Pertanyaan Kaum Wanita (6)
Syariat membolehkan bagi kaum laki-laki untuk memukul
istrinya dengan empat syarat. Syaikh Salim Ied Alhilali menyebut :
a. Pukulan tidak
menyakitkan
b. Menghindarkan
area wajah dan tidak disertai dengan penghinaan
c. Pukulan
dilakukan setelah nasehat dan hajr (pisah ranjang)
d. Pukulan
diniatkan sebagai sarana mendidik bukan menimbulkan madlorot
Kaedah ini selaras dengan firman Alloh dan sabda nabi
shollallohu alaihi wasallam :
وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ
فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ
أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا
كَبِيرًا
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah
mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan
untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar [annisa’ : 34]
عن عمرو بن الأحوصِ الجُشَمي رضي الله
عنه : أنَّهُ سَمِعَ النَّبيّ صلى الله عليه وسلم في حَجَّةِ الوَدَاعِ يَقُولُ بَعْدَ أنْ
حَمِدَ الله تَعَالَى ، وَأثْنَى عَلَيهِ وَذَكَّرَ وَوَعظَ ، ثُمَّ قَالَ : ألا
وَاسْتَوصُوا بالنِّساءِ خَيْراً ، فَإِنَّمَا هُنَّ عَوَانٍ عِنْدَكُمْ لَيْسَ
تَمْلِكُونَ مِنْهُنَّ شَيْئاً غَيْرَ ذلِكَ إلاَّ أنْ يَأتِينَ بِفَاحِشَةٍ
مُبَيِّنَةٍ ، فَإنْ فَعَلْنَ فَاهْجُرُوهُنَّ في المَضَاجِع ، وَاضْرِبُوهُنَّ
ضَرباً غَيْرَ مُبَرِّحٍ ، فإنْ أطَعْنَكُمْ فَلا تَبْغُوا عَلَيهنَّ سَبيلاً
Dari Amru bin Ahwash Aljusyamiy rodliyallohu anhu :
Bahwasanya dia mendengar nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda pada haji
wada’ : Setelah memuji dan menyanjung Alloh Ta’ala, beliau memberi peringatan
dan nasehat. Selanjutnya bersabda : Ingatlah, berikan kepada kaum wanita
nasehat yang lembut karena mereka tidak lain adalah tawanan ( di bawah
kekuasaan) di sisi kalian. Tidak ada hak bagi kalian memberikan hukuman sedikitpun,
selain bila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Bila mereka
melakukannya, maka pisahkan mereka dari tempat tidur, pukullah mereka dengan
pukulan yang tidak menyakitkan. Bila mereka sudah mentaati kalian maka
janganlah mencari-cari jalan untuk menyusahkannya [HR Tirmidzi]
Berkenaan dengan kasus pemukulan terhadap istri, ini pernah
terjadi pada masa rosululloh shollalohu alaihi wasallam sebagaimana yang
dituturkan oleh Iyas :
عن إياس بن عبد الله بن
أَبي ذباب رضي الله عنه قَالَ : قَالَ
رَسُول الله صلى الله عليه وسلم : لاَ
تَضْرِبُوا إمَاء الله فجاء عُمَرُ رضي الله عنه
إِلَى رسولِ الله صلى الله عليه
وسلم فَقَالَ :ذَئِرْنَ النِّسَاءُ عَلَى أزْوَاجِهِنَّ ، فَرَخَّصَ في
ضَرْبِهِنَّ ، فَأطَافَ بآلِ رَسُول الله
صلى الله عليه وسلم نِسَاءٌ كَثيرٌ يَشْكُونَ أزْواجَهُنَّ ، فَقَالَ
رَسُول الله صلى الله عليه وسلم : لَقَدْ أطَافَ بِآلِ بَيتِمُحَمَّدٍ نِسَاءٌ
كثيرٌ يَشْكُونَ أزْوَاجَهُنَّ لَيْسَ أولَئكَ بخيَارِكُمْ
Dari Iyas bi Abdulloh bin Abu Dzubab rodliyallohu anhu,
berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : janganlah kalian
pukul wanita-wanita mukminah. Datanglah Umar rodliyallohu anhu menghadap
rosululloh shollallohu alaihi wasallam seraya berkata : Para istri sudah mulai
berani kepada suami-suaminya. Mendengar penuturannya, beliau membolehkan suami
untuk memberi pukulan buat mereka. Setelah itu kaum wanita berkumpul di rumah
rosululloh shollallohu alaihi wasallam untuk mengadukan perihal suami-suami
mereka. Lalu Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Telah berkumpul
banyak wanita pada keluarga Muhammad yang mengadukan suami-suami mereka yang
melakukan pemukulan. Mereka Itu bukan laki-laki yang baik di antara kalian [HR Tirmidzi]
Hadits di atas memberi kita faedah :
1. Larangan memukul
kaum wanita
Kecuali bila memenuhi kriteria yang sudah disebut di atas
2. Serba-serbi
rumah tangga para sahabat
Ternyata dalam perjalanan pernikahan selalu ada masalah meski
mereka adalah khoirul qurun (sebaik-baik masa). Istri yang menampakkan
keberanian di hadapan suami yang membuat mereka mendapat kekerasan dari suami.
Selanjutnya kaum wanita mengadukan di hadapan nabi shollallohu alaihi wasallam terhadap
apa yang mereka terima
3. Perubahan hukum
Pada awalnya nabi shollallohu alaihi wasallam membolehkan
pemukulan bagi istri, akan tetapi di saat melihat situasi yang tidak sesuai
dengan yang diharapkan dimana kaum lelaki terlalu berlebihan dalam menyikapi
pembolehan itu maka beliau melarangnya
4. Cepatnya para
sahabat merespon sabda nabi shollallohu alaihi wasallam
Ketika beliau melarang pemukulan terhadap istri, kaum
laki-laki menahan tangan-tangan mereka, manakala diperbolehkan, hari itu juga
terjadi peristiwa pemukulan terhadap kaum wanita
5. Pengaduan
masalah rumah tangga harus berasal dari kedua belah fihak
Umar datang mewakili para suami yang mengeluhkan sikap para
istri, kaum wanitapun datang menghadap nabi shollallohu alaihi wasallam
terhadap apa yang mereka terima dari suaminya
6. Profil lelaki
sejati
Yaitu yang tidak suka memukul istrinya. Kepada mereka yang
suka memukul beliau sabdakan Mereka Itu bukan laki-laki yang baik di antara
kalian
Maroji’ :
Bahjatun Nadzirin, Syaikh Salim Ied Alhilali