Darah Mujahid

(aljaza’ min jinsil ‘amal, bukan hukum karma)
Setiap manusia akan bangkit pada hari kiamat sesuai dengan amal masing-masing. Ada yang berjalan sempoyongan seperti orang mabuk, itulah pemakan riba. Berjalan dengan badan condong sebelah, itu tak lain suami yang berpoligami tapi tidak bisa adil kepada istri-istrinya. Demikianlah seterusnya.
Manakala jihad adalah ibadah yang paling tinggi, maka Alloh bangkitkan mereka sesuai dengan amalnya di medan perang. Seorang mujahid yang terluka, akan bangkit pada hari kiamat dengan membawa lukanya sebagai balasan yang setara dengan amalnya. Rosululloh shollallhu alaihi wasallam bersabda :
والذي نفس محمد بيده ما من كلم يكلم في سبيل اللَّه إلا جاء يوم القيامة كهيئته يوم كلم؛ لونه لون دم وريحه ريح مسك
Demi jiwa muhammad yang ada di tanganNya, tidaklah seorang yang terluka fisabiilillah kecuali datang pada hari kiamat sebagaimana kondisi awal saat terluka. Warnanya warna darah dan aromanya adalah wangi minyak kesturi  [HR Bukhori Muslim]
Imam Nawawi berkata : Hikmah dari bangkitnya mujahid sesuai kondisinya saat terluka adalah agar disertai oleh saksi atas keutamaan dan kesungguhannya dalam melaksanakan ketaatan kepada Alloh.
Maroji’ :
Syarh Shohih Muslim, Imam Nawawi 13/26

Makar Alloh Dengan Makar Orang Kafir

(aljaza’ min jinsil ‘amal, bukan hukum karma)
وَإِذَا أَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً مِنْ بَعْدِ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُمْ إِذَا لَهُمْ مَكْرٌ فِي آَيَاتِنَا قُلِ اللَّهُ أَسْرَعُ مَكْرًا إِنَّ رُسُلَنَا يَكْتُبُونَ مَا تَمْكُرُونَ  
Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai makar dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan kami. Katakanlah : Allah lebih cepat pembalasannya (atas maker mereka). Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami menuliskan tipu dayamu  [yunus 21]
وَقَدْ مَكَرَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلِلَّهِ الْمَكْرُ جَمِيعًا يَعْلَمُ مَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ وَسَيَعْلَمُ الْكُفَّارُ لِمَنْ عُقْبَى الدَّارِ
Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka (kafir Mekah) telah Mengadakan makar, tetapi semua makar itu adalah dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh Setiap diri, dan orang-orang kafir akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik) itu  [arro’d : 42]
قَدْ مَكَرَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَأَتَى اللَّهُ بُنْيَانَهُمْ مِنَ الْقَوَاعِدِ فَخَرَّ عَلَيْهِمُ السَّقْفُ مِنْ فَوْقِهِمْ وَأَتَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ  
Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah Mengadakan makar, Maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari  [annahl : 26]
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ  
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan makar terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan makar dan Allah menggagalkan makar itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya  [al anfal : 30]
Ayat-ayat di atas berisi akan makar-makar orang kafir yang ditujukan kepada dakwah para nabi dan orang beriman. Pada kenyataannya apa yang mereka lakukan selalu menemui kegagalan dan berujung kepada siksaNya. Oleh karena itu, Alloh memberi peringatan :
وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ  
makar yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri  [fathir : 43]

















Rindu Bertemu Dengan Alloh

(aljaza’ min jinsil ‘amal, bukan hukum karma)
Orang beriman selalu menyesuaikan amal perbuatan dengan kesudahannya di akhirat. Perintah Alloh dilaksanakan, laranganNya dijauhi. Di saat mendengar suatu ibadah yang memberikan jaminan pahala tertentu, ia bersegera melaksanakannya. Ia anggap kecil dunia, manakala dirinya mendengar indahnya aljannah beserta isinya. Rindu ingin melihat wajah Alloh, ketika mendengar ayat tentang pertemuan langsung antara ahlul jannah dengan Alloh Subhaanahu Wata’ala. Semua itu memotifasinya untuk semakin mendekatkan diri kepada Alloh sedekat-dekatnya.
Sikap ini akan berbalas. Alloh mencintai dan meridloinya dan di akhirat akan Alloh berikan semua angan-angan dan keinginannya (semoga kita menjadi bagian di dalamnya, aamiin)
Berbeda dengan orang kafir. Perintah Alloh diabaikan, laranganNya diterjang. Janji-janji Alloh disikapi dengan cemoohan. Akhirnya saat sakarotul maut tiba, Alloh perlihatkan balasan yang akan diterima selepas kematian. Hal itulah yang menyebabkan mereka enggan bertemu dengan Alloh karenanya Allohpun enggan bertemu dengannya. Untuk inilah rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengingatkan kita :
عن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنْها  قالت قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم من أحب لقاء اللَّه أحب اللَّه لقاءه، ومن كره لقاء اللَّه كره اللَّه لقاءه فقلت يا رَسُول اللَّهِ أكراهية الموت فكلنا يكره الموت ؟ قال  ليس كذلك، ولكن المؤمن إذا بشر برحمة اللَّه ورضوانه وجنته أحب لقاء اللَّه فأحب اللَّه لقاءه، وإن الكافر إذا بشر بعذاب اللَّه وسخطه كره لقاء اللَّه وكره اللَّه لقاءه 
Dari Aisyah rodliyallohu anha : Bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam : Barangsiapa yang menginginkan perjumpaan dengan Alloh maka Alloh juga menginginkan perjumpaan dengannya. Barangsiapa yang tidak menginginkan perjumpaan dengan Alloh maka Alloh juga tidak menginginkan perjumpaan dengannya. Aku berkata : Ya rosululloh, apakah yang dimaksud dengan rasa takut kepada kematian, padahal kami semuanya takut mati ? Beliau bersabda : Bukan itu yang aku maksud, akan tetapi seorang mukmin bila diberi kabar gembira dengan rahmat Alloh dan Keridloan dan jannahNya maka ia menginginkan perjumpaan dengan Alloh sehingga Allohpun menginginkan perjumpaan dengannya. Adapun orang kafir bila diberi kabar gembira berupa adzab Alloh dan kemurkaanNya, ia tidak menyukai perjumpaan dengan Alloh sehingga Allohpun tidak menginginkan perjumpaan dengannya  [HR Muslim]
Maroji’ :
Syarh Shohih Muslim, Imam Nawawi 17/14

Balasan Dari Sebuah Ujian

(aljaza’ min jinsil ‘amal, bukan hukum karma)
Sarah menyadari dirinya mandul, sementara ia paham akan keinginan Ibrohim untuk memiliki keturunan. Iapun merelakan Ibrohim untuk menikahi Hajar dengan harapan mendapat anak. Kesabarannya berbuah. Tak lama setelah Hajar melahirkan Ismail, Alloh takdirkan dirinya hamil. Dari rahim Sarah, lahirlah Ishaq yang disusul keturunannya di kemudian hari : Yaqub dan Yusuf.
Ismail dan Hajar diuji dengan rasa haus yang amat sangat. Dengan berlari antara Shofa dan Marwa, Hajar mencari-cari air demi dirinya dan anaknya yang tengah kehausan. Rasa haus berbalas dengan munculnya air zam-zam yang tidak pernah kering hingga kini. Adakah air yang lebih berharga bagi umat islam selain air zam-zam ?
Ismail rela dirinya disembelih, karena ia sadar bahwa tubuhnya milik Alloh bukan punya dirinya. Ia rela berumur pendek, mati dalam usia kanak-kanak. Pengorbanannya berbalas. Ia selamat dari penyembelihan, kambing kibas yang menggantikannya. Umurnya akhirnya panjang. Pengorbanannya diperingati tiap tahun pada tanggal 10 dzulhijjah.
Sejak bayi. Musa terlunta-lunta di sungai Nil karena Firaun memiliki program untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir dari kalangan bani isroil. Di kemudian hari, Alloh hanyutkan dan tenggelamkan Firaun. Bukan di sungai, melainkan di laut merah. Detik-detik kematiannya disaksikan langsung oleh Musa.
Contoh-contoh di atas menggambarkan bentuk keadilan Alloh dalam memberikan balasan kepada hambaNya sesuai dengan ujian dan kesabarannya.

Tabbat Yadaa Dan Tabban Laka

(aljaza’ min jinsil ‘amal, bukan hukum karma)
Dalam kitab Nurul Yaqin disebut sebuah riwayat ketika rosululloh shollallohu alaihi wasallam memulai dakwahnya dengan terang-terangan setelah sebelumnya beliau lakukan dengan sembunyi-sembunyi. Beliau naik ke bukit Shofa seraya memanggil manusia untuk berkumpul. Setelah manusia datang dan di dalamnya terdapat Abu Lahab, beliau bersabda : Apa pendapat kalian, bila ada serombongan pasukan berkuda di balik lembah yang akan menyerang kalian ? Apakah kalian mempercayaiku ?. Mereka menjawab : Ya, kami tidak pernah mendapatkan dirimu sebagai pembohong. Lalu beliau bersabda : Sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan adzab yang pedih !
Demi mendapat petuah beliau, Abu Lahab dengan nada marah berkata “ Tabban Laka (celakalah dirimu) Alihadzaa jama’tanaa (Untuk inikah engkau mengumpulkan kami ?) Hardikan Abu lahab dibalas setimpal oleh Alloh dengan “ Tabbat yadaa abii lahab watabba (celakalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa “. Doa celaka dari Abu Lahab buat kemenakannya, berbalas dengan kepastian celaka dari Alloh buat dirinya. Tabban (doa celaka) dibalas dengan tabbat (doa celaka) pula.
Yang menarik dari turunnya surat allahab adalah penyebutan Abu Lahab pada ayat. Nama asli dari paman beliau ini adalah Abdul Uzza (Hamba Uzza, salah satu nama patung sesembahan penduduk Mekah). Kenapa Alloh tidak menyebut dalam ayat dengan menampilkan nama asli, justru kun-yah (julukan, gelar) yang disebut ?
Imam Alqurthubi menerangkan bahwa hikmahnya ada empat :
1.       Uzza adalah nama patung, maka Abdul Uzza bermakna hamba patung. Alloh tidak menginginkan ubudiyyah kepada selainNya tercantum dalam alquran sehingga ditampilkanlah penyebutan Abu lahab (bapak yang bersinar atau menyala) bukan Abdul Uzza.
2.       Kun-yah Abu Lahab lebih masyhur dari nama aslinya Abdul Uzza.
3.       Nama asli memiliki nilai lebih agung daripada kun-yah (gelar, sebutan). Oleh karena itu Alloh menyingkirkan yang lebih mulia dengan menyebut kun-yahnya. Alloh selalu disebut nama aslinya dan tidak pernah Alloh disebut dengan penyebutan kun-yah. Demikian juga para nabi yang selalu dipanggil oleh Alloh dengan nama asli mereka.
4.       Abu Lahab memiliki makna (sinar atau api yang menyala). Penyebutan Abu Lahab sesuai dengan kesudahannya yaitu api neraka yang menyala.
Maroji’ :
Nurul Yaqin fisirothi Sayyidir Mursalin, Syaikh Muhammad Alhadlori Bik hal 36
Tafsir Aljami’ Li Ahkamil Quran, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al Anshori 20/218-219




Addu’a Bi Dzhohril Ghoib

(aljaza’ min jinsil ‘amal, bukan hukum karma)
Sholat sunnah yang paling Alloh sukai adalah qiyamullail. Ia dilakukan saat manusia tertidur pulas. Mereka tidak akan tahu dengan orang yang sedang menyendiri dengan Alloh.
Shodaqoh paling afdhol adalah tangan kanan memberi, tangan kiri tidak tahu. Hanya Alloh dan malaikat pencatat amal yang tahu apa yang telah ia lakukan.
Shoum adalah ibadah yang  sangat Alloh muliakan. Ibadah yang satu ini tidak bisa dilihat oleh pandangan mata. Berbeda dengan sholat, haji dan jihad. Kesemuanya dengan mudah diketahui oleh penglihatan.
Salah satu kelompok yang mendapat naungan pada hari kiamat adalah seorang yang berdzikir dengan menyendiri lalu bercucuranlah air mata.
Demikianlah, Alloh menyukai ibadah yang sembunyi-sembunyi karena ia tidak akan dilakukan kecuali orang yang memiliki keikhlasan yang baik kepada Alloh. Manusia yang gila oleh popularitas, dijamin tidak akan mampu mengerjakannya.
Ada satu lagi ibadah  tersembunyi yang sangat dianjurkan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam. Ia disebut dengan addu’a bidzohril ghoib, yaitu mendoakan saudara sesama muslim tanpa diketahui oleh orang yang sedang kita doakan.
Di pagi hari, ketika seorang wanita sedang bersiap menunaikan sholat dluha, ia melihat tetangganya lewat dengan memikul barang dagangannya. Diam-diam setelah selesai sholat dluhanya, ia bermunajat “ Ya Alloh, aku memohon kepadaMu, lancarkanlah dagangannya, berikan dia rezki yang halalal thoyyiban yang penuh dengan keberkahan sehingga bisa menghidupi anak istrinya “ Saat ia panjatkan doa itu si pedagang tidak mengetahui kalau dirinya sedang didoakan, maka malaikat akan berkata “ aamiin (Ya, Alloh kabulkanlah doanya) walaka bimitslin (dan engkau juga seperti itu, yaitu mendapat rizki yang halalan thoyyiban dan penuh keberkahan)
Melihat seorang wanita yang tengah hamil, kita bermunajat “ Ya Alloh, aku memohon kepadaMu, lancarkanlah persalinannya, jadikan anak yang dilahirkan sebagai anak sholeh, qurrotu a’yun (penyejuk pandangan) bagi orang tuanya “ Malaikat yang ada di samping kita akan berkata aamiin walaka bimitslin ( Ya Alloh kabulkan doanya dan semoga engkau juga demikian, mendapat anak sholih dan qurrotu a’yun sebagaimana yang engkau panjatkan buat saudarimu). Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda tentang doa ini :
عن أبي الدرداء رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أنه سمع رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم يقول ما من عبد مسلم يدعو لأخيه بظهر الغيب إلا قال الملَك ولك بمثل
Dari Abu Darda rodliyallohu anhu : Bahwa dirinya mendengar rosululloh shollallohuj alaihi wasallam bersabda : Tidaklah seorang muslim yang berdoa bagi saudaranya dengan tanpa diketahui oleh orang yang didoakan kecuali malaikat akan berkata “ Aaminn walaka bimistlin  [HR Muslim dan Abu Daud]
عن أبي الدرداء رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم كان يقول دعوة المرء المسلم لأخيه بظهر الغيب مستجابة  عند رأسه ملَك موَكّل كلما دعا لأخيه بخير قال الملَك الموكل به  آمين ولك بمثل
Dari Abu Darda rodliyallohu anhu : bahwa rosululloh shollallohu nalaihi wasallam bersabda : Doa seorang muslim bidzohril ghoib (tanpa diketahui oleh orang yang sedang didoakan), pasti dikabulkan. Setiap dia berdoa bagi kebaikan saudaranya maka malaikat yang ada di samping kepalanya berkata “ Aaminn walaka bimitslin “ [HR Muslim]
Syaikh Muhammad Sholih Utsaimin mengatakan : Aaddu’a Bi Dzhohril Ghoib adalah bukti terang yang menunjukkan akan jujurnya iman seseorang karena nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda :
 لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِه 
Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri  [HR Bukhori Muslim]
Adapun Imam Nawawi menyebut Aaddu’a Bi Dzhohril Ghoib sebagai keikhlasan yang paling dalam. Beliau juga menyebut bahwa sebagian salaf bila hendak berdoa kebaikan untuk dirinya maka ia juga mendokan kebaikan itu buat saudaranya sesama muslim karena doanya pasti terkabul sehingga akan menimpa kebaikan itu kepada dirinya.
Maroji’ :
Syarh Riyadlush Sholihin, Syaikh Muhammad Sholih utsaimin 2/1563
Syarh Shohih Muslim, Imam Nawawi 17/53




Disobek-Sobek Karena Menyobek Surat

(aljaza’ min jinsil ‘amal, bukan hukum karma)
Salah satu metode dakwah rosululloh shollallohu alaihi wasallam adalah dengan mengirim surat kepada raja-raja. Di antara pembesar negeri yang mendapat kiriman surat dari beliau adalah : Raja Hiraqlo (Romawi), raja Kisro (Persi), raja Najasyi (Habsyi), raja Muqouqis (Qibthi) dan masih banyak lagi.
Di antara mereka ada yang menerima sehingga akhirnya masuk islam, menolak akan tetapi menaruh simpati sehingga mengirim hadiah buat beliau dan menolak dengan penolakan yang kasar sebagaimana yang dilakukan oleh raja Kisro.
Ketika surat beliau tertulis “ Dari Muhammad rosululloh kepada raja Kisro ….. “ Melihat kata-kata demikian, ia marah dan tersinggung karena namanya didahului dengan kata Muhammad rosululloh. Ia berteriak dan menyobek-nyobek surat itu padahal ia belum membaca isinya.
Kesombongan itu dikomentari oleh nabi shollallohu alaihi wasallam dengan doa :
اللهُمَّ مَزِّقْ مُلْكَهُ
Ya Alloh sobek-sobek kerajaannya
Doa beliau yang demikian dikabulkan oleh Alloh. Tak lama setelah itu Kisro mati dibunuh oleh anaknya sendiri yang sudah tidak sabar ingin menjabat sebagai raja. Selang beberapa waktu anaknyapun mati dibunuh oleh saudara-saudara perempuannya sendiri.
Alloh Maha Adil, menghinakan nabi shollallohu alaihi wasallam dengan menyobek-nyobek surat beliau, akhirnya Alloh hancurkan kerajaannya.
Maroji’ :
Kelengkapan Tarikh, Munawwar Kholil 3A/202