akibat maksiat (6)

(6) Melemahkan Badan

Para sahabat mampu menghadapi blokade penjagaan orang kafir Quraisy dan mengarungi luasnya padang pasir dalam perjalanan hijroh mereka.
Said bin Jubair yang begitu tenang menghadapi hukuman pancung yang dilakukan Hajjaj.

Begitu ringannya Abu Tholhah yang meninfakkan Buraiho’ (kebun kurmanya yang paling mahal) karena ingin mendapatkan derajat albirr (lan tannalal birro)

Seorang Anshor yang rela dirinya dan keluarganya lapar semalaman demi menjamu tamu rosululloh shollallohu alaihi wasallam hingga Alloh turunkan surat alhasyr ayat 9

20 hari perjalanan kuda di bawah terik matahari di puncak musim panas pada perang Tabuk, terasa sangat ringan bagi para sahabat padahal kurma-kurma yang siap dipanen begitu menggoda para sahabat.

Sebagian di antara mereka mampu mengkhatamkan alquran dalam tiga hari, artinya 10 juz mampu mereka selesaikan dalam waktu seharinya.
Contoh-contoh di atas adalah amal-amal yang sangat berat untuk dikerjakan kecuali oleh orang yang hatinya baik. Bila seorang senantiasa menjaga ketaatan dan menjauhi larangan maka akan membuat hatinya sehat. Bila hati sehat maka akan menguatkan badan sehingga amal berat akan terasa ringan.

Sebaliknya orang yang hatinya sakit karena tertutupi oleh maksiat maka badannya akan lemah. Amal ibadah yang ringanpun tidak akan mampu dilaksanakan meskipun dijanjikan pahala besar dari Alloh.

Kakinya terasa berat dilangkahkan untuk menunaikan sholat berjamaah, padahal rumahnya ada di depan masjid.

Jihad adalah amal yang pasti mereka jauhi meskipun jumlah pasukan kita jauh lebih banyak.
Infaq baginya akan mengurangi kekayaannya, kalau toh akhirnya dilakukan ia hanya mengambil dari harta yang buruk yang ia miliki.

Tokonya yang begitu padat dikunjungi para pembeli semakin membuat dirinya berat untuk menghadiri sholat berjamaah dan mengikuti kajian di sebuah majlis ta’lim.

Ia akan kuat berjam-jam membaca koran, cerpen dan majalah sementara bacaan quran hanya akan membuat matanya redup, mulut akan terus menguap dan tanpa terasa iapun tertidur pulas.

Ibnu Qoyyim berkata : perhatikan, bagaimana kekuatan fisik bangsa Romawi dan Persi yang akhirnya takluk oleh kekuatan hati dan fisik orang beriman.


Maroji’ : adda’ waddawa’ hal 86