Maimunah Dan Pembebasan Budaknya




Pertanyaan Kaum Wanita (3) 

عن أم المؤمنين ميمونة بنتِ الحارث رضي الله عنها : أنَّهَا أعْتَقَتْ وَليدَةً وَلَمْ تَستَأذِنِ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم ، فَلَمَّا كَانَ يَوْمُهَا الَّذِي يَدُورُ عَلَيْهَا فِيهِ ، قَالَتْ : أشَعَرْتَ يَا رَسُول الله ، أنِّي أعتَقْتُ وَليدَتِي ؟ قَالَ : أَوَ فَعَلْتِ ؟ قَالَتْ : نَعَمْ . قَالَ : أما إنَّكِ لَوْ أعْطَيْتِهَا أخْوَالَكِ كَانَ أعْظَمَ لأجْرِكِ مُتَّفَقٌ عَلَيهِ  
Dari Ummul mu’minin Maimunah binti Alharits rodliyallohu anha : Bahwasanya ia membebaskan seorang budak sementara ia belum meminta izin kepada nabi shollallohu alaihi wasallam. Tatkala hari gilirannya, ia berkata : Tidakkah engkau merasa ya rosululloh, bahwa aku sudah membebaskan budakku ? Beliau bersabda : Sudahkah engkau lakukan ? Ia menjawab : Benar. Beliau bersabda : Seandainya engkau berikan kepada pamanmu, itu lebih besar pahalanya  [muttafaq alaih]

Riwayat di atas memberi faedah :

1.      Wanita diperbolehkan berderma dari hartanya tanpa sepengetahuan suami
2.      Dianjurkan bagi istri untuk memberitahukan sedekahnya kepada suami
3.      Perintah untuk mengambil awwaliyat
Awwaliyat adalah mengambil skala prioritas. Di sini rosululloh shollallohu alaihi wasallam menilai bahwa memberikan budak kepada paman lebih baik daripada membebaskannya
4.      Sedekah kepada kerabat lebih besar pahalanya dibanding bila diberikan kepada orang lain
Hadits di atas selaras dengan hadits-hadits lainnya, diantaranya :

عن سلمان بن عامر رضي الله عنه ، عن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم الصَّدَقَةُ عَلَى المِسكينِ صَدَقةٌ وعَلَى ذِي الرَّحِمِ ثِنْتَانِ : صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ
Dari Salman bin Amir rodliyallohu anhu, dari nabi shollallohu alaihi wasallam : Shodaqoh pada orang miskin dinilai satu pahala shodaqoh sedangkan untuk kerabat memiliki dua pahala : Pahala shodaqoh dan pahala silaturrohim [HR Tirmidzi]

عن أَبي هريرة رضي الله عنه ، قَالَ : قَالَ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم دِينَارٌ أنْفَقْتَهُ في سَبيلِ اللهِ ، وَدِينار أنْفَقْتَهُ في رَقَبَةٍ ، وَدِينارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ ، وَدِينَارٌ أنْفَقْتَهُ عَلَى أهْلِكَ ، أعْظَمُهَا أجْراً الَّذِي أنْفَقْتَهُ عَلَى أهْلِكَ   .
Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Satu dinar engkau infaqkan fisabilillah, satu dinar engkau infaqkan untuk membebaskan budak, satu dinar engkau sedekahkan untuk orang miskin, dan satu dinar engkau infaqkan untuk keluargamu, maka yang paling besar pahalanya adalah yang engkau infaqkan kepada keluargamu [muttafaq alaih]

عَنْ طَارِقِ الْمُحَارِبِيِّ قَالَ: ( قَدِمْنَا اَلْمَدِينَةَ, فَإِذَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَائِمٌ يَخْطُبُ وَيَقُولُ: يَدُ اَلْمُعْطِي اَلْعُلْيَا, وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ: أُمَّكَ وَأَبَاكَ, وَأُخْتَكَ وَأَخَاكَ, ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ  
Thariq al-Muharib Radliyallaahu 'anhu berkata Ketika kami datang ke Madinah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdiri di atas mimbar berkhutbah di hadapan orang-orang. Beliau bersabda : Tangan pemberi adalah yang paling tinggi dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu : ibumu dan ayahmu, saudara perempuan dan laki-laki, lalu orang yang dekat denganmu dan yang lebih dekat denganmu [HR Nasa’i]