Kesamaan antara Nabi shollallohu alaihi wasallam dengan mertua dan menantunya

Kesamaan antara Nabi shollallohu alaihi wasallam dengan mertua dan menantunya

Nabi shollallohu alaihi wasallam wafat usia 63 tahun
Abu bakar Ash Shiddiq wafat usia 63 tahun
Umar bin Khothob wafat usia 63 tahun
Ali bin Abi Tholib wafat usia 63 tahun
Maroji’ : majalah kiblati edisi 2 th 7 hal 79

Waro’ Abu Hanifah (imam Hanafi)

Waro’ Abu Hanifah (imam Hanafi)

Yazid bin Harun menuturkan bahwa ia bahwa ia tidak pernah melihat orang yang lebih waro’ (sikap hati-hati terhadap hal-hal haram dan syubhat) daripada Imam Abu Hanifah.

Pernah pada suatu hari ia terlihat sedang duduk di bawah sengatan matahari di depan pintu rumah seseorang. Lalu Yazid bin Harun bertanya : wahai Abu Hanifah, mengapa engkau tidak pindah ke tempat yang teduh di depan pintu rumah itu ? Abu Hanifah menjawab : pemilik rumah ini memiliki hutang kepada saya beberapa dirham dan aku tidak ingin duduk di keteduhan rumahnya.

Yazid bin Harun berkata : sikap waro’ mana yang lebih banyak daripada demikian ?
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa ketika ditanya mengapa enggan berdiri di tempat teduh di depan rumah itu ? Abu Hanifah menjawab : aku memiliki piutang pada pemilik rumah ini maka aku tidak ingin yang demikian menjadi imbalan yang aku manfaatkan. Aku tidak melihat yang demikian adalah suatu kewajiban bagi orang, akan tetapi bagi orang yang mengajarkan ilmu agama sudah selayaknya mengamalkan lebih banyak daripada orang yang ia ajarkan kepada orang lain.

Wahai anakku cukuplah sampai di sini !

Wahai anakku cukuplah sampai di sini !

Abu Abdillah bin Warrom Alkuufi menuturkan bahwa di kampungnya terdapat seorang laki-laki yang mempunyai anak durhaka.

Suatu hari anaknya mengikat kaki ayahnya dan menyeretnya ke luar rumah, ia membawanya di jalan hingga sampai pada suatu tempat sang ayah berkata : wahai anakku, cukuplah sampai di sini, sebab aku dulu juga pernah menyeret kaki ayahku hanya sampai di sini saja.

Tidak ada yang lebih baik daripada manusia

Tidak ada yang lebih baik daripada manusia

Diriwayatkan bahwa Isa bin Musa sangat mencintai istrinya. Pada suatu hari ia berkata kepada istrinya : kamu akan kucerai bila tidak lebih cantik daripada bulan purnama. Mendengar kata-kata suaminya, ia bangkit dan menjauhinya seraya berkata : suamiku, dengan kata-katamu itu, engkau telah mentalakku !

Malam harinya, Isa tidur sendirian dan menyesali diri dari apa yang telah diperbuatnya. Lalu pada esok harinya ia pergi menemui kholifah Almanshur dengan maksud untuk menceritakan apa yang telah terjadi.

Isa berkata : wahai amirulmu’minin jika perceraian benar-benar telah terjadi maka betapa hancur diriku. Kiranya mati lebih baik bagiku daripada hidup.
Almanshur tampak sangat terkejut mendengar apa yang telah terjadi sehingga para ahli hukum dipanggil ke istana untuk dimintai fatwa. Dalam majlis fatwa semua ulama yang hadir berpendapat bahwa laki-laki ini telah secara sah menceraikan istrinya dengan kata-katanya itu kecuali seorang sahabat Abu Hanifah yang sejak semula diam dan tidak memberi fatwa.

Almanshur bertanya : kenapa engkau tidak berbicara ? Orang ini akhirnya membaca surat attiin :

لَقَدْ خَلَقْنَا الإِنْسَانَ فِي أحْسَنِ تَقْوِيْمٍ

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .[attiin : 4]

Jadi, tidak ada yang lebih cantik daripada manusia. Mendengar jawaban ini, Almanshur berkata kepada Isa bin Musa : Alloh telah memberi jalan keluar buatmu. Itulah jawaban buatmu sebagaimana yang telah dikatakan syaikh ini, sekarang temuilah istrimu.

Terperanjat karena takut kepada Alloh

Terperanjat karena takut kepada Alloh

Hasan Albasri menuturkan bahwa ada seorang perempuan pelacur yang mempunyai perawakan menarik dan hanya bersedia dibayar seratus dinar bagi yang berminat padanya. Seorang pemuda miskin pernah melihat dan tertarik padanya.

Kemudian ia pergi untuk bekerja membanting tulang hingga dapat mengumpulkan uang seratus dinar. Setelah itu ia mendatangi perempuan itu seraya berkata kagum : engkau membuatku terpesona, lalu aku pergi bekerja membanting tulang dengan kedua tanganku hingga aku dapat mengumpulkan uang seratus dinar.

Karena memahami apa maksud kedatangannya, perempuan itu memberi isyarat agar ia masuk. Dengan tempat tidur mewah keduanya mulai saling merayu dan nyaris terbuai jika pemuda itu tidak sadar akan kedudukannya di sisi Alloh.

Lalu ia terperanjat dan takut melanjutkan perbuatannya seraya berkata : biarkan aku keluar dari sini, seratus dinar aku biarkan untukmu. Perempuan itu menjawab : terserah engkau, tetapi engkau pernah mengatakan terpesona melihatku. Lalu engkau pergi dan bekerja mengumpulkan uang hingga seratus dinar. Sekarang setelah semuanya dapat engkau lakukan, mengapa justru meninggalkan diriku ? Pemuda itu berkata : aku takut kepada Alloh, sekarang engkau orang yang paling aku benci. Perempuan itu berkata : jika engkau benar, maka aku ingin engkau menjadi suamiku dan aku akan menghentikan perbuatan lacurku. Pemuda itu menjawab bahwa ia tidak bersedia menjadi suaminya. Namun karena dihalangi keluar dan bersumpah akan bertaubat dengan syarat ia bersedia menikahinya, ia kemudian menjawab “ barangkali “

Pemuda itu menutupi kepalanya lalu pulang ke negerinya. Sementara perempuan itu juga pergi bertaubat dan pergi ke tempat jauh dan menyesali masa lalunya hingga sampai ke negeri si pemuda tadi.

Wanita itu mencarinya dari satu tempat hinga ke tempat lain. Akhirnya pemuda itu ia temukan. Tatkala pemuda itu melihat si wanita, ia jatuh pingsan lalu meninggal dunia.
Perempuan yang telah bertaubat tadi termenung seraya berkata : ini sudah berlalu, apakah ia masih punya saudara ? Mereka menjawab bahwa pemuda itu mempunyai saudara yaitu seorang laki-laki miskin. Wanita itu berkata : aku bersedia menikah dengannya karena cinta pada saudaranya yang telah meninggal itu.

tangan jahat

tangan jahat

Seorang pencuri pada suatu hari dihadapkan di majlis hakim dengan tuduhan telah mencuri perhiasan dari kamar seorang laki-laki kaya. Ia mencium lantai di hadapan majlis hakim seraya berkata : aku orang miskin yang jujur, aku tidak tahu kalau mencuri adalah perbuatan jahat, aku tidak pernah mencuri apapun akan tetapi tangan kananku memang sejak lama sering membuat masalah. Karena nasib burukku, tangan kananku sering lekas berbuat tidak baik dengan membuat lubang di tembok lalu mengambil perhiasan di atas meja. Sementara aku sendiri sama sekali tidak ikut masuk ke dalam rumah dan sama sekali tidak mencuri.

Mendengar alasan penolakan atas tuduhan telah melakukan kejahatan yang dikemukakan, hakim yang menangani kasus ini dengan tenang mengatakan : aku tahu bahwa engkau sama sekali tidak bermasalah akan tetapi aku harus memasukkan tangan kananmu itu ke dalam ruang penjara itu selama dua tahun sedang engkau sendiri bebas boleh tetap tinggal di luar penjara selama tanganmu itu menjalani hukuman.

Potongan ayam

Potongan ayam

Ibrohim bin Munzir menuturkan bahwa seorang Arab baduy datang mengunjungi seorang laki-laki kota. Lelaki kota itu memiliki ayam banyak, ia juga punyak anak, 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Lelaki itu berkata kepada istrinya : sembelihlah seekor ayam dan hidngkan makan siang untuk kita.

Setelah duduk beberapa lama, ayam itu diberikan kepada tamu untuk dibagikan. Namun tamu tersebut menjawab bahwa ia tidak pandai membagi. Akan tetapi kemudian ia meminta persetujuan tuan rumah untuk memotong-motong ayam itu dan membagikannya kepada semua yang hadir. Masing-masing mendapatkan pembagian sesuai kebijakannya.

Ia memotong kepala ayam dan diberikannya kepada lelaki si tuan rumah seraya berkata : kepala ayam untuk kepala rumah tangga. Lalu ia memotong kedua sayap ayam dan diberikannya kepada dua anak lelaki seraya berkata : dua sayap untuk dua anak laki-laki. Lalu ia memotong paha ayam dan memberikannya kepada dua anak perempuan seraya berkata : dua paha untuk dua anak perempuan. Lalu ia memotong bagian belakang ayam (brutu) dan memberikannya kepada istri tuan rumah seraya berkata : bagian belakang ayam untuk yang biasa di belakang (dapur)

Terakhir kalinya ia memegang bagian dada sambil berkata : bagian dada untuk tamu ???!!!

Keesokan harinya lelaki tuan rumah meminta agar menghidangkan lima ekor ayam bakar. Ketika waktu makan siang tiba, tamu itu diminta untuk membagikannya di antara mereka. Sebelum membagi ia bertanya kepada tuan rumah : dibagi genap atau ganjil ? mereka menjawab : ganjil. Ia kemudian membagikannya sambil berkata : Anda ditambah istri anda ditambah satu ayam sama dengan tiga. Lalu ia memberikan kepada keduanya satu ayam. Ia mengatakan lagi : kedua anak laki-laki anda ditambah satu ayam sama dengan tiga dan kedua anak perempuan anda ditambah satu ayam sama dengan tiga lalu ia berikan seekor ayam untuk anak laki-laki dan seekor untuk anak perempuan.

Selanjutnya ia berkata : aku ditambah dua ayam sama dengan tiga. Iapun mengambil dua ayam sambil memandangi mereka satu persatu. Ia berkata lagi : mungkin kalian tidak suka dengan pembagianku dengan hitungan ganjil, apakah kalian suka dengan pembagian genap ? baiklah tampaknya kalian menginginkan pembagian dengan hitungan genap. Aku akan melakukannya.

Untuk membagi dengan hitungan genap, kelima ayam itu dikumpulkan kembali. Ia berkata : anda ditambah dua anak laki-laki anda sama dengan empat. Lalu ia memberikan seekor ayam kepada mereka. Kemudian ia berkata lagi : istri anda ditambah dua putri anda sama dengan empat. Lalu ia memberikan seekor ayam kepada mereka.

Terakhir kalinya ia berkata : aku ditambah tiga ekor ayam sama dengan empat. Ia segera mengambil tiga ekor ayam sambil menengadahkan wajahnya ke langit dan berkata : alhamdulillah, Engkau telah membuat mereka dan aku paham akan hitungan.

Pengembala dan serigala

Pengembala dan serigala

Dikisahkan bahwa seorang pengembala setiap hari keluar menggiring dombanya menuju padang rumput di dekat desanya. Pada suatu hari pengembala sengaja hendak mempermainkan penduduk desa. Ia berteriak keras : srigala … ! srigala … ! Orang-orangpun berhamburan keluar dengan membawa tongkat untuk memberikan pertolongan kepadanya, akan tetapi mereka tidak menemukan apa-apa. Maka kembalilah mereka ke tempat masing-masing sedangkan pengembala itu dengan girang mentertawakan mereka.

Pada hari berikutnya seekor serigala benar-benar datang dan si pengembala ketakutan sambil menjerit : serigala … ! serigala … ! Orang-orang mengira bahwa pengembala itu kembali mempermainkan mereka sebagaimana yang telah ia lakukan sebelumnya. Akibatnya sejumlah besar kambing gembalanya diterkam serigala. Seandainya bukan karena bohongnya yang pertama niscaya orang akan mempercayai jeritannya yang kedua dan datang memberi pertolongan.

Obat melahirkan

Obat melahirkan

Seorang lelaki mengeluh kepada seorang dokter mengenai kemandulan istrinya. Sebelumnya ia sudah menyampaikannya kepada beberapa dokter dan jawabannya sama yaitu kandungan lemak pada kandungan istrinya dan memang sang istri sangatlah gemuk.
Dokter inipun memeriksa. Kemudian dengan raut muka tegang ia berkata : tidak perlu mencari pengobatan untuk dapat melahirkan, sebab sesuai dengan perhitungan kedokteran umur istrimu hanya tinggal empat puluh hari lagi.

Mendengar penjelasan dokter, sang istri dihantui rasa takut. Dirasakannya bahwa hari-hari berlalu cepat sehingga ia tidak berselera makan, dan tubuhnya menjadi kurus. Ternyata pada hari keempat puluh, ia belum meninggal dunia.

Mengetahui itu suaminya dengan perasaan penuh tanda tanya mendatangi dokter itu lagi sambil menyampaikan berita bahwa istrinya belum meninggal dunia. Dengan tenang dokter itu menjawab : sebenarnya aku sudah tahu itu dan ia akan dapat hamil insyaAlloh. Selama ini yang menyebabkan ia tidak bisa hamil adalah kegemukan terutama kadar lemak yang ada di rahimnya yang terlalu banyak. Menurutku tidak ada jalan lain kecuali dengan jalan menghilangkan lemak. Maka aku sengaja menakut-nakutimu dengan kematian agar bisa kurus dan hambatan kehamilan bisa diatasi.

Menyewa keledai tanpa bayangan

Menyewa keledai tanpa bayangan

Dikisahkan bahwa seorang pemilik keledai menyewakan keledainya kepada seorang musafir yang hendak meneruskan perjalanannya. Sebagaimana biasanya pemilik keledai itu berjalan kaki menyertai hewan sewaannya itu, sementara penyewanya naik di atas keledai menelusuri perjalanan.

Karena hari bertambah siang dan semakin panas oleh sengatan matahari sementara tidak ada pohon rindang yang memberi keteduhan maka mereka berdua berhenti untuk istirahat dan masing-masing ingin berteduh pada bayangan keledai itu.

Karena terlalu sempit bayangan keledai itu, maka lelaki penyewa itu berkata : menjauhlah engkau dari keteduhan bayangan ini ! Pemilik keledai menjawab : bayangan ini milikku, sebab aku hanya menyewakan hewan ini tanpa bayangannya. Penyewa itu berkata lagi : aku tidak mau meninggalkan bayangan ini karena aku sudah menyewa hewan ini.

Pertengkaran serupun semakin tidak dapat dihindari sehingga kata-kata yang terucap semakin keras. Tidak lama kemudian keledai itu ketakutan lalu lari terbirit hingga tidak dapat dikejar bersama bayangannya.

Mereka kemudian sadar bahwa tidak sepatutnya mempertengkarkan bayangan sementara yang sebenarnya dibutuhkan malah menghilang.

Madu merusak kami

Madu merusak kami

Robah bin Ubaidah menuturkan bahwa Umar bin Abdul Aziz menyukai madu untuk makan roti. Suatu hari ia meminta madu kepada istrinya akan tetapi pada saat itu tidak didapati madu di rumah. Tidak lama kemudian istri membawa madu dan Umar bin Abdul Aziz akhrnya makan roti dan madu dengan lahapnya.

Ia berkata kepada istrinya : darimana madu ini engkau dapatkan ? Istrinya menjawab : aku menyuruh budakku dengan mengendarai kuda pos yang biasa mengantar surat untuk membeli madu. Umar bin Abdul Aziz berkata : aku bersumpah, mengapa engkau memberikan madu dengan memanfaatkan sarana milik umat islam ? Engkau telah membuat kuda ini lelah hanya untuk memenuhi hasratku.

Lalu tempat madu ini akhirnya ia jual dan uangnya dimasukkan ke dalam baitulmal.

Yang aku inginkan hanyalah ucapan selamat

Yang aku inginkan hanyalah ucapan selamat

Shilah bin Ashim adalah seorang mujahid. Pada suatu hari ia pergi berjihad bersama putranya. Hingga akhirnya keduanya mati syahid. Para wanita berkumpul di rumah istrinya untuk ikut berbela sungkawa.

Muadzah, istri Shilah bin Ashim menyambut tamu-tamunya dengan berkata : bila kedatangan kalian adalah untuk mengucapkan selamat atas kesyahidan suami dan puteraku maka aku akan menyambutnya dengan gembira, akan tetapi jika kalian datang selain untuk itu maka lebih baik kalian pulang saja.

Lima wanita ditalak dalam sehari

Lima wanita ditalak dalam sehari

Seorang lelaki menemui kholifah Harun Arrosyid lalu menceritakan bahwa ia mendengar ada seorang laki-laki Arab menceraikan lima orang wanita dalam sehari.
Mendengar penuturan lelaki itu, Harun Arrosyid heran seraya bertanya : bagaimana mungkin itu terjadi ? Bukankah seorang laki-laki hanya dibolehkan memiliki istri paling banyak empat orang ?

Ia menjawab bahwa lelaki itu memang memiliki empat orang istri. Suatu hari ia menjumpai istrinya sedang bertengkar sengit. Sementara si suami berperangai buruk. Melihat itu sang suami kesal melihat istri-istrinya bertengkar, seraya berkata : sampai kapan pertengkaran ini akan berakhir ? Salah seorang dari mereka berkata : karena engkaulah hingga kami bertengkar ! Begitu mendengar jawaban itu, sang suami naik pitam dan tanpa berpikir panjang ia langsung menceraikannya dengan berkata : kamu aku cerai !!!

Mendengar kata-kata itu, salah seorang isrti yang lain membela dengan mengatakan : engkau begitu sewenang-wenang menceraikannya ! Mengapa engkau tidak cukup dengan memberinya hukuman saja ?

Laki-laki itu semakin marah, lalu berkata : kamu juga aku cerai sekarang ! Kemudian perempuan ketiga bermaksud mengingatkan suaminya yang sedang dikuasai kemarahan ini dengan mengatakan : semoga Alloh mencelakakanmu, demi Alloh, mereka berdua adalah wanita yang telah banyak berbuat baik kepadamu !

Rupanya lelaki itu sudah tidak bisa berpikir jernih dan langsung berkata : lagi-lagi engkau menyebut kebaikan dan banyak bicara ! Rupanya engkau ingin membelanya ! Engkau juga aku talak !
Wanita keempat juga angkat bicara sambil mendekat ke arah laki-laki itu. Dengan suara lembut sesuai parasnya yang cantik ia berkata : rupanya engkau telah kehilangan akal sehat, tidak mau menyelesaikan persoalan istri-istrimu selain dengan menceraikannya. Rupanya lelaki itu tidak mempedulikannya, bahkan akhirnya berkata : engkau juga aku ceraikan.

Rupanya seorang perempuan tetangganya sejak tadi mendengarkan pertengkaran itu. Ia tergugah perasaan kewanitaannya, ia bermaksud mengecam lelaki itu seraya berkata : Demi Alloh ! belum pernah aku mendapati seorang lelaki yang lebih jelek dari kamu ! bagaimana mungkin sesaat saja sudah engkau ceraikan keempat istrimu.

Tanpa beban sedikitpun lelaki itupun menjawab : engkau juga, wahai perempuan yang banyak bicara, engkau akan ditalak juga oleh suamimu bila ia menyetujuinya !
Tiba-tiba dari dalam pintu rumah, suami perempuan itu menyehut : oh, aku perkenankan, aku setuju, sejak lama aku sudah menanti kesempatan ini.
Usai sudahlah lima wanita dicerai dalam sehari …. …. ….

Kisah perjumpaan Ibrohim dan Azar, ayahnya pada hari kiamat

Kisah perjumpaan Ibrohim dan Azar, ayahnya pada hari kiamat

Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : bahwa Ibrohim berjumpa ayahnya yaitu Azar pada hari kiamat dalam keadaan badannya penuh noda hitam dan debu. Lalu Ibrohim berkata kepada bapaknya : tidakkah aku telah mengingatkan agar engkau tidak menentang ajaranku ? azar menjawab : sekarang aku tidak menentangmu.

Kemudian Ibrohim memanjatkan doa : ya Robbi, sesungguhnya Engkau tidak akan menghinakan hamba pada hari dimana mereka dibangkitkan. Maka kehinaan mana yang lebih hina daripada ayahku yang jauh dari rahmatMu.

Alloh Azza Wajalla menjawab : sesungguhnya Aku mengharamkan aljannah bagi orang-orang kafir. Kemudian dikatakan kepada Ibrohim : wahai Ibrohim, ada apa di bawah kakimu ? Iapun melihat ternyata ada bangkai biawak berlumuran kotoran lalu diambil kerangkanya dan dilemparkan ke dalam neraka.

Ibrohim melihat lalu menemukan Azar telah berubah menjadi seekor biawak yang berlumuran kotoran. Ini menggambarkan bahwa karena biawak adalah salah satu binatang paling bodoh. Sementara menentang nasehat Ibrohim alaihissalam dengan mengikuti tipu daya setan merupakan kebodohan paling nyata.

Kenapa tidak engkau teruskan sholat malammu ?

Kenapa tidak engkau teruskan sholat malammu ?

Ibnu Jauzi meriwayatkan bahwa ia mendengar ada seorang laki-laki datang menemui Abu Hanifah untuk mengeluhkan dirinya yang telah menympan hartanya dalam tanah di suatu tempat kemudian ia lupa tempatnya. Mendengar keluhan itu, Abu Hanifah mengatakan : karena ini bukan masalah fiqih maka aku akan mencari akal untukmu. Pergilah untuk sholat malam hingga pagi dengan demikian insyaAlloh engkau akan mengingatnya.
Lelaki itu menuruti nasehat Abu Hanifah.

Belum sempat seperempat malam melakukan sholat, ia telah ingat akan tempat penyimpanan hartanya itu. Saat itu pula ia pergi menemui Abu Hanifah dan menyampaikan berita kepadanya. Abu Hanifah berkata : apakah tidak sebaiknya engkau meneruskan sholat malammu sebagai syukur kepada Alloh ?

Kejujuran dan pengkhianatan wanita

Kejujuran dan pengkhianatan wanita

Dikisahkan bahwa seorang wanita ditinggal mati suaminya. Karena diliputi sedih yang sangat, orang-orang mengetahui keadaannya, melihat perempuan itu dengan iba hati karena ia seolah-olah tidak memiliki gairah hidup setelah kematian suaminya. Setelah jenazah suaminya dimakamkan, ia kerap pergi ke kuburannya dan terus saja meratap.
Pada saat itu ada salah seorang warga kota yang melakukan pelanggaran berat, ia dihukum gantung dan pelaksanaan hukumannya berlangsung dekat kuburan suami perempuan itu. Pihak berwenang menugaskan seorang penjaga untuk menjaga agar jasad orang yuang digantung itu tidak dicuri orang.

Ketika ia menjalankan tugasnya, terdengar olehnya suara tangis seorang perempuan yang menyayat hati. Ia berkata dalam hatinya bahwa ia harus datang menuju tempat suara tangis itu untuk mencari tahu apa yang membuatnya menangis. Sesampainya di sana ia menanyakan apa yang membuatnya menangis dan dijawab bahwa suaminya meninggal. Penjaga itu ikut sedih dan menghiburnya dengan mengatakan bahwa semua yang hidup pasti akan mengalami kematian, setiap awal pasti ada yang akhir. Jika sudah menjadi suratan, penjaga itu menawarkan diri untuk menikahinya.

Perempuan itu berbalik gembira seketika mendengar kata-kata lelaki penjaga mayat itu dan kesedihannya lenyap dalam sekejap karena akan mendapatkan suami baru.
Keduanya kemudian menyelesaikan pembicaraan sambil berjalan menuju tempat di mana ia ditugaskan. Betapa terkejutnya ia, karena ternyata mayat yang digantung itu telah hilang dicuri orang. Lelaki itu menjadi takut karena harus mempertanggungjawabkan tugasnya di hadapan hakim.

Perempuan itu kemudian mencari akal agar rencana perkawinannya berjalan mulus. Lalu ia menyarankan agar menggali kubur suaminya lalu mengangkatnya dari liang kubur untuk digantung menggantikan tubuh mayat yang hilang. Keduanyapun akhirnya melaksanakan rencananya.

Namun tidak lama kemudian hakim mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Penjaga itu dihukum begitu juga si perempuan yang telah mengkhianati suaminya karena perbuatan jahat mereka.

Katel ini perlu diberi daging

Katel ini perlu diberi daging

Sekelompok orang berkumpul melihat juru masak sedang memasak daging. Salah seorang di antara mereka, kerena tergiur, mengambil satu potong daging dari katel itu dan memakannya, lalu berkata : dagingnya enak, tapi perlu ditambah cuka !

Melihat temannya yang mencela tetapi tampak begitu menikmati daging yang dimakannya, yang lainnya tertarik untuk ikut mengambil daging dari katel dan memakannya, kemudian mengatakan : dagingnya enak, apalagi kalau ditambah rempah-rempah. Yang lain lagi juga mengambil sepotong daging lalu berkata : dagingnya enak apalagi kalau ditambah garamnya. Begitu seterusnya satu persatu dari orang-orang itu mengambil satu potong dan mengatakan dagingnya enak apalagi kalau ditambah ini dan itu.

Akhirnya potongan daging terakhir diambil juru masak itu sendiri, lalu memakannya seraya berkata : sekarang katel ini perlu ditambah daging !!!

Itu harganya satu dirham

Itu harganya satu dirham

Abdurrohman bin Mukholid berkata : seorang perempuan membayar seorang laki-laki yang biasa membacakan doa dan quran dikuburan dengan sepotong roti. Perempuan itu berkata : bacakan ayat quran di atas kubur anakku ! Laki-laki itu membaca ayat :

يَوْمَ يُسْحَبُوْنَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ ذُوْقُوْا مَسَّ سَقَر

ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka): "Rasakanlah sentuhan api neraka!" [alqomar : 48]

Perempuan itu kemudian menunjukkan kekecewaannya, lalu berkata : begitukan yang dibaca untuk kubur anakku ? Laki-laki itu menjawab : apakah hanya dengan imbalan sepotong roti anda mengharapkan aku membaca ayat :

مُتَّكِئِيْنَ عَلَى فُرُشٍ بَطَائِنُهَا مِنْ إسْتَبْرَقٍ وَجَنَى الْجَنَّتَيْنِ دَانٍ

Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. dan buah-buahan di kedua syurga itu dapat (dipetik) dari dekat. [arrohman : 54]

Ayat ini harganya satu dirham bukan sepotong roti !!

Hai Musa !

Hai Musa !

Suatu ketika kholifah Akmakmun murka kepada Thohir bin Abdulloh. Lalu Thohir bermaksud menemuinya. Mengetahui kemurkaan kholifah, salah seorang sahabt Thohir menyadari betapa besar masalah di balik kemurkaannya itu sehingga ia mengirim surat yang di dalamnya hanya berisi salam dan kalimat pendek berbunyi “ wahai Musa ! “
Setelah membaca surat itu, yang muncul dalam pikiran Thohir adalah rasa penasaran yang bercampur bingung sehingga ia kemudian lama merenungkannya karena ttidak tahu apa maksud isi surat itu.

Beruntunglah Thohir memiliki budak perempuan yang cerdas. Setelah mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh tuannya itu, ia berkata : tuan, sebenarnya sahabatmu itu hendak mengatakan ayat ini :

وَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أقْصَى الْمَدِيْنَةِ يَسْعَى قَالَ يَا مُوْسَى إنَّ الْمَلاَ يَأْتَمِرُوْنَ بِكَ لِيَقْتُلُوْكَ فَاخْرُجْ إنِّي لَكَ مِنَ النَّاصِحِيْنَ

Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: "Hai Musa, Sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu". [alqoshosh : 20]

Thohirpun mengurungkan niatnya dan tidak jadi menemui Almakmun

ini dari itu

ini dari itu

Iyas bin Muawiyah pada suatu hari menyidang pemabok yang akhirnya harus dihukum cambuk. Lelaki itu bertanya : wahai Iyas, apakah jika aku makan kurma maka aku dihukum cambuk ? Iyas menjawab : tidak. Ia bertanya lagi : apakah kalau aku minum air putih akan dicambuk pula ? Iyas menjawab : tidak. Ia berkata lagi : kenapa ketika aku minum khomr dikenakan hukum cambuk, padahal ia berasal dari perpaduan antara air putih dan kurma ?

Iyas bertanya : apakah bila engkau di siram air akan kesakitan ? Lelaki itu menjawab : tidak. Iyas bertanya : apakah engkau kesakitan bila dilempar debu ? Lelaki itu menjawab : tidak.

Iyas bertanya lagi : bila aku mencampur air dan tanah lalu aku membentuknya dan menjemurnya di terik matahari selanjutnya setelah kering, aku melemparkannya ke kepalamu, bagaimana kiranya yang akan terjadi ? Lelaki itu menjawab : kepalaku bisa pecah. Iyas berkata : demikian pula halnya yang ini juga seperti yang itu.

Balasan menghina agama

Balasan menghina agama

Imam Abu Daud menuturkan bahwa di kalangan ahli hadits ada seorang lelaki kekar nan sombong. Ketika mendengar hadits nabi shollallohu alaihi wasallam “ sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya untuk melindungi penuntut ilmu karena ridlo apa yang ia lakukan “ Lalu lelaki itu meletakkan paku besi di kedua mata kakinya untuk menginjak sayap malaikat. Tidak lama kemudian laki-laki itu menderita penyakit sejenis lepra di kedua kakinya.

Ibnu Kholikan menuturkan bahwa sekelompok orang yang diyakini berasal dari desa Abu Salamah mengeluh karena ada seorang laki-laki yang banyak melakukan kebatilan dan kebodohan.

Suatu hari ia mendengar hadits tentang siwak dan keutamaan-keutamaannya. Dengan nada mengejek lelaki itu mengatakan bahwa dirinya tidak bersiwak kecuali di duburnya. Lalu ia mengambil siwak dan meletakkannya di duburnya.

berlangsung sembilan bulan. Kemudian keluarlah dari duburnya seekor binatang yang amat menjijikkan dengan bentuk aneh, kepalanya mirip ikan, taringnya ada empat, ekornya panjang, bertangan dengan empat jari-jari dan duburnya mirip dubur kelinci.

Pada saat keluar binatang itu mengeluarkan suara keras tiga kali. Lalu putri lelaki itu menangkap binatang aneh itu dan membelah kepalanya hingga mati. Selang dua hari kemudian lelaki itu akhirnya mati juga. Sebelumnya ia sempat mengatakan bahwa penyebab ini semua karena binatang itu telah merusak bagian dalam tubuhnya.
Peristiwa ajaib ini disaksikan masyarakat kampung tersebut dan juga imam masjid daerah itu pada tahun 665 H

Bakti Usamah pada ibunya

Bakti Usamah pada ibunya

Muhammad bin Sirin menuturkan bahwa pada masa pemerintahan kholifah Utsman bin Affan harga kurma sangatlah mahal. Meskipun demikian Usamah bin Zaid menebang pohon kurma lalu pucuk pohon itu diambil isinya untuk diberikan kepada ibunya.
Orang-orang heran melihat apa yang dilakukannya, seraya bertanya : Apa yang menyebabkan engkau melakukan itu wahai Usamah ? Bukankah engkau tahu bahwa harga korma mencapai satu ribu dirham ?

Ia menjawab : Ibuku meminta isi pucuk batang kurma untuk ia makan. Apapun yang ibu pinta, selagi aku mampu niscaya akan aku berikan.

Ambillah ayat ini dan itu

Ambillah ayat ini dan itu

Muhammad bin Zakaria menuturkan bahwa ia pernah menghadiri satu majlis yang di dalamnya ada Abdulloh bin Muhammad Attamimi. Ja’far yang juga ada di majlis itu berkata kepada Abdulloh bin Muhammad : Di sinilah satu ayat diturunkan khusus mengenai Bani hasyim. Ia bertanya : ayat apa itu ? Ia menjawab : firman Alloh Ta’ala :

وَإِنَّهُ لَذِكْرٌ لَكَ وَلِقَوْمَكَ وَسَوْفَ تُسْئَلُوْنَ

Dan Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu (wahai Muhammad) dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab. [azzukhruf : 44]

Abdulloh bin Muhammad berkata : kaum yang dimaksud pada ayat tersebut adalah quraisy dan quraisy kaumku dan kaummu juga. Ja’far berkata lagi : tidak ! itu hanya khusus bagi kami.

Abdulloh bin Muhammad berkata : baiklah kalau begitu, ambillah ayat itu akan tetapi ambil pula ayat ini :

وَكَذَّبَ بِهِ قَوْمُكَ وَهُوَ الْحَقُّ قُلْ لَسْتُ عَلَيْكُمْ بِوَكِيْلٍ

Dan kaummu (wahai Muhammad) mendustakan azab, padahal azab itu benar adanya. Katakanlah: "Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu". [al an’am : 66]

Ja’far kemudian diam seribu bahasa tanpa memberi jawaban

Asal usul Umar bin Abdul Aziz

Asal usul Umar bin Abdul Aziz

Umar bin Khothob rodliyallohu anhu sedang meninjau keadaan rakyatnya pada suatu malam. Ia mendengar seorang perempuan menyuruh anaknya agar mencampur susu dengan air sebelum di jual. Tetapi anak perempuannya menjawab : wahai ibu, apakah engkau tidak pernah tahu apa yang dikatakan oleh amirul mu’minin Umar bin Khothob rodliyallohu anhu ? Ia menjawab : apa yang dikatakannya ? Anaknya berkata : Umar melarang mencampur susu dengan air sebelum dijual. Mendengar jawaban putrinya, sang ibu tidak mempedulikannya bahkan terus menyuruh anaknya mencampur susu dengan air karena dia yakin bahwa Umar bin Khothob tidak akan mengetahuinya.

Anak perempuan itu berkata : wahai ibu, jika Umar tidak melihat apa yang kita lakukan maka demi Alloh aku tidak akan patuh di hadapannya sementara aku menentang di belakangnya, jika Umar tidak tahu apa yang kita lakukan, maka demi Alloh Robnya Umar pasti Maha Tahu.

Mendengar percakapan ini, Umar pulang dengan hati menyimpan sesuatu. Pagi harinya Umar memanggil putranya, Ashim seraya berkata : pergilah ke tempat ini dan itu di sana ada seorang gadis, jika ia belum menikah maka nikahilah semoga Alloh memberi keturunan yang diberkahi.

Benarlah firasat Umar, Ashim akhirnya menikahinya dan dikaruniai seorang putri yang kelak dinikahi olehAbdul Aziz bin Marwan. Dari pasangan inilah lahir seorang Umar bin Abdul Aziz, seorang kholifah yang dikenal keadilan dan kesalehannya.

Alloh tidak memberimu pahala

Alloh tidak memberimu pahala

Salah seorang budak budak perempuan Aisyah menyebutkan bahwa ia telah menggapai hajar aswad dua atau tiga kali pada saat thowaf. Namun Aisyah mengecamnya karena ia berdesakan dengan kaum lelaki.

Imam Baihaqi meriwayatkan dari Abu Sulaiman dari ibunya bahwa ia suatu ketika sedang berada di tempat Aisyah. Lalu salah seorang budak perempuannya masuk seraya berkata : wahai ummul mu’minin aku melakukan thowaf di ka’bah tujuh kali dan aku bisa menggapai hajar aswad dua atau tiga kali.

Aisyah berkata : Alloh tidak memberimu pahala, Alloh tidak memberimu pahala (diucapkan dua kali) karena engkau berdesakan dan saling dorong dengan kaum laki-laki, apakah tidak cukup dengan bertakbir dan lewat saja
Alhasan dan tetangga nasrani

Hasan Albasri mempunyai tetangga nasrani yang tinggal di lantai atas. Kamar kecil tetangganya ini berlubang sehingga air seninya menetes ke rumah Hasan Albasri. Ia meletakkan tempat di bawahnya untuk menampungnya dan setelah terkumpul ia bawa keluar di malam hari untuk dibuang. Demikianlah yang terjadi selama dua puluh tahun.
Suatu hari Hasan Albasri sakit, lalu tetangganya yang nasrani menengoknya dan melihat bejana yang ditempatkan untuk menampung tetesan air seninya itu. Ia kemudian berkata : sejak berapa lama engkau mengalami penderitaan dariku ? Hasan Albasri menjawab : sejak dua puluh tahun yang lalu.
Mendengar itu, ia segera melepas zunarnya (pengikat khas pengikut nasrani) lalu akhirnya masuk islam.

Albaqilani dan raja Romawi

Albaqilani dan raja Romawi

Husain bin Utsman menuturkan bahwa kholifah Adhudidaulah mengutus Albaqilani untuk menyampaikan surat kepada kaisar Romawi. Ketika sampai di ibu kota kekaisaran, sang kaisar mengetahui beritanya dan kedudukan ilmunya.

Sang kaisar berpikir untuk menemukan cara penyambutannya karena tidak mungkin baginya memandang Albaqilani sebagai rakyat biasa sementara sebagai penguasa tertinggi di kekaisaran Romawi, ia tidaak ingin menunjukkan kerendahan di hadapannya.
Maka ditemukanlah gagasan dalam benaknya untuk meletakkan tempat duduk kebesaran yang biasa ia tempati di belakang pintu yang dirancang sedemikian rupa sehingga ketika Albaqilani masuk untuk menemuinya lewat pintu itu harus membungkuk.

Ketika sampai di tempat, Albaqilani dengan cerdasnya mengetahui maksud di balik itu semua, lalu akhirnya ia memutar punggungnya lalu berjalan mundur dengan membelakangi tempat duduk kaisar (pantatnya yang lebih awal dilihat oleh sang kaisar. Sejurus kemudian ia berjalan mundur baru berdiri tegak dan berbalik menghadapnya, maka sang kaisar mengetahui akan kecerdikannya.

ku diajak “ Dia” yang lebih baik dari anda

Aku diajak “ Dia” yang lebih baik dari anda

Ketika Hajaj bin Yusuf menunaikan haji. Ia berjalan melewati dusun antara Mekah dan Madinah. Tibalah saatnya makan siang. Alhajaj berkata kepada pengawalnya : carilah orang untuk menemaniku makan ! Pengawal itu bertolak pergi dan mendapatkan seorang Arab badui yang sedang tertidur. Iapun dibangunkan dan segera menuju Hajaj berada.
Melihat kedatangan orang Arab badui ini, Hajaj meminta agar mencuci tangan sebelum makan. Laki-laki itu menjawab : sungguh aku diajak oleh Yang lebih baik dari kamu. Hajaj terkejut dan bertanya : siapakah dia ? Lelaki itu menjawab : alloh mengajakku shoum, lalu aku menuruti ajakannya. Hajaj bertanya penuh kekaguman : di hari terik panas seperti ini ? Ia menjawab : aku menunaikan shoum untuk hari yang lebih panas (hari kiamat)

Hajaj berkata : batalkan saja shoum kamu hari ini, tunaikan saja besok. Lelaki itu menjawab : Asalkan anda bisa menjamin besok aku masih hidup. Hajaj berkata : itu bukan wewenangku. Lelaki itu berkata : bagaimana anda memintaku sesuatu yang sekarang dengan sesuatu yang akan datang yang tidak kuasa anda lakukan ?
Hajaj bekata : tapi, makanan ini enak. Lelaki itu menjawab : yang membuat makanan enak bukanlah anda, bukan pula juru masak anda akan tetapi kelezatan itu disebabkan sehat wal afiat.

Akibat salah memberi nama

Akibat salah memberi nama

Nama mengandung doa, itulah yang terjadi pada kisah di bawah ini :

Suatu hari Umar bin Khothob rodliyallohu anhu sedang berbicara dengan seorang laki-laki dan bertanya : siapakah namamu ? Ia menjawab : namaku Jamroh (bara api) Umar bertanya lagi : siapa nama bapakmu ? Ia menjawab : syihab (nyala api) Umar bertanya lagi : dari suku mana engkau ? Ia menjawab : dari suku Harqoh (kebakaran) Umar bertanya : di mana tempat tinggalmu ? Ia menjawab : di kampung Annar (api) Umar bertanya : di sebelah mana kampung itu ? Ia menjawab : di Dzatu Ladzo (api yang menjilat-jilat)

Umar berkata : pulanglah segera, susullah keluargamu karena mereka tengah terbakar ! Kemudian lelaki itu segera pulang ke rumahnya dan ternyata mereka telah terbakar.

Ahli abadah dan kendi

Ahli abadah dan kendi

Dalam kitab alhind, dikisahkan ada seorang ahli ibadah mempunyai madu dan minyak samin yang disimpan di dalam kendi.
Pada suatu hari ia berpikir dan berkata : aku akan menjual kendi dengan harga sepuluh dirham lalu aku akan membeli lima ekor kambing. Dalam beberapa tahun maka kambing akan beranak pinak menjadi puluhan bahkan ratusan.

Lalu setiap empat ekor kambing dapat digunakan untuk membeli seekor sapi. Kelak, sapi itu akan dijual untuk dijadikan modal dan sebagiannya untuk menggarap ladang.
Dengan demikian hartaku akan berkembang menjadi banyak. Anak-anakku pasti akan bahagia. Jika anakku menentang rencanaku maka akan aku pukul dengan tongkat ini (sambil memperagakan ia memukul)

Tanpa disangka ternyata tongkat itu mengenai kendinya dan membuatnya pecah. Madu dan minyak samin yang ada di dalamnyapun tumpah membasahi tubuhnya ???