Angin Yang Merusak (6)
Cacian terhadap angin bisa terjadi saat pohon tumbang menimpa
mobil hingga rusak karena diterjang angin besar. Jemuran berjatuhan sehingga
pakaian kembali kotor. Ibu rumah tangga menggerutu dan itu ditujukan kepada
angin. Niat main badminton diurungkan karena angin yang terus berhembus. Atau
saat menyapu rumah. Ketika pekerjaan sudah di depan pintu, tak disangka angin
datang membuat kotoran kembali masuk rumah. Sumpah serapahpun keluar dari
mulut. Lagi-lagi angin yang dipersalahkan.
Syaikh Abdurrohman Hasan Alu Syaikh menerangkan bahwa
larangan mencaci angin karena angin tidak berhembus kecuali atas perintah
Alloh. Berarti mencaci angin sama halnya mencaci Alloh sebagai pencipta
terjadinya hembusan angin dan itu tidak mungkin dilakukan kecuali orang yang
jahil kepada Alloh dan dinNya.
Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab, bahwa Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
لا تسبوا الريح، وإذا رأيتم ما تكرهون
فقولوا :
Janganlah kamu mencaci maki angin. Apabila kamu melihat suatu hal
yang tidak menyenangkan, maka berdoalah :
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا
وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا
وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepadaMu
kebaikan angin ini, dan kebaikan apa yang ada didalamnya, dan kebaikan yang
untuknya Kau perintahkan ia, dan kami berlindung kepadaMu dari keburukan angin
ini, dan keburukan yang ada didalamnya, dan keburukan yang untuknya Kau
perintahkan ia [HR Turmudzi]
Maroji’ :
Fathul Majid, Syaikh Abdurrohman Hasan Alu
Syaikh hal 396