Menyewa keledai tanpa bayangan
Dikisahkan bahwa seorang pemilik keledai menyewakan keledainya kepada seorang musafir yang hendak meneruskan perjalanannya. Sebagaimana biasanya pemilik keledai itu berjalan kaki menyertai hewan sewaannya itu, sementara penyewanya naik di atas keledai menelusuri perjalanan.
Karena hari bertambah siang dan semakin panas oleh sengatan matahari sementara tidak ada pohon rindang yang memberi keteduhan maka mereka berdua berhenti untuk istirahat dan masing-masing ingin berteduh pada bayangan keledai itu.
Karena terlalu sempit bayangan keledai itu, maka lelaki penyewa itu berkata : menjauhlah engkau dari keteduhan bayangan ini ! Pemilik keledai menjawab : bayangan ini milikku, sebab aku hanya menyewakan hewan ini tanpa bayangannya. Penyewa itu berkata lagi : aku tidak mau meninggalkan bayangan ini karena aku sudah menyewa hewan ini.
Pertengkaran serupun semakin tidak dapat dihindari sehingga kata-kata yang terucap semakin keras. Tidak lama kemudian keledai itu ketakutan lalu lari terbirit hingga tidak dapat dikejar bersama bayangannya.
Mereka kemudian sadar bahwa tidak sepatutnya mempertengkarkan bayangan sementara yang sebenarnya dibutuhkan malah menghilang.