(aljaza’ min jinsil ‘amal, bukan hukum karma)
Sarah menyadari dirinya mandul, sementara ia paham akan keinginan Ibrohim untuk memiliki keturunan. Iapun merelakan Ibrohim untuk menikahi Hajar dengan harapan mendapat anak. Kesabarannya berbuah. Tak lama setelah Hajar melahirkan Ismail, Alloh takdirkan dirinya hamil. Dari rahim Sarah, lahirlah Ishaq yang disusul keturunannya di kemudian hari : Yaqub dan Yusuf.
Ismail dan Hajar diuji dengan rasa haus yang amat sangat. Dengan berlari antara Shofa dan Marwa, Hajar mencari-cari air demi dirinya dan anaknya yang tengah kehausan. Rasa haus berbalas dengan munculnya air zam-zam yang tidak pernah kering hingga kini. Adakah air yang lebih berharga bagi umat islam selain air zam-zam ?
Ismail rela dirinya disembelih, karena ia sadar bahwa tubuhnya milik Alloh bukan punya dirinya. Ia rela berumur pendek, mati dalam usia kanak-kanak. Pengorbanannya berbalas. Ia selamat dari penyembelihan, kambing kibas yang menggantikannya. Umurnya akhirnya panjang. Pengorbanannya diperingati tiap tahun pada tanggal 10 dzulhijjah.
Sejak bayi. Musa terlunta-lunta di sungai Nil karena Firaun memiliki program untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir dari kalangan bani isroil. Di kemudian hari, Alloh hanyutkan dan tenggelamkan Firaun. Bukan di sungai, melainkan di laut merah. Detik-detik kematiannya disaksikan langsung oleh Musa.
Contoh-contoh di atas menggambarkan bentuk keadilan Alloh dalam memberikan balasan kepada hambaNya sesuai dengan ujian dan kesabarannya.