Syukur (13)
عن أَبي موسى رضي الله عنه أنَّ رسول الله صلى الله
عليه وسلم قَالَ إِذَا مَاتَ وَلَدُ العَبْدِ ، قَالَ اللهُ تَعَالَى
لِمَلائِكَتِهِ قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِي ؟ فيقولونَ نَعَمْ فيقولُ : قَبَضْتُمْ
ثَمَرَة فُؤَادِهِ ؟ فيقولونَ : نَعَمْ . فيقولُ مَاذَا قَالَ عَبْدِي ؟ فيقولونَ
حَمدَكَ وَاسْتَرْجَعَ فيقول اللهُ تَعَالَى ابْنُوا لِعَبْدِي بَيْتاً في
الجَنَّةِ ، وَسَمُّوهُ بَيْتَ الحَمْدِ
Dari Abu Musa rodliyallohu anhu :
Bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Bila anak seorang
hamba meninggal, Alloh Ta’ala berfirman kepada malaikat : Apakah sudah kalian
cabut nyawa anak hambaKu ? Malaikat menjawab : Benar. Alloh bertanya : Kalian
cabut nyawa buah hatinya ? Malaikat menjawab : Benar. Alloh bertanya : Apakah
yang dibaca hambaKu (orang tuanya) ? Malaikat menjawab : MemujiMu
(Alhamdulillah) dan membaca istirja’ (innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’un).
Alloh Ta’ala berfirman : Bangunkan untuk hambaKu satu rumah di dalam aljannah
dan berikan nama “ Baitul Hamdi “ [HR Tirmidzi]
Hadits di atas menerangkan tentang
sikap orang tua saat musibah menimpanya. Ia hadapi kematian buah hatinya dengan
sikap syukur dengan memuji Alloh (Alhamdulillah) dan ucapan istrirja’
(innaalillahi wainnaa ilaihi roji’un) sebagai ungkapan kesabarannya.
Sebenarnya sikap sabar sudah cukup
mengantarkannya mendapat ridlo Alloh. Rupanya ia tahu bahwa musibah akan
mendatangkan kebaikan yang membuatnya bertahmid memuji Alloh.
Ketika kaedah mengatakan aljaza’ min
jinsil amal (balasan Alloh sesuaikan dengan perbuatan) maka Alloh membalas
bacaan tahmidnya dengan satu rumah di dalam aljannah yang diberi nama Baitul
Hamdi.