(Kaedah Amar Ma'ruf Nahi Munkar)
Rahib-rahib yahudi sering menganjurkan kepada bangsa Arab
Madinah untuk mengimani nabi yang akan segera diutus, yaitu rosululloh shollallohu
alaihi wasallam. Kenyataannya, saat beliau benar-benar datang, justru merekalah
yang pertama kali melakukan pengingkaran dan permusuhan. Untuk itulah Alloh
mencela mereka :
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ
وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang
kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab
(Taurat) ? Maka tidaklah kamu berpikir ? [albaqoroh : 44]
Sebenarnya apa yang mereka lakukan adalah baik, yaitu
ta’muruunannaasa bil birri (mengajak manusia untuk melakukan kebajikan dengan
mengimani kenabian beliau). Apalagi ajakan mereka didukung dengan dalil kuat,
berupa tatluunal kitab (membaca alkitab, yaitu taurot). Dua kebaikan itu tidak
dibalas oleh Alloh melainkan kecaman disebabkan mereka tansauna anfusakum
(melupakan diri mereka) dengan mengkufuri kenabian beliau.
Demikianlah, siapa saja yang gemar menganjurkan manusia untuk
melakukan amal sholih, akan tetapi kenyataan berlawanan dengan apa yang
disampaikan maka Alloh akan mendatangkan kemurkaan. Ayat di atas selaras dengan
firman Alloh lainnya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ
تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ كَبُرَ
مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
2. Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan [ash shof : 2-3]
Syaikh Abdurrohman Nashir Assa’di berkata :
ولهذا ينبغي للآمر
بالخير أن يكون أول الناس إليه مبادرة، وللناهي عن الشر أن يكون أبعد الناس منه
Oleh karena itu, sudah seharusnya bagi para penyeru kebaikan,
menjadi manusia pertama yang bersegera untuk melakukannya. Dan pencegah
kejahatan, menjadi orang yang paling menjauhi perbuatan buruk itu.
Syaikh juga menampilkan ayat tentang perkataan nabi Syuaib
yang berusaha menyelaraskan antara apa yang ia seru dengan kenyataan yang ia
lakukan :
وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَى مَا
أَنْهَاكُمْ عَنْهُ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ
Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan)
apa yang aku larang. aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan
selama aku masih memiliki kesanggupan [hud : 88]
Kepada penegak amar ma’ruf nahi munkar, namun perbuatannya
tidak selaras dengan apa yang ia serukan maka nabi shollallohu alaihi wasallam
mengingatkan :
عَنْ أنَسٍ قَالَ رسوْل الله صلّى الله عليه وسلّم
: لِيْلَةٌ أسْرِي بِي مَرَرْتُ عَلَى نَاسٍ تُقْرَضُ شَفَاهُهُمْ بِمَقَارِيْضَ
مِنْ نَارٍ فَقُلْتُ يَا جِبْرِيْلَ مَنْ هؤُلاء قَالَ هؤلاء الْخُطَبَاءُ مِنْ
أهْلِ الدُّنْيَا يَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِاْبِرِّ وَيِنْسَوْنَ أنْفُسَهُمْ
وَهُمْ يَتْلُوْنَ الْكِتَابَ أفَلاَ يَعْقِلُوْنَ
Dari Anas, bersabda rosululloh shollallohu alaihi wasallam :
Pada malam diisro’kan, aku melewati sekelompok manusia yang digunting
mulut-mulut mereka dengan gunting dari neraka. Aku bertanya : Wahai jibril,
siapa mereka ? Ia menjawab : Mereka adalah para penyeru dari penduduk dunia,
mengajak manusia melakukan kebajikan akan tetapi mereka melupakan diri mereka
sendiri padahal mereka membaca alkitab, tidakkah mereka berpikir ? [HR Ahmad]
Maroji’ :
Taisir Kalim Arrohman Fitafsir Kalaamil Mannan, Syaikh
Abdurrohman Nasir Assa’di (maktabah syamilah) hal 551