1. Ziarah
kubur
عَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ الْحَصِيبِ الْأَسْلَمِيِّ رضي الله عنه قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ
الْقُبُورِ فَزُورُوهَا رَوَاهُ مُسْلِم ٌ. زَادَ اَلتِّرْمِذِيُّ: فَإِنَّهَا
تُذَكِّرُ الْآخِرَةَ
Dari Buraidah Ibnu al-Hushoib al-Islamy Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda : Dulu aku melarang kamu
sekalian menziarahi kuburan, sekarang ziarahilah ia. Riwayat Muslim. Tirmidzi
menambahkan : Karena ia mengingatkan akan akhirat
Syaikh
Abdulloh Abdurrohman Albassam mengomentari hadits di atas dengan mengatakan :
Sudah seharusnya bagi setiap manusia untuk melakukan perbuatan yang membuatnya
ingat kepada akhirat dan mencari sarana baginya untuk bersikap waspada dan
selalu mengingat kematian.
2. Merenungi
petunjuk nabi shollallohu alaihi wasallam tentang tata cara tidur
عن البراءِ بنِ عازبٍ رضي
الله عنهما ، قَالَ : قَالَ رسولُ الله
صلى الله عليه وسلم إِذَا أَتَيتَ مَضْجعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءكَ
لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأيْمَن ، وَقُلْ : اللَّهُمَّ
أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوضْتُ أَمْرِي
إليكَ ، وأَلْجَأتُ ظَهرِي إلَيْكَ ، رَغْبَةً وَرهْبَةً إليكَ ، لا مَلْجَأَ
وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إليكَ ، آمَنْتُ بِكِتابِكَ الَّذِي أنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ
الَّذِي أرْسَلْتَ، فإنْ مِتَّ مِتَّ عَلَى الفِطْرَةِ ، وَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا
تَقُولُ متفق عَلَيْهِ .
Dari Barro bin Azib rodliyallohu
anhuma berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Bila engkau
hendak mendatangi tempat tidurnya maka berwudlulah seperti wudlu akan sholat.
Selanjutnya berbaringlah ke arah kanan dan bacalah : Ya Alloh aku serahkan
diriku kepadaMu, aku hadapkan wajahku ke WajahMu, aku pasrahkan urusanku
kepadaMu, aku sandarkan punggungku kepadaMu atas dasar cinta dan takut
kepadaMu. Tidak ada tempat kembali dan tempat berlidung selain kepadaMu. Aku
beriman kepada kitabMu yang telah engkau turunkan dan nabiMu yang telah engkau
utus. Bila engkau mati dalam keadaan seperti ini maka engkau dinilai mati dalam
keadaan fitroh dan jadikan bacaan tadi sebagai akhir perkataanmu [muttafaq alaih]
عن حذيفة رضي الله عنه أنَّ
رسُولَ الله صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْقُدَ ، وَضَعَ
يَدَهُ اليُمْنَى تَحْتَ خَدِّهِ، ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُمَّ قِني عَذَابَكَ يَوْمَ
تَبْعَثُ عِبَادَكَ
Dari Khudzaifah rodliyallohu anhu :
Bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bila hendak tidur meletakkan
tangan kanannya pada pipinya seraya membaca : Ya Alloh jagalah diriku pada hari
dibangkitkannya hambaMu [HR Tirmidzi]
عن حُذَيْفَةَ ، وأبي ذرٍّ
رضي الله عنهما : أنَّ رسولَ الله صلى
الله عليه وسلم كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى
فِراشِهِ ، قَالَ : بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَحْيَا وأَمُوتُ
Dari Khudzaifah dan Abu Dzar
rodliyallohu anhuma : Bahwasanya rosululloh shollallohu alaihi wasallam bila
menuju tempat tidurnya berdoa : Dengan namaMu Ya Alloh, aku hidup dan mati [HR Bukhori]
Tiga hadits di atas memberi kita
faedah akan mengingat mati dari sifat tidur rosululloh shollallohu alaihi
wasallam :
a. Tidur
dengan miring ke kanan
Bukankah ini posisi mayit ketika
direbahkan di kubur ?
b. Perkataan
beliau “ Bila engkau mati dalam
keadaan seperti ini maka engkau dinilai mati dalam keadaan fitroh “
Ini menunjukkan bahwa siapa saja yang
tidur harus siap bila ternyata ia tidak akan bangun lagi sehingga sikap terbaik
sebelum tidur adalah membaca dzikir yang sudah diajarkan oleh nabi shollallohu
alaihi wasallam.
c. Bacaan
doa sebelum tidur
Bismika alloohumma ahya wa amuutu (Dengan
namaMu Ya Alloh, aku hidup dan mati). Ini membuktikan bahwa kita sedang
digiring oleh syariat untuk mengingat mati sebelum tidur.