Tips Menghadapi Musibah (7)
Seringkali keinginan kita tidak selaras dengan kehendak
Alloh. Hidup aman, damai dan bisa berkumpul dengan keluarga adalah dambaan.
Sebaliknya, jihad yang membuat kita berpisah dengan orang yang kita cintai
untuk bertaruh nyawa menghadapi musuh sering dihindari oleh kita. Perasaan ini
diingatkan oleh Alloh :
كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ
لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Diwajibkan atas kalian berperang padahal itu tidak
menyenangkan bagimu. Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu baik
bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagi kamu. Alloh
mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui [albaqoroh : 216]
Kenapa perang itu tidak disukai ? Karena di dalamnya terdapat
penat dan rasa lelah, rasa takut dan resiko luka dan kematian. Akan tetapi
betapa banyak kebaikan di dalamnya : Pahala akhirat yang tiada tara berupa
aljannah dan jaminan selamat dari adzab, kemenangan di hadapan musuh dan hasil
ghonimah.
Pada perang uhud, umat islam ditimpa kekalahan padahal yang
mereka inginkan adalah kemenangan. Ternyata di balik kekalahan ada banyak
kebaikan. Alloh berfirman :
إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ
الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ
وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ
وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ وَلِيُمَحِّصَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا
وَيَمْحَقَ الْكَافِرِينَ
Jika kamu (pada perang uhud) mendapat luka, maka merekapun
mendapat luka yang sama (pada perang badar). Masa (kejayaan dan kehancuran) itu
kami pergilirkan diantara manusia agar Alloh membedakan antara orang beriman
dengan orang munafiq. Dan agar dijadikan sebagian diantara kalian sebagai
syuhada. Alloh tidak menyukai orang-orang dzalim. Dan agar Alloh membersihkan
orang-orang beriman dari dosa dan sebagai cara untuk menyiksa orang-orang
kafir [ali imron : 140-141]
Syaikh Abdurrohman Assa’di menerangkan bahwa ayat di atas
berisi tentang hikmah di balik kekalahan umat islam pada perang uhud :
(1) Agar kekalahan dan kemenangan sama-sama dirasakan kedua
belah pihak
Para sahabat mendapatkannya di perang badar, sedangkan orang
kafir memperolehnya di medan uhud
(2) Untuk menunjukkan kepada para sahabat bahwa dunia milik
mukmin dan kafir
Kemenangan Alloh berikan kepada mukmin di suatu waktu, pada
kesempatan lain Alloh berikan kepada orang kafir. Itulah sifat dunia yang tidak
kekal. Ini berbeda dengan akhirat dimana kebahagiaan hanya Alloh berikan kepada
orang beriman
(3) Sebagai pembeda antara mukmin dan munafiq
Kekalahan di medan uhud, menyingkap orang-orang munafiq yang
selama ini tersembunyi. Mereka tidak menunjukkan kesetiaannya terhadap islam
saat penderitaan. Seandainya kemenangan selalu berpihak kepada orang beriman
tentu akan berbondong-bondong masuk ke dalam islam orang yang tidak
dikehendaki. Mukmin sejati selalu setia baik dalam masa sempit atau lapang,
menang atau kalah, menderita atau bahagia, demikian seterusnya.
(4) Menjadikan sebagian sahabat memperoleh gelar syahid
Bukankah sebaik-baik kematian adalah mati syahid ? Sungguh
kedudukan seorang muslim yang mati syahid lebih tinggi di adapan Alloh dari
mukmin yang mendapat kemenangan di hadapan musuhnya
(5) Menghapus dosa orang beriman
Kekalahan meski mendatangkan kesedihan, ia akan menjadi
pelebur dosa bila dihadapi dengan sabar dan ridlo
Walhasil, tidak ada alasan kecuali menerima kehendak Alloh
meski tidak selaras dengan keinginan kita. Karena Alloh Maha Mengetahui
sedangkan kita tidak mengetahui.