Sensitif Dengan Dosa Besar, Tidak Sensitif Dengan Dosa Terbesar

Mencuri adalah dosa besar. Suatu hari ketika seseorang tertangkap karena mencuri motor, sontak masyarakatpun menghakiminya tanpa ampun, hingga berakhir dengan penyiraman bensin ke tubuhnya dan membakarnya hingga mati.

Di tempat lain seorang keluar dari rumahnya pada pagi hari sebelum matahari terbit. Ia membawa bunga tujuh rupa yang sudah dimasukkan ke dalam mangkok beserta air pada malam harinya. Lalu ia menuju perempatan jalan untuk menyiramnya. Apa yang ia lakukan tentu dengan tujuan agar sing baurekso ( penunggu atau penguasa dari makhluk halus) tidak mengganggu dirinya dan masyarakat. Ini adalah perbuatan syirik dan ia adalah dosa terbesar (lebih besar dosanya dari melakukan pencurian motor.
Di sebagian masyarakat masih merasa risih dengan perzinahan. Mereka akan menganggap hina bayi lahir dari hubungan gelap. Sementara di sisi lain mereka tidak risih dengan upacara ruwatan, nyadran dan perbuatan syirik lainnya.

Begitulah … … begitu sensitifnya mereka terhadap dosa besar tapi kurang peka dengan dosa terbesar yaitu syirik. Padahal dosa berzina dan mencuri masih dimungkinkan untuk diampuni dan itu tidak berlaku bagi dosa menyekutukan Alloh sebagaimana sabda nabi shollallohu alaihi wasallam (mengutip perkataan jibril alaihissalam) :

مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِكَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ قَالَ قُلْتُ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ قَالَ وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ

Siapa saja yang mati dengan tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu pun, maka ia akan masuk ke surga'. Aku lalu bertanya, Walaupun ia berzina dan mencuri ? Beliau menjawab : Walaupun berzina dan mencuri. [HR Ahmad]