Karakter Orang Yang Bertaubat

(1) Bertaubat Kembali Berbuat Maksiat

Ada di antara kita yang berbuat maksiat, akhirnya Alloh memberi hidayah sehingga kita bertaubat. Rupanya setan kembali mampu menggelincirkan kita sehingga dosa itupun terulang.

Peristiwa seperti ini tidak menutup kemungkinan terjadi pada diri kita. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengomentari masalah ini dengan sabdanya :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا يَحْكِي عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِي ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَيْ رَبِّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَبْدِي أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ فَقَالَ أَيْ رَبِّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَذْنَبَ عَبْدِي ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ اعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ

Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari apa yang telah dikhabarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, beliau bersabda : Dahulu, ada seorang yang telah berbuat dosa. Setelah itu, ia berdoa dan bermunajat ; 'Ya Allah, ampunilah dosaku ! ' Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : 'Sesungguhnya hamba-Ku mengaku telah berbuat dosa, dan ia mengetahui bahwasanya ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampuni dosa atau memberi siksa karena dosa.' Kemudian orang tersebut berbuat dosa lagi dan ia berdoa; 'Ya Allah, ampunilah dosaku ! ' Maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : 'Hamba-Ku telah berbuat dosa, dan ia mengetahui bahwasanya ia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa atau menyiksa hamba-Nya karena dosa. Oleh karena, berbuatlah sekehendakmu, karena Aku pasti akan mengampunimu (jika kamu bertaubat).' [HR Bukhori Muslim]

Akan tetapi di lain kasus, rosululloh shollallohu alaihi wasallam ternyata tidak memaafkan beberapa orang yang bertaubat dari perbuatan syirik lalu masuk islam dan kembali kepada kekafiran, di saat meminta ampun kepada beliau ternyata beliau tidak memberi maaf, justru memberlakukan eksekusi mati kepada mereka, di antaranya :

1. Ibnu Abi Sarh yang dibunuh karena murtad setelah hijroh dan kembali ke Mekah

2. Ibnu Khothol yang bergelantungan di kain ka’bah dengan harapan diampuni oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam akan tetapi beliau tetap menetapkan hukuman mati terhadapnya

3. Muqish bin Shobabah dimana setelah masuk islam ia melakukan pembunuhan terhadap sahabat anshor lalu murtad dan kembali ke Mekah akhirnya pada fathu Mekah atas intruksi nabi shollallohu alaihi wasallam akhirnya dibunuh oleh Numailah bin Abdulloh

4. Alharits dibunuh oleh Ali karena termasuk orang yang sangat keras permusuhannya terhadap rosululloh shollallohu alaihi wasallam selama beliau berdakwah di Mekah.

Kenapa rosululloh shollallohu alaihi wasallam tidak memaafkan mereka ? Jawabannya ada pada firman Alloh :

إنَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا ثُمَّ كَفَرُوْا ثُمَّ ءَامَنُوْا ثُمَّ ازْدَادُوْا كُفْراً لَمْ يَكُنِ الله لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلاَ لِيَهْدِيَهُمْ سَبِيْلاً

Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, Maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus [annisa : 137]

Berdasarkan ayat ini para ulama menyimpulkan :

• Orang yang murtad (iman lalu kembali kepada kekafiran) diberi waktu bertaubat tiga hari, bila tidak bertaubat dengan cara kembali kepada islam maka dikenakan hukum mati (kesimpulan Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi)

• Alloh tetap senantiasa mengampuni orang yang murtad meskipun perbuatannya berulangkali ia lakukan dengan syarat ia tidak menambah kekufurannya (kesimpulan Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di)

4 orang yang disebut di atas tidak dimaafkan oleh nabi shollallohu alaihi wasallam karena mereka tidak hanya kembali kepada kekufuran akan tetapi mereka menambah kekufuran dengan cara bergabung dengan kafir quraisy, menghina rosululloh shollallohu alaihi wasallam dan kekufuran lainnya. Maka beliau tidak menerima upaya mereka untuk kembali ke dalam islam.

Maroji’ :
Arrohiq almakhthum, Syaikh Shoifurrohman Almubarok Fukhri hal 474
Taisirul karim arrohman, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di 1/313
Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi hal 304