Kalau istri anda tidak dandan

Kalau istri anda tidak dandan

Bila anda memiliki istri yang malas berdandan, berpenampilan seadanya terkesan kurang menarik, maka sampaikan kepadanya bahwa salah satu kriteria yang harus dimiliki seorang istri yang sholehah adalah menjaga penampilan di hadapan suami. Bacakan hadits kepadanya :

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ مَا اسْتَفَادَ الْمُؤْمِنُ بَعْدَ تَقْوَى اللَّهِ خَيْرًا لَهُ مِنْ زَوْجَةٍ صَالِحَةٍ إِنْ أَمَرَهَا أَطَاعَتْهُ وَإِنْ نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهُ وَإِنْ أَقْسَمَ عَلَيْهَا أَبَرَّتْهُ وَإِنْ غَابَ عَنْهَا نَصَحَتْهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهِ

Dari Abu Umamah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak ada sesuatu yang bermanfaat bagi seorang mukmin setelah takwa kepada Allah selain isteri yang shalihah. Jika suami memerintahnya ia akan taat, jika dipandang menyenangkan, jika dia membagi (giliran) untuknya ia menerima, dan jika suami tidak ada ia menjaga kehormatan diri dan hartanya." [HR Ibnu Majah]

Jangan malu untuk mengoreksi diri. Jangan-jangan andalah yang membentuk istri menjadi masa bodoh dengan penampilannya karena anda juga kurang perhatian padanya sebagaimana Abu Darda yang begitu tidak peduli kepada istrinya hingga sang istripun tidak perlu merasa harus merawat tubuh dan menjaga penampilan. Sebuah riwayat mengatakan :

وعن أبي جحيفة وهب بن عبد اللَّه رَضِيِ اللَّهُ عَنْهُ قال: آخى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم بين سلمان وأبي الدرداء، فزار سلمان أبا الدرداء فرأى أم الدرداء متبذلة فقال لها ما شأنك؟ قالت أخوك أبو الدرداء ليس له حاجة في الدنيا. فجاء أبو الدرداء فصنع له طعاماً فقال له كل فإني صائم. قال: ما أنا بآكل حتى نأكل. فأكل، فلما كان الليل ذهب أبو الدرداء يقوم فقال نم. فنام، ثم ذهب يقوم فقال له نم. فلما كان آخر الليل قال سلمان قم الآن. فصليا جميعا، فقال له سلمان: إن لربك عليك حقاً، وإن لنفسك عليك حقاً، لأهلك عليك حقاً، فأعط كل ذي حق حقه. فأتى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فذكر ذلك له، فقال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم صدق سلمان رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Dari 'Aun bin Abu Juhaifah dari bapaknya berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mempersaudarakan Salman dan Abu Darda'. Suatu hari Salman mengunjungi Abu Darda', lalu ia melihat Ummu Darda' dengan baju yang kumuh, lalu ia berkata, kepadanya; "Ada apa denganmu?" Dia menjawab: "Saudaramu Abu Darda', dia tidak memperhatikan kebutuhan dunia". Kemudian Abu Darda' datang, lalu ia membuat makanan untuk Salman. Salman berkata kepada Abu Darda': "Makanlah!". Abu Darda' menjawab: "Aku sedang berpuasa". Salman berkata: "Aku tidak akan makan hingga engkau makan". Dia berkata: "Lalu Abu Darda' ikut makan". Pada malam hari Abu Darda' bangun, lalu Salman berkata: "Teruskanlah tidur". Maka iapun tidur lalu bangun lagi, lalu Salman berkata: "Teruskanlah tidur". Maka iapun tidur lagi. Pada akhir malam Salman berkata: "Sekarang bangunlah". Kemudian mereka berdua shalat malam". Lalu Salman berkata kepada Abu Darda': "Sesungguhnya Rabbmu mempunyai hak atasmu, dan jiwamu mempunyai hak atasmu, dan isterimu mempunyai hak atasmu, maka berilah setiap hak kepada orang yang berhak". Kemudian Abu Darda' menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu ia menceritakan hal itu. Maka Beliau bersabda: "Salman benar". [HR Bukhori]

Koreksi kedua bagi anda bahwa berdandan tidak hanya perintah yang ditujukan kepada istri semata, ia juga tuntutan yang harus dilakukan oleh para suami. Bukankah suami adalah figure bagi istri ? Bukankah rosululloh shollallohu alaihi wasallam telah memberi sauri tauladan kepada kaum laki-laki ? Cukup dua hadits di bawah ini sebagai bukti :

وعن شريح بن هانئ قال قلت لعائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنها: بأي شيء كان يبدأ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم إذا دخل بيته؟ قالت: بالسواك. رَوَاهُ مُسلِمٌ
.
Dari Syuraih bin Hani’ berkata : aku bertanya kepada Aisyah rodliyallohu anha : apa yang dilakukan nabi shollallohu alaihi wasallam bila masuk rumahnya ? ia menjawab : bersiwak [HR Muslim]

عَنْ عَائِشّة قَالَتْ: إِنْ كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم لَيُدْخِلُ عَلَيَّ رَأْسَهُ -وَهُوَ فِي اَلْمَسْجِدِ- فَأُرَجِّلُهُ, وَكَانَ لَا يَدْخُلُ اَلْبَيْتَ إِلَّا لِحَاجَةٍ, إِذَا كَانَ مُعْتَكِفًا ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
,
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah memasukkan kepalany ke dalam rumah -- beliau di dalam masjid--, lalu aku menyisir rambutnya dan jika beri'tikaf beliau tidak masuk ke rumah, kecuali untuk suatu keperluan. [Muttafaq Alaihi]

Koreksi ketiga barangkali sang istri terlalu disibukkan dengan kehamilan yang terlalu rapat, bukankah wanita tidak hanya mengandung melainkan ia juga harus menyusui sang bayi ? Alangkah baiknya bila kehamilan diatur.

Disamping disibukkan dengan kehamilan wanitapun punya tugas untuk membereskan urusan rumah. Mencuci, menyetrika, memasak dan membersihkan serta merapikan rumah. Sungguh itu bukan pekerjaan ringan. Wajar saja bila istri tidak memiliki cukup waktu untuk merawat tubuh. Alangkah baiknya andapun sebagai suami ikut andil. Betapa bahagianya seorang istri bila sang suami mengikuti jejak nabi sebagaimana yang dituturkan oleh Aisyah rodliyallohu anha :

عَنْ الْأَسْوَدِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ فِي بَيْتِهِ قَالَتْ كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ تَعْنِي خِدْمَةَ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ

Dari Al Aswad berkata, "Aku pernah bertanya kepada 'Aisyah tentang apa yang dikerjakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika berada di rumah. Maka 'Aisyah pun menjawab, "Beliau selalu membantu keluarganya, jika datang waktu shalat maka beliau keluar untuk melaksanakannya." [HR Bukhori]

Kalau anda tidak mampu melakukannya maka carikan pembantu buatnya.
Alangkah baiknya bila suami bisa menyisihkan uangnya untuk kebutuhan kosmetik istri, antarkan dia ke salon perawatan tubuh dan wajah, bukankah sekarang sudah banyak salon muslimah ?

Tak lupa ringankan mulut anda untuk memuji kecantikan istri anda, bukankah wanita suka dipuji ?

Selamat mencoba !