Fitroh Pertama : Khitan


                                                      Fitroh (4)

(1) Hukum khitan

Berlaku bagi laki-laki dan wanita dan hukumnya wajib bagi keduanya menurut madzhab Syafi’i :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِذَا قَعَدَ بَيْنَ شُعَبِهَا الأَرْبَعِ وَأَلْزَقَ الْخِتَانَ بِالْخِتَانِ فَقَدْ وَجَبَ الْغُسْلُ  

Dari Abu Huroiroh, bahwa nabi shollallohu alaihi wasallam bila duduk antara anggota badan yang empat (bersetubuh) dan telah bertemu kemaluan yang berkhitan dengan kemaluan yang berkhitan maka wajib mandi  [HR Abu Daud]

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ إِذَا جَاوَزَ الْخِتَانُ الْخِتَانَ فَقَدْ وَجَبَ الْغُسْلُ فَعَلْتُهُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَاغْتَسَلْنَا

Dari Aisyah berkata : Bila bertemu kemaluan yang dikhitan dengan kemaluan yang dikhitan maka wajib mandi. Aku dan rosululloh shollallohu alaihi wasallam melakukannya maka kamipun mandi  [HR Nasa’i dan Tirmidzi]


(2) Kapan khitan dilaksanakan

Sebelum masa baligh dan bisa dilakukan anak masih bayi

عن عائشة قالت أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَتَنَ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ يَوْمَ السَّابِعِ مِنْ وِلَادَتِهِمَا

Dari Aisyah berkata : Bahwa rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengkhitan Hasan dan Husain pada hari ketujuh dari kelahiran keduanya [HR Hakim dan Baihaqi]

عن جَابِرٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَقَّ عَنْ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ وَخَتَنَهُمَا لِسَبْعَةِ أَيَّامٍ 

Dari Jabir dari rosululloh shollallohu alaihi wasallam : Beliau mengaqiqohi Hasan dan Husain dan mengkhitan keduanya pada hari ketujuh [HR Baihaqi]

عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ سُئِلَ ابْنُ عَبَّاسٍ مِثْلُ مَنْ أَنْتَ حِينَ قُبِضَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم قَالَ أَنَا يَوْمَئِذٍ مَخْتُونٌ . قَالَ وَكَانُوا لاَ يَخْتِنُونَ الرَّجُلَ حَتَّى يُدْرِكَ  

Dari Said Bin Jubair : Ibnu Abas ditanya tentang usia dirimu saat nabi shollallohu alaihi wasallam wafat. Ia berkata : Saat itu aku sudah dikhitan. Ia juga berkata : Mereka para sahabat tidak menghitan laki-laki hingga baligh  [HR Bukhori]


(3) Manfaat khitan

Bagi laki-laki adalah menentukan syahnya sholat, adapun bagi wanita untuk mengurangi nafsu syahwatnya. Sebuah hadits (meski dloif) menyebutkan :

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ , قَالَ:الْخِتَانُ سُنَّةٌ لِلرِّجَالِ , مَكْرَمَةٌ لِلنِّسَاءِ

Dari Ibnu Abbas berkata : Khitan sunnah bagi kaum laki-laki dan pemuliaan bagi kaum wanita [HR Ahmad dan Thobroni]


(4) Khitan bagi orang yang sudah lanjut

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم اخْتَتَنَ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَهْوَ ابْنُ ثَمَانِينَ سَنَةً بِالْقَدُّومِ  

Dari Abu Huroiroh rodliyallohu anhu, berkata : Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : Ibrohim alaihissalam berkhitan saat usia 80 tahun dengan qodum (kampak) [HR Bukhori, Muslim dan Ahmad]


(5) Khitan bagi mayit muslim yang belum dikhitan

Imam Nawawi berkata :

وَلَوْ مَاتَ إِنْسَان غَيْر مَخْتُون فَفِيهِ ثَلَاثَة أَوْجُه لِأَصْحَابِنَا : الصَّحِيح الْمَشْهُور : أَنَّهُ لَا يُخْتَن صَغِيرًا كَانَ أَوْ كَبِيرًا ، وَالثَّانِي يُخْتَن الْكَبِير دُون الصَّغِير ، وَاللَّهُ أَعْلَم

Bila seorang meninggal dalam keadaan belum berkhitan maka dalam madzhab kami ada tiga pendapat. Yang shohih dan masyhur adalah tidak dikhitan baik anak kecil atau dewasa. Pendapat kedua dikhitan bagi dewasa tanpa anak-anak wallohu a’lam


(6) Khitan dengan sinar laser

Sangat tidak dianjurkan dikarenakan tidak mengalir darahnya, tidak syar’i dan bertentangan dengan hadits larangan kay (menempel tubuh dengan besi panas yang dilarang) sebagimana hadits mengatakan :

هُمُ الَّذِينَ لاَ يَسْتَرْقُونَ ، وَلاَ يَتَطَيَّرُونَ ، وَلاَ يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Mereka itu (yang masuk aljannah tanpa dihisab dan tidak diadzab yang berjumlah 70.000) adalah : Tidak meminta ruqyah, tidak tathoyyur (percaya mitos sial), tidak kay (menempel tubuh dengan besi panas dan kepada Rob mereka bertawakal [HR Bukhori, Muslim dan Ahmad]