Turunnya Ayat Yang Berkenaan Dengan Umar

Turunnya Ayat Yang Berkenaan Dengan Umar

1. Maqom Ibrohim

وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَقاَمِ إبْرَاهِيْمَ مُصَلَّى

….. Dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat … [albaqoroh : 125]

Sebagaimana yang dituturkan oleh ibnu Katsir bahwa asbabun nuzul ayat ini adalah ketika haji wada’ disaat nabi shollallohu alaihi wasallam thowaf, Umar berkata kepada beliau : bukankah ini adalah maqom bapak kita ? Beliau menjawab : benar. Umar bertanya lagi : kenapa kita tidak menjadikannya sebagai tempat sholat ? Akhirnya turunlah ayat ini.
Para ulama berbeda pendapat mengartikan maqom ibrohim. Setidaknya ada tiga pendapat terpilih :

• Semua tanah harom
• Semua tempat manasik haji (mina, muzdalifah, Arofah dan lainnya)
• Tempat berdiri Nabi Ibrahim alaihissalam diwaktu membuat Ka'bah.

2. Tawanan perang badar

ماكان لنبيّ أن يكون له أسرى حتّى يثخن فى الأرض تريدون عرض الدنيا والله يريد الأخرة والله عزيز حكيم
لولا كتاب من الله سبق لمسّكم فيما أخذتم عذاب عظيم
فكلوا ممّا غنمتم حلالا طيّبا واتقوا الله إنّ الله غفوررحيم

67. Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
68. Kalau Sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil
69. Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [al anfal : 67-69]

Ayat ini turun sesaat selesai perang badar, dimana 70 orang kafir ditawan. Nabi shollallohu alaihi wasallam menanyakan kepada para sahabat tentang status mereka dan hukuman apa yang diterapkan atas mereka sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dan Tirmidzi :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَقُولُونَ فِي هَؤُلَاءِ الْأَسْرَى قَالَ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَوْمُكَ وَأَهْلُكَ اسْتَبْقِهِمْ وَاسْتَأْنِ بِهِمْ لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ قَالَ وَقَالَ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْرَجُوكَ وَكَذَّبُوكَ قَرِّبْهُمْ فَاضْرِبْ أَعْنَاقَهُمْ قَالَ وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ رَوَاحَةَ يَا رَسُولَ اللَّهِ انْظُرْ وَادِيًا كَثِيرَ الْحَطَبِ فَأَدْخِلْهُمْ فِيهِ ثُمَّ أَضْرِمْ عَلَيْهِمْ نَارًا قَالَ فَقَالَ الْعَبَّاسُ قَطَعْتَ رَحِمَكَ قَالَ فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِمْ شَيْئًا قَالَ فَقَالَ نَاسٌ يَأْخُذُ بِقَوْلِ أَبِي بَكْرٍ وَقَالَ نَاسٌ يَأْخُذُ بِقَوْلِ عُمَرَ وَقَالَ نَاسٌ يَأْخُذُ بِقَوْلِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ رَوَاحَةَ قَالَ فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ لَيُلِينُ قُلُوبَ رِجَالٍ فِيهِ حَتَّى تَكُونَ أَلْيَنَ مِنْ اللَّبَنِ وَإِنَّ اللَّهَ لَيَشُدُّ قُلُوبَ رِجَالٍ فِيهِ حَتَّى تَكُونَ أَشَدَّ مِنْ الْحِجَارَةِ وَإِنَّ مَثَلَكَ يَا أَبَا بَكْرٍ كَمَثَلِ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَام قَالَ مَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ وَمَثَلَكَ يَا أَبَا بَكْرٍ كَمَثَلِ عِيسَى قَالَ إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ وَإِنَّ مَثَلَكَ يَا عُمَرُ كَمَثَلِ نُوحٍ قَالَ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنْ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا وَإِنَّ مِثْلَكَ يَا عُمَرُ كَمَثَلِ مُوسَى قَالَ رَبِّ اشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوْا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ أَنْتُمْ عَالَةٌ فَلَا يَنْفَلِتَنَّ مِنْهُمْ أَحَدٌ إِلَّا بِفِدَاءٍ أَوْ ضَرْبَةِ عُنُقٍ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِلَّا سُهَيْلُ ابْنُ بَيْضَاءَ فَإِنِّي قَدْ سَمِعْتُهُ يَذْكُرُ الْإِسْلَامَ قَالَ فَسَكَتَ قَالَ فَمَا رَأَيْتُنِي فِي يَوْمٍ أَخْوَفَ أَنْ تَقَعَ عَلَيَّ حِجَارَةٌ مِنْ السَّمَاءِ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ حَتَّى قَالَ إِلَّا سُهَيْلُ ابْنُ بَيْضَاءَ قَالَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَكُونَ لَهُ أَسْرَى حَتَّى يُثْخِنَ فِي الْأَرْضِ تُرِيدُونَ عَرَضَ الدُّنْيَا وَاللَّهُ يُرِيدُ الْآخِرَةَ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ إِلَى قَوْلِهِ لَوْلَا كِتَابٌ مِنْ اللَّهِ سَبَقَ لَمَسَّكُمْ فِيمَا أَخَذْتُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Amru bin Murrah dari Abu Ubaidah dari Abdullah ia berkata; Dari Ibnu Mas'ud radliallahu 'anhu berkata pada perang Badar : Rosulullah shallallaahu 'alaihi wasallam berkata: Apa pendapat kalian terhadap tawanan perang Badar? Abu Bakar berkata : Wahai Rosulullah, mereka adalah kaum dan keluargamu ampunilah mereka dan berbaik hatilah, mudah-mudahan Allah mengampuni mereka. Ibnu Mas'ud berkata : Umar berkata : wahai Rosulullah, mereka telah mengusir engkau dan mendustakan engkau maka dekatkanlah dan penggallah leher mereka. Ibnu Mas'ud berkata: Lalu berkata Abdullah bin Rowahah: Wahai Rosulullah, pilihlah lembah yang banyak kayu bakarnya kemudian lemparlah mereka kedalamnya lalu bakarlah mereka. Lantas Abbas berkata: Kalau demikian engkau telah memutuskan tali silaturrohmi. Ibnu Mas'ud berkata : Kemudian Rosulullah masuk dan tidak menjawab pendapat mereka dan orang-orang berbeda pendapat sebagian berkata: Beliau mengambil pendapat Abu Bakar, sebagian mereka berkata : Beliau memilih pendapatnya Umar, sebagian lagi berkata : Beliau mengambil pendapatnya Abdullah bin Rowahah. Ibnu Mas'ud berkata: Lalu Nabi keluar dan berkata : Sesungguhnya Allah berkuasa untuk melunakkan hati sebagian laki-laki hingga menjadi lebih lembut dari susu dan Allah berkuasa untuk membuat hati sebagian laki-laki menjadi keras hingga menjadi lebih keras dari batu. Dan perumpamaan engkau wahai Abu Bakar ialah seperti Ibrohim yang berkata : maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan perumpamaan engkau juga wahai Abu Bakar ialah seperti Isa yang berkata : Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan perumpamaan engkau wahai Umar ialah seperti Nuh yang berkata : "Ya Rabbku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi". Dan perumpamaan engkau wahai Umar ialah seperti Musa yang berkata : Ya Rabb kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih. " Kalian adalah orang-orang yang faqir maka janganlah salah seorang dari tawanan pergi kecuali dengan tebusan atau dipenggal lehernya. Ibnu Mas'ud berkata: Aku berkata : Wahai Rosulullah, kecuali Suhail bin Baidho' karena saya mendengar dia menyebut-nyebut keIslaman. Namun Nabi diam, saya tidak pernah merasakan takut tertimpa bebatuan kecuali hari itu hingga beliau berkata: kecuali Suhail bin Baidho'. Ibnu Mas'ud berkata : kemudian Allah menurunkan firmannya yaitu : Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana … hingga ayat : Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil. (Al Anfal : 67-68) [HR Ahmad, Tirmidzi dan Ahmad]

3. Hukum menyolatkan orang munafiq

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ لَمَّا تُوُفِّيَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أُبَيٍّ ابْنُ سَلُولَ جَاءَ ابْنُهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَهُ أَنْ يُعْطِيَهُ قَمِيصَهُ أَنْ يُكَفِّنَ فِيهِ أَبَاهُ فَأَعْطَاهُ ثُمَّ سَأَلَهُ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَيْهِ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُصَلِّيَ عَلَيْهِ فَقَامَ عُمَرُ فَأَخَذَ بِثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتُصَلِّي عَلَيْهِ وَقَدْ نَهَاكَ اللَّهُ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا خَيَّرَنِي اللَّهُ فَقَالَ اسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِنْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً وَسَأَزِيدُ عَلَى سَبْعِينَ قَالَ إِنَّهُ مُنَافِقٌ فَصَلَّى عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَا تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ و حَدَّثَنَاه مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَعُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ قَالَا حَدَّثَنَا يَحْيَى وَهُوَ الْقَطَّانُ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ فِي مَعْنَى حَدِيثِ أَبِي أُسَامَةَ وَزَادَ قَالَ فَتَرَكَ الصَّلَاةَ عَلَيْهِمْ

Dari Ibnu 'Umar dia berkata; "Ketika Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal dunia. anak laki-lakinya -yaitu Abdulah bin Abdullah- datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya memohon kepada beIiau agar sudi memberikan baju beliau kepada Abdullah untuk kain kafan ayahnya, Abdullah bin Ubay bin Salul. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberikan bajunya kepada Abdullah. Setelah itu, Abdullah juga memohon Rasulullah agar beliau berkenan menshalati jenazah ayahnya. Kemudian Rasulullah pun bersiap-siap untuk menshalati jenazah Abdullah bin Ubay, hingga akhirnya Umar berdiri dan menarik baju Rasulullah seraya berkata, "Ya Rasulullah, apakah engkau akan menshalati jenazah Abdullah bin Ubay sedangkan Allah telah melarang untuk menshalatinya ? " Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab : "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan pilihan kepadaku. " Lalu beliau membacakan ayat yang berbunyi; "Kamu memohonkun ampun bagi orang-orang munafik atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka, maka hal itu adalah sama saja. sekalipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali (Qs. At-Taubah 9 : 80). Oleh karena itu, aku akan menambah istighfar lebih dari tujuh puluh kali untuknya. " Umar bin Khaththab berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya Ia adalah orang munafik ?. " Tetapi, rupanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tetap saja menshalatinya, hingga Allah menurunkan ayat Al Qur'an : "Janganlah kamu sekali-kali menshalati jenazah seorang di antara orang-orang munafik dan janganlah kamu berdiri di atas kuburnya. " (Qs. At-Taubah 9 : 84). Dan telah menceritakannya kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan 'Ubaidullah bin Sa'id keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Yahya yaitu Al Qaththan dari 'Ubaidillah melalui jalur ini mengenai Hadits yang semakna dengan Abu Usamah namun ada tambahan; 'Kemudian beliau meninggalkan shalat untuk mereka (orang-orang munafik).[HR Bukhori, Muslim dan Ahmad]

4. Keharaman khomr

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ لَمَّا نَزَلَ تَحْرِيمُ الْخَمْرِ قَالَ عُمَرُ اللَّهُمَّ بَيِّنْ لَنَا فِي الْخَمْرِ بَيَانًا شِفَاءً فَنَزَلَتْ الْآيَةُ الَّتِي فِي الْبَقَرَةِيَسْأَلُونَكَ عَنْ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ الْآيَةَ قَالَ فَدُعِيَ عُمَرُ فَقُرِئَتْ عَلَيْهِ قَالَ اللَّهُمَّ بَيِّنْ لَنَا فِي الْخَمْرِ بَيَانًا شِفَاءً فَنَزَلَتْ الْآيَةُ الَّتِي فِي النِّسَاءِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى فَكَانَ مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أُقِيمَتْ الصَّلَاةُ يُنَادِي أَلَا لَا يَقْرَبَنَّ الصَّلَاةَ سَكْرَانُ فَدُعِيَ عُمَرُ فَقُرِئَتْ عَلَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ بَيِّنْ لَنَا فِي الْخَمْرِ بَيَانًا شِفَاءً فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ قَالَ عُمَرُ انْتَهَيْنَا

Dari Umar bin Al Khathab ia berkata, "Tatkala telah turun pengharaman arak Umar berkata, "Ya Allah, jelaskan kepada kami mengenai arak dengan penjelasan yang memuaskan. " Kemudian turunlah ayat yang terdapat dalam Surat Al Baqarah (219) : '(Mereka bertanya kepadamu tentang khamer dan judi…) '. 'Ammar berkata, "Kemudian Umar dipanggil dan dibacakan kepadanya ayat tersebut, ia berkata lagi, "Ya Allah, jelaskan kepada kami mengenai khamer dengan penjelasan yang memuaskan. " Kemudian turunlah ayat yang terdapat pada Surat An Nisaa` (41) : '(Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk…..) ' Penyeru Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila shalat telah ditegakkan maka ia berseru, 'ketahuilah bahwa tidak boleh orang yang mabuk mendekati shalat! ' Kemudian Umar dipanggil dan dibacakanlah ayat tersebut kepadanya, lalu ia berkata, "Ya Allah jelaskanlah kepada kami mengenai khamer dengan penjelasan yang memuaskan ! " Maka turunlah ayat ini : '(….. apakah kalian akan berhenti?) ' (Qs. Al Maa`idah: 91) Umar berkata, "Kami telah berhenti. "[HR Abu Daud]

5. Ayat hijab

وَإِذَا سَأَلْتُمُوْهُنَّ مَتاَعاً فَسْأَلُوْهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجاَبٍ

……. apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir …… [al ahzab : 53]

Dalam riwayat disebutkan : bahwa Umar bin Khothob berkata : ya rosulalloh, rumah engkau dimasuki oleh orang sholih dan orang fajir (tidak baik), seandainya mereka berhijab (sehingga tidak dilihat). Akhirnya Alloh turunkan ayat ini.

Maroji’ : tafsir Alquran Al’adzim, Abu Fida’ Alhafidz Ibnu Katsir Addamsyiqi