran, gemar berdoa menjelang berbuka, menambah infaq dan shodaqohnya, menunaikan itikaf dan amal-amal lainnya.

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 88

akibat maksiat (8)

(8) Menghilangkan Keberkahan Umur

Berlimpahnya harta tanpa keberkahan, tidak akan banyak mendatangkan manfaat. Pelit sekilas akan mendatangkan manfaat karena harta tidak berkurang, akan tetapi keberkahannya akan sirna. Sebaliknya berderma akan mendatangkan keuntungan meskipun sekilas hartanya berkurang. Oleh karena itu orang pelit akan berteriak di ujung hidupnya :

لو لا أخّرتنى إلى أجل قريب فأصّدّق وأكن مّن الصّالحين

Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh? [almunafiqun : 10]

Menjauhi majlis ta’lim akan menutupi keberkahan hidup, karena duduknya kita di sana akan menambah ilmu sehingga kita mengetahui alhaq dan batil, tauhid dan syirik, sunnah dan bid’ah, haram dan halal sehingga hidup kita terbimbing karenanya. Oleh karena itu orang yang lalai dari majlis ta’lim akan berteriak di saat dimasukkan ke dalam neraka sa’ir :

لو كنّا نسمع أو نعقل ما كنّا في أصحاب السّعير

Sekiranya Kami mendengarkan (ceramah) atau memikirkan (apa yang disampaikan oleh para rosul) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.[almulk : 10]

Menjauhi orang solih adalah satu kerugian, sebaliknya bergaul dengan mereka adalah satu keberkahan. Mereka akan mengingatkan kita di saat kita berbuat maksiat dan memotifasi kita untuk senatiasa berbuat ketaatan. Oleh karena itu, Alloh menasehati kita :

يايّها الّذين ءامنوا اتّقوا الله وكونوا مع الصّادقين

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar [attaubah : 119]


Kebahagiaan dan kesengsaraan, sehat dan sakit, kaya dan miskin meskipun datang karena taqdir yang sudah ditetapkan, akan tetapi itu semua hanya terjadi oleh sebab. Oleh karena itu sebagian ulama berkata : pengaruh maksiat akan memnghilangkan keberkahan hidup dikarenakan hakekat hidup adalah hidupnya hati. Maka Alloh menyebut orang kafir sebagai mayit :

أموات غير أحياء

Mereka adalah mati tidak hidup [annahl : 21]

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 87

akibat maksiat (7)

(7) Terhalangi Dari Ketaatan

Meninggalkan sholat berjamaah adalah perbuatan maksiat meskipun ia melakukannya di rumah. Di saat ia sudah enggan menghadiri masjid maka setiap hari ia kehilangan fadhilah pahala 27 derajat dan menunggu iqomat, menunaikan tahiyatul masjid, kekhusyuan sholat, bergaul dan berdekatan dengan orang-orang sholih, menjauhkan dirinya dari majlis ta’lim.

Rokoh telah diharamkan oleh para ulama. Dengan membeli rokok maka haq kebutuhan anak dan istri terkurangi, infaq barangkali ia lupakan, iapun jatuh sakit karena asap yang ia hisap setiap harinya. Keluarlah uang berikutnya untuk membeli obat.

Seorang yang jauh dari membaca alquran, hatinya akan terasa gersang.Padahal dengan membacanya berarti bertambahnya pahala dan ilmu serta amal.
Minum khomer merusak badan dan akal. Sholat yang tidak mungkin khusyu’ dilakukan dalam keadaan mabuk. Menimbulkan permusuhan dan kebencian yang akhirnya rusaklah ukhuwah. Lalu bagaimana bila ia mati diakibatkan mabuk oleh khomr ? Mungkinkah ada orang yang dengan ikhlas menyolatkan jenazahnya ?
Ibnu Qoyyim memberi gambaran yang bagus dalam hal ini :

وهذا كرجل أكل أكلة أوجبت له مرضة طويلة منعته من عدّة أكلات أطيب منها

Ibarat seperti orang yang memakan makanan yang menyebabkan ia jatuh sakit yang berkepanjangan yang akhirnya ia terhalangi untuk memakan berbagai makanan yang jauh lebih baik dari sebelumnya

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 87

akibat maksiat (6)

(6) Melemahkan Badan

Para sahabat mampu menghadapi blokade penjagaan orang kafir Quraisy dan mengarungi luasnya padang pasir dalam perjalanan hijroh mereka.
Said bin Jubair yang begitu tenang menghadapi hukuman pancung yang dilakukan Hajjaj.

Begitu ringannya Abu Tholhah yang meninfakkan Buraiho’ (kebun kurmanya yang paling mahal) karena ingin mendapatkan derajat albirr (lan tannalal birro)

Seorang Anshor yang rela dirinya dan keluarganya lapar semalaman demi menjamu tamu rosululloh shollallohu alaihi wasallam hingga Alloh turunkan surat alhasyr ayat 9

20 hari perjalanan kuda di bawah terik matahari di puncak musim panas pada perang Tabuk, terasa sangat ringan bagi para sahabat padahal kurma-kurma yang siap dipanen begitu menggoda para sahabat.

Sebagian di antara mereka mampu mengkhatamkan alquran dalam tiga hari, artinya 10 juz mampu mereka selesaikan dalam waktu seharinya.
Contoh-contoh di atas adalah amal-amal yang sangat berat untuk dikerjakan kecuali oleh orang yang hatinya baik. Bila seorang senantiasa menjaga ketaatan dan menjauhi larangan maka akan membuat hatinya sehat. Bila hati sehat maka akan menguatkan badan sehingga amal berat akan terasa ringan.

Sebaliknya orang yang hatinya sakit karena tertutupi oleh maksiat maka badannya akan lemah. Amal ibadah yang ringanpun tidak akan mampu dilaksanakan meskipun dijanjikan pahala besar dari Alloh.

Kakinya terasa berat dilangkahkan untuk menunaikan sholat berjamaah, padahal rumahnya ada di depan masjid.

Jihad adalah amal yang pasti mereka jauhi meskipun jumlah pasukan kita jauh lebih banyak.
Infaq baginya akan mengurangi kekayaannya, kalau toh akhirnya dilakukan ia hanya mengambil dari harta yang buruk yang ia miliki.

Tokonya yang begitu padat dikunjungi para pembeli semakin membuat dirinya berat untuk menghadiri sholat berjamaah dan mengikuti kajian di sebuah majlis ta’lim.

Ia akan kuat berjam-jam membaca koran, cerpen dan majalah sementara bacaan quran hanya akan membuat matanya redup, mulut akan terus menguap dan tanpa terasa iapun tertidur pulas.

Ibnu Qoyyim berkata : perhatikan, bagaimana kekuatan fisik bangsa Romawi dan Persi yang akhirnya takluk oleh kekuatan hati dan fisik orang beriman.


Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 86

akibat maksiat (5)

(5) Kegelapan Hati

Ibnu Abbas berkata :

إنّ للحسنة ضياء فى الوجه ونورا فى القلب وسعة فى الرّزق وقوّة فى البدن ومحبّة فى قلوب الخلق وإنّ للسّيّئة سوادا فى الوجه وظلمة فى القلب ووهنا فى البدن ونقصا فى الرّزق وبغضة فى قلوب الخلق

Sesungguhnya kebaikan itu laksana sinar di wajah, cahaya pada hati, keluasan dalam rizki, kekuatan di badan dan kekuatan dalam hati-hati hamba. Dan sesungguhnya perbuatan dosa itu laksana kemuraman di wajah, kegelapan di hati, kelemahan pada badan, berkurangnya rizki dan kebencian pada hati-hati hamba

Seorang yang diliputi perbuatan maksiat, hatinya akan gelap. Ia dengan mudah terjerumus ke dalam perbuatan bid’ah, kesesatan dan perkara-perkara yang merusak sementara ia tidak merasa sebagai satu kesalahan. Seperti orang munafiq yang berbuat maksiat sementara mereka tidak merasa bahwa yang mereka lakukan adalah perbuatan yang dimurkai :

وإذا قيل لهم لا تفسدوا فى الأرض قالوا إنّما نحن مصلحون ألا إنّهم هم المفسدون ولكن لا تشعرون

11. Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan."
12. Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.[albaqoroh : 11-12]

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 86

akibat maksiat (4)

(4) Sulitnya Perkara Terselesaikan

Tidaklah satu masalah yang menerpanya kecuali ia mendapatkan kesulitan untuk menyelesaaikannya. Sebaliknya orang bertaqwa ( menjaga diri dari perbuatan maksiat) akan mendapat kemudahan di saat kesulitan menerpanya :

وَمَنْ يَتَّقِ الله يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً

Barangsiapa bertaqwa kepada Alloh maka Alloh berikan jalan keluar baginya
[ath tholaq : 2]

Sungguh mengherankan, bagaimana seorang hamba yang mendapati di hadapannya berbagai pintu kebaikan justru tertutup baginya untuk mendapatkannya dan jalan untuk menggapainya terasa sulit baginya, sementara ia tidak tahu apa penyebabnya ?

Oleh karena itu bagi yang punya problem, jauhilah maksiat, niscaya anda akan keluar dari semua himpitan hidup.

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 86

akibat maksiat (3)

(3) Gersangnya Hubungan dengan Alloh Dan Manusia

Pernahkan anda, tiba-tiba cekcok dengan istri ? Berseteru dengan teman ? Jengkel dengan kelakuan anak ?

Barangkali sepeda motor anda mengantarkan anda untuk berurusan dengan polisi dan orang yang kita tabrak ?

Pisau yang anda gunakan untuk mengiris bawang, tiba-tiba melukai tangan kita ?

Rujak yang menyebabkan kita sakit perut karena sambal yang terlalu berlebihan cabe ?

Semua itu menunjukkan bahwa anda sedang bermasalah dengan alam sekitar. Hubungan anda tidak harmonis dengan mereka. Ini satu tanda bahwa anda sebenarnya sedang tidak mesra berhubungan dengan Alloh dan itu tidak lain karena maksiat.
Kalau tingkah laku anda membuat Alloh marah, kita lupakan perintah dan kita terjang larangan maka anda telah merusak hubungan anda dengan Alloh. Sebagai hukumannya maka Alloh taqdirkan hubungan kitapun dengan alam sekitar tidak begitu mesra. Sebagaian ulama salaf berkata :

إنّى لأعصى الله فأرى ذالك فى خلق دابّتى وامرأتى

Sesungguhnya aku bila berbuat maksiat maka akan aku dapati akibatnya dari tabiat kendaraan dan istriku

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 85

akibat maksiat (2)

(2) Terhalangnya Rizki

عن ثوبان قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إنَّ
الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيْبُهُ رواه أحمد

Dari Tsauban bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : sesungguhnya seseorang akan terhalangi dari memperoleh rizki dikarenakan oleh maksiat yang ia lakukan [ HR Ahmad]

Ketika maksiat menghalangi rizki, sebaliknya kataatan akan mendatangkannya, sebagaimana Alloh firmankan :

ولو أنَّ أهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْناَ عَلَيْهِمْ بَرَكاتٍ مِنَ السَّماَءِ والأرْض وَلكِنْ كَذَبُوْا فَأَخَذْناَهُمْ بِماَ كاَنُوْا يَكْسِبُوْنَ

Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya [al a’rof : 96]

Barangkali dengan ayat di atas muncul pertanyaan yang ada di benak kita, kenapa negeri-negeri islam penduduknya rata-rata berada di garis kemiskinan sementara negeri-negeri kafir berada di garis kekayaan ?

Jawabannya adalah bahwa itu menunjukkan bahwa umat islam tidak dalam kondisi beriman dan bertaqwa, sementara kekayaan yang ada di negeri kafir tidak diliputi keberkahan karena rizki pada ayat di atas diikat dengan keberkahan.

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 84

akibat maksiat (1)

(1) Terhalangnya Ilmu

Ilmu ibarat cahaya yang Alloh tanamkan dalam hati, sementara kedatangan maksiat akan memadamkannya. Tatkala imam Syafi’i membaca kitab Almuwatho di hadapan Imam Malik, ia terkagum akan kecerdasan dan kesempurnaan pemahaman imam Syafi’i. Maka Imam malik memberi nasehat kepadanya :

إنّى أرى الله قد ألقى على قلبك نورا فلا تطفئه بظلمة المعاصى

Sesungguhnya aku melihat bahwa Alloh telah menjadikan cahaya di hatimu maka janganlah engkau padamkan dengan kegelapan cahaya

Imam Syafi’i berkata :

شكوت إلى وكيع سوء حفظى فأرشدنى إلى ترك المعاصى
وقال اعلم بأنّ العلم فضل وفضل الله لا يؤتاه عاص

Aku mengadukan kepada Waki’ tentang buruknya hafalanku, lalu beliau memberi petunjuk agar aku meninggalkan maksiat. Beliau menggambarkan kepadaku bahwa ilmu itu adalah cahaya dan cahaya Alloh tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat

Ibnu Mas’ud berkata : aku berani mengatakan bahwa seorang akan begitu mudah melupakan ilmu yang telah diketahuinya hanya karena dosa yang telah ia lakukan.

Oleh karena itu Alloh berfirman :

وَاتَّقُوا الله وَيُعَلِّمُكُمُ الله

bertaqwalah kepada Alloh (dengan menjauhi maksiat) niscaya Alloh akan menganugerahkan ilmu kepadamu [albaqoroh : 282]

maroji’ :
Adda’ waddawa’, Ibnu Qoyyim Aljauziyyah hal 84
9 pilar keberhasilan da’i, Said bin Ali bin Wahf Alqohthoni hal 33

BIOGRAFI IMAM MUSLIM

BIOGRAFI IMAM MUSLIM

Pertumbuhan beliau
Nama: Muslim bin al Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi
Kuniyah beliau: Abdul Husain

Nasab beliau:

1. Al Qusyairi; merupakan nisbah kepada Qabilah afiliasi beliau, ada yang mengatakan bahwa Al Qusyairi merupakan orang arab asli, dan ada juga yang berpendapat bahwa nisbah kepada Qusyair merupakan nisbah perwalian saja
2. An Naisaburi; merupakan nisbah yang di tujukan kepada negri tempat beliau tinggal, yaitu Naisabur. Satu kota besar yang terletak di daerah Khurasan

Tanggal lahir: para ulama tidak bisa memastikan tahun kelahiran beliau, sehingga sebagian mereka ada yang berpendapat bahwa tahun kelahirannya adalah tahun 204 Hijriah, dan ada juga yang berpendapat bahwa kelahiran beliau pada tahun 206 Hijriah.

Ciri-ciri beliau: beliau mempunyai perawakan yang tegap, berambut dan berjenggot putih, menjuntaikan ujung ‘imamahnya diantara dua punggungnya.
Aktifitas beliau dalam menimba ilmu
Sesungguhnya lingkungan tempat tumbuh imam Muslim memberikan peluang yang sangat luas untuk menuntut ilmu yang bermanfa’at, karena Naisabur merupakan negri hidup yang penuh dengan peninggalan ilmu dari pemilik syari’at. Semua itu terjadi karena banyaknya orang-orang yang sibuk untuk memperoleh ilmu dan mentransfer ilmu, maka besar kemungkinan bagi orang yang terlahir di lingkungan masyarakat seperti ini akan tumbuh dengan ilmu juga. Adanya kesempatan yang terpampang luas di hadapan Imam Muslim kecil untuk memetik dari buah-buah ilmu syariat tidak di sia-siakannya.

Maka dia mendengar hadits di negrinya tinggal pada tahun 218 Hijriah dari gurunya Yahya bin Yahya At Tamimi, pada saat itu umurnya menginjak empat belas tahun.

Dan bisa juga orang tuanya serta keluarganya mempunyai andil dalam memotifasinya untuk menuntut ilmu. Para ulama telah menceritakan bahwa orang tuanya, Al Hajaj adalah dari kalangan masyayikh, yaitu termasuk dari kalangan orang yang memperhatikan ilmu dan berusaha untuk memperolehnya.

Muslim mempunyai kesempatan untuk mengadakan perjalanan hajinya pada tahun 220 Hijriah. Pada saat keluar itu dia mendengar hadits dari beberapa ahli hadits, kemudian dia segera kembali ke negrinya Naisabur.

Rihlah beliau

Rihlah dalam rangka menuntut hadits merupakan syi’ar ahlul hadits pada abad-abad pertama, karena terpencarnya para pengusung sunnah dan atsar di berbagai belahan negri Islam yang sangat luas. Maka Imam Muslim pun tidak ketinggalan dengan meniti jalan pakar disiplin ilmu ini, dan beliau pun tidak ketinggalan dalam ambil bagian, karena dalam sejarah beliau tertulis rihlah ilmiahnya, diantaranya;

Rihlah pertama; rihlah beliau untuk menunaikan ibadah haji pada tahun 220 hijriah, pada saat dia masih muda belia, pada saat itu beliau berjumpa dengan syaikhnya, Abdullah bin Maslamah al Qa’nabi di Makkah, dan mendengar hadits darinya, sebagaimana beliau juga mendengar hadits dari Ahmad binYunus dan beberapa ulama hadits yang lainnya ketika di tengah perjalanan di daerah Kufah. Kemudian kembali lagi ke negrinya dan tidak memperpanjang rihlahnya pada saat itu.

Rihlah kedua; rihlah kedua ini begitu panjang dan lebih menjelajah kenegri Islam lainnya. Rihlah ini di mulai sebelum tahun 230 Hijriah. Beliau berkeliling dan memperbanyak mendengar hadits, sehingga beliau mendengar dari bayak ahli hadits, dan mengantarkan beliau kepada derajat seorang imam dan kemajuan di bidang ilmu hadits.

Beberapa negri yang beliau masuki, diantaranya;

1. Khurasan dan daerah sekitarnya
2. Ar Ray
3. Iraq; beliau memasuki Kufah, Bashrah dan Baghdad.
4. Hijaz; memasuki Makkah dan Madinah
5. Asy Syam
6. Mesir

Guru-guru beliau

Perjalanan ilmiah yang dilakukan imam Muslim menyebabkan dirinya mempunyai banyak guru dari kalangan ahlul hadits. Al Hafizh Adz Dzahabi telah menghitung jumlah guru yang diambil riwayatnya oleh imam Muslim dan dicantumkan di dalam kitab shahihnya, dan jumlah mereka mencapai 220 orang, dan masih ada lagi selain mereka yang tidak di cantumkan di dalam kitab shahihnya

Diantara guru-guru beliau yang paling mencolok adalah;

1. Abdullah bin Maslamah Al Qa’nabi, guru beliau yang paling tua
2. Al Imam Muhammad bin Isma’il Al Bukhari
3. Al Imam Ahmad bin Hambal
4. Al Imam Ishaq bin Rahuyah al Faqih al Mujtahid Al Hafizh
5. Yahya bin Ma’in, imam jarhu wa ta’dil
6. Ishaq bin Manshur al Kausaj
7. Abu Bakar bin Abi Syaibah, penulis buku al Mushannaf
8. Abdullah bin Abdurrahman Ad Darimi
9. Abu Kuraib Muhammad bin Al ‘Alaa`
10. Muhammad bin Abdullah bin Numair
11. Abd bin Hamid

Murid-murid beliau

Al Imam Muslim sibuk menyebarkan ilmunya di negrinya dan negri-negri Islam lainnya, baik dengan pena maupun dengan lisannya, maka beliau pun tidak terlepas untuk mendektekan hadits dan meriwayatkannya, sehingga banyak sekali para penuntut ilmu mengambil ilmu dari beliau.
Diantara murid-murid beliau antara lain;

1. Muhammad bin Abdul wahhab al Farra`
2. Abu Hatim Muhammad bin Idris ar Razi
3. Abu Bakar Muhammad bin An Nadlr bin Salamah al Jarudi
4. Ali bin Al Husain bin al Junaid ar Razi
5. Shalih bin Muhammad Jazrah
6. Abu Isa at Tirmidzi
7. Ibrahim bin Abu Thalib
8. Ahmad bin Salamah An Naisaburi
9. Abu Bakar bin Khuzaimah
10. Makki bin ‘Abdan
11. Abdurrahman bin Abu Hatim ar Razi
12. Abu Hamid Ahmad bin Muhammad bin Asy Syarqi\
13. Abu Awanah al-Isfarayini
14. Ibrahim bin Muhammad bin Sufyan al Faqih az Zahid.

Persaksian para ulama terhadap beliau

1. Ishak bin Mansur al Kausaj pernah berkata kepada imam Muslim: “sekali-kali kami tidak akan kehilangan kebaikan selama Allah menetapkan engkau bagi kaum muslimin.”
2. Muhammad bin Basysyar Bundar berkata; “huffazh dunia itu ada empat; Abu Zur’ah di ar Ray, Muslim di An Naisabur, Abdullah Ad Darimi di Samarkand, dan Muhammad bin Isma’il di Bukhara.”
3. Muhammad bin Abdul Wahhab Al Farra` berkata; “(Muslim) merupakan ulama manusia, lumbung ilmu, dan aku tidak mengetahuinya kecuali kebaikan.”
4. Ahmad bin Salamah An Naisaburi menuturkan; “Saya melihat Abu Zur’ah dan Abu Hatim selalu mengutamakan Muslim bin al-Hajjaj dalam perkara hadits shahih ketimbang para masyayikh zaman keduanya.
5. Ibnu Abi Hatim mengatakan: ” Saya menulis hadits darinya di Ray, dan dia merupakan orang yang tsiqah dari kalangan huffazh, memiliki pengetahuan yang mendalam dalam masalah hadits. Ketika ayahku di Tanya tentang dia, maka dia menjawab; (Muslim) Shaduuq.”
6. Maslamah bin Qasim al Andalusi berkata; ” tsiqah, mempunyai kedudukan yang agung, termasuk dari kalangan para imam.”
7. Abu Ya’la Al Khalili berkata; “dia sangat familier sekali untuk di sebutkan keutamaannya.”
8. Al Khatib Al Baghdadi berkata; “(dia) merupakan salah seorang a`immah dan penghafal hadits.”
9. As Sam’ani menuturkan; “termasuk salah seorang imam dunia.”
10. Ibnul Atsir berkata; “termasuk salah seorang dari para imam penghafal hadits.”
11. Ibnu Katsir berkata; “termasuk salah seorang dari para imam penghafal hadits.”
12. Adz Dzahabi berkata; ” Imam besar, hafizh lagi mumpuni, hujah serta orang yang jujur.”

Hasil karya beliau

Imam Muslim mempunyai hasil karya dalam bidang ilmu hadits yang jumlahnya cukup banyak. Di antaranya ada yang sampai kepada kita dan sebagian lagi ada yang tidak sampai.

Adapun hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah;

1. Al Jami’ ash Shahih
2. Al Kuna wa Al Asma’
3. Al Munfaridaat wa al wildan
4. Ath Thabaqaat
5. Rijalu ‘Urwah bin Az Zubair
6. At Tamyiz
Sedangkan hasil karya beliau yang tidak sampai kepada kita adalah;
1. Al Musnad al Kabir ‘Ala ar Rijal
2. Al Jami’ al Kabir
3. Al ‘Ilal
4. Al Afraad
5. Al Aqraan
6. Su`alaat Muslim
7. Hadits ‘Amru bin Syu’aib
8. Al Intifaa’ bi`ahabbi as sibaa’
9. Masyayikhu Malik
10. Masyayikhu Ats Tsauri
11. Masyayikhu Syu’bah
12. Man laisa lahu illa raawin waahid
13. Kitab al Mukhadldlramin
14. Awladu ash shahabah
15. Dzikru awhaami al Muhadditsin
16. Afraadu Asy Syamiyyin

Wafatnya beliau

Imam Muslim wafat pada hari Ahad sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H bertepatan dengan 5 Mei 875. dalam usia beliau 55 tahun.

Maroji’ : lidwa Pusaka : sponsored Telkom Indonesia

imam bukhori

BIOGRAFI IMAM BUKHARI
Pertumbuhan beliau

Nama:Â Muhammad bin Isma'il bin Ibrahim bin al Mughirah bin Bardizbah.

Kuniyah beliau: Abu Abdullah

Nasab beliau:

Al Ju'fi; nisabah Al Ju'fi adalah nisbah arabiyyah. Faktor penyebabnya adalah, bahwasanya al Mughirah kakek Bukhari yang kedua masuk Islam berkat bimbingan dari Al Yaman Al Ju'fi. Maka nisbah beliau kepada Al Ju'fi adalah nisbah perwalian

Al Bukhari; yang merupakan nisbah kepada negri Imam Bukhari lahir

Taggal lahir: Beliau dilahirkan pada hari Jum'at setelah shalat Jum'at 13 Syawwal 194 H

Tempat lahir: Bukhara

Masa kecil beliau: Bukhari dididik dalam keluarga yang berilmu. Bapaknya adalah seorang ahli hadits, akan tetapi dia tidak termasuk ulama yang banyak meriwayatkan hadits, Bukhari menyebutkan di dalam kitab tarikh kabirnya, bahwa bapaknya telah melihat Hammad bin Zaid dan Abdullah bin Al Mubarak, dan dia telah mendengar dari imam Malik, karena itulah dia termasuk ulama bermadzhab Maliki. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil, sehingga dia pun diasuh oleh sang ibu dalam kondisi yatim. Akan tetapi ayahnya meninggalkan Bukhari dalam keadaan yang berkecukupan dari harta yang halal dan berkah. Bapak Imam Bukhari berkata ketika menjelang kematiannya; "Aku tidak mengetahui satu dirham pun dari hartaku dari barang yang haram, dan begitu juga satu dirhampun hartaku bukan dari hal yang syubhat."
Maka dengan harta tersebut Bukhari menjadikannya sebagai media untuk sibuk dalam hal menuntut ilmu.
Ketika menginjak usia 16 tahun, dia bersama ibu dan kakaknya mengunjungi kota suci, kemudian dia tinggal di Makkah dekat dengan baitulah beberapa saat guna menuntut ilmu.

Kisah hilangnya penglihatan beliau: Ketika masa kecilnya, kedua mata Bukhari buta. Suatu ketika ibunya bermimpi melihat Khalilullah Nabi Ibrahim 'Alaihi wa sallam berujar kepadanya; "Wahai ibu, sesungguhnya Allah telah memulihkan penglihatan putramu karena banyaknya doa yang kamu panjatkan kepada-Nya." Menjelang pagi harinya ibu imam Bukhari mendapati penglihatan anaknya telah sembuh. Dan ini merupakan kemuliaan Allah subhanahu wa ta'ala yang di berikan kepada imam Bukhari di kala kecilnya.
Perjalan beliau dalam menuntut ilmu
Kecerdasan dan kejeniusan beliau
kecerdasan dan kejeniusan Bukhari nampak semenjak masih kecil. Allah menganugerahkan kepadanya hati yang cerdas, pikiran yang tajam dan daya hafalan yang sangat kuat, sedikit sekali orang yang memiliki kelebihan seperti dirinya pada zamannya tersebut. Ada satu riwayat yang menuturkan tentang dirinya, bahwasanya dia menuturkan; "Aku mendapatkan ilham untuk menghafal hadits ketika aku masih berada di sekolah baca tulis." Maka Muhammad bin Abi Hatim bertanya kepadanya; "saat itu umurmu berapa?". Dia menjawab; "Sepuluh tahun atau kurang dari itu. Kemudian setelah lulus dari sekolah akupun bolak-balik menghadiri majelis hadits Ad-Dakhili dan ulama hadits yang lainnya. Ketika sedang membacakan hadits di hadapan murid-muridnya, Ad-Dakhili berkata; 'Sufyan meriwayatkan dari Abu Zubair dari Ibrahim.' Maka aku menyelanya; 'Sesungguhnya Abu Zubair tidak meriwayatkan dari Ibrahim.' Tapi dia menghardikku, lalu aku berkata kepadanya, 'kembalikanlah kepada sumber aslinya, jika anda punya.' Kemudian dia pun masuk dan melihat kitabnya lantas kembali dan berkata, 'Bagaimana kamu bisa tahu wahai anak muda?' Aku menjawab, 'Dia adalah Az Zubair. Nama aslinya Ibnu 'Adi yang meriwayatkan hadits dari Ibrahim.' Kemudian dia pun mengambil pena dan membenarkan catatannya. Dan dia pun berkata kepadaku, 'Kamu benar.' Maka Muhammad bin Abi Hatim bertanya kepada Bukhari; "Ketika kamu membantahnya berapa umurmu?". Bukhari menjawab, "Sebelas tahun."

Hasyid bin Isma'il menuturkan: bahwasanya Bukhari selalu ikut bersama kami mondar-mandir menghadiri para masayikh Bashrah, dan saat itu dia masih anak kecil. Tetapi dia tidak pernah menulis (pelajaran yang dia simak), sehingga hal itu berlalu beberapa hari. Setelah berlalu 6 hari, kamipun mencelanya. Maka dia menjawab semua celaan kami; "Kalian telah banyak mencela saya, maka tunjukkanlah kepadaku hadits-hadits yang telah kalian tulis." Maka kami pun mengeluarkan catatan-catatan hadits kami. Tetapi dia menambahkan hadits yang lain lagi sebanyak lima belas ribu hadits. Dan dia membaca semua hadits-hadits tersebut dengan hafalannya di luar kepala. Maka akhirnya kami mengklarifikasi catatan-catatan kami dengan berpedoman kepada hafalannya.

Permulaannya dalam menuntut ilmu

Aktifitas beliau dalam menuntut ilmu di mulai semenjak sebelum menginjak masa baligh, dan hal itu di tunjang dengan peninggalan orang tuanya berupa harta, beliau berkata; 'aku menghabiskan setiap bulan sebanyak lima ratus dirham, yang aku gunakan untuk pembiaan menuntut ilmu, dan apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik dan lebih eksis.'
Dia bergegas mendatangi majelis-majelis ilmu, ketika dia sudah menghafal Al qur`an dan menghafal beberapa karya tulis para ulama, dan yang pertama kali karya tulis yang beliau hafal adalah buku Abdullah bin Al Mubarak, buku Waki' bin al Jarrah dalam masalah Sunan dan zuhud, dan yang lainnya. Sebagaimana beliau juga tidak meninggalkan disiplin ilmu dalam masalah fikih dan pendapat.

Rihlah beliau

Rihlah dalam rangka menuntut ilmu merupakan bagian yang sangat mencolok dan sifat yang paling menonjol dari tabiat para ahlul hadits, karena posisi Bukhari dalam masalah ilmu ini merupakan satu kesatuan pada diri seorang ahlul hadits, maka dia pun mengikuti sunnah para pendahulunya dan dia pun meniti jalan mereka. Dia tidak puas dengan hanya menyimak hadits dari penduduk negrinya, sehingga tidak terelakkan lagi bagi dirinya untuk mengadakan dalam rangka menuntut ilmu, dia berkeliling ke negri-negri Islam. Dan pertama kali dia mengadakan perjalanannya adalah pada tahun 210 hijriah, yaitu ketika umurnya menginjak 16 tahun, pada tahun kepergiannya dalam rangka menunaikan ibadah haji bersama dengan ibundanya dan saudara tuanya.

Negri-negri yang pernah beliau masuki adalah sebagai berikut;

Khurasan dan daerah yang bertetangga dengannya
Bashrah
Kufah
Baghdad
Hijaz (Makkah dan Madinah)
Syam
Al Jazirah (kota-kota yang terletak di sekitar Dajlah dan eufrat)

Mesir
Bukhari menuturkan tentang rihlah ilmiah yang dia jalani; 'Aku memasuki Syam, Mesir dan al Jazirah sebanyak dua kali, ke Bashrah sebanyak empat kali, dan aku tinggal di Hijaz beberapa tahun, dan aku tidak bisa menghitung berapa kali saya memasuki kawasan Kufah dan Baghdad bersama para muhadditsin.
Guru-guru beliau

Imam Bukhari berjumpa dengan sekelompk kalangan atba'ut tabi'in muda, dan beliau meriwayatkan hadits dari mereka, sebagaimana beliau juga meriwayatkan dengan jumlah yang sangat besar dari kalangan selain mereka. Dalam masalah ini beliau bertutur; ' aku telah menulis dari sekitar seribu delapan puluh jiwa yang semuanya dari kalangan ahlul hadits.

Guru-guru imam Bukhari terkemuka yang telah beliau riwayatkan haditsnya;

Abu 'Ashim An Nabil
Makki bin Ibrahim
Muhammad bin 'Isa bin Ath Thabba'
Ubaidullah bin Musa
Muhammad bin Salam Al Baikandi
Ahmad bin Hambal
Ishaq bin Manshur
Khallad bin Yahya bin Shafwan
Ayyub bin Sulaiman bin Bilal
Ahmad bin Isykab
Dan masih banyak lagi

Murid-murid beliau

Al Hafidz Shalih Jazzarah berkata; ' Muhammad bin Isma'il duduk mengajar di Baghdad, dan aku memintanya untuk mendektekan (hadits) kepadaku, maka berkerumunlah orang-orang kepadanya lebih dari dua puluh ribu orang.

Maka tidaklah mengherankan kalau pengaruh dari majelisnya tersebut menciptakan kelompok tokoh-tokoh yang cerdas yang meniti manhaj, dintara mereka itu adalah;

Al imam Abu al Husain Muslim bin al Hajjaj an Naisaburi (204-261), penulis buku shahih Muslim yang terkenal

Al Imam Abu 'Isa At Tirmizi (210-279) penulis buku sunan At Tirmidzi yang terkenal

Al Imam Shalih bin Muhammad (205-293)

Al Imam Abu Bakr bin Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah (223-311), penulis buku shahih Ibnu Khuzaimah.

Al Imam Abu Al Fadhl Ahmad bin Salamah An Naisaburi (286), teman dekat imam Muslim, dan dia juga memiliki buku shahih seperti buku imam Muslim.
Al Imam Muhammad bin Nashr Al Marwazi (202-294)
Al Hafizh Abu Bakr bin Abi Dawud Sulaiman bin Al Asy'ats (230-316)

Al Hafizh Abu Al Qasim Abdullah bin Muhammad bin Abdul 'Aziz Al Baghawi (214-317)

Al Hafizh Abu Al Qadli Abu Abdillah Al Husain bin Isma'il Al Mahamili (235-330)

Al Imam Abu Ishaq Ibrahim bin Ma'qil al Nasafi (290)

Al Imam Abu Muhammad Hammad bin Syakir al Nasawi (311)

Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf bin Mathar al Firabri (231-320)

Karakter imam Bukhari

Meskipun Imam Bukhari sibuk dengan menuntut ilmu dan menyebarkannya, tetapi dia merupakan individu yang mengamalkan ilmu yang dimilikinya, menegakkan keta'atan kepada Rabbnya, terpancar pada dirinya ciri-ciri seorang wali yang terpilih dan orang shalih serta berbakti, yang dapat menciptakan karismatik di dalam hati dan kedudukan yang mempesona di dalam jiwa.

Dia merupakan pribadi yang banyak mengerjakan shalat, khusu' dan banyak membaca al Qur`an.
Muhammad bin Abi Hatim menuturkan: 'dia selalu melaksanakan shalat di waktu sahur sebanyak tiga belas raka'at, dan menutupnya dengan melaksanakan shalat witir dengan satu raka'at'
Yang lainnya menuturkan; ' Apabila malam pertama di bulan Ramadlan, murid-murid imam Bukhari berkumpul kepadanya, maka dia pun meminpin shalat mereka. Di setiap rak'at dia membaca dua puluh ayat, amalan ini beliau lakukan sampai dapat mengkhatamkan Al qur`an.
Beliau adalah sosok yang gemar menafkahkan hartanya, banyak berbuat baik, sangat dermawan, tawadldlu'Â dan wara'.

Persaksian para ulama terhadap beliau
Sangat banyak sekali para ulama yang memberikan kesaksian atas keilmuan imam Bukhari, diantara mereka ada yang dari kalangan guru-gurunya dan teman-teman seperiode dengannya. Adapun periode setelah meninggalnya bukhari sampai saat ini, kedudukan imam Bukhari selalu bersemayam di dalam relung hati kaum muslimin, baik yang berkecimpung dalam masalah hadits, bahkan dari kalangan awwam kaum muslimin sekali pun memberikan persaksian atas keagungan beliau.

Diantara para tokoh ulama yang memberikan persaksian terhadap beliau adalah;
Abu Bakar ibnu Khuzaimah telah memberikan kesaksian terhadap Imam Bukhari dengan mengatakan: "Di kolong langit ini tidak ada orang yang lebih mengetahui hadits dari Muhammad bin Isma'il."

'Abdan bin 'Utsman Al Marwazi berkata; 'aku tidak pernah melihat dengan kedua mataku, seorang pemuda yang lebih mendapat bashirah dari pemuda ini.' Saat itu telunjuknya diarahkan kepada Bukhari
Qutaibah bin Sa'id menuturkan; 'aku duduk bermajelis dengan para ahli fikih, orang-orang zuhud dan ahli ibadah, tetapi aku tidak pernah melihat semenjak aku dapat mencerna ilmu orng yang seperti Muhammad bin Isma'il. Dia adalah sosok pada zamannya seperti 'Umar di kalangan para sahabat. Dan dia berkata; ' kalau seandainya Muhammad bin Isma'il adalah seorang sahabat maka dia merupakan ayat.

Ahmad bin Hambal berkata; Khurasan tidak pernah melahirkan orang yang seperti Muhammad bin Isma'il.

Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Ibnu Numair menuturkan; kami tidak pernah melihat orang yang seperti Muhammad bin Ism'ail
Bundar berkata; belum ada seorang lelaki yang memasuki Bashrah lebih mengetahui terhadap hadits dari saudara kami Abu Abdillah.

Abu Hatim ar-Razi berkata: "Khurasan belum pernah melahirkan seorang putra yang hafal hadits melebihi Muhammad bin Isma'il, juga belum pernah ada orang yang pergi dari kota tersebut menuju Irak yang melebihi kealimannya."

Muslim (pengarang kitab Sahih) berkata ketika Bukhari menyingkap satu cacat hadits yang tidak di ketahuinya; "Biarkan saya mencium kedua kaki anda, wahai gurunya para guru dan pemimpin para ahli hadits, dan dokter hadits dalam masalah ilat hadits."

al-Hafiz Ibn Hajar yang menyatakan: "Andaikan pintu pujian dan sanjungan kepada Bukhari masih terbuka bagi generasi sesudahnya, tentu habislah semua kertas dan nafas. Ia bagaikan lautan tak bertepi."

Hasil karya beliau

Diantara hasil karya Imam Bukhari adalah sebagai berikut :

- Al Jami' as Sahih (Sahih Bukhari)
- Al Adab al Mufrad.
- At Tarikh ash Shaghir.
- At Tarikh al Awsath.
- At Tarikh al Kabir.
- At Tafsir al Kabir.
- Al Musnad al Kabir.
- Kitab al 'Ilal.
- Raf'ul Yadain fi ash Shalah.
- Birru al Walidain.
- Kitab al Asyribah.
- Al Qira`ah Khalfa al Imam.
- Kitab ad Dlu'afa.
- Usami ash Shahabah.
- Kitab al Kuna.
- Al Hbbah
- Al Wihdan
- Al Fawa`id
- Qadlaya ash Shahabah wa at Tabi'in
- Masyiikhah

Wafat beliau

Imam Bukhari keluar menuju Samarkand, Tiba di Khartand, sebuah desa kecil sebelum Samarkand, ia singgah untuk mengunjungi beberapa familinya. Namun disana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan Akhirnya beliau meninggal pada hari sabtu tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pada malam Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Beliau dimakamkan selepas Shalat Dzuhur pada Hari Raya Idul Fitri. Semoga Allah selalu merahmatinya dan ridla kepadanya.

Maroji’ : lidwa pusaka, sponsored Telkom Indonesia