Memelihara Uban Mengangkat Derajat

 

Memelihara Uban Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (25)

Bagi sebagian orang uban adalah beban, apalagi rambut sudah memutih sementara usianya masih belia. Tidak sedikit yang mengambil pilihan untuk selalu menggundul rambutnya. Ada juga yang hari-harinya disibukkan dengan mencabut uban.

Perbuatan kedua dilarang dalam islam karena dalam uban ada banyak kebaikan. Nabi shollallohu alaihi wasallam memberi nasehat :

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لاَ تَنْتِفُوا الشَّيْبَ فَإِنَّهُ نُورُ الْمُسْلِمِ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَشِيبُ شَيْبَةً فِى الإِسْلاَمِ إِلاَّ كُتِبَ لَهُ بِهَا حَسَنَةٌ وَرَفَعَهُ بِهَا دَرَجَةً َوْ حُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ  

Dari Amru Bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Janganlah kalian mencabut uban karena ia adalah cahaya bagi muslim. Tidaklah seorang muslim yang berubah dalam keislaman kecuali ditulis baginya kebaikan, diangkat baginya derajat dan dihapus darinya dosa [HR Ahmad]

Walhasil, jangan sampai 4 keutamaan uban hilang karena kita selalu mencabutnya.

 

 

Membaca Alquran Mengangkat Derajat

 

Membaca Alquran Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (24)

Begitu agungnya tilawatul quran, hingga salah satu kegiatan ahlul jannah adalah membaca alquran. Untuk apa membaca alquran ? Untuk menentukan derajat yang ia miliki. Setiap satu ayat yang dibaca, maka ada kenaikan satu tingkat. Banyaknya ayat yang dibaca sesuai dengan alquran yang pernah dibacanya saat di dunia. Oleh karena itu, betapa tingginya derajat para pembaca alquran. Rosululloh shollallohualaihi wasallam bersabda :

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ إِذَا دَخَلَ الْجَنَّةَ اقْرَأْ وَاصْعَدْ.فَيَقْرَأُ وَيَصْعَدُ بِكُلِّ آيَةٍ دَرَجَةً حَتَّى يَقْرَأَ آخِرَ شَىْءٍ مَعَهُ

Dari Abu Said Alkhudzriyyi berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Akan dikatakan bagi sahabat alquran saat masuk aljannah “ Bacalah dan naiklah (ke derajat di atasnya) “ Maka iapun membaca dan naik di setiap satu ayat dengan satu derajat hingga ia membaca akhir ayat yang pernah dibacanya (dulu di dunia) [HR Ahmad dan Ibnu Majah]

Menuntut Ilmu Mengangkat Derajat

 

Menuntut Ilmu Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (23)

Alloh Ta’ala berfirman :

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ  

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan [almujadilah : 11]

Ayat di atas menerangkan keutamaan orang yang menggabungkan antara ilmu dan amal berupa terangkatnya derajat. Apa yang dimaksud dengan derajat pada ayat ini ? Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi berkata :

أي بالنصر وحسن الذكر في الدنيا وفي غرفات الجنات في الآخرة  

Maksudnya berupa pertolongan, sebutan baik di dunia dan tempat-tempat tinggal di taman-taman pada hari kiamat

Tingginya derajat orang-orang  yang menuntut ilmu selaras dengan hadits mursal yang diriwayatkan Al Hasan Bin Ali :

عَنِ الْحَسَنِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ جَاءَهُ الْمَوْتُ وَهُوَ يَطْلُبُ الْعِلْمَ لِيُحْيِىَ بِهِ الإِسْلاَمَ فَبَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّبِيِّينَ دَرَجَةٌ وَاحِدَةٌ فِى الْجَنَّةِ  

Dari Al Hasan berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa datang kepadanya kematian saat dia menuntut ilmu dengan tujuan menghidupkan islam maka antara dia dengan para nabi di dalam aljannah jaraknya terpaut satu derajat [HR Ad Darimi]

Maroji’ :

Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi (maktabah syamilah) hal 543

Mengamalkan Salah Satu Wirid Pagi Dan Petang Mengangkat Derajat

 

Mengamalkan Salah Satu Wirid Pagi Dan Petang Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (22)

Wirid itu berbunyi :

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Siapa yang mengamalkannya, akan mendapat lima manfaat sebagaimana sabda nabi shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ أَبِى عَيَّاشٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ  مَنْ قَالَ إِذَا أَصْبَحَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ كَانَ لَهُ عِدْلُ رَقَبَةٍ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ وَكُتِبَ لَهُ عَشْرُ حَسَنَاتٍ وَحُطَّ عَنْهُ عَشْرُ سَيِّئَاتٍ وَرُفِعَ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ وَكَانَ فِى حِرْزٍ مِنَ الشَّيْطَانِ حَتَّى يُمْسِىَ وَإِنْ قَالَهَا إِذَا أَمْسَى كَانَ لَهُ مِثْلُ ذَلِكَ حَتَّى يُصْبِحَ    

Dari Abu Ayyasy : Bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Siapa yang berada di pagi hari membaca “ Tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Dia. Dialah satu-satuNya. Tidak ada sekutu bagiNya. Baginya kerajaan, bagiNya segala pujian dan Dia atas segala sesuatu Maha berkuasa “ baginya pahala setara dengan membebaskan anak keturunan Ismail, ditulis baginya sepuluh pahala, dihapus darinya sepuluh dosa, diangkat untuknya sepuluh serajat dan diberi penjagaan dari setan hingga sore. Bila dia mengucapkannya di sore hari maka dia mendapatkan keutamaan itu hingga pagi hari [HR Abu Daud]

Memperbanyak Dzikir Mengangkat Derajat

 

Memperbanyak Dzikir Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (21)

Abu Said Alkhudzriyyi meriwayatkan :

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم سُئِلَ أَىُّ الْعِبَادِ أَفْضَلُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ  الذَّاكِرُونَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتُ. قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمِنَ الْغَازِى فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ  لَوْ ضَرَبَ بِسَيْفِهِ فِى الْكُفَّارِ وَالْمُشْرِكِينَ حَتَّى يَنْكَسِرَ وَيَخْتَضِبَ دَمًا لَكَانَ الذَّاكِرُونَ اللَّهَ كَثِيرًا أَفْضَلَ مِنْهُ دَرَجَةً  

Dari Abu Sa’id Alkhudzriyyi : Bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam ditanya “ Hamba mana yang paling mulia derajatnya di sisi Alloh pada hari kiamat ? “ Beliau bersabda : Laki-laki dan wanita yang banyak berdzikir kepada Alloh. Aku berkata : Wahai rosululloh, bagaimana dengan orang yang berperang fisabilillah ? Beliau bersabda : Seandainya ia memukul orang-orang kafir dan musyrik dengan pedangnya hingga patah dan mengalir darah (syahid), sungguh orang yang banyak berdzikir kepada Alloh lebih mulia derajatnya darinya [HR Tirmidzi]

Hadits di atas kedudukannya dloif, kendati demikian menurut Ibnu Qoyyim isinya tidak bertentangan dengan hadits lain, semisal :

عن أَبي الدرداءِ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رسُولُ الله  صلى الله عليه وسلم : ألا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أعْمالِكُمْ ، وأزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ ، وأرْفَعِهَا في دَرَجَاتِكُمْ ، وَخَيرٍ لَكُمْ مِنْ إنْفَاقِ الذَّهَبِ والفِضَّةِ ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أن تَلْقَوا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أعْنَاقَكُمْ ؟  قَالَوا : بَلَى ، قَالَ ذِكر الله تَعَالَى  

Dari Abu Darda rodliyallohu anhu berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang sebaik-baik amal, paling bersih di sisi Raja kalian (Alloh), paling tinggi derajatnya bagi kalian, lebih baik daripada berinfaq dengan emas atau perak dan lebih baik bagi kalian daripada kalian melemparkan diri kalian di hadapan musuh lalu kalian memukul leher mereka atau mereka memukul leher kalian ? Mereka berkata : Benar ! Beliau bersabda : Dzikrulloh Ta’ala [HR Ahmad, Malik, Tirmidzi dan Ibnu Majah]

Berdasarkan hadits di atas, Ibnu Qoyyim membagi pelaku jihad dan dzikir menjadi tiga kelompok :

Kelompok pertama : Menggabungkan antara jihad dan dzikir.

Ini adalah kedudukan tertinggi. Oleh karena itu Alloh berfirman :

يَا أَيّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَة فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّه لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung[al anfal : 45]

Kelompok kedua : Dzikir tanpa jihad

Kelompok ketiga : Jihad tanpa dzikir

Maroji’ :

Aunul Ma’bud 5/389

Tubuh Terluka Mengangkat Derajat

 

Tubuh Terluka Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (20)

Baik sengaja atau tidak sengaja, besar atau kecil, alasan syar’i (sunat, terluka di medan jihad) atau sifatnya duniawi dan lainnya. Semuanya bagian dari sarana mengangkat derajat seorang muslim.

Suatu hari anak-anak muda quraisy nampak tertawa. Hal itu membuat Aisyah penasaran untuk bertanya tentang apa yang mereka tertawakan. Mereka menjawab :

فُلاَنٌ خَرَّ عَلَى طُنُبِ فُسْطَاطٍ فَكَادَتْ عُنُقُهُ أَوْ عَيْنُهُ أَنْ تَذْهَبَ

Si fulan terjatuh pada tali tenda. Hampir-hampir lehernya atau kedua matanya hilang

Mendengar jawaban itu, Aisyah memberi nasehat kepada mereka dengan berkata :

لاَ تَضْحَكُوا فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُشَاكُ شَوْكَةً فَمَا فَوْقَهَا إِلاَّ كُتِبَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَمُحِيَتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ  

Janganlah kalian tertawa karena aku pernah mendengar rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau lebih dari itu kecuali akan ditulis baginya derajat dan dihapus darinya dosa [HR  Muslim]

 

Memperbanyak Sujud Mengangkat Derajat

 

Memperbanyak Sujud Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (19)

Tsauban Maula rosululloh shollallohu alaihi wasallam meriwayatkan pesan rosululloh shollallohu alaihi wasallam kepadanya :

عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لاَ تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً

Perbanyaklah sujud karena Alloh, karena sesungguhnya tidaklah engkau menunaikan satu kali sujud karena Alloh kecuali akan Alloh akan angkat derajatmu dan menghapus darimu kesalahan [HR Muslim dan Ahmad]

Imam Nawawi dan penulis tauhfatul ahwadzi menafsirkan sujud dengan sholat. Sholat yang dimaksud adalah sholat sunnah. Dengan demikian menggabungkan sholat wajib dan sunnah akan mengangkat derajat pelakunya.

Maroji’ :

Syarh Shohih Muslim, Imam Nawawi 2/238

Tuhfatul Ahwadzi 1/421

Merapatkan Shof Mengangkat Derajat

 

Merapatkan Shof Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (18)

Lurus dan rapat shof hukumnya wajib. Ia bagian dari kesempurnaan sholat. Oleh karena itu, Alloh sediakan derajat bagi siapa saja yang mematuhi aturan ini. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يَصِلُونَ الصُّفُوفَ وَمَنْ سَدَّ فُرْجَةً رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً  

Dari Aisyah berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya Alloh dan para malaikatnya bersholawat atas orang-orang yang menyambung shof. Barangsiapa yang menutup celah shof maka Alloh akan angkat derajatnya [HR Ahmad dan Ibnu Majah]

Langkah Kaki Ke Masjid Mengangkat Derajat

 

Langkah Kaki Ke Masjid Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (17)

Jabir Bin Abdulloh berkata :

كَانَتْ دِيَارُنَا نَائِيَةً عَنِ الْمَسْجِدِ فَأَرَدْنَا أَنْ نَبِيعَ بُيُوتَنَا فَنَقْتَرِبَ مِنَ الْمَسْجِدِ فَنَهَانَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ  إِنَّ لَكُمْ بِكُلِّ خُطْوَةٍ دَرَجَةً  

Rumah-rumah kami jauh dari masjid. Oleh karena itu kami ingin menjual rumah-rumah kami supaya bisa membeli rumah dekat masjid. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam melarang kami seraya bersabda : Sesungghnya bagi kalian setiap langkah mengangkat derajat [HR Bukhori Muslim]

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِىَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً  

Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Siapa yang bersuci di rumahnya lalu berjulun menuju salah satu rumah dari rumah-rumah Alloh untuk menunaikan salah satu dari sekian ibadah wajib maka langkah-langkahnya (langkah kaki kanan) menghapus kesalahan dan yang lain mengangkat derajat [HR Muslim]

 

Sholat Berjamaah Mengangkat Derajat

 

Sholat Berjamaah Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (16)

Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلاَةَ الْفَذِّ بِخَمْسٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً  

Dari Abu Sa’id Alkhudzriyyi : Bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sholat berjamaah melebihi fadhilahnya daripada sholat sendirian dengan kelipatan dua puluh lima derajat  [HR Bukhori dan Ahmad]

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلاَةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً  

Dari Abdulloh Bin Umar : Bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sholat berjamaah melebihi fadhilahnya daripada sholat sendirian dengan kelipatan dua puluh tujuh derajat [HR Bukhori, Muslim, Malik, Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Nasa’i, Tirmidzi dan Ibnu Majah] 

Dua hadits di atas terkesan bertentangan. Yang pertama menyebutkan jumlah dua puluh lima derajat, sedangkan hadits kedua menyebut kelipatan dua puluh tujuh derajat.

Sebagian ulama berpendapat kelipatan dua puluh lima atau dua puluh tujuh terkait dengan kwalitas sholat yang ditunaikan. Ada juga yang mengatakan bahwa di awal penyampaian, rosululloh shollallohu alaihi wasallam memberitahu para sahabat bahwa kelipatan derajat bagi orang yang menunaikan sholat berjamaah adalah dua puluh lima. Di kemudian hari beliau menyampaikan angka dua puluh tujuh.

Pada hadits lain, rosululloh memberi perincian :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ صَلاَةُ الْجَمِيعِ تَزِيدُ عَلَى صَلاَتِهِ فِى بَيْتِهِ ، وَصَلاَتِهِ فِى سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِينَ دَرَجَةً ، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ وَأَتَى الْمَسْجِدَ ، لاَ يُرِيدُ إِلاَّ الصَّلاَةَ ، لَمْ يَخْطُ خُطْوَةً إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً ، وَحَطَّ عَنْهُ خَطِيئَةً ، حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ ، وَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِى صَلاَةٍ مَا كَانَتْ تَحْبِسُهُ ، وَتُصَلِّى عَلَيْهِ الْمَلاَئِكَةُ مَا دَامَ فِى مَجْلِسِهِ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ ، مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ ب

Dari Abu Huroiroh, dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sholat berjamaah memiliki kelebihan atas sholat yang ditunaikan di rumah dan di pasar dengan kelebihan dua puluh lima derajat. Yang demikian itu bila dia berwudlu lalu memperbagus wudlunya dan selanjutnya pergi ke masjid. (perginya ke masjid) tidak ada niat selain sholat. Tidaklah dia melangkah dengan satu langkah kecuali Alloh Alloh akan mengangkat derajatnya dan menghapus kesalahannya hingga ia memasuki masjid. Bila sudah memasuki masjid, ia dinilai berada dalam sholat selama sholat yang menahannya (untuk tidak keluar dari masjid). Malaikat  bersholawat kepadanya selama ia berada di tempat duduknya (dengan berkata) “ Ya Alloh ampuni dia, ya Alloh rahmati dia “ (doa itu terus dipanjatkan malaikat) selama dia tidak berhadats [HR Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah]

Hadits di atas memberi pelajaran :

1.      Kenaikan derajat sholat berjamaah bila ditunaikan di masjid 

2.      Kenaikan derajat tidak hanya didapatkan dari sholatnya, akan tetapi ditambah dan dipengaruhi oleh langkah kaki

3.      Saat di masjid, yang bersangkutan mendapat dua fadhilah : Dinilai berada dalam sholat dan mendapat doa dari para malaikat

 

Duduk Dari Sholat Ke Sholat Berikutnya Mengangkat Derajat

 

Duduk Dari Sholat Ke Sholat Berikutnya Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (15)

Ada sebagian orang ketika selesai dari sholat maghrib di masjid, tidak segera pulang ke rumah. Ia tetap duduk dengan membaca alquran hingga terdengar adzan isya. Apa yang dia lakukan disebut dengan menunggu sholat ke sholat berikutnya. Terangkatnya derajat bagi orang itu adalah janji Alloh sebagaimana yang disabdakan nabi shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ  أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ  قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ  إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ  

Dari Abu Huroiroh : Bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Maukah kalian aku tunjukkan kepada amal yang Alloh menghapus dosa dan mengangkat derajat karenanya ? Mereka berkata : Benar, wahai rosululloh. Beliau bersabda : Yaitu menyempurnakan wudlu saat cuaca tidak menyenangkan, memperbanyak langkah menuju masjid dan menunggu sholat setelah selesai menunaikan sholat. Itulah ribath bagi kalian ! Itulah ribath bagi kalian ! [HR Muslim, Malik, Ahmad, Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu majah dan Ibnu Khuzaimah]

Apa makna menunggu sholat ke sholat berikutnya ? Dijelaskan dalam syarh sunan bahwa maknanya adalah duduk di masjid setelah selesai sholat untuk menuju sholat berikutnya. Makna lain adalah terikat dan perhatian hati kepada sholat.

Maroji’ :

Syarh Sunan Nasa’i 1/114

Menyempurnakan Wudlu Saat Cuaca Dingin Mengangkat Derajat

 

Menyempurnakan Wudlu Saat Cuaca Dingin Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (14)

Seorang bisa tenang dan sempurna saat menunaikan wudlu pada musim panas adalah wajar. Bila dia bisa menunaikannya ketika akan menunaikan sholat tahajud di puncak musim dingin ini luar biasa. Kepada orang itu, Alloh menjanjikan kenaikan derajat di sisiNya melalui lesan rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ  أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ  قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ  إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ  

Dari Abu Huroiroh : Bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Maukah kalian aku tunjukkan kepada amal yang Alloh menghapus dosa dan mengangkat derajat karenanya ? Mereka berkata : Benar, wahai rosululloh. Beliau bersabda : Yaitu menyempurnakan wudlu saat cuaca tidak menyenangkan, memperbanyak langkah menuju masjid dan menunggu sholat setelah selesai menunaikan sholat. Itulah ribath bagi kalian ! Itulah ribath bagi kalian ! [HR Muslim, Malik, Ahmad, Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu majah dan Ibnu Khuzaimah]

Imam Nawawi menafsirkan almakarih dengan berkata :

وَالْمَكَارِه تَكُون بِشِدَّةِ الْبَرْد وَأَلَمِ الْجِسْم وَنَحْو ذَلِكَ

Almakarih adalah cuaca sangat dingin dan luka pada tubuh dan lainnya

Maroji’ :

Syarh Shohih Muslim, Imam Nawawi 1/406

Jihad Fi Sabilillah Mengangkat Derajat

 

Jihad Fi Sabilillah Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (13)

Alloh Ta’ala berfirman :

لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا  دَرَجَاتٍ مِنْهُ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai udzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat daripada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang [annisa : 95-96]

Ayat di atas membagi mukmin menjadi dua, yaitu mukmin mujahid dan mukmin yang tidak pergi ke medan jihad karena adanya udzur semisal sakit atau cacat pada fisik. Keduanya dicintai Alloh. Kendati demikian, bagi mujahid ada kelebihan derajat atas orang yang tidak berjihad. Apa yang dimaksud dengan derajat yang Alloh berikan kepada mujahid ? Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di mengutip sabda nabi shollalohu alaihi wasallam :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم  إِنَّ فِى الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ ، أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ  

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya di dalam aljannah ada seratus derajat yang disediakan bagi para mujahid fi sabilillah. Antara dua derajat jaraknya antara langit dan bumi ... [HR Bukhori Muslim]

Saat jihad, tentu mujahid akan mengayunkan pedang, melempar tombak atau panah dilesatkan ke arah musuh. Semua yang dilakukannya akan menjadi pundi-pundi derajat baginya sebagaimana nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :

مَنْ بَلَغَ بِسَهْمٍ فِى سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَلَهُ دَرَجَةٌ

Barangsiapa yang melempar panah fisabilillah Azza Wajalla maka baginya derajat [HR Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i]

Syaikh Muhammad Amin Asy Syanqithi menambahkan bahwa meski sama-sama berjihad, ternyata Alloh melebihkan derajat para sahabat yang berjihad sebelum fathu Mekah dan sesudahnya. Oleh karena itu Alloh berfirman :

لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Tidak sama di antara kamu orang yang menginfkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Maroji’ :

Adl Waul Bayan, Syaikh Muhammad Amin Asy Syanqithi (maktabah syamilah) hal 94

Taisir Karim Arrohman Fitafsir Kalamil Mannan, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di (maktabah syamilah) hal 94

 

Menggabungkan Antara Iman, Hijrah Dan Jihad Mengangkat Derajat

 

Menggabungkan Antara Iman, Hijrah Dan Jihad Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (12)

Alloh berfirman :

الَّذِينَ آَمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ   

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan [attaubah : 20]

Iman adalah syarat utama diterimanya amal. Hijrah adalah pembuka jihad. Dan jihad adalah puncak menara tertinggi dalam islam yang dengannya terlindungi kemuliaan agama ini. Ketiganya sudah dilaksanakan dengan baik oleh para sahabat.

Bagaimana bentuk derajat untuk mereka ? Alloh menerangkannya pada dua ayat di bawahnya :

يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّاتٍ لَهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُقِيمٌ  خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Rob mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar [attaubah : 21-22]

Maroji’ :

Taisir Karim Arrohman Fi Tafsir Kalamil Mannan, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di (maktabah syamilah) hal 189

 

Menggabungkan Antara Amal Dzohir Dan Batin Mengangkat Derajat

 

Menggabungkan Antara Amal Dzohir Dan Batin Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (11)

Saat seorang terlihat menunaikan sholat, maka ia dinilai sedang menunaikan ibadah dzohir (yang bisa dilihat mata). Ketika jiwanya tenang dengan sholat, hatinya khusyu dan ikhlas maka ia sedang menunaikan ibadah bathin.

Saat melakukan apapun, seorang muslim harus bisa menggabungkan antara amalan dzohir dan batin. Bila keduanya menyatu, Alloh akan berikan derajat kepadanya. Alloh berfirman :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ  الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ  

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Roblah mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Robnya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia. [al anfal : 2-4]

Ayat kedua menyebut tiga amalan batin, yaitu hati bergetar saat disebut nama Alloh, bertambah iman ketika ayat dibacakan dan bertawakal.

Ayat ketiga berisi dua amaln dzohir, yaitu sholat dan infaq. Manakala dua amalan ini berpadu, maka Alloh menyebutnya sebagai mukmin sebenar-benarnya dan memberi janji berupa derajat, ampunan dan rizki mulia.

Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di berkata :

لأنهم جمعوا بين الإسلام والإيمان، بين الأعمال الباطنة والأعمال الظاهرة، بين العلم والعمل، بين أداء حقوق اللّه وحقوق عباده. وقدم تعالى أعمال القلوب، لأنها أصل لأعمال الجوارح وأفضل منها

Karena mereka telah memadukan antara iman dan islam, amal batin dan amal dzohir, ilmu dan amal, menunaikan hak-hak Alloh dan hak-hak hamba-hambaNya. Alloh Ta’ala menyebut lebih awal amalan hati karena ia adalah dasar dari amal anggota badan dan kedudukannya lebih afdhol

Maroji’ :

Taisir Karim Arrohman Fitafsir Kalamil Mannan, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di (maktabah syamilah) hal 177

Menggabungkan Antara Iman Dan Amal Sholih Mengangkat Derajat

 

Menggabungkan Antara Iman Dan Amal Sholih Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (10)

Alloh berfirman :

وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُولَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَا  جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ مَنْ تَزَكَّى

Dan barang siapa datang kepada Robnya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal shaleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh derajat-derajat yang tinggi (mulia), (yaitu) surga `Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan) [thoha : 75-76]

Ayat di atas menunjukkan bahwa iman dan amal sholih yang dibawa seorang hamba pada hari kiamat akan mengantarkannya ke dalam derajat tinggi. Apa tafsir dari amal sholih pada ayat ini ? Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi berkata : Ibadah wajib dan sikap menjauhi larangan

Maroji’ :

Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi (maktabah syamilah) hal 316

 

Semua Amal Sholih Mengangkat Derajat

 

Semua Amal Sholih Mengangkat Derajat

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (9)

Amal sholih tidak hanya mendatangkan pahala. Ia tidak juga sekedar memasukkan pelakunya ke dalam aljannah. Akan tetapi lebih dari itu amal sholih akan mengangkat derajat dan kedudukan tinggi di sisi Alloh bagi siapa saja yang menunaikannya. Kepada Sa’ad Bin Abi Waqosh, rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عَنْ عَامِرِ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِى وَقَّاصٍ عَنْ أَبِيهِ رضى الله عنه قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِنَّكَ لَنْ تُخَلَّفَ فَتَعْمَلَ عَمَلاً صَالِحًا إِلاَّ ازْدَدْتَ بِهِ دَرَجَةً وَرِفْعَةً  

Dari Amir Bin Sa’ad Bin Abi Waqosh dari bapaknya berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya engkau sekali-kali tidak akan ditinggalkan (mati di kota Mekah) sehingga (akan terus hidup) untuk beramal sholih yang akan menambah derajat dan kedudukan tinggi [HR Bukhori, Muslim, Malik dan Ahmad]

 

Perbedaan Pemiliki Derajat Tinggi Di Dalam Aljannah Dengan Ahlul Jannah Di Bawahnya

 

Perbedaan Pemiliki Derajat Tinggi Di Dalam Aljannah Dengan Ahlul Jannah Di Bawahnya

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (8)

Di dalam aljannah berlaku kaedah yang di atas bisa melihat kepada orang yang ada di bawahnya, sementara yang di bawah tidak bisa melihat ahlul jannah yang ada di atasnya. Kaedah ini berdasarkan sabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam :

عَنْ أبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِىَّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم  إِنَّ أَهْلَ الدَّرَجَاتِ الْعُلَى لَيَرَاهُمْ مَنْ تَحْتَهُمْ كَمَا تَرَوْنَ النَّجْمَ الطَّالِعَ فِى الأُفُقِ مِنْ آفَاقِ السَّمَاءِ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ مِنْهُمْ وَأَنْعَمَا

Dari Abu Sa’id Alkhudzriyyi berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya pemilik derajat tinggi benar-benar bisa melihat orang-orang yang ada di bawahnya sebagaimana kalian melihat bintang yang terbit di ufuk dari ufuk-ufuk yang ada di langit. Abu Bakar dan Umar bagian dari mereka. Betapa beruntungnya keduanya [HR Ahmad]

Penulis addar almantsur berkata :

إن أهل الجنة بعضهم فوق بعض درجات ، الأعلى يرى فضله على من هو أسفل منه ، والأسفل لا يرى أن فوقه أحداً

Sesungguhnya ahlul jannah satu dengan lain memiliki derajat yang lebih tinggi. Yang paling tinggi melihat keutamaannya atas orang yang ada di bawahnya. Sedangkan yang ada di bawah tidak melihat bahwa di atasnya ada orang

Maroji’ :

Addar Almantsur Fitta’wil Bil Mantsur, Abdurrohman Bin Abu Bakar dan Jalaluddin Assuyuthi (maktabah syamilah) hal 284

Derajat Akhirat Lebih Tinggi Daripada Derajat Duniawi

 

Derajat Akhirat Lebih Tinggi Daripada Derajat Duniawi

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (7)

Bila ada orang membanggakan dirinya karena faktor dunia yang diperolehnya, maka ini adalah kesalahan besar. Dunia bersifat sementara, adapun akhirat bersifat abadi.

Firaun memiliki kekuasaan yang dengannya dia bisa melakukan tindakan sewenang-wenang. Ternyata, apa yang ia banggakan berakhir tragis. Qorun yang kunci gudang kekayaannya hanya bisa dipikul oleh 10 orang, akhirnya ia mati ditelan bumi beserta seluruh hartanya. Oleh karena itu Alloh mengingatkan kita :

انْظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَلَلْآَخِرَةُ أَكْبَرُ دَرَجَاتٍ وَأَكْبَرُ تَفْضِيلًا

Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain. Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi derajatnya dan lebih besar keutamaannya [al isro : 21]

Derajat Para Nabi Berbeda-Beda

 

Derajat Para Nabi Berbeda-Beda

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (6)

Para nabi memiliki kelebihan masing-masing yang tidak dimiliki oleh nabi lain. Nabi Musa dengan tongkatnya mampu membelah lautan. Nabi Isa menghidupkan orang mati dan menyembuhkan beberapa penyakit. Nabi Sulaiman mengerti bahasa hewan dan menaklukkan bangsa jin. Demikianlah semua nabi diistimewakan dalam beberapa hal. Kelebihan para nabi satu dengan lainnya difirmankan Alloh :

تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ  

Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat [albaqoroh : 253]

Penulis tafsir Alkhozin berkata :

فيه دليل على زوال الشبهة لمن أوجب التسوية بين الأنبياء في الفضيلة لاستوائهم في القيام بالرسالة وأجمعت الأمة على أن الأنبياء بعضهم أفضل من بعض وأن نبينا محمد صلى الله عليه وسلم أفضلهم لعموم رسالته  

Pada ayat ini terkandung dalil akan hilangnya syubhat bagi siapa yang memastikan kesamaan antar seluruh nabi dalam hal keutamaan karena persamaan mereka dalam mengemban risalah. Umat telah sepakat bahwa sebagian mereka lebih utama atas sebagian yang lain dan nabi kita Muhammad shollallohu alaihi wasallam adalah nabi paling mulia diantara mereka karena keumuman risalahnya

Walhasil, para nabi memiliki derajat berbeda-beda. Yang harus diketahui bahwa nabi Muhammad shollallohu alaihi wasallam memiliki derajat tertinggi diantara mereka.

Maroji’ :

Lubabutta’wil Fi Ma’anittanzil, Abul Hasan Ali Bin Muhammad Bin Ibrohim Bin Umar Asy Syaihi (maktabah syamilah) hal 42

Derajat Duniawi Manusia Berbeda-Beda

 

Derajat Duniawi Manusia Berbeda-Beda

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (5)

Di dunia kita melihat ada orang kaya dan lainnya miskin. Kita juga dapati manusia memiliki kedudukan tinggi sehingga dimanapun berada mendapat penghormatan khusus. Sementara ada orang dari kakek hingga cicit berstatus budak. Pemandangan seperti ini difirmankan Alloh :

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آَتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ  

Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Robmu amat cepat siksaanNya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang   [al an’am : 165]

Dalam tafsir Alkhozin disebutkan :

يعني أنه تعالى خالف بين أحوال عباده فجعل بعضهم فوق بعض في الخلق والرزق والشرف والعقل والقوة والفضل فجعل منهم الحسن والقبيح والغني والفقير والشريف والوضيع والعالم والجاهل والقوي والضعيف وهذا التفاوت بين الخلق في الدرجات ليس لأجل العجز أو الجهل أو البخل فإن الله سبحانه وتعالى منزه عن صفاته النقص وإنما هو لأجل الابتلاء والامتحان

Maksudnya Alloh membedakan kondisi hamba-hambaNya. Oleh karena itu sebagian mereka memiliki kelebihan atas sebagian yang lain dalam hal penciptaan (fisik), rizki, kemuliaan, akal, kekuatan dan keutamaan. Ada diantara mereka yang Alloh jadikan indah dan buruk (fisiknya), faqir dan kaya, rendah kedudukan, berilmu dan bodoh, kuat dan lemah. Perbedaan derajat antara  makhluq, ini bukan karena lemah, bodoh atau bakhilnya Alloh karena sesungguhnya Alloh Subhanahu Wata’ala bersih dari sifat-sifat kekurangan. Ini semua tidak lain ditujukan sebagai cobaan dan ujian

Senada dengan ayat di atas, di surat azzukhruf, Alloh berfirman :

أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَةُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ  

Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Robmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan [azzukhruf : 32]

Maroji’ :

Lubabutta’wil Fi Ma’anittanzil, Abul Hasan Ali Bin Muhammad Bin Ibrohim Bin Umar Asy Syaihi (maktabah syamilah) hal 150

Perolehan Derajat Dipengaruhi Oleh Amal

 

Perolehan Derajat Dipengaruhi Oleh Amal

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (4)

Dua kali Alloh menyebutkannya dalam alquran :

وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ  

Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (sesuai) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Robmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan [al an’am : 132]

Penulis tafsir alwajiz menerangkan bahwa ayat ini memiliki dua pembahasan, yaitu “ Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (sesuai) dengan apa yang dikerjakannya “ maksudnya :

لكلِّ عاملٍ بطاعة الله درجات في الثَّواب

Setiap pelaku ketaatan kepada Alloh memiliki derajat-derajat untuk meraih pahala

Selanjutnya Alloh memberi ancaman kepada pelaku maksiat dengan “ Dan Robmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan

Ayat kedua :

وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَلِيُوَفِّيَهُمْ أَعْمَالَهُمْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ  

Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan [al ahqof : 19]

Maroji’ :

Alwajiz Fi Tafsir Alkitab Al Aziz, Ali Bin Ahmad Alwahidi Abul Hasan (maktabah syamilah) hal 145

Derajat Manusia Adalah Kehendak Alloh

 

Derajat Manusia Adalah Kehendak Alloh

Amal Yang Bisa Mengangkat Derajat (3)

Alloh Yang Maha Adil sudah mengetahui hamba-hambaNya, siapa diantara mereka yang berhak mendapat derajat dan kedudukan. Oleh karena itu, Alloh berfirman :

نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ

Kami meninggikan derajat orang yang Kami kehendaki [yusuf : 76]

Ayat ini menerangkan tentang Yusuf dimana saat itu dia berkedudukan sebagai salah satu pembesar di negeri Mesir dan saudara-saudaranya sebagai musafir dari negeri jauh dalam keadaan miskin. Kedatangan mereka ke Mesir untuk meminta bantuan makanan.

Yusuf memiliki ilmu dan kesabaran, dua hal yang tidak dimiliki saudara-saudaranya. Pantas bila kedudukan di Mesir, ia sandang. Demikianlah kedudukan Yusuf yang lebih tinggi atas saudara-saudaranya. Dalam tafsir alwajiz disebutkan :

بضروب الكرامات وأبواب العلم كما رفعنا درجة يوسف على إخوته في كلِّ شيء  

Dengan memberikan banyak karomah dan pintu-pintu ilmu sebagaimana kami angkat derajat Yusuf atas saudara-saudaranya dalam segala sesuatu

نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ    

Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Robmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui [al an’am : 83]

Maroji’ :

Alwajiz Fi Tafsir Alkitab Al Aziz, Ali Bin Ahmad Alwahidi Abul Hasan (maktabah syamilah) hal 244