Hukum Merubah (2)

Ciptaan Alloh

Seorang yang merasa hidungnya pesek, kulit yang kurang putih dan dagu yang kurang lancip lalu pergi untuk melakukan operasi plastik. Biayanya tentu mahal dan hasilnya pasti tidak akan sebaik ciptaan Alloh sebelumnya karena Alloh telah menetapkan :

لَقَدْ خَلَقْناَ الإِنْساَنَ فِي أحْسَنِ تَقْوِيْمٍ

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya [attiin : 8]

Orang yang melakukan operasi plastik berarti ia tidak bersyukur kepada Alloh dan menganggap apa yang telah diciptakan untuk dirinya ada kekurangan sehingga perlu ada penyempurnaan. Atau dengan kata lain ia menganggap Alloh masih memiliki kekurangan dan kelemahan sehingga perlu membantu Alloh untuk mengurangi kekurangan itu.

Orang seperti ini telah terjebak ke dalam salah satu program setan sebagaimana sumpah setan di hadapan Alloh :

لَعَنَهُ الله وَقاَلَ لأتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيْباً مَّفْرُوْضاً وَلأضِلَنَّهُمْ وَلأمَنِّيَنَّهُمْ وَلأمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ ءَاذَانَ الأَنْعاَمِ وَلأمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ الله وَمَنْ يَتَّخِذِ الشَّيْطاَنَ وَلِيًّا مِّنْ دُوْنِ الله فَقَدْ خَسِرَ خُسْراَناً مُّبِيْناً

118. Yang dila'nati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya)
119. Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya ". Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. [annisa’ : 118-119]

Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di menerangkan maksud ayat فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ الله : hal ini meliputi merubah ciptaan Alloh yang dzohir, semisal alwasym (tato), alwasyru (mengikir gigi), annamshu (mencukur alis), dan attalaffuj (menjarangkan gigi). Ini merupakan sikap kecewa terhadap ciptaan Alloh dan menganggap lemah hikmahNya, ia meyakini bahwa hasil ciptaan dirinya lebih baik dari ciptaan Alloh, iapun tidak meridloi akan ketetapan dan aturanNya.

Dalam beberapa kesempatan rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengingatkan akan pentingnya bersyukur kepada Alloh dengan tidak merubah ciptaan Alloh sedikitpun :

عَنْ عَلْقَمَةَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ لَعَنَ اللَّهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ تَعَالَى مَالِي لَا أَلْعَنُ مَنْ لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي كِتَابِ اللَّهِ وَمَا آتَاكُمْ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ

Dari Alqamah, Abdullah mengatakan; Allah melaknat orang yang mentato dan orang yang meminta ditato, orang yang mencukur habis alis dan merenggangkan gigi untuk kecantikan dengan merubah ciptaan Allah Ta'ala, kenapa saya tidak melaknat orang yang dilaknat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sementara dalam kitabullah telah termaktub Dan sesuatu yang datang dari rasul, maka ambillah (QS Al Hasyr; 7) [HR Bukhori Muslim]

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ جَارِيَةً مِنْ الْأَنْصَارِ تَزَوَّجَتْ وَأَنَّهَا مَرِضَتْ فَتَمَعَّطَ شَعَرُهَا فَأَرَادُوا أَنْ يَصِلُوهَا فَسَأَلُوا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَعَنَ اللَّهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ

Dari Aisyah radliallahu 'anha bahwa seorang budak perempuan milik orang Anshar hendak menikah, sementara dirinya tengah sakit hingga rambutnya rontok, maka orang-orang pun hendak menyambungnya, lalu mereka bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau pun bersabda : Allah melaknat orang yang menyambung rambutnya dan yang minta disambung rambutnya [HR Bukhori Muslim]

Imam Ath Thobari berkata : tidak boleh bagi wanita untuk merubah sedikitpun apa yang ada pada tubuhnya yang telah Alloh tetapkan dengan cara menambah atau mengurangi dengan tujuan keindahan baik untuk kepentingan suami atau lainnya.

Sementara imam Nawawi mengecualikan bagi wanita yang tumbuh janggut dan kumis, maka dianjurkan untuk menghilangkannya.

Walhasil Alloh Maha Tahu atas apa yang Dia tetapkan bagi hambaNYa maka tidak pantas bagi kita untuk menunjukkan bahwa kita lebih pintar dari Alloh.

Maroji’ :

Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Atsqolani 10/438
Taisir Karim Arrohman, Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di 1/304
Halal Dan Haram Dalam Islam, Syaikh Yusuf Alqordlowi hal 116-121