akibat maksiat (24)

(24) Menghilangkan Kecemburuan

Seorang istri cemburu manakala suaminya memuji wanita lain di hadapannya. Memberikan hadiah istimewa kepadanya, terlebih bila dilanjutkan dengan menikahinya.

Seorang pembantu diketahui oleh majikannnya sedang bekerja di tempat lain dengan hasil yang jauh lebih baik, tentu sang majikan marah terlebih bila hasil pekerjaannya lebih bagus dibanding bila ia bekerja di rumah majikannya.

Seorang bapak kecewa melihat anaknya lebih bersikap patuh, lembut dan penurut di hadapan orang lain. Kenapa ? Karena orangtuanyalah yang selama ini mendidik dan memenuhi semua kebutuhannya.

Sungguh tidak masuk akal bila seorang wanita tetap tenang melihat suami lebih mengagumi wanita lain dibanding dirinya.

Aneh rasanya bila majikan merasa tidak gerah di saat pembantunya bekerja pada tuan lainnya.
Sangat janggal bila orang tua tetap tenang ketika mendapati anaknya lebih penurut pada orang tua lain.

Kita makhluq ciptaan Alloh. DariNyalah kita bisa menghirup udara, makan, istirahat dan berbagai nikmat lainnya. Ketika akhirnya sang manusia tidak mematuhi aturanNya, menerjang laranganNya, hidupnya dipenuhi dengan berbagai perilaku yang membuat Alloh murka sementara dirinya tidak merasa bahwa selama ini dia selalu membuat Alloh cemburu.
Setiap maksiat akan melahirkan kecemburuan Alloh. Karena kita tidak mentaatiNya sementara ketaatan dipalingkan dan diberikan kepada hawa nafsunya. Oleh karena itu rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قُلْتُ أَنْتَ سَمِعْتَ هَذَا مِنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ نَعَمْ وَرَفَعَهُ قَالَ لَا أَحَدَ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ فَلِذَلِكَ حَرَّمَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلَا أَحَدَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْمِدْحَةُ مِنْ اللَّهِ فَلِذَلِكَ مَدَحَ نَفْسَهُ

Dari 'Abdullah radliallahu 'anhu dia berkata; apakah kamu mendengarnya dari Abdullah ? Dia menjawab; Ya, secara marfu' dia berkata; "Tidak ada yang lebih pencemburu dari Allah. Karena itulah Dia mengharamkan segala yang keji baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Dan tidak ada yang lebih suka dipuji selain Allah karena itulah Dia memuji diri-Nya.

Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 103