Kisah-Kisah Orang Sombong



                                                                                  Sombong (1)

Dalam sebuah kisaf salaf disebutkan : Ketika dibacakan hadits :

أما يخشى الذي يرفع رأسه قبل الامام أن يحول الله رأسه رأس حمار أو صورته صورة حمار
Tidakkah takut seorang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, Alloh akan rubah kepalanya dengan kepala keledai ? atau bentuknya seperti bentuk keledai ? [HR Bukhori, Muslim dan Abu Daud]

Seseorang berkata  “ Itu hanya terjadi pada hari kiamat “ Ketika sholat, ia dahului gerakan imam. Apa yang terjadi setelah itu ? Wal iyadzu billah, kepalanya benar-benar berubah menjadi kepala keledai tanpa harus menunggu datangnya hari kiamat yang membuatnya menyesal seumur hidupnya. Kemanapun  pergi, ia selalu menutupi kepalanya.

Seorang yang makan dengan tangan kiri mendapat teguran dari nabi shollallohu alaihi wasallam. Ia tidak menggubris nasehat beliau dengan argumen bahwa ia tidak bisa. Saat itu juga tangannya menjadi lumpuh. Kisah itu dituturkan oleh Salamah bin Akwa’ :

عن سلمة بن الأكوع رضي الله عنه: أنّ رَجُلاً أكَلَ عِنْدَ رسول الله صلى الله عليه وسلم بشمالِهِ ، فَقَالَ كُلْ بيَمِينِكَ قَالَ لاَ أسْتَطِيعُ قَالَ لا اسْتَطَعْتَ مَا مَنَعَهُ إِلاَّ الكِبْرُ قَالَ فما رفَعها إِلَى فِيهِ . رواه مسلم
Dari Salamah bin Akwa’ rodliyallohu anhu : Bahwa seorang laki-laki makan di samping rosululloh shollallohu alaihi wasallam dengan tangan kirinya. Beliau bersabda “ Makanlah dengan tangan kananmu ! “ Ia menjawab : Saya tidak bisa. Beliau bersabda : Engkau tidak bisa ? Tidak ada yang menghalangimu kecuali karena kesombongan ! Setelah itu ia tidak bisa mengangkat tangannya  [HR Muslim]

Nabi shollallohu alaihi wasallam memiliki onta yang diberi nama  “ Al Adlba’ “. Di setiap perjalanan, tidak ada satupun sahabat yang berani mendahului beliau karena kewibawaan yang beliau miliki. Tiba-tiba seorang a’robi mengendarai ontanya mendahului onta nabi shollallohu alaihi wasallam. Tingkah laku yang tidak sopan itu membuat para sahabat tidak menyukainya. Melihat wajah-wajah para sahabat, beliau bersabda

 (( حَقٌّ عَلَى اللهِ أنْ لاَ يَرْتَفِعَ شَيْءٌ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ وَضَعَهُ
Tidaklah sesuatu dari dunia yang membuatnya tinggi hati kecuali haq bagi Alloh untuk merendahkannya  [HR Bukhori dan Ibnu Hibban]

Kisah Qorun tentu bisa kita jadikan sebaik-baik pelajaran. Kesombongan Qorun dengan hartanya Alloh firmankan :

إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآَتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ
Sesungguhnya Karun adalah Termasuk kaum Musa, Maka ia Berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya : Janganlah kamu terlalu bangga; Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri   [alqoshosh : 76]

Ketika diingatkan bahwa harta adalah pemberian Alloh untuk disyukuri bukan dijadikan sebagai sarana sombong, dengan pongah Qorun menjawab :

إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي
Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku [alqoshosh : 78]

Bukannya bertambah sadar, justru ia semakin sombong bahkan ia sering memamerkan kekayaannya di hadapan banyak orang. Allohpun menjawab kelakuannya dengan adzab. Alloh berfirman :

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ
Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan Tiadalah ia Termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya) [alqoshosh : 81]

Sholat adalah sarana bagi hamba untuk menghinakan dirinya di hadapan Alloh. Puncaknya adalah ketika sujud. Saat itulah ia letakkan hampir seluruh tubuhnyadi tanah, bahkan kepala yang ia muliakan tersungkur di bawah. Rupanya kaedah tawadlu dalam sholat, tidak berlaku bagi kaum yahudi. Mereka masih bisa menyombongkan dirinya dengan cara meletakkan tangan di pinggang (berkacak pinggang) ketika sholat ditunaikan. Untuk itulah nabi shollallohu alaihi wasallam memerintahkan kita untuk meletakkan tangan di dada dan tidak meletakkannya di pinggang :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يُصَلِّيَ اَلرَّجُلُ مُخْتَصِرًا
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang orang yang sholat berkacak pinggang     [Muttafaq Alaihi] 

Inilah beberapa kisah yang bisa dijadikan pelajaran bagi kita untuk tidak berlaku sombong.