Tamtsil Bagi Kekayaan Alloh


Manfaat Air (22)

Alloh itu Maha Kaya. Apa yang Alloh berikan kepada hambaNya selama jutaan tahun (wallohu a’lam tentang waktu yang jelas) tidak membuat Alloh faqir. Rosululloh shollallohu alaihi wasallam mengingatkan hal ini :


عَنْ أَبي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ إِنَّ يَمِينَ اللَّهِ مَلأَى لاَ يَغِيضُهَا نَفَقَةٌ سَحَّاءُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ، أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْفَقَ مُنْذُ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ فَإِنَّهُ لَمْ يَنْقُصْ مَا فِى يَمِينِهِ ، وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ وَبِيَدِهِ الأُخْرَى الْفَيْضُ أَوِ الْقَبْضُ يَرْفَعُ وَيَخْفِضُ  

Dari Abu Huroiroh dari nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya tangan kanan Alloh penuh.  Tidak akan berkurang curahan nafkah sepanjang malam dan siang. Tidakkah kalian lihat apa yang Alloh berikan semenjak Alloh ciptakan langit dan dunia. Sesungguhnya tidak berkurang apa yang ada pada tangan kananNya. ArsyNya ada di atas air dan di tanganNya yang lain adalah genggaman yang Alloh angkat dan rendahkan  [HR Bukhori]


Boleh jadi ada diantara kita masih membutuhkan penjelasan tambahan untuk memahami masalah ini. Ketika manusia diberi akal, Alloh memberikan kepada kita sebuah tamtsil yang dengannya kita bisa mengakui betapa Alloh Maha Kaya meski rizkinya dibagi-bagi tiap hari kepada seluruh hambaNya. Lewat air, Alloh berfirman :


عَنْ أَبِي ذَرٍّ الْغِفَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ   مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمَخِيْطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ

Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman : Wahai hamba-Ku, seandainya  sejak orang pertama di antara kalian sampai orang terakhir semuanya berdiri di sebuah bukit lalu kalian meminta kepada-Ku, lalu setiap orang yang meminta Aku penuhi, niscaya hal itu tidak mengurangi apa yang ada pada-Ku kecuali bagaikan sebuah jarum yang dicelupkan di tengah lautan [HR Muslim]


Imam Nawawi menerangkan hikmah akan pencantuman kata jarum dan laut pada hadits di atas, beliau mengatakan


فَإِنَّ الْبَحْر مِنْ أَعْظَم الْمَرْئِيَّات عَيَانًا ، وَأَكْبَرهَا ، وَالْإِبْرَة مِنْ أَصْغَر الْمَوْجُودَات ، مَعَ أَنَّهَا صَقِيلَة لَا يَتَعَلَّق بِهَا مَاء . وَاَللَّه أَعْلَم .

Karena laut adalah pemandangan yang paling mudah untuk diindera dengan mata dan ia adalah bagian paling luas di bumi. Sementara jarum benda paling kecil, ia memiliki sifat licin yang tidak membuat air melekat padanya


Maroji’ :

Syarh Shohih Muslim 8/384