Pemimpin dan para penjilatnya

Pemimpin dan para penjilatnya

Di dunia ini begitu mudahnya kita mendapatkan pemimpin yang dikelilingi oleh para penjilat yang berprinsip ABS (Asal Bapak Senang). Sebaliknya kita akan menemui kesulitan luar biasa mencari pemimpin yang dikelilingi oleh para menteri yang dengan ketulusan cintanya kepada pemimpin berani mengingatkannya dari kesalahan.
Untuk hal ini maka rosululloh shollallohu alaihi wasallam telah mengingatkan :

وعن أبي سعيد وأبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم قال ما بعث اللَّه من نبي ولا استخلف من خليفة إلا كانت له بطانتان بطانة تأمره بالمعروف وتحضه عليه، وبطانة تأمره بالشر وتحضه عليه؛ والمعصوم من عصم اللَّه رَوَاهُ البُخَارِيُّ
.
Dari Abu Said dan Abu Huroiroh rodliyallohu anhuma bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : tidaklah Alloh mengutus seorang nabi dan tidaklah Alloh menetapkan seorang untuk berkuasa kecuali memiliki dua tipe bithonah (teman dekat) yaitu bithonah yang mengajak kepada kebaikan dan menganjurkannya dan bithonah yang mengajak kepada perbuatan jahat dan menganjurkannya, adapun yang ma’shum (yang terjaga) adalah orang yang mendapat penjagaan dari Alloh [HR Bukhori]

وعن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنها قالت قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم إذا أراد اللَّه بالأمير خيراً جعل له وزير صدق إن نسي ذكره، وإن ذكر أعانه، وإذا أراد به غير ذلك جعل له وزير سوء إن نسي لم يذكره، وإن ذكر لم يعنه رواه أبو داود

Dari Aisyah rodliyallohu anha berkata : bersabda rosululoh shollallohu alaihi wasallam : apabila Alloh berkehendak kebaikan kepada seorang pemimpin maka Alloh akan mendampingkannya dengan seorang wazir (pemimpin, pembantu)yang jujur. Bila pemimpin lalai maka ia akan mengingatkannya, bila ingat ia akan membantunya. Sebaliknya bila Alloh menghendaki keburukan kepada seorang pemimpin maka ia akan menyandingkannya dengan wazir yang jahat. Bila pemimpin lalai maka ia tidak akan mengingatkannya bila ingat ia tidak akan membantunya [HR Abu Daud]

Alangkah baiknya bila kita melihat kepada Umar bin Khothob rodliyallohu anhu sebagai perbandingan antara kepemimpinan yang kita lihat secara umum di dunia dengan kepemimpinan seorang yang diridloi oleh Alloh dan rosulNya Umar bin Khothob rodliyallohu anhu. Inilah yang dituturkan oleh Abdulloh ibnu Abbas rodliyallohu anhu :

وعَنْ ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنْهماُ قال: قدم عيينة بن حصن فنزل عَلَى ابن أخيه الحر بن قيس، وكان مِنْ النفر الذين يدنيهم عمر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وكان القراء أصحاب مجلس عمر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ومشاورته كهولا كانوا أو شبانا. فقال عيينه لابن أخيه يا ابن أخي لك وجه عند هذا الأمير فاستأذن لي عليه. فاستأذن فأذن له عمر. فلما دخل قال هي يا ابن الخطاب! فواللَّه ما تعطينا الجزل، ولا تحكم فينا بالعدل. فغضب عمر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حتى هم أن يوقع به. فقال له الحر: يا أمير المؤمنين إن اللَّه تعالى قال لنبيه صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ خذ العفو، وأمر بالعرف، وأعرض عَنْ الجاهلين وإن هذا مِنْ الجاهلين. واللَّه ما جاوزها عمر حين تلاها، وكان وقافا عند كتاب اللَّه تعالى. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.

Dari ibnu Abbas rodliyallohu anhuma berkata : Uyainah bin Hishn tiba dan singgah di tempat keponakannya yang bernama Alhur bin Qois dimana ia termasuk orang kepercayaan Umar rodliyallohu anhu. Para Qurro’ (penghafal alquran) adalah teman majlis dan musyawarah Umar rodliyallohu anhu baik dari kalangan tua maupun muda. Uyainah berkata kepada keponakannya : wahai keponakanku, engkau memiliki kedudukan istimewa di sisi amirulmu’minin oleh karena itu tolong beri kesempatan kepadaku agar aku bisa menjumpainya. Akhirnya ia meminta izin dan Umar memberi kesempatan padanya. Tatkala masuk menemuinya ia berkata : wahai anak Khothob ! engkau tidak memberikan kepada kami hak yang banyak dan engkau tidak memimpin kami dengan adil ! Umar murka hingga hendak memukulnya. Alhur berkata : wahai Amirulmu’minin, sesungguhnya Alloh telah berfirman kepada nabiNya shollallohu alaihi wasallam “ berikan maaf, perintahkan yang baik dan berpalinglah dari orang bodoh “ sesungguhnya orang ini adalah bodoh. Demi Alloh Umar tidak melampaui ayat itu di saat dibacakan karena ia adalah orang yang senantiasa tunduk di sisi kitabulloh Ta’ala [HR Bukhori]