Mimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam Tentang Siwak




                                 Siwak Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (9) 

عن ابن عمر رضي الله عنهما : أن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم قَالَ أرَانِي فِي المَنَامِ أتَسَوَّكُ بِسِوَاكٍ ، فَجَاءنِي رَجُلانِ ، أحَدُهُما أكبر مِنَ الآخرِ ، فَنَاوَلْتُ السِّوَاكَ الأصْغَرَ ، فَقِيلَ لِي : كَبِّرْ ، فَدَفَعْتهُ إِلَى الأكْبَرِ مِنْهُمَا  

Dari Ibnu Umar rodliyallohu anhuma : Bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Aku melihat dalam mimpi, aku bersiwak dengan kayu siwak. Lalu datanglah dua orang menemuiku. Yang pertama lebih tua dari yang kedua. Aku berikan siwak kepada yang lebih muda lalu ada yang berkata “ Yang lebih tua dulu “. Akhirnya aku berikan kepada yang lebih tua [HR Muslim]

Maroji’ :
Nailaul Author 1/194
Syarh Shohih Muslim, Imam Nawawi 3/146-147

Hukum bersiwak saat shoum




                                       Siwak Dalam Timbangan Aqidah Dan Fiqih (8) 

Shoum tidak merubah status siwak. Itu dikarenakan beliau masih melakukannya saat shoum ditunaikan : 

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم مَا لاَ أُحْصِى يَتَسَوَّكُ وَهُوَ صَائِمٌ
 
Dari Abdulloh Bin Amir Bin Robiah dari bapaknya berkata : Aku melihat nabi shollallohu alaihi wasallam tanpa aku bisa menghitungnya, beliau bersiwak dalam keadaan shoum [HR Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi]

Imam Syaukani berkata :

والحديث يدل على استحباب السواك للصائم من غير تقييد بوقت دون وقت وهو يرد على الشافعي قوله : بالكراهة بعد الزوال للصائم مستدلًا بحديث الخلوف 

Hadits di atas menunjukkan anjuran bersiwak bagi orang yang menunaikan shoum tanpa ada batasan waktu dan hadits ini membantah imam Asy Syafi’i yang berpendapat makruh dilakukan setelah zawal (waktu dzuhur) bagi orang yang sedang shoum berargumentasi dengan dalil bau mulut orang yang shoum lebih wangi bagi dari minyak kesturi

Siapa yang bertugas mempersiapkan siwak ?




                                     Siwak Dalam Tinjauan Aqidah Dan Fiqih (7) 

Istri memiliki tugas mengatur semua hal mengenai urusan rumah. Secara umum, nabi shollallohu alaihiwasallam memberi nasehat kepada kaum wanita :

عن ابن عمر رضي الله عنهما ، قَالَ : سَمِعْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : كُلُّكُمْ رَاعٍ ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتهِ : الإمَامُ رَاعٍ وَمَسؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ في أهلِهِ وَمَسؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ في بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْؤُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا  

Dari Ibnu Umar rodliyallohu anhuma : Berkata : Aku mendengar rosululloh sholllaallohu alaihi wasallam bersabda : Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban akan kepemimpinannnya. Al imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban akan kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarga dan akan dimintai pertanggungjawaban akan kepemimpinannya. Wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban akan kepemimpinannya [muttafaq alaih]

Hadits di atas berbicara secara umum tentang tanggung jawab urusan yang ada di dalam rumah. Secara khusus yaitu berkenaan dengan siwak, Aisyah menuturkan :

عن عائشة رضي الله عنها ، قالت : كُنَّا نُعِدُّ لِرسولِ الله صلى الله عليه وسلم سِوَاكَهُ وَطَهُورَهُ ، فَيَبْعَثُهُ اللهُ مَا شَاءَ أنْ يَبْعَثَهُ مِنَ اللَّيْلِ ، فَيَتَسَوَّكُ ، وَيَتَوضَّأُ وَيُصَلِّي . رواه مسلم .

Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : Kami (istri-istri nabi) biasa menyediakan bagi rosululloh shollallohu alaihi wasallam siwak dan air wudlu. Allohpun membangunkannya sebagaimana yang dikehendakiNya pada malam hari. Beliau bersiwak dan berwudlu selanjutnya menunakan sholat [HR Muslim]