(2) Beramal Sholih
Tipe orang ini bertaubat dari perbuatan dosa dengan taubat nashuha. Kesungguhannya dalam bertaubat dilanjutkan dengan amal sholih. Mantan-mantan kafir semacam Umar bin Khothob, Amru bin Ash dan Kholid bin Walid mampu mengisi keislamannya dengan amal sholih dan mampu mempertahankannya hingga meninggal dunia.
Demikianlah, amal sholih mampu menutupi dosa sebagaimana sebuah riwayat :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَجُلًا أَصَابَ مِنْ امْرَأَةٍ قُبْلَةً فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ قَالَ فَنَزَلَتْ أَقِمْ الصَّلَاةَ طَرَفَيْ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنْ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ قَالَ فَقَالَ الرَّجُلُ أَلِيَ هَذِهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِمَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ أُمَّتِي
Dari 'Abdullah bin Mas'ud bahwasanya seorang lelaki pernah mencium seorang wanita, lalu dia menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengabarkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka turunlah ayat : Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (QS Hud; 114). Abdullah berkata; laki-laki itu bertanya; Wahai Rasulullah, apakah ayat ini untukku ? Beliau menjawab : Ayat tersebut adalah untuk orang-orang yang melakukannya dari ummatku [HR Bukhori Muslim]