1. Pembunuhan
Inilah yang pertama kali dilakukan oleh Qobil kepada adiknya, yaitu Habil. Maka akibat dari yang ia lakukan, ia mendapat beban dosa yang teramat besar sebagaimana yang disabdakan oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الْأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا لِأَنَّهُ كَانَ أَوَّلَ مَنْ سَنَّ الْقَتْلَ
Dari Abdullah dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berabda : Tidaklah setiap kali terjadi pembunuhan terhadap diri seseorang secara zhalim, kecualii putra Adamlah yang pertama kali ikut bertanggung jawab terhadap darahnya, karena dialah manusia pertama yang melakukan pembunuhan [HR Bukhori Muslim]
2. Syirik
Pada dasarnya, semenjak nabi Adam manusia berada dalam satu ikatan tauhid, semua menyerahkan ibadah hanya kepada Alloh sebagaimana firman Alloh :
كاَنَ النَّاسُ أمَّةً وَّاحِدَةً
Manusia itu adalah umat yang satu [albaqoroh : 213]
Ibnu Katsir mengomentari ayat ini dengan mengatakan : dahulu manusia berada di atas millah (ajaran) Adam hingga akhirnya mereka menyembah patung yang kemudian Alloh utus nabi Nuh alaihissalam.
Adapun kronologis peristiwa pertama kali terjadi perbuatan syirik adalah :
وقالوا لا تذرن آلهتكم ولا تذرن ودا ولا سواعا ولا يغوث ويعوق ونسرا
Dan mereka (kaum Nabi Nuh) berkata : janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Tuhan-tuhan kamu, dan janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq maupun Nasr” (QS. Nuh, 23)
Beliau (Ibnu Abbas) mengatakan : “Ini adalah nama orang-orang sholeh dari kaum Nabi Nuh, ketika mereka meniggal dunia, syetan membisikan kepada kaum mereka agar membikin patung-patung mereka yang telah meninggal di tempat-tempat dimana disitu pernah diadakan pertemuan-pertemuan mereka, dan mereka disuruh memberikan nama-nama patung tersebut dengan nama-nama mereka, kemudian orang-orang tersebut menerima bisikan syetan, dan saat itu patung-patung yang mereka buat belum dijadikan sesembahan, baru setelah para pembuat patung itu meninggal, dan ilmu agama dilupakan, mulai saat itulah patung-patung tersebut mulai disembah”.
Ibnul Qoyyim berkata : banyak para ulama salaf mengatakan : setelah mereka itu meninggal, banyak orang-orang yang berbondong-bondong mendatangi kuburan mereka, lalu mereka membikin patung-patung mereka, kemudian setelah waktu berjalan beberapa lama ahirnya patung-patung tersebut dijadikan sesembahan”.
3. Tipu menipu dalam jual beli
Penipuan para pedagang saat itu adalah dengan mengurangi takaran dan ini dilakukan oleh kaum nabi Syaib alaihissalam
وَإلَى مَدْيَنَ أخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوالله ماَلَكُمْ مِنْ إله غَيْرُهُ قَدْ جاَءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ فَأوْفُوْاالْكَيْلَ وَالْمِيْزاَنَ وَلاَ تَبْخَسُوْا النَّاسَ أشْيَاءَهُمْ وَلاَ تُفْسِدُوْا فِى الأَرْضِ بَعْدَ إصْلاَحِهاَ ذَالِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman". [al a’rof : 85]
4. Homo sex
Kaum lelaki yang hanya mau berhubungan badan dengan sejenisnya dengan cara menyetubuhi bagian dubur. Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi menyebutkan riwayat bahwa iblis yang mengajari mereka perilaku sex yang menyimpang ini dengan cara menyamar menyerupai manusia.
وَلُوْطاً إذْ قاَلَ لِقَوْمِهِ أتَأْتُوْنَ الْفاَحِشَةَ ماَ سَبَقَكُمْ بِهاَ مِنْ أحَدٍ مِنَ الْعاَلَمِيْنَ إنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجاَلَ شَهْوَةً مِنْ دُوْنِ النِّسَاءِ بَلْ أنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُوْنَ
80. Dan (kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (ingatlah) tatkala Dia berkata kepada mereka : Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?
81. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas [al a’rof : 80-81]
Maroji’ :
Tafsir ibnu Katsir 1/310
Aisaruttafasir, Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairi 464
Kitab tauhid, Syaikh Muahammad bin Abdul Wahhab bab 19 (alghuluw fish sholihin)