Istighfar (5)
Keduanya tidak bisa dipisahkan. Itu bisa kita lihat ketika
nabi shollallohu alaihi wasallam mengajarkan kita bacaan sayyidul istighfar.
Pada doa ini, kita mengawalinya dengan ikrar kalimat tauhid. Dan bacaan
istighfar ada di ujung kalimat sebagaimana yang tertera di bawah ini :
عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم سَيِّدُ اَلِاسْتِغْفَارِ أَنْ يَقُولَ اَلْعَبْدُ
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ
وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اِسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ
لِي; فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Dari Syaddad Ibnu Aus
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
Sayyidul istighfar (Permohonan ampunan yang paling utama) ialah seorang hamba membaca
: artinya : Ya Allah Engkaulah Robku tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain
Engkau, yang telah menciptakan diriku, aku hambaMu, aku selalu berada dalam
ikatanMu dan perjanjianMu selama aku mampu, aku berlindung kepadaMu dari
kejahatan yang aku perbuat, aku mengaku kepadaMu dengan dosaku, maka ampunilah
aku sebab tiada yang akan mengampuni dosa selain Engkau [HR
Bukhari]
Ketika nabi
shollallohu alaihi wasallam diperintah untuk memohon ampun atas dosa, Alloh
mengajarkan terlebih dahulu agar beliau memahami kalimat laa ilaaha illalloh.
Kita bisa mengetahuinya dalam quran :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (yang
berhak diibadahi) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa)
orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan
[muhammad : 19]
Selanjutnya di saat semua dosa diungkap pada hari kiamat dan
seorang hamba mengakui apa yang telah diperbuatnya di dunia, dari situ
muncullah rasa takut akan balasan neraka, maka Alloh memberi janji akan
ampunanNya. Akan tetapi maghfiroh dari Alloh tentu memiliki syarat, dan syarat
itu adalah tauhid yang bersih dari noda syirik. Dalam sebuah hadits qudsi
disebutkan :
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ :
قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي
غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ
بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ،
يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ
لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda : Allah Ta’ala
berfirman : Wahai anak Adam,
sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan aku
ampuni engkau, Aku tidak peduli (berapapun banyaknya dan besarnya dosamu).
Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian
engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai anak Adam
sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian
engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui
engkau dengan sepenuh itu pula ampunan [HR Tirmidzi]
Karena faktor inilah
maka Ibrohim tidak diberi hak untuk memohon ampun bagi dosa syirik dari
bapaknya, Azar. Demikian juga berlaku bagi rosululloh shollallohu alaihi
wasallam ketika berharap ampunan teruntuk pamannya, Abu Tholib.