Mengucapkan sholawat dan salam kepada rosululloh shollallohu alaihi wasallam adalah salah satu adab kita kepada nabi. Ia adalah adab ibadah karena Alloh memerintahkannya :
إنّ الله وملائكته يصلّون على النّبيّ يأيّها الذين امنوا صلّوا عليه وسلّموا تسليما
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya [al ahzab : 56].
Akan tetapi sering karena malas atau karena bertujuan praktis dalam penulisan maka “saw” sering kita dapati dalam penulisan sholawat dan salam untuk nabi. Maka imam Nawawi dalam hal ini berkata :
وَكَذَالِكَ يُكْتَبُ عِنْدَ ذِكْرِ النّبيّ “صلى الله عليه وسلم” بِكَمَالِهَ لاَ رَمْزًا إلَيْهِمَا وَلاَ مُقْتَصِرًا عَلَى أحَدِهِمَا
Demikian juga dalam penulisan shollallohu alaihi wasallam untuk nabi maka harus ditulis secara utuh tidak boleh dengan rumus atau singkatan
Maroji’ : syarh shohih muslim jilid 1 hal 73, Muhyiddin bin Syarf Annawawi