Waro’ Abu Hanifah (imam Hanafi)
Yazid bin Harun menuturkan bahwa ia bahwa ia tidak pernah melihat orang yang lebih waro’ (sikap hati-hati terhadap hal-hal haram dan syubhat) daripada Imam Abu Hanifah.
Pernah pada suatu hari ia terlihat sedang duduk di bawah sengatan matahari di depan pintu rumah seseorang. Lalu Yazid bin Harun bertanya : wahai Abu Hanifah, mengapa engkau tidak pindah ke tempat yang teduh di depan pintu rumah itu ? Abu Hanifah menjawab : pemilik rumah ini memiliki hutang kepada saya beberapa dirham dan aku tidak ingin duduk di keteduhan rumahnya.
Yazid bin Harun berkata : sikap waro’ mana yang lebih banyak daripada demikian ?
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa ketika ditanya mengapa enggan berdiri di tempat teduh di depan rumah itu ? Abu Hanifah menjawab : aku memiliki piutang pada pemilik rumah ini maka aku tidak ingin yang demikian menjadi imbalan yang aku manfaatkan. Aku tidak melihat yang demikian adalah suatu kewajiban bagi orang, akan tetapi bagi orang yang mengajarkan ilmu agama sudah selayaknya mengamalkan lebih banyak daripada orang yang ia ajarkan kepada orang lain.