(17) Merusak Akal
Maksiat merusak akal, karena akal memiliki cahaya, sedangkan maksiat adalah pemadamnya. Dan itu pasti.
Bisa anda bayangkan bila terpampang dua jalan di depan. Jalan yang satu berliku, rusak dan jaraknya lebih jauh sementara jalan kedua lebih dekat jaraknya, lurus dan halus. Lalu orang itu memilih jalan yang pertama. Apa yang anda komentari tentang orang itu ? Tentu anda akan berkata : manusia tidak waras !
Bila ada dua toko, yang pertama barangnya tidak berkualitas, mahal dan jaraknya lebih jauh dari rumah, sementara toko kedua barangnya berkualitas, murah dan berhadiah serta jarak dari rumah sangatlah dekat. Lalu orang itu memilih toko yang pertama. Pasti anda akan geleng-geleng kepala dibuatnya.
Dua ibadah, yang pertama di atas sunnah, yang kedua bernilai bid’ah, ternyata ada yang memilih ibadah bid’ah.
Dua minuman, yang pertama halal, yang kedua khomr yang haram yang berakibat mabuk dan membuat onar. Ternyata ada yang memilih minuman khomr yang dimurkai Alloh.
Dua jalan, yang pertama jalan menuju aljannah dan kedua menuju annar, tidak sedikit yang mengambil jalan annar.
Orang-orang yang tersebut pada contoh-contoh di atas adalah tidak waras, sinting, gila dan sebutan lainnya yang tak berbilang. Maka sebagian ulama salaf berkata :
ما عصى الله أحد حتّى يغيب عقله
Tidaklah seseorang yang berbuat maksiat kepada Alloh hingga akhirnya hilanglah akalnya
Maroji’ : adda’ waddawa’ : hal 93